Oleh Kelompok 2 :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan ridho dan kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi” dengan tepat waktu.
Ucapan terimakasih kami berikan kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini, sehingga bisa terselesaikan dengan baik. Besar harapan
kami untuk memperoleh saran dan kritik yang menyangkut informasi dan metode
penyajian demi kesempurnaan makalah ini.
Melalui kata pengantar ini, kami meminta maaf dan mohon maklum bila
terdapat kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan menambah wawasan dalam bidang kesehatan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Manfaat 3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori Hipertensi 5
2.2.1 Definisi 5
2.2.2 Klasifikasi Hipertensi 5
2.2.3 Etiologi 6
2.2.4 Tanda dan Gejala 6
2.2.5 Patofisiologi 7
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang 9
2.2.7 Penatalaksanaan 10
2.2.8 Komplikasi 13
2.2.9 Web Of Caution 14
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI 15
3.1 Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi 15
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan 30
4.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
BAB 1
PENDAHULUAN
Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan
1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang
menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai
penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai
faktor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes
melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas
yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas,
displidemia, dan diabetes melitus. Medical record rumah sakit islam
samarinda, 2011 menggatakan Dewasa ini, penyakit infeksi telah
menggalami pergeseran oleh penyakit degenerative. Hal ini memberikan
perhatian kepada tenaga kesehatan khususnya keperawatan untuk
meningkatkan pengetahuan yang mendalaam terhadap penyakit
degenerative, penyakit hipertensi merupakan penyakit yang banyak di alami
masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data diruang
perawatan penyakit dalam khususnya ruang jabal rahmah rumah sakit islam
samarinda selama enam bulan terakhir tahun 2011. Hipertensi menempati
urutan pertama, yaitu 190 kasus,dengan jumlah pasien laki-laki 88 orang
dan perempuan 102 orang.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien hipertensi dan 10% lainnya
disebabkan oleh disebabkan oleh hipertensi sekunder. Hanya 50% dari
golongan hipertensi sekunder dapat di ketahui penyebabnya dan dari
golongan ini hanya beberapa persen yang dapat diperbaiki kelainannya.
Oleh karena itu upaya penaggulanan hipertensi terhadap hipertensi primer
baik menggenai pathogenesis maupun tentang penggobatannya. Hipertensi
tidak boleh di anggap penyakit yang ringan karena jika terlambat
memberikan pertolongan penyakit ini akan merenggut nyawa penderita.
Saat ini banyak penderita hipertensi yang tidak tahu atau tidak mengerti
penyakitnya bahkan banyak yang tidak tahu resiko dari penderita hipertensi
apabila tidak di atasi. Beberapa komplikasi penyakit yang sering terjadi
akibat penyakit hipertensi yang tidak cepat di atasi adalah stroke, insomnia,
fertigo.
Mengingat berbagai masalah yang bisa terjadi kepada penderita
hipertensi, maka penulis menggambarkan Asuhan Keperawatan pada pasien
hipertensi melalui proses keperawatan. Sehingga dapat membantu para
pelaksana kesehatan dalam menangani kasus hipertensi yang di harapkan
nantinya dapat berguna bagi seluruh masyarakat maupun para penderita
hipertensi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menjelaskan dan memahami penyusunan asuhan keperawatan
pada pasien hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengidentifikasi konsep hipertensi yang terdiri dari :
1. Definisi Hipertensi
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Etiologi Hipertensi
4. Manifestasi klinis Hipertensi
5. Patofisiologi Hipertensi
6. Pemeriksan penunjang Hipertensi
7. Penatalaksanaan Hipertensi
8. Komplikasi Hipertensi
9. Web Of Causion
10. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi keilmuwan
Dapat mengembangkan ilmunya, kepada individu, seprofesi dan
masyarakat lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Etiologi
hipertensi tidak dapat memiliki sebab yang di ketahui (essensial,
idiopatik, atau primer) atau berkaitan dengan penyakit lain (sekunder).
(Dorlan,1998).
Berdasarkan penyebab hipertensi di bagi menjadi dua golonagan yaitu :
1. Hipertensi essensial dan hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.terdapat sekitar 95%
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system renin
angiotensin, efek dalam ekskersi Na, peningkatan Na dan Ca
ekstrseluler dan factor-faktor yang meningkatkan resiko eperti obesitas,
alcohol, merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifikny dikietahui seperti gangguan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme promer, dan
sindrom cushing, feokromositoma, koarksasio aorta, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan (mansjoer A dkk, 2001).
