PEMBEDAHAN
Semua tindakan pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan cara invasif yaitu membuka / menampilkan bagian
tubuh yang akan ditangani melalui sayatan dan diakhiri dengan penutupan & penjahitan luka
Diet Preoperatif
Diet preoperatif adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan mengalami pembedahan
TUJUAN DIET
Memperbaiki status gizi pasien bagi yang kurang ataupun kelebihan gizi
Mempertahankan status gizi bagi pasien dengan gizi baik
Menyediakan cadangan zat gizi untuk mengatasi stress dan penyembuhan luka
Kebutuhan Energi
Protein
Pasien dg St. gizi kurang, Anemia, Albumin rendah ( < 2.5 mg/dl) 1,5 – 2 g/kg BBI
Pasien dg St. gizi baik atau kegemukan 0.8 – 1 g/kgBB
Lemak 10 – 25 % dari kebutuhan energi total
Karbohidrat : Cukup
Vitamin : cukup terutama Vit. B, C dan vit K
Mineral: cukup bila perlu tambah dg suplemen
Diet Pasca Operatif adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan
Pengaturan makanan tergantung pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyertanya.
Tujuan Diet
Mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal, untuk mempercepat penyembuhan dan ↑ daya tahan tubuh dg
cara:
Pengaturan Diet
Memberikan makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair → saring →lunak → biasa
Pasca bedah kecil : sesegera mungkin kembali kebentuk makanan biasa
Harris – Benedict
Komplikasi kehamilan
1. Hiperemesis Gravidarum
50-70% Trimester I dan 66 % mengalami mual (nause)
o BB sangat turun
o Turgor kulit berkurang
o Diuresis berkurang
o Timbul asetonuri
44% mengalami muntah (emesis gravidarum) 4:1000
a) Etiologi
o Predisposisi : primigravida, kehamilan ganda, moladihatidosa
o Perubahan metabolik
o Alergi
o Psikologik
b) Klasifikasi Penyakit
Tingkatan I Mual & muntah, lemas, BB turun, turgor kulit ber(-), nyeri pada efigastrium, lidah kering, mata
cekung , nadi meningkat (100x/mnt)
Tingkatan II Lebih lemah dan apatis, tensi turun, oliguria, konstipasi, aroma aceton tercium dari pernafasan
Tingkatan III Kesadaran menurun sampai koma, nadi kecil dan cepat, tensi turun, suhu naik, komplikasi fatal
pada susunan syaraf (ensefalpfati werniele), ikterus
c) Prinsip Diet
makan porsi kecil tapi sering
Hindari cairan 1-2 jam sebelum/setelah makan
Makanan yg tdk berlemak lemak menunda pengosongan lambung & me↑ mual
Kurangi kontak dg makanan yg berbau keras
d) Tujuan Diet
Mengganti persediaan glikogen dan mengontrol acidosis
Secara berangsur memberikan makanan cukup kalori dan zat gizi yang cukup
e) Syarat Diet
Tinggi hidrat arang (75-80% dari kebutuhan E)
Rendah lemak (< 10% E)
Protein sedang (10-15% E)
Cukup cairan, pemberian cairan disesuaikan dg keadaan penderita (7-10 gelas)
Makanan dalam bentuk kering
Makanan mudah cerna & tidak merangsang
Porsi kecil tapi sering
Scr berangsur diberikan makanan yg memenuhi syarat gizi
f) Indikasi pemberian
Hyperemesis Berat : diberikan pada pasien dg hiperemesis berat Energi = 1100 kkal,Prot = 15 g,Lemak =
2 gram,KH = 259 gram,Cth : roti kering, buah2an, ubi bakar, cairan tdk diberikan bersamaan dg makan
Hyperemesis Sedang : mual & muntah mulai berkurangEnergi = 1700 kkal,Protein = 57 g,Lemak = 33
g,KH = 293 g
Hyperemesis Ringan sesuai kebutuhan Energi = 2300 kkal,Protein = 73 g,Lemak = 59 g ,KH = 368
g,minuman bisa diberikan bersamaan dg waktu makan
2. PREEKLAMPSIA
a) Hipertensi Kronik
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan.Diagnosis
:
Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan
<20 minggu
Tidak ada proteinuria
Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
b) Hipertensi Gestasional
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan.Diagnosis :
Tekanan darah ≥140/90 mmHg
Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12 minggu
Tidak ada proteinuria
Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati di trombositopenia
Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan
c) Preeklampsia/Toksemia
Hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan
Umumnya terjadi pada trimester III
Gejala : hipertensi, proteinuria, edema yang berlebihan, mudah timbul kemerah2an, mual, muntah,
pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah & kesadaran menurun
Ciri khas diet : asupan garam & protein
1) Preeklampsia Ringan
Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >300 mg/24 jam
2) Preeklampsia Berat
Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >5 g/24 jam
Atau disertai keterlibatan organ lain:
Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
Sakit kepala , skotoma penglihatan
Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
3) Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20
minggu)
Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada
usia kehamilan > 20 minggu
4) Eklampsia
Kejang umum dan/atau koma
Ada tanda dan gejala preeklampsia
Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis)
Tujuan Diet
Syarat Diet
Perhitungan Energi
Kebutuhan energi sesuai umur dan aktifitas atau 30 – 35 kkal/kg BBI. Untuk obesitas (IMT > 30), pembatasan kalori 25
kkal/BB aktual/ hari (Gunakan perhitungan untuk DM + faktor koreksi hamil)
Karbohidrat : 45 – 65 % TE
Protein : 20 % TE
Lemak : 20 – 25 % TE, tetap mempertahankan asupan lemak tak jenuh ganda dan lemak jenuh 10% TE
Prinsip DASH
Konsumsi buah dan sayur yang mengandung kalium, fitoesterogen dan serat
Low-fat dairy product (menggunakan produk susu rendah lemak)
Konsumsi ikan, kacang dan unggas secukupnya
Kurangi SAFA seperti daging berlemak
Membatasi gula garam
Tujuan Diet
Diabetes Melitus
adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah karena kurangnya hormon insulin,
kerja insulin maupun keduanya yang berakibat pada gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
suatu gangguan intoleransi yg terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan sedang berlangsung
Meningkatnya resistensi insulin selama hamil karena hormon kehamilan seperti : Human Placenta Lactogen (HPL)
yang mempengaruhi bekerjanya insulin
GDM atau DMG juga menyebabkan meningkatnya anti- Human Leocucyte Antigen (HLA), antibodi yang ada di tubuh
ibu
Faktor Risiko
Tujuan Diet
Bentuk DM Tipe 1
NEFROPATHY DIABETES
o Nefropati Diabetik adalah salah satu komplikasi Diabetes yang akan dialami oleh 20 – 40 % penyandang Diabetes
o Didapatkan albuminuria persisten pada kisaran 30 – 299 mg/24 jam (albuminuria mikro) merupakan tanda dini
Nefropati Diabetik
o Pasien dengn albuminuria mikro berubah menjadi albuminuria makro (> 300 mg/24 jam), akhirnya berlanjut menjadi
PGK
Suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi disebabkan kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, atau keduanya.Juga terjadi ketidak normalan metabolisme karbohidrat, protein, lemak.
Patogenesis DM tipe-2
Resistensi insulin pada otot dan liver serta kegagalan sel beta pankreas telah dikenal merupakan
patofisiologi kerusakan sentral dari DM tipe-2.
Selain otot, liver & sel beta, organ lain seperti : jaringan lemak (meningkatnya lipolisis), gastrointestinal (defisiensi
incretin), sel alpha pankreas (hiperglukagonemia), ginjal (peningkatan absorpsi glukosa), dan otak (resistensi insulin)
kesemuanya ikut berperan dalam menimbulkan terjadinya gangguan gangguan toleransi glukosa.
Keluhan klasik DM :polyuria,polydipsia,polifagia,penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Keluhan lain DM :lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva
pada wanita
Terapi Diet DM
Merupakan bagian yang essensial dlm pengelolaan diabetes yang menyeluruh
Tujuan
Kebutuhan Energi
Jenis kelamin
Umur :>40 th dikurangi 5% basal,
60-69 th dikurangi 10%
Aktifitas : istirahat +10%, aktif ringan, sedang, berat + 20%, +30%, +50%
BB +- 20-30%
Stress +-20-30%
Hamil : tw 1 + 180 kkal; tw 2-3: +300 kkal
Menyusui : 6 bulan pertama +500 kkal ; 6 bln kedua + 550 kkal
o Karbohidrat, Jumlah & Kualitas:
Anjuran 45-65% total asupan energy
KH <130 g/hari tidak dianjurkan
Diutamakan tinggi serat.
