PENDAHULUAN
1
awam pada umumnya. Jika masalah ini dibiarkan maka tujuan awal bank didirikan
sebagai salah satu lembaga keuangan yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat
dapat meleset karena tidak seluruh masyarakatnya mengetahui mekanisme yang
berlaku dan keuntungan serta hal-hal apa saja yang harus diperhatikan apabila
mereka menggunakan jasa perbankan ini. Masalah tersebut di antaranya: cara-cara
yang dilakukan oleh bank di dalam menghimpun dana dari masyarakat luas,
produk-produk dari perbankan, serta bagaimana tujuan serta mekanisme dari kredit
yang diberikan oleh bank. Melihat permasalahan tersebut, penulis ingin
membahasnya di dalam makalah ini untuk memberikan penjelasan lebih rinci bagi
para pembaca akan pentingnya perihal-perihal di atas di dalam kehidupan
perekonomian di Indonesia.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sumber dana bank adalah suatu usaha yang dilakukan oleh bank untuk
mencari atau menghimpun dana untuk digunakan sebagai biaya operasi dan
pengelolaan bank. Dana yang dihimpun dapat berasal dari dalam perusahaan
maupun lembaga lain di luar perusahaan dan juga dan dapat diperoleh dari
masyarakat.
Definisi penyaluran dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari
penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Dalam penyaluran dana ini, pihak
bank harus memiliki strategi yang mumpuni untuk menyalurkan dananya ke
masyarakat melalui alokasi yang strategis sehingga keuntungan yang didapat bisa
dimaksimalkan. Tujuan bank dari pengalokasian dana adalah memperoleh
keuntungan semaksimal mungkin. Dalam mengalokasikan dana, pihak perbankan
membaginya ke dalam prosentase-prosentase tertentu sesuai dengan kondisi yang
terjadi di dalam perekonomian pada saat sekarang ini, misalnya untuk bidang
pertanian diberikan 20 % sedangkan untuk bidang industri diberikan 40%. Dalam
hal penyaluran dananya ke masyarakat pihak perbankan membebankan bunga
dengan prosentasi tertentu sesuai dengan penetapan harga bunga oleh BI. Untuk
saat tahun 2007 BI menetapkan suku bunga untuk pengalokasian dana
kemasyarakat berkisar 1% per bulan.
3
mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga
yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain. Sumber yang
kedua adalah dana yang berasal dari masyarakat Sumber dana ini merupakan
5
sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.
Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan
sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asalkan
bank dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Akan tetapi pencarian
sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri.
Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk :
Di mana rekening giro merupakan dana murah bagi bank karena bunga atau
balas jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan rekening tabungan dan
rekening deposito yang ditanggung oleh bank dengan bunga dan pengembalian
yang cukup tinggi. Dana-dana seperti inilah yang ditargetkan oleh bank harus lebih
tinggi daripada beberapa sumber dana yang lain agar keuntungan bank dapat
dimaksimalkan tanpa mengecewakan nasabah.
Sumber dan yang ketiga adalah dana yang bersumber dari lembaga lainnya.
Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan
dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Pencarian dari sumber
dana ini relatif mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana
yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar
6
transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat
diperoleh dari :
7
3.2 Penyaluran Dana Bank
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban apabila
dibiarkan saja tanpa ada alokasi penggunaan dana tersebut yang produktif. Bank
berusaha mengalokasikan dananya dalam bentuk beberapa aktiva dengan berbagai
macam pertimbangan.
Ada 3 hal yang yang selalu diperhatikan bank yaitu ; Resiko, hasil , jangka
waktu dan likuiditas.Secara lebih rinci alokasi dana yang telah berhasil dihimpun
oleh bank didapat dalam bentuk:
8
4. Bank dapat menyalurkan dananya untuk aktiva tetap dan
inventaris. Aktiva ini tergolong aktiva yang tidak produktif tetapi
beresiko sangat tinggi namun bank harus tetap mengalokasikan dananya
pada aktiva ini karena bank harus mempunyain inventaris kantor dan
dengan mengalokasikannya diharapkan gambaran masyarakat terhadap
bank dapat lebih baik.
