LANDASAN TEORI
2
itu pula, terdapat tangkai ukur kedalaman yang pergerakannya diatur dengan cara
menggerakkan rahang. Karena ketiga bagian-bagian jangka sorong tersebut saling
bergerak bersamaan, maka ketiga fungsi tersebut pengukurannya dibaca/dihitung
dengan cara yang sama.
Untuk lebih jelasnya, bagian-bagian jangka sorong dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 Skala utama dan skala nonius pada jangka sorong.
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk
melihat hasil pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
3
1. Membaca skala utama: Lihat gambar diatas, 11 mm atau 1,1 cm merupakan
angka yang paling dekat dengan garis nol pada skala vernier persis di sebelah
kirinya. Jadi, skala utama yang terukur adalah 11mm atau 1,1 cm.
2. Membaca skal vernier: Lihat gambar diatas dengan seksama, terdapat satu
garis skala utama yang yang tepat bertemu dengan satu garis pada skala
vernier. Pada gambar diatas, garis lurus tersebut merupakan angka 6,5 pada
skala vernier. Jadi, skala vernier yang terukur adalah 0,65 mm mm atau 0,065
cm. Untuk mendapatkan hasil pengukuran akhir, tambahkan kedua nilai
pengukuran diatas. Sehingga hasil pengukuran diatas sebesar 11 mm + 0,65
mm = 11,65 mm atau 1,165 cm.
4
Berikut adalah bagian-bagian jangka sorong analog (dial caliper)
a. Rahang dalam: Berfungsi untuk mengukur diameter dalam silinder.
b. Rahang luar: Berfungsi untuk mengukur diameter luar silinder.
c. Tangkai kedalaman: Berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda.
d. Skala utama: Berfungsi untuk membaca hasil pengukuran.
e. Skala nonius: Berfungsi untuk membaca hasil ketelitian sesuai dengan
ketelitian jangka sorong tersebut.
f. Peluncur: Berfungsi untuk menggerakkan skala nonius.
g. Klem peluncur: Berfungsi untuk mengunci pergerakkan peluncur.
h. Klem jam ukur: Berfungsi untuk menahan pergerakkan peluncur saat
melakukan pengukuran.
i. Penanda batas toleransi: Berfungsi untuk menandai hasil pengukuran.
j. Piringan skala: berfungsi untuk membaca hasil pengukuran.
k. Poros jam ukur: berfungsi sebagai lintasan peluncur.
5
2.3.2 Jenis-Jenis Mikrometer Sekrup
Jenis-jenis mikrometer sekrup dibedakan menjadi dua, ayitu berdasarkan
jenis skala dan berdasarkan fungsinya
A. Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan jenis skalanya
1. Mikrometer Sekrup Manual
Mikrometer jenis ini, skalanya terdiri atas skala utama dan skala
nonius. Sesuai namanya peembacaan hasil pengukuran masih manual
melalui serangkaian perhitungan dari hasil skala utama dan nonius.
6
B. Jenis-jenis mikrometer sekrup berdasarkan fungsinya
1. Mikrometer Luar
Mikrometer luar adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk
mengukur diameter luar suatu benda.
2. Mikrometer Dalam
Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk
mengukur diameter suatu lubang.
3. Mikrometer Kedalaman
Mikrometer dalam adalah jenis mikrometer yang digunakan untuk
mengukur kedalaman suatu lubang
7
2.3.3 Bagian-Bagian dan Fungsi Mikrometer Sekrup
Berikut ini gambar bagian-bagian mikrometer sekrup
8
f. Thimble
Merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar
dari sleeve dan merupakan tempat terletaknya skala nonius atau skala putar
(dalam satuan mm)
g. Ratchet
Berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh
benda dengan cara diputar searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi
ketukan logam (tik). Untuk memastika ujung poros gerak telah menempel
sempurna dengan benda maka ratchet dapat diputar sebanyak 2-3 putaran.
2.3.4 Prinsip Kerja Mikrometer Sekrup
Cara kerja mikrometer sekrup adalah sebagai berikut:
Pada bagian Sleeve terdapat skal utama yang berisi angka 1,2,3,4 dst
(bagian atas) dan angka 0,5, 1,5, 3,5 dst (bagian bawah), sehingga jarak antar 2
skala terkecil skala utama adalah 0,5 mm. Sedangkan pada bagian Thimble
terdapat skala nonius yang berisi angka 1-50 (kelipatan 5). Jika thimble diputar
satu kali putan penuh (maju atau mundur) maka skala utama akan bertambah 0,5
mm atau berkurang 0,5 mm. Sehingga 1 skala putar = 0,5/50 = 0,01 mm, artinya
jarak antara 2 skala terkecil skala nonius adalah 0,01 mm.