Sukrosa ≤ 5% total asupan energy
Distribusi 3X makan /hari, 2-3 x selingan
o Protein Anjuran 15-20% total asupan energi,
o Lemak, Jumlah & Kualitas Anjuran 20-25% total asupan energi
o Asupan kolesterol <200 mg perhari
o Glumerulo Filtration Rate (GFR) adalah jumlah filtrat glumerulus per unit yg terbentuk dalam semua nefron di
kedua ginjal.
o Azotemia adalah menumpuknya sisa metabolisme protein seperti urea, asam urat, kreatinin, sehingga
konsentrasi meningkat di dalam darah . Istilah lain : UREMIA
o ERITROPOEITIN (EPO) : suatu hormon yg dikeluarkan oleh ginjal (pd orang dewasa) dan hati (pada janin)
bertindak sebagai stem cell sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah
FUNGSI GINJAL
o FUNGSI EKSKRESI
Ekskresi sisa metabolisme :Protein ureum, kreatinin, Amonia, asam urat,Elektrolit natrium, kalium,
Chlorida ,Mengontrol : Fosfat dan Sulfat
Regulasi volume dan cairan
Menjaga keseimbangan asam – basa
o FUNGSI HORMONAL
Partisipasi dalam eritropoeitin
Pengaturan tekanan darah (karena memproduksi renin yaitu suatu enzim proteolitik)
Keseimbangan kalsium dan Fosfor, merupakan tugas vitamin D3
Decreased à GFR↓ 50 %
Insufficiency à GFR ↓ 75 %
Renal Failure à GFR ↓ > 75 %
PENCEGAHAN MALNUTRISI
ALBUMIN
o Peradangan /inflamasi
o Kurang asupan energy dan protein
o Proses anabolic dan katabolic
o Umur
o Komorboditas ( CVD, DM)
o Kehilanagan protein ( urin dialisat)
o Kelebihan cairan (Fluid everload)
Respon stress
Perubahan Neuroendokrin untuk penyembuhan jaringan dan memperbaiki keseimbangan & fungsi normal organ
tubuh
diikuti oleh perbaikan transport oksigen, resusitasi cairan. Secara phisiologi ada ↑ produksi glukosa ,
pelepasan asam lemak bebas serta sirkulasi insulin, cathecolamines, glukagon dan cortisol.
Luka bakar
kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas suhu tinggi baik aliran listrik, api, zat kimia,
uap panas, minyak panas, matahari yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistim metabolisme
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Syarat diet
1. Berikan makanan cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral Dini (NED) dan diberikan dalam bentuk parenteral untuk
mengganti cairan yang hilang. Perlu penambahan vitamin C (25 mg/mL) untuk penyembuhan luka
2. Kebutuhan energi : menurut Curreri 24 kkal/kgBB preburn + 40 kkal x % luas luka bakar
3. Anjuran Stump Untuk Komposisi Zat Gizi KH 60 %, Protein 20% dan Lemak 20% ( 2-4% Asam Lemak esensial dan
sedikit ditingkatkan asupan asam lemak omega -3)
4. Cairan intra vena dengan kecepatan untuk KH 5 mg/kgBB/menit, sedangkan untuk kasus anak maksimum
pemberian lemak 4 g/kg (intravenous lipids)
5. Tambahan Glutamin via mkn oral atau NGT mengganti kekurangan glutamin, ↑ sintesa protein, penyembuhan
luka, menghambat perub komposisi protein,
Perhitungan kebutuhan Formula Ireton-Jones EEE = 1784- 11(U) + 5(BB) + 244 (Pr.0,LK.1)+239(TRAUMA DIAGNOSIS TDK
ADA 0,ADA 1)+ 804 (DIAGNOSIS MEMBAKAR TDK ADA 0,ADA 1)