Oleh Kelompok 2 :
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
ridho dan kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
Ucapan terimakasih kami berikan kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini, sehingga bisa terselesaikan dengan baik. Besar harapan
kami untuk memperoleh saran dan kritik yang menyangkut informasi dan metode
Melalui kata pengantar ini, kami meminta maaf dan mohon maklum bila
terdapat kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat 3
2.2.1 Definisi 5
2.2.3 Etiologi 6
2.2.5 Patofisiologi 7
2.2.7 Penatalaksanaan 10
2.2.8 Komplikasi 13
4.1 Simpulan 30
4.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 3
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut kabo (2010) hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis di
mana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah yang disepakati normal.
Hipertensi adalah factor penyebab utama kematian karena stroke dan factor yang
gangguan yang paling umum pada tekanan darah. Hiper merupakan gangguan
persisten.diagnosa hipertensi pada orang dewasa dibuat saat bacaan diastolic rata-
rata dua atau lebih,paling sedikit dua kunjungan berikut adalah 90mmHg atau lebih
tinggi atau bila tekanan darah multiple sistolik rerata pada dua atau lebih kunjungan
berikutnya secara konsisten lebih tinggi dari 140mmHg. (Potter & Perry, 2005).
Di Amerika atau sekitar 60 juta individu dan hampir 1 milyar penduduk dunia
menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang
tekanan darah (TD) secara teratur. (Joint National Committee, JNC VII). Di
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Saat ini
penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah
Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992
sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab
kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti
dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan
gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes melitus. Medical record
rumah sakit islam samarinda, 2011 menggatakan Dewasa ini, penyakit infeksi telah
Berdasarkan data diruang perawatan penyakit dalam khususnya ruang jabal rahmah
rumah sakit islam samarinda selama enam bulan terakhir tahun 2011. Hipertensi
yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer meliputi lebih
kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh
disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder
dapat di ketahui penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang
penggobatannya. Hipertensi tidak boleh di anggap penyakit yang ringan karena jika
Saat ini banyak penderita hipertensi yang tidak tahu atau tidak mengerti
penyakitnya bahkan banyak yang tidak tahu resiko dari penderita hipertensi apabila
tidak di atasi. Beberapa komplikasi penyakit yang sering terjadi akibat penyakit
populasi lain, polulasi lanjut usia dimanapun selalu menunjukkan morbiditas dan
mortalitas yang lebih tinggi dibanding populasi lain. Disamping itu oleh karena
aspek disabilitas yang tinggi pada segmen populasi ini selalu membutuhkan derajat
1.3 Tujuan
hipertensi
1.4 Manfaat
lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan
fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana
reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut,
kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap
menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan
yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk
keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi,
2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut
usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan
fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang
macam batasan yang dapat digunakan. Organisasi kesehatan (WHO) dalam hari
(Nursasi, Fitriani,2002) :
Yaitu suatu msa dimensi seseorang mempersiapkan diri untuk memasuki usia
fisik dan kematangan jiwa, masa ini terjdi antara umur 45-54 tahun.
Yaitu suatu masa dimana seseorang mulai memasuki usia lanjut. Masa ini
Yaitu suatu masa yang terjadi pada saat seseorang berusia 65 tahun keatas.
Dalam UU RI No.13 tahun 1998 pasal 1 (2) dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 keatas.
bantuan adalah mereka yang berumur 65 tahun ke atas. Hal ini dikaitkan
dengan masa pensiunan dari seorang pegawai negeri, dan merupakan salah satu
C. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lamsia antara lain
(Maryam,dkk,2008) :
1. Pralansia (presenilis)
2. Lansia
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau
Proses menjadi tua ditandai oleh adanya berbagai macam perubahan. Proses
Yaitu setelah usia 40 tahun dan tahap ini disebut tahap verilitas.
