Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwasanya saya
telah dapat membuat Makalah tentang Kenakalan Remaja walaupun banyak sekali hambatan dan
kesulitan yang saya hadapi dalam menyusun makalah ini, dan mungkin makalah ini masih
terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan
saya.
Oleh karena itu saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak terutama dari Bapak Guru supaya saya dapat lebih baik lagi dalam menyusun
sebuah makalah di kemudian hari, dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja terutama
bagi teman-teman yang ingin lebih tahu lebih banyak tentang Kenakalan Remaja.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………... ii
Daftar isi…………………………………………………………………………………. iii
BAB I ( PENDAHULUAN )…………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Makalah ini bertujuan ……………………………………………………….. 1
C. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 1
BAB II ( PEMBAHASAN ) ……………………………………………………………. 2
A. Definisi Kenakalan Remaja…………………………………………………. 2
B. Faktor yang Menyebabkan Kenakalan Remaja……………………………… 2
C. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja……………………………………... 3

BAB III ( PENUTUP ) …………………………………………………………………. 6


A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 6
B. Saran…………………………………………………………………………. 6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………… 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian orang berpendapat bahwa masa muda sebagian saat yang paling indah dan
nikmat,penuh kegembiraan. Memang tidaklah salah, tetapi dikatakan benar seluruhnya adalah
tidak mungkin, masalahnya tergantung dari segi memandangnya. Jika dilihat dari kemauannya
yang tanpa dikaitkan dengan masa depan, ia bebas berhura-hura. Tetapi jika memandang dari
sudut yang berkaitan dengan masa depan remaja itu sendiri sarat tanggung jwab yang akan
dipikul. Maka masa remaja lebih dapat disebut masa yang paling berat, penuh tantangan, ia
harus bekerja lebih berat, memanfaatkan setiap waktu yang dimuliki, ia harus memperhatikan
mental rohaniah aqliyah, fisik jasmaniah untuk memproses regenerasi yang pasti
menghampirinya. Fisik tubuh, makanan bergizi, intelektual menghayati ilmu pengetahuan dan
mental santapan rohani yang berisi norma tata nilai yang abadi dan luhur, fisik dilatih dengan
penghayatan dan pengalaman religi hingga latihan terakhir ini bisa mengilhami seluruh sikap
dan tingkah lakunya.
Kita mengetahui bahwa anak lahir dalam keadaan fitroh dengan potensi yang yang
berwujud kemungkinan-kemungkinan ia pandai, baik budinya, teguh mentalitasnya dan
sebaliknya banyak dipengaruhi lingkungan nya dimana dia hidup. Tri Pusat Pendidikan yaitu
sekolah, keluarga dan masyrakat, masing-masing mempunyi peranan dalam membentuk
karakter. Sekolah dengan segala fasilitasnya beserta kondisi yang ada tidak kecil pengaruhnya.
Masyarakat dengan budayanya serta dengan iklim yang ada dan juga dimana anak hidup dan
diasuh secara terus menerus sehingga sulit memilih mana yang paling dominan dalam
mempengaruhi prilaku anak.
Latar belakang Kenakalan Remaja oleh rangkaian faktor yang saling mengikat.
Lingkungan keluarga, keharmonisan orang tua serta suri tauladan sangat menentukan, namun
dalam rangkaian menanggulangi kenakalan remaja menuntut Tri Pusat Pendidikan secara
menyeluruh karena kesadaran Tri Pusat Pendidikan dalam proses pendewasaan anak adalah
kunci utama dalam membentuk pribadi anak.
Pengertian remaja disebut juga "pubertas" yang nama berasal dari bahasa latin yang
berarti "usia menjadi orang" suatu periode dimana anak dipersiapkan untuk menjadi individu
yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang
biak (Mappiare, 1982:27).Menurut Gunarso dalam bukunya Mappiare yang berjudul "Psikologi
Remaja" mengatakan bahwa masa remaja adalah masa antara 12-22 tahun sebagai masa remaja
1. dan masa ini adalah erat bersangkutan langsung dengan pertumbuhan dan perkembangan
biologis dan psikologis. Dalam masa peralihan ini timbul berbagai kesulitan dalam diri si anak
baik secara jasmani maupun rohaninya. Pergaulan akan demikian halnya anak akan merasakan
adanya kekakuan pada dirinya sendiri, masa ini desebut juga sebagai perasaan yang sangat peka;
remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan dan perasaan serta emosinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja ?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan kenakalan remaja ?
3. Bagaimana cara menanggulangi kenakalan remaja ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi kenakalan remaja.
2. Mengetahui faktor yang menyebabkan kenakalan remaja.
3. Mengetahui cara menanggulangi kenakalan remaja.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Kenakalan remaja atau Juvenile Delinqueny bukan persoalan baru bangsa ini , kenakalan
remaja merupakan permasalahan sosial yang tak kalah pelik karena banyak melibatkan semua
pihak, baik itu orang tua ( keluarga), Sekolah (pendidikan), aparatur pemerintah ataupun semua
elemen yang ada di masyarakat. Kenakalan remaja merupakan kenyataan yang harus dihadapi
semua pihak tanpa pengecualian karena ini menyangkut kelangsungan suatu bangsa atau
Negara. Remaja merupakan generasi penerus yang kelak akan membawa bangsa atau Negara
pada suatu keadaan yang baik atau jelek atau bahkan hancur. Maka kewajiban semua pihak
untuk bertanggungjawab menjaga dan membentengi remaja dari berbagai tindakan yang sifatnya
menghancurkan, seperti narkoba, miras atau tindakan – tindakan kriminal lainnya. Dengan
kepribadian yang masih labil karena dalam masa transisi yaitu dimana remaja mengalami masa
peralihan dari anak menjadi dewasa, sehingga belum terbentuk kepribadian matang menjadikan
remaja sasaran yang empuk bagi orang – orang yang tidak bertanggungjawab untuk memberi
pengaruh yang jelek.
Berbagai aspek penyebab kenakalan remaja, seperti kemiskinan, lingkungan keluarga
yang tidak kondusif, lingkungan sosial yang tidak bagus dan memadai serta masih banyak faktor
lainnya yang menjadikan alasan remaja melakukan penyimpangan – penyimpangan walaupun
itu tidak di benarkan. Akan tetapi memang kita tidak mungkin menyalahkan pada remaja karena
ada yang lebih bertanggungjawab yaitu keluarga, keluarga sebagai pihak utama dan pertama
harus mampu mengontrol prilaku remaja. Salah satu pencegahan kenakalan remaja keluarga
harus memberi pembekalan pendidikan agama mulai dini. Agama merupakan tameng bagi
remaja dalam kehidupan, dengan agama akan mampu menjadikan kematangan pribadi yang
kuat, karena dalam agama akan di tunjukkan mana yang salah dan mana yang benar, agama akan
jadi filter atau penyaringan bagi remaja dalam pergaulan dan menghadapi pengaruh – pengaruh
negative dari luar.

