Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

Prinsip prinsip ijtihad

Dosen Pembimbing:
Kurniawan Yunus Ariyono M.Pd.I

Disusun Oleh:
Ikhyan Badruzzaman

PROGAM STUDI MANAJEMEN


STIE WIDYA GAMA LUMAJANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “prinsip prinsip ijtihad” ini sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang
selalu membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi
ini.
Makalah ini telah disusun secara efektif berdasarkan referensi-referensi
yang ada di internet,guna menambah wawasan dan pemahaman seluas-luasnya.
Saya menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempuna, maka dari itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas makalah ini selanjutnya.
Akhirnya dengan segala keterbatasannya, saya sangat berharap semoga tugas
makalah yang berjudul “prinsip prinsip ijtihad ini dapat memberikan manfaat
dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama serta bernilai ibadah
di hadapan Allah SWT.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1. Pengertian ijtihad ..................................... Error! Bookmark not defined.

2.2. Apa dsaar hukum ijtihad.......................... Error! Bookmark not defined.

2.3. Mengetahui fungsi dari ijtihad ............... Error! Bookmark not defined.

2.4. Bagaiimana lapangan ijtihad

BAB III ................................................................................................................... 7

PENUTUP .............................................................................................................. 7

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 7

3.2. Saran ........................................................ Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fiqih merupakan ilmu yang membahas hukum-
hukum syara‟ yang bersifat
amali yang digali dari dalil-dalil yang terperinci. Berbeda dengan ilmu Ushul Fiqh
yangmembahas tentang dalil-dalil fiqih yang bersifat global serta membahas
cara/metode pengaplikasian dalil-dalil tersebut juga keadaan orang-orang yang
boleh menggunakan dalil-dalil tersebut. Dalam kata lain, fiqih lebih bersifat
khusus sedangkan Ushul Fiqh memiliki
karakteristik „am yang menaungi segala urusan fiqhiyah.

Salah satu bab dari Ushul Fiqh tahap lanjut yakni ijtihad. Secara global, ijtihad
bisadiartikan sebagai sebuah tindakan bersungguh-sungguh, berusaha keras atau
mengerjakansesuatu dengan susah payah.
1

Selanjutnya, akan dibahas lebih lanjut mengenai Pengertian Ijtihad, dasar


hukumIjtihad, fungsi dan lapangan ijtihad. Banyak hikmah yang bisa kita petik
dari pembahasan babijtihad ini. Niscaya, dengan kebulatan keimanan kita Insya
Allah dengan adanya ijtihad akansemakin mempertebal iman Islam kita bukan
justru membuat kerisauan dalam hati tentangkonsistensi dalil. Semua kembali
terhadap pemahaman kaffah/menyeluruh kita terhadap suatuhal. Apabila kita
memahami benar-
benar sebuah permasalahan syar‟i secara detail dan
terperinci niscaya akan kita temukan mutiara indah yang bercahaya didalamnya,
sebuahtimbal balik pengetahuan luar biasa untuk kita kuasai.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan
makalah yang bertemakan” Klasifikasi Agama dan Ciri-ciri Agama” adalah
sebagai berikut :
1. Pengertian ijtihad
2. Apa dasar hukum dari ijtihad
3. Apa saja fungsi dari ijtihad
4. Mengetahui lapangan ijtihad

1
1.3. Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini tentang prinsip prinsip ijtihad
.Adapun tujuan umumnya adalah memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan agama. Sementara tujuan khususnya adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip ijtihad
2. Untuk mengetahui hukum dari ijtihad
3. Untuk mengetahui Fungsi ijtihad

1.4. Manfaat Penulisan


Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun secara praktis.
Manfaat teoritis : Hasil penulisan ini diharapakan dapat menjadi bahan
masukan dengan prinsip prinsip ijtihad
Manfaat praktis : Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan masukan pengetahuan untuk semua lapisan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian ijtihad

