Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS FUNDAMENTAL PASAR MODAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pasar Modal

Disusun Oleh :

Hanida Herni Wati C1B016037

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2019
A. PASAR MODAL
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Rusdin, 2006:1). Secara formal pasar modal
dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka
panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik
yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan,
2003:3). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, pasar modal merupakan tempat bertenuya
antara pemilik modal dengan membutuhkan modal dan di dalamnya terdapat instrumen
keuangan jangka panjang yang diperjual-belikan secara efisien.

B. INVESTASI
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Dengan
melakukan investasi, artinya melakukan pengorbanan atas penempatan uang atau dana
dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang.

C. ANALISIS FUNDAMENTAL
1. Pengertian Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental
ekonomi suatu perusahaan.Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -
kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan
perusahaan.Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk
membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka
panjang.Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi,
analisis industri, dan analisis rasio keuangan.
a. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model teknik
fundamental. Analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan yang
bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Unsur-unsur makro ekonomi yang biasa
dianalisis melalui analisis ekonomi ini adalah faktor pendapatan domestik bruto, inflasi,
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang diterapkan oleh suatu negara. Analisis ini
digunakan untuk mengetahui potensi dari faktor makro yang pastinya menjadi salah satu
faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian dari investasi. Analisis ekonomi dianggap
penting karena adanya kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada
lingkungan ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan
apa yang terjadi pada perekonomian makro.

b. Analisis Industri
Dalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai
industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling
baik ataupun sebaliknya. Berdasarkan hasil analisis industri, investor akan menggunakan
informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari
kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio. Analisis
Industri merupakan tahapan penting pengelompokan suatu industri dalam kenyataannya
tidaklah sesederhana yang dibayangkan, karena banyak perusahaan yang bergerak dalam
lini bisnis yang berbeda. Untuk menyiasati permasalahan tersebut, diperlukan suatu
metode pengklasifikasian industri. Menurut Michael Porter (19960), fokus dari analisa
industri adalah pada pengenalan ciri pokok yang mendasari suatu industri yang bersumber
pada situasi ekonomi dan teknologi yang membentuk arena dimana strategi bersaing harus
ditata. Dapat dikatakan analisa industri adalah sebuah perencanaan yang terjadi dalam
suatu kelompok bisnis ketika suatu usaha telah berjalan. Perencanaan lingkungan usaha,
kecenderungan ekonomi, teknologi dan politik akan mempunyai pengaruh kuat dalam
suatu usaha.

c. Analisis Rasio Keuangan


Rasio Finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan perusahaan
untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang
terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk
membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang
pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan
penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun
absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang
lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan
keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan
kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang
pada masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam
laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan
yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila
hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula
analisis persaingan- persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam
industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan
industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Rumus Analisis Rasio Keuangan


1) Current Ratio (CR)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 =
𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

2) Price Earning Ratio (PER)


PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan, dimana
harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh
emiten tersebut dalam setahun.Karena yang menjadi fokus perhitungannya adalah laba
bersih yang telah dihasilkan perusahaan, maka dengan mengetahui PER sebuah emiten,
kita bisa mengetahui apakah harga sebuah saham tergolong wajar atau tidak secara real
dan bukannya secara future alias perkiraan.

𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑷𝒆𝒏𝒖𝒕𝒖𝒑𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎


𝑷𝑬𝑹 =
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑷𝒆𝒓 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎

3) Price to Book Value (PBV)


PBV adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat harga saham apakah
termasuk undervalued atau over valued. PBV fokusnya pada nilai ekuitas perusahaan.
PBV sesuai artinya bermakna ‘harga saham dibandingkan nilai ekuitas per saham’.
Konsep penggunaannya pun sama dengan PER: semakin tinggi nilai PBV, maka semakin
mahal harga sahamnya. Bila suatu perusahaan memiliki nilai PBV di atas satu (PBV>1),
maka harga saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi daripada nilai bukunya yang
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik di mata investor.Secara
umum, persamaan. Yang digunakan untuk menilai PBV suatu saham dapat dituliskan
sebagai berikut :

𝑷𝒏
𝑷𝑩𝑽 =
𝑩𝑽𝒏
Keterangan :
PBVn = Price to Book Value
Pn = Harga per lembar saham pada tahun ke-n
BVn = Nilai book value per lembar saham pada tahun ke-n

4) Debt to Equity Ratio (DER)


Merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Rasio ini dapat dirumuskan dengan :
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑫𝑬𝑹 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham.

5) Return On Asset (ROA)


Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.