A. Definisi Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja yang
tindakannya menyimpang. Menurut ahli sosiologi Kartono, Kenakalan Remaja atau dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial
pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.
Sedangkan menurut Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai
perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Jenis-jenis kenakalan remaja
 Penyalahgunaan narkoba
 Seks bebas
 Tawuran antara pelajar

B. Faktor yang Menyebabkan Kenakalan Remaja


Adapun sebab-sebab kenakalan remaja dapat dibedakan atas dua sebab yaitu sebab intern
dan sebab ekstern. Sebab-sebab berupa cacat keturunan. Pembawaan negatif yang sukar
dikendalikan, pemenuhan, kebutuhan pokok yang tidak seimbang, lamanya pengawasan diri,
kurangnya penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baik tidak memiliki kegemaran-
kegemaran yang sehat.
Sebagai langkah pertama yang digali dan dicari latar belakang kenakalan siswa yang
berpangkal pada siswa sendiri, faktor-faktor yang mendorong siswa, secara beruntun sesuai

2
dengan urgensinya, menurut pandangan bersama sejumlah tokoh pendidikan pada dasrnya
bersumber pada :
a) Lingkungan,
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi prilaku dan watak anak, jika dia
hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk maka akhlaknyapun akan seperti itu adanya,
begitu juga sebaliknya jika dia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
b) Pedidikan dan pembinaan dari orang tua,
Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan akhlak dan prilaku
anaknya. Orang tua harusnya memberikan perhatian lebih terhadap anak, baik buruknya anaknya
tergantung dari orang tuanya, pembinaan dari orang tua adalah faktor terpenting dalam
memperbaiki dan membentuk generasi yang baik.
c) Pemerintahan dalam hal ini yang lebih spesfiknya adalah lembaga pendidikan atau sekolah,
Sekolah yang kita lihat hari ini jarang yang mendidik untuk menjadi orang yang
bertaqwa. Mereka hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia dan tidak mengajarkan ilmu-ilmu agama.
Maka sangat penting bagi para orang tua untuk memilihkan lingkungan sekolah yang baik untuk
anak-anaknya. agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, jangan memilih sekolah
yang sudah tercemar nama baiknya.
d) Kondisi ekonomi,
kondisi ekonomi keluarga juga mempengaruhi, misalnya saja ketika seorang remaja
dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan tetapi berkeinginan yang melebihi batas kemampuan
ekonomi keluarganya maka itu akan mengakibatkan remaj tersebut berbuat sesuatu yang negatif,
contohnya mencuri.
e) Problem waktu luang,
Banyak remaja yang tidak tahu bagaimana cara menggunakan waktu luang mereka
sehingga kebanyakan dari mereka menggunakan waktu luang tersebut dengan tidak bermanfaat
seperti menonton film porno. Perbuatan seperti itu akan menimbulkan efek yang tidak baik.
f) Lemahnya kepribadian,
Lemahnya kepribadian seseorang akan menggoyahkan pendiriannya dan cenderung
terjerumus ke tindakan-tindakan yang negatif.
g) Faktor-faktor kesehatan,
h) Nyanyian dan cerita cabul,
i) Sempitnya ruangan kelas,
j) Kurang tertarik pada salah satu mata pelajaran,
k) Kurangnya saran-saran pemeliharaan individual sekolah,
l) Tidak efektifnya metode yang diterapkan,
m) Tidak terpenuhi praktek-prratek kondisi sosial,
n) Kurangnya iklim-iklim kondusif bagi kecenderungan siswa.

C. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja


Setelah membahas masalah remaja dan masalah faktor penyebab kenakalan remaja, maka
jelaslah bahwa bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif bagi masyarakt, keluarga maupun
bagi dirinya sendiri. Jika dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masa depan generasi muda
akan menjadi suram. Oleh karena itu, perlu sekali adanya penanggulangan kenakalan remaja.
Adapun upaya tersebut sebagai berikut :
 Tindakan previntif yaitu segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya kenakalan
remaja.
 Tindakan represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja yang
lebih akurat.
 Tindakan kuratif dan rehabilitasi yakni memperbaiki akibat perbuatan nakal terutama
individu yang melakukan perbuatan tersebut (Singgih : 161).
3
Atas dasar pengertian tindakan preventif tersebut maka ruang lingkup kegiatannya ada 2 yaitu :
a. Daya upaya bersifat umum yang terdiri :
1) Usaha mengenal atau mengetahui ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus remaja.
2) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum yang dialami oleh remaja.
3) Usaha-usaha pembinaan remaja, dengan cara
 Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi
 Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan ketrampilan,
melainkan pendidikan mental pribadi melalui pengajaran agama
 Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan
pribadi yang wajar
 Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar keadaan, lingkungan sosial keluarga
maupun masyarakat dimana terjadi banyak kenakalan remaja (Singih, 1983 : 162).
b. Daya upaya yang bersifat khusus
Usaha-usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik
terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di rumah tentunya merupakan
tanggung jawab orang tua dan anggota keluarga lainnya. Juga sarana pendidikan lainnya :
Metode pengajaran agama pada remaja
Dalam mengajarkan agama pada remaja diperlukan berbagai metode. Adapun metode yang
digunakan untuk mengajarkan agama pada remaja telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW
antara lain:
Ø Metode keteladanan.
Ketelaudanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dalam aspek moral
spiritual anak adalam remaja mengingat pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak.
Metode ini dapat diterapkan pada usia remaja misalnya contohkan shalat, mengaji dan ibdah-
ibada atau perbuatan baik lainnya.
Ø Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara mengajar dengan menggunakan peragaan atau memperlihatkan
bagaimana berjalannya suatu proses tertentu kepada yang diajar. Metode ini dapat digunakan
untuk mengajarkan agama pada remaja, misalnya mendemonstrasikan langsung seperti; praktek
shalat, wudhu, atau praktek penyelenggaraan shalat jenazah.
Ø Metode pemberian tugas
Termasuk metode pengajaran agama pada remaja yang cukup berhasil dalam membentuk
aqidah anak (remaja) dan mempersiapkannya baik secara moral, maupun emosional adalah
pendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasehat-nasehat. Karena nasehat
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak (remaja) akan hakikat sesuatu,
mendorong untuk menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.
Adapun metode nasehat, dicontohkan oleh Luqmanul Hakim yang diabadikan dalam Al-Qur’an
QS. Al Luqman ayat 13 dan 17.
Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(13) Hai anakku,
dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)
Menurut Abudinata bahwa nasehat ini cocok untuk remaja karena dengan kalimat-kalimat yang
baik dapat menentukan hati untuk mengarahkannya kepada ide yang dikehendaki. Selanjutnya