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin,
umur, kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social
ekonomi (Susi Purwati, 2007).
c. Pengaturan diet
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi
ada beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat
badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi.
Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan
pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan
makanan. Makan biasa (untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800–
6000 mg per hari). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor
kadaan tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari.
Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau
minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
1) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan
mengkonsumsi makanan tanpa garam. Garam dapur mempunyai
kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya antara lain
makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG
(Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat
biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang
terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet
pantang garam memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Jangan menggunakan garam dapur
b. Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega,
keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-
lain.
c. Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan
bahan makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d. Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang
mengandung sodium.
e. Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, sprite.
3. Neurosensori
a. Gejala : episode kebas dan / atau kelemahan pada satu sisi
tubuh
b) Tanda : penurunan kekuatan genggaman tangan dan / atau
reflex tendon dalam
4. Nyeri / ketidaknyamanan
a) Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai / klaudikasi ( indikasi
arteriosklerosis pada arteri ekstermitas bawah ).
5. Pernapasan
a) Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas / kerja,
riwayat merokok
b) Tanda : bunyi napas tambahan (krakles / mengi)
6. Keamanan
a) Gejala : gangguan koordinasi / cara berjalan
b) Tanda : episode unilateral transien, hipotensi postural.
7. Pembelajaran / penyuluhan
a) Gejala : factor-faktor risiko keluarga, penggunaan obat/
alcohol.
B. Diagnosa Keperawatan
Anjurkan untuk
menurunkan stress
Fluid Management
Timbang
popok/pembalut jika
diperlukan
Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat
Monitor status
hemodinamik termasuk
CVP, MAP, PAP, dan
PCWP
Monitor indikasi
retensi / kelebihan
cairan (cracles, CVP ,
edema, distensi vena
leher, asites)
Monitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
terapi cairan sesuai
program
Berikan cairan
Kolaborasi pemberian
diuretik sesuai program
Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
Atur kemungkinan
tranfusi
Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari
ketidak seimbangan
cairan (Hipertermia,
terapi diuretik, kelainan
renal, gagal jantung,
diaporesis, disfungsi
hati, dll )
Monitor BP
Monitor parameter
hemodinamik infasif
Monitor membran
mukosa dan turgor kulit,
serta rasa haus
Lakukan hemodialisis
bila perlu dan catat
respons pasien
Vital Sign Monitoring
Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
Monitor pola
pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
Monitor sianosis
perifer
Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Fasilitasi keinginan
pasien untuk menurunkan
BB
Perkirakan bersama
pasien mengenai
penurunan BB
Tentukan tujuan
penurunan BB
Ajarkan pemilihan
makanan
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140
mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.
Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer
(essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer meliputi lebih kurang 90% dari seluruh pasien
hipertensi dan 10% lainnya disebabkan oleh disebabkan oleh hipertensi
sekunder. Hanya 50% dari golongan hipertensi sekunder dapat di ketahui
penyebabnya dan dari golongan ini hanya beberapa persen yang dapat
diperbaiki kelainannya.
4.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka saran untuk pemecahan masalah yang
relevan adalah:
1. Bagi keilmuwan
Dapat mengembangkan ilmunya, kepada individu, seprofesi dan
masyarakat lainnya.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa khususnya dibidang kesehatan mempelajari
dan mempraktekkan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
3. Bagi STIKes NGUDIA HUSADA MADURA
Diharapkan STIKes NGUDIA HUSADA MADURA memberi fasilitas
yang memadai, agar para mahasiswa bisa mempelajari dan memahami
dengan baik tentang asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III,
diterjemahkan oleh Petrus Andryanto, Jakarta, Buku Kedokteran EGC,
1995
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi, Yogyakarta,
Penerbit Kanisius, 2001
Hardhi Kusuma. Aplikasi : Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda, NIC-NOC.
Yogyakarta, Media Hardy, 2012
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang Besar Yang Diabaikan, @tempointeraktif.com,
2003
Marvyn, Leonard. Hipertensi : Pengendalian Lewat Vitamin, Gizi dan Diet,
Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta,
Penerbit Arcan, 1996
Smith Tom. Tekanan Darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana
mengatasinya ?, Jakarta, Penerbit Arcan, 1995
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta,
Penerbit Hipokrates, 1999
Tucker, S.M, et all . Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis