HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL KEGIATAN
MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DAN ERUPSI GUNUNG API UNTUK SEKOLAH
DASAR
SM-IAGI STTNAS
Diajukan oleh :
Panitia Penyelenggara Mitigasi Tanah Longsor Untuk Sekolah Dasar
Hormat Kami
Ketua Ketua Panitia
SM-IAGI STTNAS Mitigasi Bencana
Indonesia adalah daerah yang rawan dengan bencana alam. Hampir setiap waktu
daerah- daerah yang ada di Indonesia ini terancam dengan bencana yang menyebabkan
banyak kerugian, adapun bencana yang sering terjadi di Indonesia meliputi, gempa bumi,
meletusnya gunung berapi, tsunami, terjadinya tanah longsor, dan juga kebakaran hutan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia adalah Negara yang terletak antara
pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik dan juga lempeng
Australia. Ketiga lempeng tersebut bergerak saling bertubrukan antara satu dan lainnya.
Akibat daripada tubrukan itu maka terbentuklah patahan samudra, palung samudra, dan
juga munculnya gunung berapi.
Di Indonesia banyak kita temukan tanah pelapukan yang bersumber dari letusan
gunung berapi. Tanah hasil pelapukan ini mempunyai komposisi tanah yang sedikit
lempung dengan sedikit pasir dan juga subur. Adapun tanah pelapukan yang terdapat di
atas batuan kedap air pada perbukitan dan mempunyai kemiringan sedang maupun terjal
sangat berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor pada musim hujan.
Oleh karenanya jika di perbukitan itu tidak terdapat tanaman dengan akar yang kuat dan
dalam maka daerah tersebut sangat rentan terjadi becana longsor.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di
Pulau Jawa bagian selatan dibatasi oleh Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur
sedangkan untuk sebelah selatan dibatasi samudera Hindia. Tanah longsor adalah
perpindahan masa tanah atau batuan dengan arah miring dari kedudukan semula akibat
gaya gravitasi (Sutikno dkk, 2002). Berbagai ancaman bencana alam yang tidak dapat
diprediksi, sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah rawan
bencana alam sudah sewajarnya mempersiapkan diri dalam menghadapi musibah bencana
alam, upaya melindungi diri dari ancaman bencana alam, meminimalisir jumlah korban dan
mengatasi kerugian material serta infrastruktur. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi resiko bencana, baik melalui penyadaran, peningkatan kemampuan dalam
menghadapi ancaman bencana maupun pembangunan fisik. Salah satu bentuk penerapan
mitigasi pada keadaan bencana contohnya upaya meminimalisasi dampak musibah dapat
dilihat pada penanganan bencana longsor di daerah kecamatan samigaluh, bencana
tersebut mengakibatkan kerugian korban jiwa dan kerugian material sebagai contoh
kerusakan infrastruktur umum seperti masjid, sekolah, puskesmas, rumah sakit, rumah
tinggal, hotel, dan fasilitas lainnya dengan tingkat kerusakan yang berbeda-beda.
Longsoran adalah salah satu jenis gerakan massa tanah dan batuan, ataupun
pencampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan
tanah atau bebatuan penyusun lereng tersebut. Faktor pemicu terjadi tanah longsor seperti
peningkatan kandungan air dalam lereng, getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun
ledakan, penggalian, getaran alat (kendaraan), peningkatan beban yang melampaui daya
dukung tanah atau kuat geser tanah, pemotongan kaki lereng secara sembarangan yang
mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga. Mitigasi dan upaya dalam menangani
bencaan longsor salah satunya adalah menanami kawasan yang gersang dengan tanaman
yang memiliki akar kuat contohnya nangka, pete, kaliandra, durian dsb, tidak mendirikan
bangunan permanen di daerah yang tebing dan tanah yang tidak stabil, membuat selokan
yang kuat menampung dan mengalirkan air hujan, meningkatkan kewaspadaan ketika
curah hujan tinggi dan pelarangan menggunduli hutan dan memotong pohon sembarangan.
Struktur bangunan rata-rata menggunakan dinding batas sebagai dinding pemikul, tanpa
menggunakan kerangka beton. Faktor lain yang turut mempengaruhi tingkat kerusakan
adalah bahan perekat bata (spesi) yang merupakan campuran dari pasir, gamping dan
bata merah tumbuk, dimana bahan ini lebih rapuh dari semen. Pada beberapa bangunan,
khususnya yang dibangun dengan menerapkan kerangka beton, menunjukkan lebih tahan
terhadap gunung api meletus maupun gempa daripada bangunan lainnya. Namun dari
pengamatan bangunan yang mengalami kerusakan, faktor kualitas pelaksanaan menjadi
penyebab kekuatan bangunan kurang optimal dalam menghadapi bencana yang terjadi.
Secara visual ukuran kerangka beton dan bentuk, perlakuan dan pengolahan besi baja,
serta campuran semen mempengaruhi kondisi bangunan. Struktur bangunan mengalami
rusak berat dan sedang, banyak terjadi pada struktur bangunan sederhana yang umum
terjadi tidak dapat menahan bencana gunung api meletus, gempa bumi dan tanah longsor.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perencanaan dan pelaksanaan konstruksi
bangunan tersebut.
Lokasi yang digunakan dalam kegiatan mitigasi ini yaitu Desan Muntuk, Kecamatan
Dlingo, Kabupaten Bantul, D.I,Yogyakarta yang berkenaan dengan aktivitas Tanah
Longsor, mengambil lokasi tepatnya di sekolah SD N Seropan .Sebab sekolah ini adalah
salah satu kecamatan di bantul yang memiliki kondisi alam perbukitan dan sebagian besar
terdapat lereng-lereng tanah berpotensi terjadi bencana tanah longsor, oleh karenanya
masyarakat yang tinggal di wilayah ini merupakan lokasi yang sewaktu–waktu dapat terjadi
tanah longsor dan mengakibatkan korban jiwa, harta benda dan infrastruktur umum.