beliau mengatakan bahwa metode nasehat itu sasarannya adalah untuk menimbulkan kesadaran
pada orang yang dinasehati agar mau insaf melaksanakan ajaran yang digariskan atau
diperintahkan kepadanya.
4
1) Peranan orang tua
Peranan orant tua sangat penting. Kini orang tua harus lebih canggih mendidik anak, lebih
ilmiah. Orang tua perlu membaca, mengikuti kursus atau ceramah yang berkaitan dengan urusan
remaja sehingga dapat menentukan posisi yang tepat demi kemajuan anak-anaknya. Orang tua
perlu bersikap terbuka tentang segala persoalan keluarga sehingga anak merasa sebagai bagian
yang punya arti yang harus turut mempertanggungjawabkan keluarganya. Orang tua perlu
memberi contoh tentang hidup rukun, jujur, sopan dan demokratis. Orang tua harus menjadi
sumber motivasi bagi anaknya.
2) Melalui pendidikan sekolah
Sekolah merupakan pembinaan yang telah diletakkan dengan dasar-dasar dalam lingkungan
keluarga sekolah menerima tanggung jawab pendidikan berdasarkan kepercayaan keluarga. Di
sekolah di bawah asuhan guru-guru pendidik, anak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
Anak belajar berbagai ilmu pengtahuan dan ketrampilan yang dijadikan sebagai bekal untuk
kehidupannya kelak di masyarakat.
Pada masing-masing tingkat kelembagaan sekolah tentu ada seorang pimpinan sekolah,
dimana pimpinan sekolah dala prrogram bimbingan terdapat beberapa tanggung jawab, misalnya
mengenai cara memahami tingkah laku siswa, pimpinan sekolah mengorganisasi dewan
bimbingan pelaksanaan program bimbingan di sekolah akan baik sekali hasilnya dengan
membentuk dewan bimbingan yang dibawah pengawasan kepala sekolah.
Adapun dewan bimbingan yang dipilih dengan syarat-syarat tertentu adalah sebagai berikut:
1. Ia harus mengetahui/mempunyai pengetahuan dan pengertian psikologi perkembangan,
mental hygiene, tes dan pengukuran
2. Ia harus memiliki rasa hormat, simpati dan pengertian terhadap anak sebagai individu
3. Ia harus mempunyai kepribadian yang seimbang dan hendaknya seorang yang dihormatri
oleh teman-teman gurunya
4. Ia harus memiliki pandangan yang tajam dalam mencatat kebutuhan-kebutuhan murid dan
masalah-masalah murid
5. Ia harus seseorang yang gembira dan semnagat (Jumhur dan Surya 1975:124).

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakekatnya kenakalan remaja itu bukan sifat asli yang dibawa sejak lahir oleh
dirinya. Namun karena pengaruh dari lingkungan, keluarga dan pergaulannya, mereka merasa
haknya terabaikan sehingga mereka melakukan penyimpangan karena mereka ingin
mendapatkan perhatian yang lebih, mereka melanggar norma dan berbuat sesuka hati yang tidak
sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.kenakalan remaja memanglah bukan hal yang
asing lagi yang terjadi dalam era global ini.
Yang mana kenakalan remaja itu sangat merugikan bagi para remaja itu sendiri dan juga
bangsa dan negara.

B. Saran
Kenakalan remaja tidak akan akan semakin marak apabila adanya campur tangan yang
serius dari pihak keluarga dan masyarakat maupun orang- orang terdekat dalam mengantisipasi
kenakalan remaja yang kian marak ini, karena dengan kesadaran masyarakat dalam membangun
para generasi penerus remaja sangat dibutuhkan, diharapkan adanya partisipasi yang salinng
terkait dan berkesinambungan untuk membangun jati diri remaja menuju masa depan yang lebih
baik, agar terciptanya generasi penerus bangsa yang bermoral dan bekepribadian luhur.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.


Jumhur & Moh Surya. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: PT. C.V. Ilmu.
Tim Dosen FKIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: PT. Usaha
Nasional.
Gunarso, Singgih D. 1983. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Gunung Mulia, Kwitang.

Anda mungkin juga menyukai