Anda di halaman 1dari 49

TUGAS KELOMPOK

KASUS KEDOKTERAN OKUPASI

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI TEMPAT PEMUNGUTAN


SAMPAH CV. BAROKAH KUPANG

OLEH :

Victomercy Ay E. Haan, S.Ked 1208017027


Maria Claudya Bay 1308011006
Zuhaifah Inayah M.S, S.Ked 1308012049

Pembimbing :
dr. Idawati Trisno, MMR
Dr. Ir. Hari Rarindo, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK STASE IKM-IKKOM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
PUSKESMAS BAKUNASE KUPANG
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak pekerja yang
wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif lainnya. Perusahaan hendaknya
sadar dan mengerti bahwa pekerja bukanlah sebuah sumber daya yang terus-menerus
dimanfaatkan melainkan sebagai makhluk sosial yang harus dijaga dan diperhatikan mengingat
banyaknya faktor dan risiko bahaya yang ada di tempat kerja. Selain perusahaan, pemerintah
juga turut bertanggung jawab untuk melindungi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (Indra
Setiawan,2014)
Menurut Depnakes, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya pemikiran
yang dilakukan dalam rangka mencegah, menanggulangi, dan mengurangi terjadinya kecelakaan
dan dampak melalui langkah-langkah identifikasi, analisis dan pengendalian bahaya dengan
menerapkan pengendalian bahaya secara tepat dan melaksanakkan perundang-undangan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Keselamatan dan Kesehatan kerja di atur dalam Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1
Tahun 1970 menimbang (1) bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional; (2) bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
terjamin pula keselamatannya; (3) bahwa setiap sumber produksi dipakai dan dipergunakan
secara aman dan efisien; dan (4) bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya
untuk membina norma-norma perlindungan kerja.(Moeloek,2014)
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja
dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak
lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Kecelakaan kerja
disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia adalah tindakan yang
tidak aman dari manusia itu sendiri, seperti sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang
diwajibkan atau kurangnya keterampilan pekerja. Sedangkan dari faktor lingkungan yaitu
keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-
mesin.(Indra Setiawan,2013)
ILO melaporkan bahwa satu pekerja meninggal setiap 15 detik akibat kecelakaan di tempat kerja
atau sakit akibat kerja. Setiap 15 detik terdapat sekitar 160 kecelakaan kerja di dunia.
(International Labour Organization, 2013).
Di Indoesia sendiri, dilaporkan bahwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir kasus
kecelakaan kerja meningkat. Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja di Indonesia tahun 2011-2014
yang tertinggi adalah pada tahun 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja, sedangkan jumlah
kasus penyakit akibat kerja tahun 2011 yaitu 57.929, tahun 2012 yaitu 60.322, tahun 2013 yaitu
97.144 dan tahun 2014 yaitu 40.694. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan kasus
penyakit akibat kerja dari tahun 2011-2014. (Sutarjo, 2011) CV. Barokah merupakan salah satu
perusahaan swasta di kota kupang yang bergerak di bidang industry daur ulang. Dimana alat
yang digunakkan salah satunya adalah mesin press. Cara kerja dari mesin press ini sangat
sederhana namun jika tidak berhati – hati, dapat membahayakan pekerja. Potensi bahaya yang
dapat dialami oleh para pekerja seperti bahaya tertindih piston (alat pengepress ), iritasi pada
mata akibat debu yang berasal dari sampah yang dimasukkan pada alat pengepress, dll, sehingga
dibutuhkan kebijakan K3 yang baik oleh pihak CV. Barokah. Perusahaan CV. Barokah ini
memperkerjakan empat puluh tenaga kerja. Tentunya setiap pekerja memilki potensi kecelakaan
dalam bekerja. Dengan adanya berbagai tuntutan tentang masalah K3 maka perusahaan harus
dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan perlindungan terhadap karyawan
dengan melakukan program-program tentang K3. Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami
mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor risiko terkait dengan kesehatan dan keselamatan
kerja para pekerja usaha pengelasan besi, dampak bagi kesehatan, serta penanganan yang tepat
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Gambar 1.1 Tempat pemulungan CV Barokah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami mengidentifikasi dan menganalisis faktor-
faktor risiko terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja usaha pengelasan besi,
dampak bagi kesehatan, serta penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Bagaimana profil usaha CV. Barokah?
1.2.2 Bagaimana alur kerja usaha yang dilakukan di CV. Barokah?
1.2.3 Apa sajakah risiko lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja bagi pekerja usaha di CV. Barokah?
1.2.4 Apa sajakah masalah kesehatan yang ada pada pekerja CV. Firdaus?
1.2.5 Bagaimana status kesehatan para pekerja usaha pengelasan besi di CV. Barokah?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui profil CV. Barokah.
1.3.2 Mengetahui alur kerja di CV. Barokah.
1.3.3 Mengetahui faktor risiko lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan kerja bagi para pekerja di CV. Barokah.
1.3.4 Mengetahui masalah kesehatan yang ada pada pekerja CV. Barokah.
1.3.5 Mengetahui status kesehatan para pekerja di CV. Barokah.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis
Menambah informasi dan pengetahuan penulis mengenai dampak kesehatan dan
keselamatan kerja pada para pekerja di usaha pengelasan besi.
1.4.2 Bagi pekerja di CV. Barokah
Menambah informasi dan pengetahuan bagi pekerja mengenai faktor risiko apa saja yang
berada di tempat mereka bekerja yang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi mereka, kiat-
kiat yang ada untuk meminimalkan risiko kerja yang ada serta mengetahui tentang pentingnya
menggunakan alat pelindung diri saat bekerja.

BAB 2

LAPORAN KEGIATAN

2.1 Profil Badan Usaha


Jenis usaha : Pengumpulan barang bekas
Nama usaha : CV Barokah
Alamat : Jl.Anisnoni no.20
Berdiri : Sejak 2008
Nama pemilik usaha : Tn. Idris
Lokasi perusahaan :
a. Bagian timur : Jalan umum
b. Bagian selatan : Rumah warga
c. Bagian utara : Bengkel
d. Bagian barat : Rumah warga