𝑬𝑩𝑰𝑻
𝑹𝑶𝑨 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑨𝒔𝒆𝒕

6) Return on Equity (ROE)


ROE berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas
modalnya sendiri. Semakin besar ROE maka semakin baik kinerja perusahaan dalam
memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝑶𝑬 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑺𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊
7) Return on Investment (ROI)
Bertujuan untuk mengukur keuntungan investasi dan sebagai evaluasi akhir untuk
menentukan keputusan investasi di dalam perusahaan. Rasio ini dapat memberikan
informasi kepada investor tingkat pengembalian yang akan diterima dari investasi yang
dilakukan. ROI dapat dirumuskan dengan :

𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆
𝑹𝑶𝑰 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕

8) Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)


Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok
penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat

dicapai dari jumlah penjualan.
 Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑲𝒐𝒕𝒐𝒓
𝑮𝒓𝒐𝒔𝒔 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

9) Deviden Payout Ratio (DPR)


DPR adalah sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan dibagikan
ke pemegang saham. Variabel Payout Ratio menunjukkan persentase dari pendapatan
yang akan dibayarkan pada pemegang saham sebagai cash dividend.

𝑫𝒆𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝑷𝒆𝒓 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎


𝑫𝑷𝑹 =
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑷𝒆𝒓 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎

10) Earning per Share (EPS)


EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang
diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan tidak termasuk
saham preferen.

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌 − 𝑫𝒆𝒗𝒊𝒅𝒆𝒏 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑷𝒓𝒆𝒇𝒆𝒓𝒆𝒏


𝑬𝒂𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑷𝒆𝒓 𝑺𝒉𝒂𝒓𝒆 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒕𝒆𝒓𝒃𝒊𝒕𝒌𝒂𝒏
11) Book Value Per Share (BVPS)
Book value per share digunakan untuk mengukur nilai Shareholder’s equity atas
setiap saham yang diterbitkan.
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐤𝐮𝐢𝐭𝐚𝐬
𝐁𝐨𝐨𝐤 𝐯𝐚𝐥𝐮𝐞 𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐡𝐚𝐫𝐞 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭𝐤𝐚𝐧

12) Dividen Yield


Dividen yield digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham relative terhadap
harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk prosentase.
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐘𝐢𝐞𝐥𝐝 =
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐦

13) Deviden Per Share (DPS)


Deviden per share merupakan total semua deviden yang dibagikan pada tahun buku
sebelumnya, baik deviden intern, deviden total atau deviden saham. Adapun rumus
yang dipergunakan yaitu :
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐓𝐮𝐧𝐚𝐢
𝐃𝐢𝐯𝐢𝐝𝐞𝐧 𝐏𝐞𝐫 𝐒𝐡𝐚𝐫𝐞 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

SEKTOR HASIL INDUSTRI UNTUK KONSUMSI


Analisis Industri
Industri Farmasi memiliki peran strategis dalam berbagai aspek yaitu aspek sosial
dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjaga
kesehatan, aspek ekonomi dan aspek teknologi yang juga menuntut agar industri farmasi
dapat meningkatkan kemampuan dalam menjaga kesinambungan usaha.
Di sisi lain kondisi pasar domestik dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa
merupakan pasar potensial bagi produk farmasi sehingga merupakan peluang bagi industri
farmasi untuk meningkatkan volume produksi agar dapat meraih potensi pasar di pasar
internasional. Dengan perkembangan industri farmasi tersebut, maka kami telah menganalisis
beberapa perusahaan yang kami anggap bagus perkembangannya. Sehingga dari analisis
tersebut memilih PT Kalbe Farma Tbk untuk di analisis lebih lanjut.
Sejarah Singkat
Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1966.Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jl.
Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas pabriknya
berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang,
Bekasi, Jawa Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe adalah PT Gira Sole Prima
(10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta Murni
Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta Charisma (8.66%).
Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali dan memiliki alamat
yang sama yakni, di Jl. Let.Jend. Suprapto Kav. 4, Jakarta 10510.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi,
antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF
terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan
farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga
alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer.
Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni Enseval
Putera Megatrading Tbk (EPMT). Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada
masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.
Analisis Fundamental

PT Kalbe Farma Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 1.795 1.610
Share Out 46.900.000.000 46.900.000.000
Market Cap. 84.140.800.000.000 75.468.900.000.000

BALANCE SHEET
Cash 1.894.600.000.000 1.614.200.000.000
Total Asset 12.425.000.000.000 11.315.100.000.000
S.T Borrowing 251.900.000.000 583.900.000.000
L.T Borrowing 44.200.000.000 0,0
Total Equity 9.817.500.000.000 8.500.000.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 17.368.500.000.000 16.002.100.000.000
Gross Profit 8.475.800.000.000 7.679.100.000.000
Operating Profit 2.904.200.000.000 2.684.300.000.000
Net Profit 2.064.700.000.000 1.919.500.000.000
EBITDA 3.095.800.000.000 2.836.800.000.000
Interest Expense 52.000.000.000 28.000.000.000

RATIO
EPS 42 39
PER 43,27 x 32,17 x
BVPS 197 169
PBV 9,3 x 7,40 x
ROA 16,62% 16,96%
ROE 21,03% 22,58%
DER 0,3 x 0,32 x
EV/EBITDA 26,66 26,24
Debt/Equity 0,03 0,07
Debt/TotalCap 0,03 0,06
Debt/EBITDA 0,10 0,21
EBITDA/IntExps 59,52 99,04
PT Kimia Farma (Persero) Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 1.125 1.225
Share Out 5.600.000.000 5.600.000.000
Market Cap. 6.248.300.000.000 6.803.700.000.000

BALANCE SHEET
Cash 573.400.000.000 394.100.000.000
Total Asset 2.968.200.000.000 2.471.900.000.000
S.T Borrowing 133.300.000.000 49.100.000.000
L.T Borrowing 203.100.000.000 1.900.000.000
Total Equity 1.811.100.000.000 1.624.400.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 4.521.000.000.000 4.348.100.000.000
Gross Profit 1.385.500.000.000 1.292.200.000.000
Operating Profit 342.500.000.000 293.800.000.000
Net Profit 234.600.000.000 214.500.000.000
EBITDA 421.100.000.000 324.000.000.000
Interest Expense 26.900.000.000 9.600.000.000

RATIO
EPS 35 29
PER 42,4 x 20,24 x
BVPS 309 279
PBV 4,75 x 2,14 x
ROA 7,90% 8,68%
ROE 12,95% 13,21%
DER 0,6 x 0,52 x
EV/EBITDA 14,27 19,94
Debt/Equity 0,19 0,03
Debt/TotalCap 0,16 0,03
Debt/EBITDA 0,80 0,16
EBITDA/IntExps 15,67 33,61
PT Indofarma (Persero) Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 259 188
Share Out 3.100.000.000 3.100.000.000
Market Cap. 802.700.000.000 582.700.000.000

BALANCE SHEET
Cash 135.800.000.000 121.400.000.000
Total Asset 1.248.300.000.000 1.294.500.000.000
S.T Borrowing 223.900.000.000 318.600.000.000
L.T Borrowing 15.600.000.000 100.000.000
Total Equity 592.000.000.000 590.800.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 1.381.400.000.000 1.337.500.000.000
Gross Profit 312.400.000.000 337.600.000.000
Operating Profit 46.300.000.000 -32.300.000.000
Net Profit 1.200.000.000 -54.200.000.000
EBITDA 60.200.000.000 -20.600.000.000
Interest Expense 39.000.000.000 30.900.000.000

RATIO
EPS -15 -26
PER -23,13 x -5,81 x
BVPS 179 189
PBV 1,98 x 0,81 x
ROA 0,09% -4,19%
ROE 0,20% -9,18%
DER 1,37 x 1,18 x
EV/EBITDA 15,06 -37,82
Debt/Equity 0,40 0,54
Debt/TotalCap 0,29 0,35
Debt/EBITDA 3,98 -15,45
EBITDA/IntExps 1,54 -0,67
Sektor Hasil Industri Untuk Konsumsi
1. PER : Pada tahun 2014 last price dr saham KLBF sebesar 1.795, saham KAEF sebesar
1.125, dan saham INAF sebesar 259. sedangkan PER dari saham PT Kalbe farma Tbk
adalah 43.27, Kimia Farma sebesar 42.4, dan Indo farma sebesar -23.13. Maka jelas
bahwa secara fundamental saham KLBF lebih murah dibandingkan dengan saham KAEF
dan INAF. Dimana PER itu adalah perbandingan harga saham dengan laba bersih
perusahaan atau dapat diasumsikan bahwa harga saham KLBF adalah 43.27 kali laba
bersih perusahaan
2. EPS : Dilihat dari EPS masing-masing perusahaan maka EPS dari PT Kalbe Farma
menunjukan nilai terbesar dibandingkan dengan PT Kimia Farma dan PT Indo farma dan
dari tahun 2013 sampai 2014 EPS dari KLBF mengalami peningkatan. Hal ini
menandakan bahwa PT Kalbe Farma mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang
baik kepada pemegang saham.
3. DER : Dilihat dari DER masing-masing perusahaan maka DER dari PT Kalbe Farma
lebih baik dibandingkan dengan DER PT Kimia Farma dan PT Indo farma dimana DER
dari KLBF menurun dari tahun 2013 sampai 2014.
4. ROA : Berdasarkan ROA masing-masing perusahaan, PT Kalbe Farma menunjukan
persentase tertinggi dibandingkan PT Kimia Farma dan PT Indo farma. Dimana jika
ROA menunjukan nilai total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan.
5. ROE : Berdasarkan ROE masing-masing perusahaan, PT Kalbe Farma menunjukan
persetase tertinggi dibandingkan PT Kimia Farma dan PT Indo Farma. Dimana jika
ROA dari suatu perusahaan semakin tinggi maka semakin baik kinerja perusahaan dalam
memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba.
6. PBV : PBV berpengaruh terhadap ROE, jika ROE meningkat maka PBV akan meningkat
pula.

Anda mungkin juga menyukai