Ijtihad menurut bahasa adalah bersungguh-sungguh dalam mencurahkan


pikiran. sedangkan menurut istilah syara’ ijtihad adalah mencurahkan seluruh
kemmpuan dan pikiran dengan sungguh-sungguh dalam menetapkan hukum
syariat dengan cara-cara tertentu. Ijtihad merupakan sumber hukum yang
ketiga setelah Al-qur’an dan hadis, yang berfungsi untuk menetapkan suatu
hukum apabila hukum tersebut tidak dibahas didalam Al-Qur’an dan hadis
dengan syarat menggunakan akal sehat dan pertimbangan yang
matang. orang yang melakukan ijtihad disebut dengan mujtahid. Orang yang
melakukan ijtihad (mujtahid) harus benar-benar orang yang taat dan
memahami betul isi Al-Qur’an dan hadis. Berikut syarat-syarat menjadi
seorang mujtahid;

Syarat-Syarat Menjadi Ijtihad (Mujtahid)

Seorang Mujtahid harus mengetahui betul ayat dan sunnah yang berhubungan
dengan hukum.

Seorang Mujtahid harus mengetahui masalah-masalah yang telah di ijma’kan


oleh para ahlinya

Seorang Mujtahid harus mengetahui bahasa arab dan ilmu-ilmunya dengan


sempurna.

Seorang Mujtahid harus mengetahui nasikh dan mansukh.

Seorang Mujtahid harus mengetahui ushul fiqh

Seorang Mujtahid harus mengetahui dengan jelas rahasia-rahasia tasyrie'.

3
Seorang Mujtahid harus menghetahui kaidah-kaidah ushul fiqh

Seorang Mujtahid harus mengetahui seluk beluk qiyas.

Fungsi Ijtihad

Ijtihad berfungsi untuk menetapkan suatu hukum yang hukum tersebut tidak
ditemukan dalilnya didalam Al-Qur’an dan hadis. Sedangkan kalau masalah-
masalah yang ada dalilnya didalam Al-Qur’an dan hadis maka tidak boleh
diijtihadkan lagi.

Manfaat Ijtihad

Dapat mengetahui hukumnya, dari setiap permasalahan baru yang dialami


oleh umat muslim, sehingga hukum islam selalu berkembang dan mampu
menjawab tantangan.

Dapat menyesuaikan hukum berdasarkan perubahan zaman, waktu dan


keadaan

Menetapkan fatwa terhadap permasalah-permasalah yang tidak terkait dengan


halal atau haram.

Dapat membantu umat muslim dalam menghapi masalah yang belum ada
hukumnya secara islam.

Macam-Macam Ijtihad
Ijma'
Ijma’ ialah kesepakatan hukum yang diambil dari fatwa atau musyawarah para
Ulama tentang suatu perkara yang tidak ditemukan hukumnya didalam Al
qur'an ataupun hadis . Tetapi rujukannya pasti ada didalam Al-qur’an dan

4
hadis. ijma’ pada masa sekarang itu diambil dari keputusan-keputusan ulama
islam seperti MUI. Contohnya hukum mengkonsumsi ganja atau sabu-sabu
adalah haram, karena dapat memabukkan dan berbahaya bagi tubuh serta
merusak pikiran.
Qiyas

Qiyas adalah menyamakan yaitu menetapkan suatu hukum dalam suatu


perkara baru yang belum pernah masa sebelumnya namun memiliki kesamaan
seperti sebab, manfaat, bahaya atau berbagai aspek dalam perkara
sebelumnya sehingga dihukumi sama. Contohnya seperti pada surat Al isra
ayat 23 dikatakan bahwa perkataan “ah” kepada orang tua tidak diperbolehkan
karena dianggap meremehkan dan menghina, sedangkan memukul orang tua
tidak disebutkan. Jadi diqiyaskan oleh para ulama bahwa hukum memukul dan
memarahi orang tua sama dengan hukum mengatakan Ah yaitu sama-sama
menyakiti hati orang tua dan sama-sama berdausa.