Jumlah karyawan : 15 orang

Jenis yang dikerjakan : Pengumpulan besi tua dan kardus

Jam kerja : Pukul 07.00 – 17.00 WITA


Gambar 2.1 Lokasi Pemulungan

2.2 Gambaran situasi lingkungan kerja dan Hasil Observasi


CV. Barokah merupakan usaha pengumpulan barang – barang bekas berupa kardus, besi,
kaleng, dan beling yang berlokasi di Jalan Anisnoni dan berdiri sejak tahun 2008. Usaha ini
merupakan usaha perseorangan yang memiliki jumlah pekerja sebanyak 15 orang. Barang-barang
buangan yang biasa dipulung adalah kardus, plastik, kaleng, besi, dan beling. Barang-barang tersebut
nantinya akan diberikan kepada lapak atau dikirimkan ke tempat produksi di jawa timur. A lat-alat
penunjang dalam pekerjaan ini seperti alat pres untuk mengepres kardus – kardus yang telah
terikat dan gerobak dorong untuk memulung barang bekas. Tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan barang bekas juga sangat kotor dan banyak benda yang dibiarkan begitu saja.
Saat kami melihat proses pengerjaan para pekerja sering tidak mengenakan alas kaki dan
tidak menggunakan sarung tangan. Ketika kami menanyakan alasan mereka tidak menggunakan
alat pelindung diri yang lengkap, jawaban yang diberikan pekerja yaitu hal tersebut kembali
kepada para pekerjanya yang mau menggunakan atau tidak, pemilik bengkel juga tidak
mewajibkan kepada pekerja yang ada untuk memakai alat-alat pelindung diri. Beliau juga
menuturkan bahwa seringkali pekerja malas menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan
sepatu karena merasa panas dan tidak nyaman.
Para pekerja melakukan pekerjaan sekitar sepuluh jam perhari selama enam hari kerja.
Selama tempat ini beroperasi sejak tahun 2008 tidak ada kecelakaan kerja yang terjadi hingga
membuat pekerja meninggal dunia. Keluhan yang biasa terjadi yaitu seperti nyeri punggung,
diare, penyakit kulit, dan sesak napas. penanganan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan
obat yang dibeli di warung terdekat, namun terkadang dibiarkan begitu saja, para pekerja juga
sangat jarang pergi ke pusat kesehatan masyarakat terdekat jika keluhan terjadi.
Gambar 2.2 Tampak pekerja sedang mengepres kardus, lingkungan sangat kotor namun pekerja
tidak menggunakan alas kaki maupun sarung tangan.
2.3 Proses Pemulungan
Tahap pertama yang dilakukan dalam proses pemulungan adalah pengumpulan barang –
barang bekas baik itu kardus, plastic, kaleng, besi maupun beling. selanjutnya adalah barang –
barang yang telah dikumpulkan dipisahkan sesuai jenisnya masing – masing. Kemudian setelah
itu barang seperti kardus di pres menggunakan mesin pres lalu diikat, ditimbang perkilo dan
dikumpulkan secara terpisah. Kardus yang telah diikat lalu akan dimasukkan kedalam container
untuk dikirimkan ke pabrik daur ulang di Surabaya. Sedangkan barang – barang seperti besi,
plastic, kaleng maupun beling di dikirimkan ke tempat produksi lain yang bekerja sama dengan
mereka.

2.4 Alur Kerja Pemulungan

Dikumpulkan barang – barang bekas (kardus,


plastic, kaleng, besi maupun beling )

Dipisahkan sesuai jenisnya


masing - masing

Kardus  dipres  diikat (1


ikat>100kg)ditimbang perkilo

Dimuat di container
untuk dikirimkan ke
pabrik di surabaya

Barang – barang lain


dipisahkan untuk
dikirimkan ke pabrik lain
2.5 Identifikasi Faktor Risiko di Tempat Kerja

Tabel 2.1 Identifikasi Faktor Risiko di Tempat Kerja

Bahaya Potensial Gangguan kesehatan


Urutan yang mungkin terjadi
Proses Kerja Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikologi

Pengumpulan 1. Debu tanah 1. Tidak 1. Bakteri/virus/ 1. Pekerja mengumpulkan stres 1. ISPA


barang bekas menggunak jamur yang dengan mendorong meningkat 2. Konjungtivitis
(Kardus, besi, an masker terhirup gerobak dari satu tempat dan mudah 3. LBP
2. Tidak melalui ke tempat yang lain. 4. Penyakit kulit
kaleng, beling) marah
menggunak saluran napas 2. Bahaya cedera akibat 5. Diare
an sarung 2. Bakteri yang benda – benda tajam
tangan melengket
3. Tidak pada tangan
menggunak
an alas kaki

Pemisahan 1. Debu tanah 1. Tidak - 1. Bahaya cedera akibat stres 1. Konjungtivitis


barang bekas 2. Benda tajam mengunaka terkena benda tajam meningkat 2. LBP
sesuai (besi, kaleng, n masker 2. Bahaya memikul benda – dan mudah 3. ISPA
beling) 2. Tidak benda tersebut di punggung 4. Diare
jenisnya marah
menggunak tanpa ada alas
an sarung
tangan
3. Tidak
menggunak
an alas kaki
Pengepresan 1. Kebisingan 1. Tidak - stres 1. Gangguan
dengan mesin mengunaka meningkat pendengaran akibat
press n masker dan mudah bising (NIHL)
2. Tidak
marah
menggunak
an hearing
protection
(ear muff
atau ear
plug)
2.6

Usaha Pemulungan CV Barokah

Pengumpulan Pemisahan Pengepresan


barang – barang barang bekas dengan mesin
bekas sesuai jenisnya press

Gangguan Gangguan Gangguan


kesehatan : Kesehatan : Kesehatan :

ISPA Konjungtiv Gangguan


Konjungtiv itis pendengaran
itis LBP akibat bising
LBP ISPA
Penyakit (NIHL)
Diare
kulit
Diare

2.7 Jadwal Kunjungan yang Telah dilakukan ke Tempat Usaha Pemulungan

Tabel 2.2 Kunjungan yang telah dilakukan ke Tempat Usaha

No. Tanggal Deskripsi Kegiatan


1. 18 Juli 2017 Kunjungan pertama pada CV. Barokah, diawali dengan
perkenalan dengan Bapak Idris selaku pemilik usaha
tersebut. Kami memperkenalkan diri dan memberitahukan
tujuan kedatangan serta menjelaskan apa yang akan
dilakukan di tempat usaha tersebut dan meminta
persetujuan pemilik usaha agar kami dapat melakukan
tugas di tempat tersebut.

4. 15 Juli 2017 Kunjungan kedua kami melakukan wawancara


dengan pemilik usaha mengenai profil usaha. Setelah
itu kami mengamati para pekerja melakukan
pekerjaan.
Kami juga melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik pada pekerja.

2.8 Dokumentasi

Gambar 2.3 Pengumpulan barang – barang bekas

Pada gambar 2.3 tampak barang – barang yang sudah dikumpulkan berserakan dimana
– mana. Semua barang – barang tidak terpisahkan secara rapi.
Gambar 2.4 kardus – kardus yang dipisahkan untuk di press

Pada proses pemisahan kardus untuk dipres (Gambar 2.4) tampak risiko pekerja
dalam mengalami nyeri punggung karena memikul kardus – kardus terkadang besi dan
barang lainnya. Tampak juga pekerja yang berjalan tanpa menggunakan alas kaki.

Gambar 2.5 pengepresan kardus menggunakan mesin press

Pada gambar 2.5 tampak pekerja sedang melakukan pengepresan menggunakan mesin
pres. Pada proses ini, posisi tangan dan bahu dengan sekuat tenaga menarik tali untuk
mengepres kardus sehingga menjadi risiko nyeri otot.
Gambar 2.6 Kardus yang telah diikat

Gambar 2.6 menunjukkan kardus yang telah diikat dan siap untuk dimasukkan
kedalam container untuk dikirimkan ke pabrik di Surabaya.

2.9 Identifikasi Tenaga Kerja dan Status Kesehatan Pekerja


CV. Barokah memiliki 15 orang pekerja. Berikut ini status kesehatan dari 15 orang
pekerja usaha pemulungan CV. Barokah :
A. Tn. SP, 32 tahun, Pekerja
Pada anamnesis, Tn. SP mengeluhkan sakit pungung dan sering sesak napas yang
dirasakan sejak beberapa tahun terakhir. Selain itu pekerja mengeluhkan mencret - mencret
karena setelah bekerja mengumpulkan barang – barang bekas sering tidak mencuci
tangan.Tidak ada riwayat sakit lain sebelumnya. Tn. YL sudah bekerja 8 tahun di usaha
pemulungan CV. Barokah.