1. Pengiriman uang,
2. Letter of credit,
3. Surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan importir yang
digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi ekspor- impor
yang mereka lakukan,
4. Bank garansi, jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka membiayai suatu usaha,
5. Kliring dan inkaso, penagihan warkat atau surat berharga yang berasal
dari dalam kota sedangkan inkaso penagihan warkat dari luar kota,
6. Kartu kredit dan Kartu Debet(ATM),
7. Money changer
8. Traveller’s check, cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau
wisatawan. Cek wisata ini dapat digunakan untuk pembayaran ditempat-
tempat tertentu seperi hotel, supermarket, dll.
9. Telebanking,
10. Custodian,
11. Wali amanat,
12. Standing order, dan
9
13. Safe deposit box, pemberian pelayanan penyewaan box atau kotak
pengaman tempat penyimpanan surat-surat berharga milik nasabah.
Sudah tentu, sebagian dari kredit yang diberikan itu, dengan sendirinya
digunakan untuk menutup biaya menggarap lahan, membeli bibit padi, peralatan
pertanian dan pupuk, menyewa atau membeli tanah dan ternak—semua
pengeluaran yang berkaitan dengan usaha tani. Tetapi, sebagian besar dari kredit
itu juga digunakan untuk tujuan-tujuan yang bersifat konsumsi semata-mata: untuk
kebutuhan hidup pada masa paceklik, membeli pakaian, perabot rumah, dan
sebagainya.Selain kredit untuk golongan petani, juga disediakan pinjaman bagi
mereka yang lebih terlibat dalam perdagangan dan industri: baik mereka yang hidup
dalam lingkungan desa mau menyediakan apa yang dinamakan
“Middenstandscrediet” (kredit golongan menengah). Secara relatif kredit ini lebih
sering dijumpai di Luar Jawa daripada di pulau Jawa sendiri pada masa itu.
10
“A.V.B.”, bentuk-bentuk kredit itu juga menjadi lebih beragam) adalah pinjaman
musiman dan pinjaman angsuran. Pinjaman musiman adalah pinjaman yang
dibayar kembali sesudah satu kali atau beberapa kali panen. Sebaliknya, pinjaman
angsuran pelunasannya dilakukan dalam 10 sampai 20 cicilan bulanan, Kredit yang
diberikan oleh bank rakyat pada pokoknya merupakan kredit pribadi (persoonlijk
crediet). Jaminan (agunan) hanya disyaratkan bagi kredit-kredit yang lebih besar
dengan jangka waktu yang lebih lama.Seperti diketahui, ketika dulu orang
mendirikan lembaga-lembaga kredit desa, titik tolaknya adalah pemikiran untuk
menjadikannya sebagai lembaga-lembaga kredit rakyat yang sesungguhnya
didasarkan atas asas-asas koperasi. Dalam pertumbuhan selanjutnya, sifat koperatif
itu harus terus dikembangkan. De Wolff van Westerrode, Bapak dinas
perkreditan rakyat, adalah orang yang sangat mengagumi sistemRaiffeisen, dan
ingin menerapkannya dalam masyarakat Indonesia untuk meringankan kesulitan
kredit, yang jelas dirasakan oleh penduduk. Tetapi, karena berbagai keadaan,
organisasi kredit itu telah mengalami suatu perubahan arti bagi penduduk: badan-
badan perkreditan rakyat itu lama-kelamaan lebih merupakan “Popular banks”
daripada “People’s banks”.
Pemberian kredit murah itu dianggap sebagai suatu cara yang ampuh untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, dan orang ingin menerapkan
cara ini dengan segera dan pada skala yang besar. Untuk tujuan itu maka dari pihak
atas dibentuklah sebuah organisasi perkreditan rakyat sebagai suatu lembaga
pemerintah. Keuntungannya, dengan demikian terbukalah kemungkinan untuk
memberi bantuan pada skala yang luas dan untuk mencapai hasil-hasil yang besar
(setidak-tidaknya secara kualitatif) dalam waktu yang relatif singkat; tetapi, di lain
pihak ada hal-hal yang sangat merugikan yang melekat pada suatu lembaga yang
dipaksakan di atas. Pimpinannya berada di tangan orang-orang yang hidup di luar
lingkungan sosial dan ekonomis yang sebenarnya di mana organisasi itu harus
bekerja; bank-bank kredit bekerja secara massal dan kaku; penduduk tidak
merasakannya sebagai lembaga-lembaga mereka sendiri di mana mereka dapat ikut
bicara.