2. Tahap usia tua
Yaitu setelah mencapai usia 55 tahun dan disebut tahap presenium. Usia ini juga
disebut usia pensiun, karena di Indonesia setiap pegawai negeri sipil akan
antara lain :
a. Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang
menetap.
e. Mudah lelah.
b. Ingatan kepada hal-hal yang terjadi di maa muda lebih baik daripada kepada
hal-hal yang baru terjadi, dan yang pertama dilupakan adalah nama-nama.
c. Orientasi umum dan persepsi terhadap waktu ruang/tempat juga mengalami
kemundurn. Hal ini berhubungan erat dengan daya ingat yang telah
menyempit.
d. Meskipun telah memiliki banyak pengalaman, tetap skor yang dicapai dalam
ganguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan
4. Gangguan panca indra, komunikasi, dan kulit : akibat proses menua semua
panca indra fungsinya berkurang demikian juga pada otak, saraf dan otot-otot
sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma
yang minimal.
5. Gangguan tidur : dua proses normal yang paling penting dalam kehidupan
manusia adalah makan dan tidur. Jadi dalam keadaan normal maka pada
umumnya manusia dapat menikmati makan enak dan tidur nyenyak. berbagai
keluhan gangguan tidur pada lansia yakni sulit untuk masuk dalam proses tidur,
6. Daya tahan tubuh menurun : daya tahan tubuh menurun pada lansia
merupakan salah satu fungsi tubuh yang terganggu dengan bertambahnya usia.
Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, dan
bulan. Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adanya hambatan aliran darah ke
dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah baik
8. Beser : merupaka salah satu masalah yang terjadi pada lansia yaitu keluar air
seni tanpa disadari dalam jumlah yang cukup yang dapat mengakibatkan
9. Infeksi : merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia,
kekebalan tubuh yang menurun, dan berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh,
gerakan fisik, makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum, akibat
depresi pada lansia. Dan gejala depresi pada lansia antara lain : perasaan sedih,
tidak bahagia, sering menangis, kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan
tubuh lamban.
12. Kurang gizi : kurang gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan
memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial, kemiskinan, hidup seorang diri,
13. Tidak punya uang : dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan
memberikan penghasilan.
14. Penyakit akibat obat-obatan : pada lansia yang sering menggunakan obat-
obatan dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawsan dokter dapat
digunakan.
17. Kemiskinan
A. Pengertian hipertensi
orang dewasa rata-rata tekanan sistolik sama atau di atas 140 mm Hg dan tekanan
rata dari dua kali pemeriksaan yang berbeda dalam dua minggu. Menurut
besar, yaitu :
sebanyak 10 % .
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan
3. Kebiasaan Hidup.
C. Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan
terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan
karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah
tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-
perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna
dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka
sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia
2. Menghindari kegemukan
4. Olahraga teratur
E. Penanggulangan Hipertensi
1. Nonfarmakologis.
latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap
terapi antihipertensi. Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi
(pria, perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya diatas 85 sampai 95 mmHg dan
sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.
2. Farmakologis.
a) Diuretik: Hidrochlortiasid,Furosemid.
b) Betabloker: Proparnolol.
c) Alfabloker: Prazosin.
F. Komplikasi
1. Krisis Hipertensi
2. Penyakut jantung dan pembuluh darah : penyakit jantung koroner dan penyakit
jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada
penderita hipertensi.
neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri
6. Retinopati hipertenssi.
G. Pathways
1.1.4 Pathway
BAB 3
HIPERTENSI
1. Pengkajian
a. Aktifitas/ istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
e. Makanan/ cairan
Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol),
diuretik.
f. Neurosensori
h. Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
i. Pernafasan
bantu pernafasan.
j. Keamanan
2. Fisiologis/fisik
a. Status gizi
𝐾𝑔𝐵𝐵
IMT = (𝑇𝐵)2
Normal wanita = 17 – 23
- Kondisi kulit
nafsu makan, makanan yang disukai dan tidak disukai, rasa dan aroma
c. Psikososial/afektif
penyimpanan makanan).
eleminasi.
Pemeriksaan tambahan/laborat
d. Analisa darah :
jaringan.
(viskositas).
Px tyroid.
Urin analisa.
Foto dada.
CT Scan, EKG.
3. Diagnosa
serebral.
Intervensi:
II. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi motorik
mobilitas.
Intervensi:
jaringan.
tubuh.
peningkatan tahanan.
Intervensi:
menurunkan cedera.
melakukan:
terhadap suhu.
R/ Penggunaan lat bantu yang tidak tepat atau tidak pas dapat meyebabkan
rumah.
bantu ini
DAFTAR PUSTAKA
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman.
EGC. Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.