Gambar 2.7 Pemeriksaan tekanan darah

B. Tn. AN, 26 tahun, Pekerja


Pada anamnesis, Tn. Amengeluhkan sakit punggung dan sering mencret – mencret
yang sudah dirasakan beberapa tahun terakhir. Tn. AN juga mengeluhkan pendengaran pada
telinga kiri yang menurun dibandingkan telinga kanan apalagi jika bekerja mengepres kardus
disamping mesin pres. Pada pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
C. Tn. EB, 15 tahun, Pekerja
Pada anamnesis, Tn. EB baru bekerja selama 2 bulan lebih di CV Barokah. Tn. EB
mengatakan sejak mulai bekerja Tn. EB sering mengalami sakit perut dan mencret – mencret.
Pekerja juga mengaku tidak biasa mencuci tangan setelah melakukan pemulungan maupun
pemisahan barang bekas dan keluar tanpa menggunakan alas kaki. Riwayat batuk pilek (+)
dan biasa tidak diobati.

Gambar 2.8 Anamnesis

D. Tn. MS, 41 tahun, Supir


Tn. MS sudah bekerja di tempat pemulungan selama 2 tahun. Menurut anamnesis,
pekerja mengeluhkan nyeri bagian belakang yang dirasakan jika selesai berkeliling
mengumpulkan barang bekas dengan truk dan duduk dalam posisi yang sama dalam waktu
yang lama. Riwayat alergi debu (-). Riwayat batuk pilek (-). Tn. MS mengatakan tidak pernah
ada riwayat sakit lain sebelumnya.
E. Tn. GN, 43 tahun, Pekerja
Menurut pengakuan Tn. GN, ia sudah bekerja di CV. Barokah selama 3 tahun. Dari
hasil anamnesis ia mengeluhkan sering mengalami nyeri pinggang dan sesak nafas beberapa
tahun terakhir ini dan pendengaran pada kedua telinganya menurun. Tn. GN mengatakan
tidak pernah ada riwayat sakit sebelumnya.

F. Tn. YB, 20 tahun, Pekerja


Pada anamnesis diketahui bahwa Tn. YB baru bekerja selama 3 bulan di usaha
pemulungan ini. Pekerja mengeluhkan mata yang sering perih terutama jika melakukan
pemisahan barang – barang bekas dan juga sering mengalami nyeri pinggang. Selain itu
pekerja tidak mengeluhkan keluhan lainnya.
G. Tn. R, 68 tahun, Pekerja
Menurut pengakuan Tn. R, ia sudah bekerja selama 8 tahun di usaha pemulungan ini.
Pekerja mengaku sering merasa pusing jika terlalu lama bekerja dan sering mengeluhkan
sesak napas jika terlalu lama terpapar debu ditempat kerja disertai dengan nyeri pinggang
yang menjalar hingga kaki. Ia juga mengeluhkan sering batuk dan pilek saat bekerja tetapi
dibiarkan sembuh sendiri. Pekerja tidak memilki riwayat penyakit sebelumnya.
H. Tn. TK, 32 tahun, Pekerja
Melalui anamnesis diketahui bahwa Tn. TK sudah bekerja selama 4 tahun di usaha
pemulungan tersebut. Pekerja mengeluhkan nyeri pinggang dan sering merasa nyeri perut
disertai mencret. Tn. TK juga mengeluhkan mata yang sering kabur. Selain itu tidak ada
keluhan lain.
I. Tn. TS, 20 tahun, Pekerja
Pada saat dianamnesis Tn. TS sudah bekerja selama 1 tahun lebih di usaha
pemulungan ini. Pekerja mengeluhkan mencret – mecret dan sering gatal pada kulit terlebih
di bagian punggung. Pekerja tidak memilki riwayat penyakit sebelumnya.

J. Tn. A, 18 tahun, Pekerja


Tn. A baru bekerja di CV. Barokah selama 3 minggu. Dari hasil anamnesis ia pernah
mengalami sakit perut beberapa hari setelah mulai bekerja. Tn. A mengatakan tidak pernah
ada riwayat sakit sebelumnya.

K. Tn. TR, 60 tahun, Pekerja


Menurut pengakuan Tn. DR, ia sudah bekerja di CV. Barokah selama 2 tahun lebih.
Dari hasil anamnesis ia mengeluhkan sering mengalami nyeri pinggang dan pendengaran
pada kedua telinganya menurun. Tn. mengatakan tidak pernah ada riwayat sakit sebelumnya.
L. Tn. YS, 24 tahun, Pekerja
Pada saat dianamnesis Tn. YS sudah bekerja selama 5 tahun di usaha pemulungan
ini. Pekerja mengeluhkan mencret – mecret ,sering gatal pada kulit dan nyeri punggung. tidak
memilki riwayat penyakit sebelumnya.

M. Tn. GS, 20 tahun, Pekerja


Tn. GS sudah bekerja selama 4 tahun di usaha pemulungan ini. Pekerja mengeluhkan
nyeri pinggang dan mata yang sering perih dan memerah setelah melakukan pengumpulan
barang – barang bekas.
N. Tn. OM, 20 tahun, Pekerja
Pada saat dianamnesis Tn. OM baru bekerja selama 4 bulan di usaha pemulungan
ini. Pekerja mengeluhkan mencret – mecret. Pekerja juga mengatakan sering mengumpulkan
barang bekas tanpa menggunakan alas kaki dan sering lupa mencuci tangan saat akan
melakukan aktivitas lainnya.
O. Tn. HM, 21 tahun, Pekerja
Tn. HM sudah bekerja selama 1 bulan di usaha pemulungan ini. Pekerja mengatakan
sejauh ini tidak ada keluhan. Riwayat penyakit : Panu (Pitriasis versikolor) , didapat setelah
bekerja.
Tabel 2.3 Identifikasi Tenaga Kerja dan Status Kesehatan Tenaga Kerja
Nama Tugas Tanda Vital Keluhan Pemeriksaan Fisik Diagnosa & Terapi

1. Tn. SP, Pekerja TD : 140/100 mmHg Pada anamnesis, Tn. SP Mata : Diagnosa :
32 Nadi : 88x/menit a. LBP
mengeluhkan sakit pungung dan
tahun RR : 20x/menit a. Kedudukan bola mata b. Diare
sering sesak napas yang dirasakan simetris
b. Ptosis (-)
sejak beberapa tahun terakhir. Selain
c. Nistagmus (-) Terapi :
pekerja mengeluhkan mencret - d. Konjungtiva hiperemis
(-/-) a.Menggunakan sarung
mencret karena setelah bekerja tangan atau alas kaki
e. Anemis (-/-), ikterik
mengumpulkan barang – barang (-/-) dan mengedukasi
THT : untuk mencuci tangan
bekas sering tidak mencuci setelah bekerja
tangan.Tidak ada riwayat sakit lain a. Otorhea (-) b. Edukasi cara
b. Nyeri tekan tragus(-) mengangkat beban
sebelumnya. Tn. YL sudah bekerja 8 c. Deviasi septum nasi (-) yang benar
tahun di usaha pemulungan CV. d. Rhinorhea (-) c. Pergi ke Puskesmas
e. Mukosa bibir kering (+) untuk mendapatkan
Barokah. f. Gigi geligi normal, obat diare.
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal fremitus
D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :

Tampak normal

2. Tn. AN, Pekerja TD : 130/80 mmHg Pada anamnesis, Tn. Amengeluhkan Mata : Diagnosis :
26 Nadi : 60x/menit a. LBP
sakit punggung dan sering mencret –
tahun RR : 22x/menit a. Kedudukan bola mata b. Diare
mencret yang sudah dirasakan simetris c. NIHL
b. Ptosis (-)
beberapa tahun terakhir. Tn. AN juga
c. Nistagmus (-)
mengeluhkan pendengaran pada d. Konjungtiva hiperemis Terapi :
(-/-)
telinga kiri yang menurun a. Edukasi cara
e. Anemis (-/-), ikterik
dibandingkan telinga kanan apalagi (-/-) mengangkat beban yang
THT : benar dan posisi yang
jika bekerja mengepres kardus benar saat bekerja
disamping mesin pres. Pada a. Otorhea (-) b. Menggunakan sarung
b. Nyeri tekan tragus(-) tangan atau alas kaki
pemeriksaan fisik lainnya dalam c. Deviasi septum nasi (-) dan mengedukasi untuk
batas normal. d. Rhinorhea (-) mencuci tangan setelah
e. Mukosa bibir kering (-) bekerja
f. Gigi geligi normal, c. Edukasi penggunaan
lidah di tengah penutup telinga saat
g. Tonsil hiperemis (-) bekerja
Leher : d. Memeriksakan telinga
ke dokter THT
Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

3. Tn. EB, Pekerja TD : 100/70 mmHg Pada anamnesis, Tn. EB baru Mata : Diagnosis :
15 Nadi : 84x/menit a. Diare
bekerja selama 2 bulan lebih di CV
tahun RR : 20x/menit a. Kedudukan bola mata
Barokah. Tn. EB mengatakan sejak simetris
b. Ptosis (-) Terapi :
mulai bekerja Tn. EB sering
c. Nistagmus (-)
mengalami sakit perut dan mencret – d. Konjungtiva hiperemis a. Menggunakan sarung
(-/-) tangan atau alas kaki
mencret. Pekerja juga mengaku dan mengedukasi untuk
e. Anemis (-/-), ikterik
tidak biasa mencuci tangan setelah (-/-) mencuci tangan setelah
THT : bekerja
melakukan pemulungan maupun
pemisahan barang bekas dan keluar a. Otorhea (-)
b. Nyeri tekan tragus(-)
tanpa menggunakan alas kaki. c. Deviasi septum nasi (-)
Riwayat batuk pilek (+) dan biasa d. Rhinorhea (-)
e. Mukosa bibir kering (-)
tidak diobati. f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :

Tampak normal

Supir TD : 130/90 mmHg Tn. MS sudah bekerja di tempat Mata : Diagnosis :


4. Tn. MS, Nadi : 60x/menit a. LBP
pemulungan selama 2 tahun.
41 RR : 18x/menit a. Kedudukan bola
tahun Menurut anamnesis, pekerja mata simetris Terapi :
b. Ptosis (-) a. Edukasi cara
mengeluhkan nyeri bagian belakang
c. Nistagmus (-) mengangkat beban yang
yang dirasakan jika selesai d. Konjungtiva benar dan posisi yang
hiperemis (-/-) benar saat bekerja dan
berkeliling mengumpulkan barang
e. Anemis (-/-), ikterik merubah posisi duduk
bekas dengan truk dan duduk dalam (-/-) sesering mungkin.
THT :
posisi yang sama dalam waktu yang
lama. Riwayat alergi debu (-). a. Otorhea (-)
b. Nyeri tekan tragus(-)
Riwayat batuk pilek (-). Tn. MS c. Deviasi septum nasi (-)
mengatakan tidak pernah ada d. Rhinorhea (-)
riwayat sakit lain sebelumnya. e. Mukosa bibir kering (-)
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal
5. Tn. GN, Pekerja TD : 150/110 mmHg Menurut pengakuan Tn. GN, ia Mata : Diagnosis :
43 Nadi : 80x/menit a. LBP
sudah bekerja di CV. Barokah
tahun RR : 21x/menit a. Kedudukan bola mata b. ISPA
selama 3 tahun. Dari hasil anamnesis simetris c. NIHL
b. Ptosis (-)
ia mengeluhkan sering mengalami
c. Nistagmus (-)
nyeri pinggang dan sesak nafas d. Konjungtiva hiperemis Terapi :
(-/-)
beberapa tahun terakhir ini dan
e. Anemis (-/-), ikterik a. Edukasi cara
pendengaran pada kedua telinganya (-/-) mengangkat beban
THT : yang benar dan posisi
menurun. Tn. GN mengatakan tidak yang benar saat bekerja
pernah ada riwayat sakit a. Otorhea (-) b. Edukasi untuk
b. Nyeri tekan tragus(-) menggunakan masker
sebelumnya. c. Deviasi septum nasi (-) c. Edukasi penggunaan
d. Rhinorhea (-) penutup telinga saat
e. Mukosa bibir kering (-) bekerja
f. Gigi geligi normal, d. Memeriksakan telinga
lidah di tengah ke dokter THT
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

6. Tn. YB, Pekerja TD : 110/80 mmHg Pada anamnesis diketahui bahwa Tn. Mata : Diagnosis :
20 Nadi : 68x/menit a. Konjungtivitis
YB baru bekerja selama 3 bulan di
tahun RR : 18x/menit a. Kedudukan bola mata
usaha pemulungan ini. Pekerja simetris
b. Ptosis (-) Terapi :
mengeluhkan mata yang sering perih
c. Nistagmus (-)
terutama jika melakukan pemisahan d. Konjungtiva hiperemis a. Gunakan obat tetes mata
(+/+) secara teratur dan
barang – barang bekas dan juga periksakan diri ke
e. Anemis (-/-), ikterik
sering mengalami nyeri pinggang. (-/-) dokter
THT :
Selain itu pekerja tidak
mengeluhkan keluhan lainnya. a. Otorhea (-)
b. Nyeri tekan tragus(-)
c. Deviasi septum nasi (-)
d. Rhinorhea (-)
e. Mukosa bibir kering
(-)
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

7. Tn. R, 68 Pekerja TD : 160/100 mmHg Menurut pengakuan Tn. R, ia sudah Mata : Diagnosis :
tahun Nadi : 88x/menit a. Vertigo
bekerja selama 8 tahun di usaha
RR : 24x/menit a. Kedudukan bola mata b. ISPA
pemulungan ini. Pekerja mengaku simetris c. LBP
sering merasa pusing jika terlalu b. Ptosis (-) Terapi :
c. Nistagmus (-) a. Gunakan masker saat
lama bekerja dan sering
d. Konjungtiva hiperemis bekerja
mengeluhkan sesak napas jika (-/-) b. Jika batu pilek dan
e. Anemis (-/-), ikterik sesak napas segera
terlalu lama terpapar debu ditempat
(-/-) periksakan diri ke
kerja disertai dengan nyeri pinggang THT : dokter
c. Edukasi cara
yang menjalar hingga kaki. Ia juga
a. Otorhea (-) mengangkat beban yang
mengeluhkan sering batuk dan pilek b. Nyeri tekan tragus(-) benar dan posisi yang
c. Deviasi septum nasi (-) benar saat bekerja
saat bekerja tetapi dibiarkan sembuh
d. Rhinorhea (-)
sendiri. Pekerja tidak memilki e. Mukosa bibir kering
(-)
riwayat penyakit sebelumnya.
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)
Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