Maslahah Mursalah

Maslahah mursalah ialah suatu cara menetapkan hukum berdasarkan atas


pertimbangan kegunaan dan manfaatnya. Contohnya: di dalam Al Quran
ataupun Hadist tidak terdapat dalil yang memerintahkan untuk membukukan
ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi, hal ini dilakukan oleh umat Islam demi
kemaslahatan umat.

Saddu adzari’ah

Saddu adzari’ah adalah memutuskan suatu perkara yang mubah makruh atau
haram demi kepentingan umat.

Istishab

istishab adalah tindakan dalam menetapkan suatu ketetapan sampai ada alasan
yang mengubahnya. Contohnya: seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah
berwudhu ataupun belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang/ yakin

5
kepada keadaan sebelum ia berwudhu’, sehingga ia harus berwudhu kembali
karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu.

‘Uruf

‘Uruf yaitu suatu tindakan dalam menentukan suatu perkara berdasarkan adat
istiadat yang berlaku dimasayarakat dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
dan hadis. Contohnya : dalam hal jual beli. sipembeli menyerahkan uang
sebagai pembayaran atas barang yang ia beli dengan tidak mengadakan ijab
Kabul, karena harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.

Istihsan

Istihsan yaitu suatu tindakan dengan meninggalkan satu hukum kepada hukum
lainnya, disebabkan adanya suatu dalil syara’ yang mengharuskan untuk
meninggalkannya. Contohnya: didalam syara’, kita dilarang untuk
mengadakan jual beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi
menurut Istihsan, syara’ memberikan rukhsah yaitu kemudahan atau
keringanan, bahwa jual beli diperbolehkan dengan sistem pembayaran di
awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian.

Contoh Ijtihad

Penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal, Para ulama berkumpul untuk berdiskusi


mengeluarkan pendapatnya untuk menentukan awal Ramadhan dan
penentuan 1 syawal. Setiap ulama memiliki dasar hukum dan cara dalam
penghitungannya, jika telah ditemukan maka muncullah kesepakatan dalam
penentuan 1 ramadhan dan 1 Syawal.

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kata ijtihad berakar dari kata al-juhd yang berarti al-thaqah (daya,
kemampuan,kekuasaan) atau dari kata al-jahd yang berarti al-masyaqqah
(kesulitan, kesukaran).Sedangkan ijtihad menurut istilah ahli ushul fiqih
dikhususkan untuk mengerahkansegenap kemampuan dalam rangka mencari
dugaan kuat dari hukum syara.sehingga diamerasa tidak mampu lagi untuk
berbuat lebih dari yang telah diusahakannya. Dasar hukumijtihad ialah dalil-
dalil yang ada dalam Al-Qur'an, sunah, dan ijmak.Fungsi ijtihad adalah menguji
kebenaran hadis yang tidak sampai ke tingkat hadismutawattir seperti Hadis Ahad
dan mengembangkan prinsip-prinsip hukum yang terdapatdalam Al-Quran dan
Sunnah.Lapangan ijtihad dapat dikategorikan menjadi 3 macam, yaitu hadis ahad,
redaksi Al-Quran atau hadis yang mengandung pengertian Zhanni, dan Semua
persoalan yang tidak adaketentuan hukumnya dalam Al-Quran dan Sunnah.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin, Terjemah


Al-
Ushul min ‘ilmil Ushul
(tholib.wordpress.com, 2007) hlm. 130
„Atho‟ ibn kholil,
Taisir al-Wushul ilal ushul
hlm. 499http://miftahiqtishoduna.blogspot.co.id/2014/05/makalah-ijtihad-ushul-
fiqh.htmlhttp://www.pengertianahli.com/2013/11/pengertian-fungsi-contoh-
ijtihad.htmlhttp://pelajaranfiqih.blogspot.co.id/2009/03/dasar-hukum-
ijtihad.htmlhttp://zairifblog.blogspot.co.id/2010/11/fungsi-ijtihad.htm

7
8

Anda mungkin juga menyukai