MAKSUD DAN TUJUAN
LANDASAN KEGIATAN
Karena Indonesia adalah Negara yang terletak antara pertemuan tiga lempeng
yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik dan juga lempeng Australia. Ketiga lempeng
tersebut bergerak saling bertubrukan antara satu dan lainnya. Akibat daripada tubrukan itu
maka terbentuklah patahan samudra, palung samudra, dan juga munculnya gunung berapi.
Di Indonesia banyak kita temukan tanah pelapukan yang bersumber dari letusan
gunung berapi. Tanah hasil pelapukan ini mempunyai komposisi tanah yang sedikit
lempung dengan sedikit pasir dan juga subur. Adapun tanah pelapukan yang terdapat di
atas batuan kedap air pada perbukitan dan mempunyai kemiringan sedang maupun terjal
sangat berpotensi mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor pada musim hujan.
Sehingga perlu adanya pengembangan ilmu kelongsoran (tanah longsor) beserta tindakan
- tindakan yang harus dilakukan oleh masyarakat sekitar daerah rawan bencana tanah
longsor sebelum , saat , dan sesudah terjadinya tanah longsor agar mengurangi kerugian
nyawa serta harta benda dan infrastruktur. Maka, untuk menjalankan kegiatan tersebut,
Seksi Mahasiswa Ikatan Ahli Geologi Indonesia STTNAS Yogyakarta memiliki tekat yang
kuat untuk mengembangkan pengetahuan kepada masyarakat luas dan juga pelajar
terutama anak anak sekolah dasar yaitu berupa kegitan sosialisasi tentang mitigasi
bencana gempa bumi .Dimana kegiatan ini nantinya dapat membantu anak anak untuk
menyiapkan upaya upaya yang dilakukan saat terjadi tanah longsor serta
penangulangganya.
Selain landasan diatas, kegiatan ini juga dilandasi atas Program Kerja SM-IAGI STTNAS
Yogyakarta yang telah disetujui oleh Forum Geosantis Indonesia (FGMI). Kegiatan mitigasi
ini dikerjakan atas Surat Keputusan dengan nomor: NO : 06/C/SK/HMTG”BUMI”/STTNAS-
YK/XII/2017
NAMA KEGIATAN
TEMA KEGIATAN
SUSUNAN ACARA
NO ACARA WAKTU(WIB)
1. Pembukaan 13.00 – 13.15
Ketua Panitia
Ketua SM-IAGI STTNAS
Kepala Sekolah atau Perwakilan SDN Jambon
2. Materi I (Kuliah Umum Mengenai Gempa Bumi dan Erupsi Gunung 13.15 – 13.45
Api dari Keilmuan Geologi) + tanya jawab + dooprize
3. Pemutaran film mitigasi 13.45 - 14.05
4 Simulasi mitigasi (gempa bumi) 14.05 – 14.25
5. Penutupan 14.05 – 14.20
6. Foto bersama 14.20 – 14.25
SUSUNAN KEPANITIAAN
Surat Tugas No :
KESEKRETARIATAN
1. Sekretaris :Rp. 300.000,00
2. Pembuatan LPJ : Rp. 200.000,00
Sub Total : Rp. 500.000,00
HUBUNGAN MASYARAKAT
1. Transportasi 2 motor (2 kali) @30.000,00 : Rp. 120.000,00
2. Pulsa hubungan komunikasi 5 orang @22.000 : Rp. 110.000,00
Sub Total : Rp. 230.000,00
KONSUMSI
1. Snack (50 peserta + 22 panitia) @7000,00 : Rp. 504.000,00
2. Makan siang(50 perserta + 22panitia) @14.000: Rp. 1.008.000,00
3. Air minum Aqua gelas (3dus) @26.000,00 : Rp. 78.000,00
4. Susu Kotak Ultra Milk doorprize (10) @2000 :Rp. 20.000,00
Sub Total : Rp. 1.610.000,00
PERLENGKAPAN
1. Sound sistem + mic (3 buah) : Rp. 500.000,00
2. Plakat (kenang-kenangan) 1 buah @100.000 : Rp. 100.000,00
3. Buku Tulis Doorprize 1 pack @21.000 : Rp. 21.000,00
4. Pensil doorprize 1 lusin 10.000 : Rp. 10.000,00
5. Penghapus doorprize 10 buah @2000 : Rp. 20.000,00
6. Ballpoint 1 doorprize lusin @23.000 : Rp 23.000,00
7. Maket Gunung Api 1 buah : Rp. 200.000,00
Sub Total : Rp. 874.000,00
Agar masyarakat sekitar dan khususnya pelajar sekolah dasar dapat lebih memahami
sejak dini tentang bencana tanah longsor beserta mitigasinya.
Dengan semakin luasnya pemahaman masyarakat dan pelajar tentang mitigasi
bencana tanah longsor diharapkan dapat meminimalisir korban bencana tanah
longsor serta lebih peduli terhadap lingkungan.
Siswa sekolah dasar diharapkan paham akan pentingnya mitigasi agar tercipta
masyarakat yang tanggap bencana.
Siswa sekolah dasar sejak dini dapat merespon dengan cepat titik aman untuk
evakuasi apabila terjadi bencana.
Guru atau jajaran pengajar mampu menanamkan pola pikir tanggap bencana tanah
longsor dan berikut kajian keilmuan secara geologi kepada para siswa melaui
kegiatan belajar mengajar.
PENUTUP
Hormat Kami,