8. Tn. TK, Pekerja TD : 130/90 mmHg Melalui anamnesis diketahui bahwa Mata : Diagnosis :
32 Nadi : 80x/menit a. LBP
Tn. TK sudah bekerja selama 4
tahun RR : 20x/menit a. Kedudukan bola mata b. Diare
tahun di usaha pemulungan simetris c. Miopi
b. Ptosis (-)
tersebut. Pekerja mengeluhkan nyeri
c. Nistagmus (-) Terapi :
pinggang dan sering merasa nyeri d. Konjungtiva hiperemis
(-/-) a. Edukasi cara
perut disertai mencret. Tn. TK juga
e. Anemis (-/-), ikterik mengangkat beban
mengeluhkan mata yang sering (-/-) yang benar dan posisi
THT : yang benar saat bekerja
kabur. Selain itu tidak ada keluhan
b. Menggunakan sarung
lain. a. Otorhea (-) tangan atau alas kaki
b. Nyeri tekan tragus(-) dan mengedukasi untuk
c. Deviasi septum nasi (-) mencuci tangan setelah
d. Rhinorhea (-) bekerja
e. Mukosa bibir kering(-) c. Periksakan diri ke
f. Gigi geligi normal, dokter
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :
Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

9. Tn. TS, Pekerja TD : 130/90 mmHg Pada saat dianamnesis Tn. TS sudah Mata : Diagnosis :
20 Nadi : 78x/menit a. Diare
bekerja selama 1 tahun lebih di
tahun RR : 20x/menit a. Kedudukan bola mata b. Dermatitis kontak
usaha pemulungan ini. Pekerja simetris Alergi
b. Ptosis (-)
mengeluhkan mencret – mecret dan
c. Nistagmus (-)
sering gatal pada kulit terlebih di d. Konjungtiva hiperemis Terapi :
(-/-) a. Menggunakan sarung
bagian punggung. Pekerja tidak
e. Anemis (-/-), ikterik tangan atau alas kaki
memilki riwayat penyakit (-/-) dan mengedukasi untuk
mencuci tangan setelah
sebelumnya.
THT : bekerja
a. Otorhea (-) b. Memeriksakan diri ke
b. Nyeri tekan tragus(-) puskesmas untuk
c. Deviasi septum nasi (-) mendapatkan obat
d. Rhinorhea (-) kulit.
e. Mukosa bibir kering(-)
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)

Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Co
r:

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

10. Tn. A, Pekerja TD : 120/80 mmHg Tn. A baru bekerja di CV. Barokah Mata : Diagnosis :
18 Nadi : 88x/menit a. Diare
selama 3 minggu. Dari hasil
tahun RR : 20x/menit a. Kedudukan bola mata
anamnesis ia pernah mengalami simetris
b. Ptosis (-) Terapi :
sakit perut beberapa hari setelah
c. Nistagmus (-) a. Menggunakan sarung
mulai bekerja. Tn. A mengatakan d. Konjungtiva hiperemis tangan atau alas kaki
(-/-) dan mengedukasi untuk
tidak pernah ada riwayat sakit
e. Anemis (-/-), ikterik mencuci tangan setelah
sebelumnya. (-/-) bekerja
THT :

a. Otorhea (-)
b. Nyeri tekan tragus(-)
c. Deviasi septum nasi (-)
d. Rhinorhea (-)
e. Mukosa bibir kering(-)
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)
Pulmo :

e. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
f. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
g. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
h. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

11. Tn. TR, Pekerja TD : 170/100 mmHg Menurut pengakuan Tn. DR, ia Mata : Diagnosis :
60 Nadi : 68x/menit a. LBP
sudah bekerja di CV. Barokah
tahun RR : 20x/menit a. Kedudukan bola mata b. NIHL
selama 2 tahun lebih. Dari hasil simetris
b. Ptosis (-)
anamnesis ia mengeluhkan sering
c. Nistagmus (-) Terapi :
mengalami nyeri pinggang dan d. Konjungtiva hiperemis
(-/-) a. Edukasi cara
pendengaran pada kedua telinganya e. Anemis (-/-), ikterik mengangkat beban
(-/-) yang benar dan
menurun. Tn. mengatakan tidak
THT : posisi yang benar
pernah ada riwayat sakit a. Otorhea (-) saat bekerja
b. Nyeri tekan tragus(-) b. Edukasi
sebelumnya.
c. Deviasi septum nasi (-) penggunaan
d. Rhinorhea (-) penutup telinga
e. Mukosa bibir kering saat bekerja
(-) Memeriksakan
f. Gigi geligi normal, telinga ke dokter
lidah di tengah THT
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.

Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

12. Tn. YS, Pekerja TD : 120/90 mmHg Pada saat dianamnesis Tn. YS sudah Mata : Diagnosis :
24 Nadi : 60x/menit a. Diare
bekerja selama 5 tahun di usaha
tahun RR : 22x/menit a. Kedudukan bola mata b. Dermatitis kontak
pemulungan ini. Pekerja simetris Alergi
b. Ptosis (-) c. LBP
mengeluhkan mencret – mecret
c. Nistagmus (-)
,sering gatal pada kulit dan nyeri d. Konjungtiva hiperemis
(-/-) Terapi :
punggung. tidak memilki riwayat
e. Anemis (-/-), ikterik a. Menggunakan
penyakit sebelumnya. (-/-) sarung tangan atau
THT : alas kaki dan
a. Otorhea (-) mengedukasi
b. Nyeri tekan tragus(-) untuk mencuci
c. Deviasi septum nasi (-) tangan setelah
d. Rhinorhea (-) bekerja
e. Mukosa bibir kering b. Memeriksakan diri
(-) ke puskesmas
f. Gigi geligi normal, untuk
lidah di tengah mendapatkan obat
g. Tonsil hiperemis (-) kulit.
Leher : e. Edukasi cara
mengangkat beban
Pembesaran KGB(-) yang benar dan
posisi yang benar
Pulmo : saat bekerja

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak kulit tangan yang
terkelupas dan kemerahan.