11
Cramer menutup tinjauannya dalam tahun 1929 dengan kata-
kata “Perkreditan rakyat masih jauh dari sempurna. Dari segi kuantitatif, hasil-hasil
yang telah dicapai dapat dikatakan besar, dari segi kualitatif kita tidak dapat
mengetahuinya dengan tepat. Cita-cita yang telah dibayangkan oleh para
pendirinya, untuk meningkatkan dengan nyata kesejahteraan penduduk melalui
perkreditan rakyat, tidak tercapai.” Memang ia menunjukkan bahwa,
bagaimanapun, kemunduran kesejahteraan telah dapat dihindari, melalui pemberian
kredit murah secara besar-besaran. Namun demikian, ia menganggap lembaga-
lembaga kredit desa, meski bersifat lembaga pihak berwajib, sangat penting bagi
masa depan; peran badan-badan itu akan semakin besar, dengan semakin besarnya
diferensiasi yang akan timbul nanti dalam masyarakat Indonesia.
Dengan kata lain: kredit yang diberikan oleh bank desa tetap saja merupakan
kredit statis, artinya, kredit yang bertujuan mempertahankan suatu tingkat
kesejahteraan yang sudah dicapai. Jadi, ia tidak berkembang menjadi suatu kredit
dinamis, artinya, kredit yang bertujuan menaikkan tingkat kesejahteraan.
12
perkreditannya yang aktif di dalam lingkungan pribumi (dan Cina), tetapi juga
harus berusaha menggiatkan kehidupan ekonomi di dalam lingkungan itu, dengan
kata lain, harus bekerja dalam arti dinamis.”
Akan tetapi, dari pihak lain, juga tidak dapat disangkal bahwa
perkembangan industri kerajinan dalam berbagai cabang-cabangnya tak akan
sampai mengalami perkembangan secepat itu, seandainya “A. V. B.” dengan
seluruh organisasinya dan perlengkapan usahanya yang baik tidak bersiap-siap
untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Sebab, pemberian kredit untuk
berbagai tujuan yang khusus itu sering kali mempunyai sifat eksperimental dan
pada dasarnya merupakan suatu upaya rintisan. Ia memungkinkan dinas-dinas lain
melakukan pekerjaan sosial-ekonomisnya yang penting, atau setidak-tidaknya
sangat mempermudahnya. Jelaslah bahwa pemberian kredit seperti itu hanya dapat
ditangani oleh suatu usaha yang dipimpin secara sentral, yang dapat mengandalkan
pengalaman dalam berbagai bidang, dan memiliki data yang lengkap untuk memilih
jalan yang tepat.
Pada dasarnya dalam lingkup makro, penyaluran kredit yang tepat akan
dapat memperkuat struktur perekonomian nasional. Penyaluran kredit kepada
pihak-pihak yang ingin mengembangkan usahanya seperti halnya pada Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat menghasilkan peluang-peluang baru
bagi banyak orang. Mulai dari terbukanya lapangan kerja sampai dengan
peningkatan keuntungan yang berdampak kepada peningkatan penghasilan
karyawan. Hal-hal inilah yang dapat mendukung peningkatan pendapatan perkapita
nasional, dan tentunya dapat memperkuat struktur perekonomian nasional.
13
Kredit yang dimaksud disini adalah pemberian fasilitas pinjaman (bukan
berdasarkan prinsip syariah) kepada nasabah, baik berupa fasilitas pinjaman tunai
(cash loan) maupun pinjaman non tunai (non cash loan). Hal yang selalu
diperhatikan oleh bank untuk memberikan kredit kepada setiap nasabahnya di
antaranya terdiri dari beberapa aspek pertimbangan bank, seperti perizinan dan
legalitas. Contohnya : IMB (Izin Mendirikan Bangunan), angka pengenal eksportir
terbatas, surat izin tempat usaha, surat izin usaha jasa konstruksi, sertifikat tanah,
dan tanda daftar perusahaan.
Unsur-Unsur Kredit
Ada beberapa unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
:
a. Kepercayaan
Dimana pihak perbankan memiliki kepercayaan terhadap pihak
peminjam, kepercayaan ini dapat diperoleh pihak bank bila telah
melakukan analisis pada saat mengajukan proposal, sesuai dengan
prosedur terhadap pihak peminjam.
b. Kesepakatan
Pada saat proposal pengajuan kredit telah disetujui oleh pihak bank yang
bersangkutan maka selanjutnya dilakukan kontrak kesepakatan dan
ditandatangani oleh pihak bank dan pihak peminjam.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diajukan pasti terdapat jangka waktu tertentu, hal ini
akan disesuaikan dengan jangka waktu yang telah disepakati pada saat
kontrak kesepakatan. Jangka waktu dapat berbentuk jangka pendek,
jangka menengah ataupun jangka panjang.
d. Resiko
Semakin panjang waktu pinjaman maka akan membuat pengembalian
pokok dan bunganya jauh lebih besar bila kita memilih jangka pendek
karena hal ini akan berkaitan dengan resiko tidak tertagihnya kredit.
Sebab sejauh ini yang menanggung resiko adalah pihak bank.
14
e. Balas jasa
Balas jasa didalam bank umum adalah berupa bunga dan biaya
administrasi. Hal ini merupakan keuntungan yang dapat diperoleh oleh
pihak bank.
Ada beberapa macam kredit yang di berikan oleh bank umum dan bank
perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari beberapa jenis :
c. Kredit Konsumsi
15
Kredit Konsumsi, adalah kredit yang digunakan dalam rangka
pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi dan bukan sebagai
barang modal dalam kegiatan usaha nasabah.
2. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, diberikan untuk membiayai sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.
b. Kredit peternakan, diberikan untuk jangka pendek misalnya untuk
peternakan ayam dan jangka panjang misalnya untuk kambing ataupun
sapi
c. Kredit industri, diberikan untuk membiayai industri kecil, menengah
atau besar.
d. Kredit perumahan, diberikan untuk membiayai pembangunan atau
pembelian rumah.
e. Kredit usaha kecil dan mikro, kredit kepada usaha kecil dan mikro
Menurut paket kebijaksaan 29 mei 1993 dan didukung dengan surat
keputusan direksi BI no 26/24 /Kep/dir tanggal 29 mei 1993 yang
dimaksud kredit untuk usaha kecil adalah kredit yang diberikan kepada
nasabah usaha kecil dengan plafon kredit maksimum Rp 250.000.000,00
untuk membiayai usaha yang produktif. Kredit tersebut dapat berupa
kredit investasi maupun kredit modal kerja.
Karakteristik kredit kepada usaha kecil dan mikro secara umum adalah :
16
b. Kredit Jangka Menengah >> kredit yang jangka waktunya antara 1
tahun hingga 3 tahun.
c. Kredit Jangka Panjang > kredit yang jangka waktunya lebih dari 3
tahun.
4. Berdasarkan Cara Penggunaan
a. Kredit Rekening Koran Bebas >> jenis kredit ini memberikan
kebebasan kepada nasabah dalam melakukan jumlah kredit namun
disesuaikan dengan maksimum kredit yang diberikan oleh pihak bank.
Nasabah dapat melakukan kredit selanjutnya tanpa harus menyelesaikan
terlebih dahulu kredit yang dilakukan sebelumnya.
b. Kredit Rekening Koran Terbatas >> dalam kredit ini nasabah hanya
dapat melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan usahanya.
Nasabah benar-benar diawasi oleh bank, pihak bank harus tau secara
pasti tujuan dari penarikan yang dilakukan oleh nasabah.
c. Kredit Rekening Koran Aflopend >> dalam kredit ini penarikan
dilakukan secara sekaligus dan pembayaran dilakukan secara berangsur.
d. Kredit Revolving >> dalam kredit ini hampir sama dengan jenis
Rekening Koran Bebas, namun dalam jenis ini nasabah harus terlebih
dahulu melunasi kredit yang sebelumnya telah dilakukan baru ia dapat
melakukan penarikan selanjutnya.
17
3.5 Permasalahan Kredit Macet dan Cara Menanggulangi
18
Pasar sasaran (target market) adalah sekelompok nasabah dalam
industri, segmen ekonomi, dan daerah geografis tertentuu yang memiliki
karakteristik tertentu yang dinilai perlu untuk dibiayai oleh bank.
Sebelum melakukan penetapan pasara sasaran, pihak bank perlu untuk
melakukan penelitian terhadap potensi ekonomi kelompok nasabah
tertentu yang akan dijadikan sasaran.
b. Kriteria Resiko
Dalam perencanaan kredit salah satu hal ynag sangat penting untuk
dilakukan adalah menetapkan resiko yang mungkin terjadi di setiap
pasar sasaran yang telah ditetapkan. Penetapan resiko ini juga
merupakan pedoman bagi operasi bagi seluruh karyawan dalam
melaksanakan pemberian kredit.
Criteria resiko mencakup :
Aktifitas pemasaran, dengan penetapan standar minimal
nasabah.
Tanda-tanda peringatan dini atas kondisi keuangan nasabah yang
mungkin memburuk.
Seleksi awal dalam permohonan kredit.
Penyediaan standar penerimaan yang diharapkan dari setiap
nasabah.
c. Kriteria Nasabah
Dalam penerimaan permohonan kredit pihak bank harus dapat
menentukan nasabah yang dapat diberikan kredit, hal ini sangat penting
karna pada akhirnya nasabah inilah yang akan menghasilkan pendapatan
terhadap bank. Pihak perbankan akan melakukan penilaian pada calon
peminjam dengan kriteria 7P, berikut penjelasannya :
1. Personality
Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan
nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
19
2. Party
Menggolongkan nasabah berdasarkan klasifikasinya masing-
masing, misalnya nasabah yang loyal secara karakter dan memiliki
modal yang tinggi untuk penjamin pengembalian dana kredit.
3. Purpose
Hal ini untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
tujuan pengambilan kredit misalnya untuk modal kerja atau
investasi.
4. Prospect
Pihak bank dalam hal ini akan menilai seberapa menguntungkan
prospek usaha nasabah yang mengajukan kredit dengan
mempertimbangkan gambaran keuntungan di masa depan dan
dengan memikirkan hal-hal apa saja yang kemungkinan dapat
menghambat pengembalian kredit.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit
yang telah diambil atau dari mana saja dana untuk pengembalian
kredit.
6. Profitabilitas
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba, apakah setiap periode mengalami peningkatan atau tidak.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau jaminan asuransi.
20
1. Analisis atas nasabah perorangan atau badan usaha yaitu informasi
mengenai manajemen perusahaan, kondisi produk, kondisi
persaingan usaha sejenis, kondisi eksternal (kebijakan pemerintah
dan peraturan yang mengikat), penilaian agunan, dan reputasi bisnis.
2. Analisis atas kondisi keuangan yaitu informasi mengenai neraca,
laporan rugi laba, cash flow, dan rasio-rasio keuangan lainnya.
3. Analisis resiko berupa resiko manajemen, resiko produk dan jasa,
resiko keuangan, dan resiko eksternal.
4. Analisis kemampuan pembayaran kewajiban kepada pihak bank
berupa net operating cash, keuntungan perusahaan, penerimaan lain-
lain, penjualan jaminan, dan asuransi.
e. Penetapan jenis dan struktur kredit
Penetapan struktur dan jenis kredit dibuat berdasarkan ketentuan yang
berlaku, baik dari internal (pihak bank sendiri) maupun pihak eksternal
(Bank Indonesia, BPK, dll).
Pada dasarnya belum ada struktur kredit yang tetap namun pada umumnya
struktur kredit mencakup beberapa hal berikut ini :
Nama peminjam
Jumlah kredit
Jenis kredit
Tujuan pengajuan kredit
Jangka waktu
Agunan
Ketersediaan dana
Tingkat suku bunga dan denda
Provisi
Commitment fee
21
Syarat dan ketentuan kredit ini digunakan bank untuk mengamankan dana
yang diserahkan kepada nasabah, dan tentu saja untuk meminimalisir resiko yang
mungkin terjadi. Umumnya syarat dan ketentuan kredit terbagi menjadi 2, yaitu :
22
Dengan adanya pengawasan bank dapat melakukan langkah-
langkah yang tepat dan cepat dalam perbaikannya.
23
c. Jaminan Orang
Orang atau lembaga yang memberikan jaminan kepada
seseorang yang akan melakukan pinjaman. Dimana orang atau
lembaga yang memberikan jaminan memiliki nama baik atau
perusahaan yang bonafit, sehingga bank menjadi percaya untuk
memberikan pinjaman kepada orang yang diberi jaminan
tersebut.
2. Tanpa Jaminan
Kredit yang diberikan kepada perusahaan yang telah loyal kepada bank
yang akan mengeluarkan pinjaman selain itu perusahaan tersebut adalah
perusahaan yang bonafit.
BAB IV
PENUTUP
24
4.1 Kesimpulan
Penghimpunanan dana adalah kegiatan usaha yang utama dari suatu bank
adalah penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk
memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun.
Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu
sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut.
4.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran kami
perlukan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arthesa, Ade dan Handiman Edia, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta:
Indeks, 2009
25
Djojohadikusumo, Sumitro. Kredit Rakyat Di Masa Depresi, Jakarta:
LP3ES, 1989.
26