13. Tn. GS, Pekerja TD : 120/80 mmHg Tn. GS sudah bekerja selama 4 Mata : Diagnosis :
20 Nadi : 80x/menit a. LBP
tahun di usaha pemulungan ini.
tahun RR : 18x/menit a. Kedudukan bola mata b. Konjungtivitis
Pekerja mengeluhkan nyeri simetris
b. Ptosis (-)
pinggang dan mata yang sering perih
c. Nistagmus (-) Terapi :
dan memerah setelah melakukan d. Konjungtiva hiperemis
(+/+) a. Edukasi cara
pengumpulan barang – barang mengangkat beban
e. Anemis (-/-), ikterik
bekas. (-/-) yang benar dan
THT : posisi yang benar
a. Otorhea (-) saat bekerja
b. Nyeri tekan tragus(-) b. Gunakan obat tetes
c. Deviasi septum nasi (-) mata secara teratur
d. Rhinorhea (-) dan periksakan diri
e. Mukosa bibir kering ke dokter
(-)
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

14. Tn. OM, Pekerja TD : 110/70 mmHg Pada saat dianamnesis Tn. OM baru Mata : Diagnosis :
20 Nadi : 78x/menit bekerja selama 4 bulan di usaha a. Diare
tahun RR : 20x/menit pemulungan ini. Pekerja a. Kedudukan bola mata
simetris
mengeluhkan mencret – mecret.
b. Ptosis (-) Terapi :
Pekerja juga mengatakan sering c. Nistagmus (-) a. Menggunakan
mengumpulkan barang bekas tanpa d. Konjungtiva hiperemis sarung tangan atau
menggunakan alas kaki dan sering (-/-) alas kaki dan
lupa mencuci tangan saat akan e. Anemis (-/-), ikterik mengedukasi
melakukan aktivitas lainnya. (-/-) untuk mencuci
THT : tangan setelah
a. Otorhea (-) bekerja
b. Nyeri tekan tragus(-)
c. Deviasi septum nasi (-)
d. Rhinorhea (-)
e. Mukosa bibir kering
(-)
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak normal

15.Tn. HM, Pekerja TD : 130/90 mmHg Tn. HM sudah bekerja selama 1 Mata : Diagnosis :
21 Nadi : 88x/menit bulan dalam usaha pemulungan ini.
tahun RR : 20x/menit Pekerja mengatakan sejauh ini tidak a. Kedudukan bola mata
simetris a. Pitriasis Versikolor
ada keluhan. Riwayat penyakit :
b. Ptosis (-)
Panu, didapat setelah bekerja. c. Nistagmus (-)
d. Konjungtiva hiperemis Terapi :
(-/-) a. Memeriksakan
e. Anemis (-/-), ikterik diri ke puskesmas
(-/-) untuk
THT : mendapatkan obat
a. Otorhea (-) panu.
b. Nyeri tekan tragus(-)
c. Deviasi septum nasi (-)
d. Rhinorhea (-)
e. Mukosa bibir kering
(-)
f. Gigi geligi normal,
lidah di tengah
g. Tonsil hiperemis (-)
Leher :

Pembesaran KGB(-)

Pulmo :

a. Inspeksi : Pergerakan
dada simetris
b. Palpasi : Vocal
fremitus D=S
c. Perkusi : Sonor di
seluruh paru-paru
d. Auskultasi : Ves +/+,
Wh -/-, Rh -/-
Cor :

S1S2 tunggal, gallop (-),


murmur (-)

Abdomen :
Tampak datar, supel,
bising usus (+), nyeri
tekan epigastrium (-),
hepar/lien tidak teraba,
perkusi timpani seluruh
regio abdomen.
Ekstremitas :
Deformitas (-),
Udem (-)
Kulit :
Tampak bercak – bercak
putih pada punggung.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan rencana usaha yang penerapannya
berguna untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja memiliki tujuan yang hendak
dicapai, yaitu meningkatkan produktivitas, meningkatkan efisiensi pekerjaan dan menurunkan
biaya kesehatan.
Dasar hukum tentang kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun yang membahas mengenai hak dan kewajiban tenaga kerja, dan
persyaratan kesehatan kerja yang harus diterapkan dalam tiap perusahaan. Dalam Undang-
Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 bagian 6 tentang Kesehatan Kerja, pada pasal 23 meliputi
perlindungan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, syarat kesehatan kerja dan cara
untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja terlaksana atas dasar pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkaan oleh pekerjaan yang dilakukan. Potensi bahaya
adalah suatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat kerugian. Sedangkan risiko
adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang terjadinya
kejadian tersebut. Oleh sebab itu maka perlu melihat penyebab serta dampak yang ditimbulkan
oleh pekerjaan, dimana seperti diketahui bahwa potensi bahaya dapat berupa berbagai bentuk,
dimana risiko bisa menjadi tinggi ataupun rendah tergantung pada tingkat peluang bahaya yang
ada.
3.2 Faktor Risiko Pekerjaan
Dalam melaksanakan pekerjaanya terdapat berbagai risiko akibat kerja pada proses
pemungutan dan pengepresan barang bekas. Beberapa faktor risiko yang ditemukan antara lain :
a. Risiko iritasi pada saluran napas akibat terhirupnya debu yang halus dari sampah dan barang
bekas.
b. Risiko nyeri punggung bawah dan nyeri otot akibat posisi duduk yang salah saat memilah
barang bekas dan sampah, serta posisi saat mengangkat barang bekas yang berat.
c. Risiko luka sobek akibat tidak memakai alat pelindung saat memilah sampah dan barang
bekas.

38
3.3 Alat Pelindung Diri (APD) pada Proses pemulungan Barang Bekas
Alat Perlindungan Diri(APD) adalah seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk
melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
Penggunaanatau pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu caraguna menanggulangi
bahaya yang terjadi di tempat kerja.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi
pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD
dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
a. Alat Pelindung diri (APD) yang disediakan harus memenuhi syarat :
b. Harus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi tenaga kerja
atau sesuai sumber bahaya yang ada
c. Tidak mudah rusak
d. Tidak mengganggu aktivitas si pemakai
e. Beratnya seringan mungkin
f. Mudah diperoleh dipasaran
g. Tidak menimbulkan bahaya tambahan
h. Pemeliharaannya mudah
i. Tidak membatasi gerak
j. Bentuknya cukup menarik
Jenis alat pelindungan diri menurut bagian tubuh yang dilindungi :
1. Alat pelindung kepala, berdasarkan fungsinya dibagi menjadi topi pengaman (helmet), tutp
kepala, dan hats/cap
2. Alat pelindung mulut dan hidung biasa juga disebut masker
3. Alat pelindung telinga seperti sumbat telinga dan tutup telinga.
4. Alat pelindung mata seperti kacamata untuk melindungi muka atau wajah
5. Alat pelindung tangan seperti sarung tangan atau kasos tangan untuk melindungi tangan dari
bahaya yang bisa terjadi saat bekerja
6. Alat pelindung kaki dan jari kaki seperti sepatu
7. Alat pelindung tubuh seperti pakaian kerja dari berbagai bahan

Tidak ada APD yang disediakan CV. Barokah kepada para pekerjanya sehingga tidak
memberikan perlindungan dari potensi bahaya di tempat kerja. Intervensi yang dilakukan adalah
pemberian APD berupa masker sebagai perlindungan dari debu sdan bau tidak sedap dari sampah
yang dapat mengiritasi saluran pernapasan serta edukasi mengenai gangguan kesehatan yang bisa
dialami. Edukasi juga diberikan kepada pemilik perusahaan mengenai risiko keselamatan dan
kesehatan kerja para pekerja.

3.4 Gangguan Kesehatan Akibat Kerja

39
Berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada pekerjaCV. Barokah,
ditemukan gangguan kesehatan akibat kerja yang terjadi adalah: infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), penyakit kulit (ptiriasis vesicolor), myalgia,diaredan low back pain (LBP)

1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


Infeksi saluran pernapasan akut atau disingkat ISPA adalah infeksi saluran pernapasan
yang berlangsung sampai 14 hari.ISPA meliputi saluran napas bagian atas dan saluran napas
bagian bawah.Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai
alveoli beserta adneksanya seperti sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.ISPA disebabkan
oleh bakteri atau virus yang masuk ke saluran napas. Penyebab lain adalah faktor lingkungan
rumah seperti halnya pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah dan kepadatan hunian
dalam rumah. Pencemaran udara dalam rumah yang sangat berpengaruh terhadap kejadian ISPA
adalah asap pembakaran yang digunakan untuk memasak, misalnya kayu bakar.
Gejala khas dari ISPA adalah batuk, pilek, dapat terjadi demam, suara serak dan pabila
berat dapat terjadi sesak napas, bibir dan kulit biru, dan pernafasan berbunyi seperti orang
mengorok.
Paparan debu yang masuk ke dalam saluran pernapasan dapat menyebabkan timbulnya
reaksi mekanisme perhanan non spesifik berupa batuk hingga bersin.Otot polos di sekitar jalan
napas dapat terangsang sehingga menimbulkan penyempitan. Keadaan ini terjadi biasanya bila
kadar debu melebihi nilai ambang batas.
Berdasarkan uraian diatas, salah satu penyebab ISPA pada para pekerjapemungutan
sampah dan barang bekasadalah seringnya terpapar dengan debu maupun bau tidak sedap dari
sampah. Salah satu upaya sederhana yang dianjurkan sebagai pencegahan untuk risiko ISPA ini
adalah penggunaan masker, menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

2. Pitiriasis vesikolor
Pityriasis vesikolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh
Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit,
skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa
peradangan. Pityriasis versicolorbiasanya mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak,
paha, dan lipatan paha.

40
Tinea versikolor timbul bila M. Furfurberubah bentuk menjadi bentuk miselia karena adanya
faktor predisposisi, baik eksogen maupun endogen. Faktor eksogen meliputi panas dan
kelembaban. Hal ini merupakan penyebab sehingga pitiriasis versikolor banyak dijumpai di
daerah tropis dan pada musim panas di daerah sub tropis. Faktor eksogen lain adalah penutupan
kulit oleh pakaian atau kosmetik dimana mengakibatkan peningkatan konsentrasi CO2,
mikroflora dan pH.
Faktor endogen berupa malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom cushing, terapi imunosupresan,
hiperhidrosis dan riwayat keluargayang positif. Disamping itu diabetes melitus, pemakaian
steroid jangka panjang, kehamilan dan penyakit-penyakit berat memudahkan timbulnya pitiriasis
versikolor.Patogenesis dari makula hipopigmentasi oleh terhambatnya sinar matahari yang
masuk ke dalam lapisan kulit yang akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya
toksin yang langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang
dihasilkan oleh Pityrosporum dari asam lemak dalam sebum yang merupakan inhibitor
kompetitif dari tirosinase.
Berdasarkan uraian diatas, salah satu penyebab Ptiriasis Vesikolor pada para pekerja
pemungutan sampah dan barang bekasadalah hygene yang tidak baik dari pekerja, pakaian yang
digunakan secara bersama antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Salah satu upaya
sederhana yang dianjurkan sebagai pencegahan untuk risiko ini adalah memberikan edukasi
kepada para pekerja.

3. Mialgia
Myalgia atau nyeri otot adalah termasuk salah satu keluhan cukup sering diderita oleh
manusia.Myalgia merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubu.Penyebab
umum nyalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot yang terlalu tegang.Myalgia yang
terjaditanpa riwayat trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus. Myalgia yang berlangsung
dalam waktu yang lama menunjukkan myopati metabolic, defisensi nutrisi atau sindrom fatique
kronik.
Penyebab yang sering terjadi adalah stress, penggunaan berlebihan atau kerusakan fisik
otot akibat latihan kompulsif, dan memilukan ligament atau pekerjaan fisik yang berat.Tanda dan
gejala yang sering dijumpai pada kondisi myalgia adalahnyeri, spasme otot, keterbatsan lingkup

41
gerak sendi, dan penurunan kekuatan otot. Myalgia juga dapat menimbulkan gangguan dalam
beraktivitas seperti mengangkat beban.
Mekanisme terjadinya myalgia yaitu karena otot sering digunakan berulang dalam waktu
yang lama jga akibat penggunaan kekuatan yang besar seperti mengangkat barang yang berat.
Akibat adanya aktivitas yang tidak tepat tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan otot yang
mikroskopik tampak berupa robekan jaringan disertai adanya proses peradangan dan karena
penggunaannya yang terus menerus maka tidak ada waktu bagi otot tersebut untuk memperbaiki
diri.
Myalgia yang dialami oleh pekerja pemungutan sampah dan barang bekas ialah karena
pengaruh pengunaan kekuatan otot untuk mengangkat beberapa barang bekas yang
berat.Akibatnya timbul keluhan nyeri pada otot-otot.Hal ini dapat dihindari dengan istirahat yang
cukup setelah bekerja.

4. Diare
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah cair setengah padat), kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24jam. Defenisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa desertai
lendir dan darah.
Reflex buang air besar dimulai dari pengembangan akut rectum di bawah pusat supra
spinal dan kontraksi sigmoid akan meningkatkan tegangan rectum. Bersamaan dengan kontraksi
tersebut terjadi relaksasi otot spinkter ani eksterna yang akan menyebabkan pengeluaran feses
melalui anus. Pendorongan feses keluar dari anus akan diperkuat oleh gerakan valsava
(penutupan glottis, fiksasi diafragma dan kontraksi otot dinding perut). Buang air besar secara

sadar dapat dicegah dengan melakukan kontraksi otot diafragma pelvis dan spinkter ani eksterna .
Faktor penyebab diare antara lain infeksi bakteri, virus atau parasite, kesehatan lingkungan,
hygene perseorangan yang buruk, malabsorpsi makanan, alergi ataupun karena defisiensi.
Diare yang dialami oleh pekerja pemungutan sampah dan barang bekas ialah karena
pengaruh tidak menggunakan sarung tangan saat memilah sampah kemudian setelah bekerja
pekerja tidak mencuci tangan terlebih dahulu saat mau makan.Akibatnya timbul keluhan
diare.Hal ini dapat dihindari dengan imenggunakan sarung tangan saat bekerja, dan mengedukasi
pekerja pentingnya mencuci tangan.

42
5. Low Back Pain (LBP)
Nyeri punggung bawah/low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara
sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosacral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga biasa
menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal bawah. LBP merupakan salah
satu gangguan muskuloskletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.
Dalam dunia modrn saat ini, tuntutuan pekerjaan dapat menimbulkan tekanan fisik dan
psikis pada seseorang.Hal ini memperbesar risiko pekerjaan atau terkena penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan dan jabatannya.Prevalensi nyeri mukuloskeletal, termasuk back pain
telah dideskripsikan sebagai suatu epidemik.Keluhan nyeri biasanya self limiting tetapi jika
menjadi kronik konsekuensinya menjadi serius. Hal ini akhirnya menyebabkan turunnya
produktivitas orang yang mengalami back pain.
Banyak hal yang dapat menyebabkan LBP, baik secara posisi anatomis maupun karena
proses patologisnya.
a. Kelainan tulang punggung sejak lahir, keadaan ini dikenal dengan istilah hemi
vertebrae. Kelainan kondisi tulang-tulang vertebra dapat berupa tulang vertebra
haanya setengah bagian karena tidak lengkap saat lahir. Hal ini dapat
menyebabkan timbulnya LBP yang disertai dengan skoliosis ringan.
b. LBP karena trauma. Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama
LBP. Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau
melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang
bawah yang akut. Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat
menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung. Kekauan
otot cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu.
Namun pada kasus-kasu yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak
mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.
c. LBP karena perubahan jaringan, kelompok penyakit ini disebabkan karena
terdapat perubahan jaringan pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan
jaringan tersebut tidak hanya pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat
juga di sepanjang dan anggota tubuh bagian lain. Beberapa jenis penyakit dengan
keluhan LBP yang disebabkan oleh perubahan jaringan antara lain osteoarthritis,
penyakit fibrositis, penyakit infeksi.

43
d. LBP karena pengaruh gaya berat. Gaya berat tubuh terutama dalam posisi berdiri,
duduk dan berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat
menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain. Beberapa pekerjaan yang
mengharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat
mengakibatkan terjadinya LBP. Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu
factor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini
disebabkan karena terjadi penekanan pada tulang belakang akibat penuumpukan
lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.
Berdasarkan uraian tersebut,salah satu penyebab LBP pada pekerja usaha percetakan
batako ialah karena pengaruh gaya berat dimana pekerja duduk dalam yang lama selama proses
pengelasan dan posisi mengangkat beban yang berat dengan salah dimana menyebabkan keluhan
LBP. Hal ini dapat dihindari dengan mengikuti langkah-langkah mengangkat beban berat dengan
benar.

3.5 Standar Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelekaan (P3K)


Tabel 3.2 Isi Kotak P3K
Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (Untuk 50 (Untuk 100
No. Isi
Pekerja atau pekerja atau pekerja atau
kurang) kurang) kurang)
1 Kasa steril terbungkus 20 40 40
2 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4 Plaster (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5 Pleseter cepat 10 15 20
6 Kapas (25 gram) 1 2 3
7 Kain segitiga/mittela 2 4 6
8 Gunting 1 1 1
9 Peniti 12 12 12
10 Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
(pasangan)
44
11 Masker 2 4 6
12 Pinset 1 1 1
13 Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15 Kantong plastic ersih 1 2 3
16 Aquades (100 ml lar saline) 1 1 1
17 Povidon iodin (60 ml) 1 1 1
18 Alcohol 70% 1 1 1
19 Buku panduan P3K di 1 1 1
tempat kerja
20 Buku catatan 1 1 1
21 Daftar isi kotak 1 1 1

Pada tabel 3.1 diatas, dapat dilihat bahwa sebuah tempat kerja harus memiliki standar
kotak P3K sesuai standar dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia tahun 2008.Hal ini dimaksudkan agar pada saat para pekerja mengalami kecelakaan
akibat kerja, dapat ditangani dengan cepat sehingga risiko infeksi penyakit dapat diminimalkan.
Pada tempat usaha dagang sei, didapatkan beberapa penyakit yang dialami oleh para pekerja
mulai pada setiap proses produksi seperti risiko luka sobek,namun tidak memiliki kotak P3K
sehingga penyakit-penyakit yang dialami oleh para pekerja, tidak diobati.

BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Telah dilaporkan kasus kedokteran kerja pada sebuah usaha pengumpulan barang bekas
CV. Barokah.
1. CV. Barokah merupakan usaha pengumpulan barang bekas yang berlokasi di jalan
Anisnoni sejak Tahun 2008.
2. Alur kerja dimulai dari dikumpulkan barang bekas, kemudian dipisahkan sesuai jenisnya
masing-masing, barang dipres pada mesin pres dan ditimbang, setelah itu dimuat untuk
dikirimkan pada pabrik.
3. Faktor–faktor risiko yang terdapat di lingkungan tempat kerja usaha pengumpulan barang
bekas CV. Firdaus yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja antara lain
risiko iritasi pada saluran napas akibat terhirupnya debu yang halus dari sampah dan

45
barang bekas selama bekerja, posisi pekerja saat bekerja juga berisiko menyebabkan
penyakit tertentu bagi para pekerja. Pekerja juga tidak dilengkapi dengan alat pelindung
diri yang berguna melindungi pekerja dari kecelakaan kerja yang mungkin dapat terjadi
selama bekerja.
4. Masalah kesehatan yang dialami para pekerja usaha pengumpulan barang bekas antara
lain infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit (pitiriasis vesikolor), low back
pain (LBP), myalgia dan diare.
5. Berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan fisik dengan para pekerja di CV. Barokah
sebagian besar para pekerja mengeluhkan sesak napas, nyeri di punggung dan pinggang,
nyeri otot terutama pada otot-otot belakang yang dirasakan setelah bekerja, keluhan
badan terasa gatal saat bekerja terlebih apabila berkeringat.

4.2 Saran
1. Kepada pemiliki usaha pemungutan sampah.
Perlu adanya ketersediaan kotak P3K di tempat kerja untuk menangani kecelakaan kerja
serta perlu tersedianya APD standart bagi para pekerja.

2. Kepada para pekerja


a. Perlu adanya sedikit istirahat atau peregangan di saat bekerja agar menghindari penyakit
seperti nyeri otot.
b. Perlu menggunakan alat pelindung diri saat bekerja seperti sarung tangan karet, pelindung
telinga/hearing protection, temeng wajah/face shield, dan sepatu boots.
c. Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

46
DAFTAR PUSTAKA

1. Anggoro AW., 2014. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Myalgia (Tibialis Anterior)
Sinistra di RST. Dr. Soedjono Magelang. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Available from :http://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/lang–en/inde…
(Diakeses pada tanggal 15 Juli 2017)
3. Donna Partogi, 2008. Tehnik Eksisi. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK
Universitas Sumatera Utara.
4. Madani A, Fattah., 2005. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Penerbit Hipokrates.
5. Moeloek NF,. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2016. In Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
6. Sutarjo U, Johan P,. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Budijanto D, Yudianto, Hardhana B,
Soenardi T, editors. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
7. Setiawan I, 2010. Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas
karyawan pada Departemen jaringan PT PLN Persero area Surabaya.
8. World Health Organization. 2008. Infeksi Saluran Pernapasan Akut yang Cenderung
Menjadi Epidemik dan Pandemik. Jakarta.
9. Yuliana. Tinjauan Pustaka Low Back Pain.2011. [Internet] CDK 185 Volume 38 Nomor 4.
Bandung. (Diakses pada tanggal 17 Mei 2017). Available from:
http://www.google.co.id/url?

47
url=http://www.kalbemed.com/Portals/6/11_185Lowbackpain.pdf&rct=j&q=&esrc=s&sa=
U&ved=0ahUKEwjTu8ukrt3NAhUaTI8KHagWCOEQFggyMAU&usg=AFQjCNFonSRG
dZWWdq_1wP_Irsu7rcHOXQ

48

Anda mungkin juga menyukai