Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Screw Conveyor


Sekrup konveyor adalah mekanisme yang menggunakan sekrup
sekrup heliks yang berputar, yang disebut "pelarian", biasanya dalam
tabung, untuk memindahkan bahan cair atau granular. Mereka digunakan
dalam banyak industri penanganan massal. Sekrup konveyor dalam industri
modern sering digunakan secara horizontal atau sedikit miring sebagai cara
yang efisien untuk memindahkan material semi-padat, termasuk sisa
makanan, serpih kayu, agregat, biji-bijian sereal, pakan hewan, abu ketel,
tepung daging dan tulang, makanan padat kota sampah, dan banyak lainnya.
Tipe pertama dari sekrup konveyor adalah sekrup Archimedes, digunakan
sejak zaman kuno untuk memompa air irigasi.
Sekrup konveyor biasanya terdiri dari palung atau tabung yang berisi
pisau spiral melingkar di sekitar poros, didorong pada satu ujung dan
dipegang di ujung yang lain, atau "spiral tanpa poros", didorong pada satu
ujung dan bebas di ujung yang lain. Tingkat transfer volume sebanding
dengan tingkat rotasi poros. Dalam aplikasi kontrol industri, perangkat ini
sering digunakan sebagai pengumpan laju variabel dengan memvariasikan
laju rotasi poros untuk menghasilkan laju atau kuantitas material yang
diukur ke dalam suatu proses.
Sebuah sekrup konveyor fleksibel bekerja dengan menggunakan
gesekan internal dalam bubuk atau massa padat untuk mentransfer gerak
maju serbuk yang bersentuhan dengan spiral ke seluruh isi tabung. Dengan
sistem miring, keseimbangan dinamis diatur dengan gerakan spiral
memindahkan beberapa partikel ke atas.
Sekrup konveyor dapat dioperasikan dengan aliran material cenderung
ke atas. Ketika ruang memungkinkan, ini adalah metode yang sangat
ekonomis untuk mengangkat dan menyampaikan. Ketika sudut kemiringan
meningkat, kapasitas unit tertentu menurun dengan cepat.
Bagian berputar dari konveyor kadang-kadang disebut hanya sebuah
auger.

Gambar 2.1 Screw Conveyor

2.2 Gerobak
Gerobak sorong adalah suatu mekanisme penggerak yang dapat
bergerak akibat adanya gaya luar yang berupa dorongan dari manusia.

Gerobak sorong atau gerobak dorong Tristar bagiannya terdiri dari :

1. Dua potong undercarriage


2. Nampan volume 4 cubic feet, pinggiran nampan dilipat untuk
menambah kekuatan
3. Roda terdapat dua pilihan (Mati dan angin) dan untuk Ban Mati
berbahan PU
4. Pelek Roda juga terdapat dua pilihan (Besi dan PVC)

Gambar 2.2 Gerobak


2.3 Sprocket

Sprocket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai, track,


atau benda panjang yang bergerigi lainnya. Sprocket berbeda dengan roda
gigi, sprocket tidak pernah bersinggungan dengan sproket lainnya dan tidak
pernah cocok. Sprocket juga berbeda dengan pulley di mana sprocket
memiliki gigi sedangkan pulley pada umumnya tidak memiliki gigi.

Sprocket yang digunakan pada sepeda, sepeda motor, mobil, kendaraan


roda rantai, dan mesin lainnya digunakan untuk mentransmisikan gaya putar
antara dua poros di mana roda gigi tidak mampu menjangkaunya.

Pada sepeda, pengubahan rasio kecepatan putar secara keseluruhan


dilakukan dengan memvariasikan diameter dari sprocket. Perubahan
diameter sprocket akan mengubah jumlah gigi dari sproket. Ini adalah dasar
dari derailleur gear. Misal, sepeda dengan 10 speed bisa didapatkan dengan
menggunakan dua sproket pada poros penggerak dan 5 sproket pada poros
roda. Rasio kecepatan yang rendah menguntungkan pengguna sepeda di
jalan yang menanjak, sedangkan rasio kecepatan yang tinggi memudahkan
untuk bergerak cepat di jalan yang datar.

Gambar 2.3.1 Sprocket Belakang Gambar 2.3.2 Sprocket Depan


2.4 Rantai
Rantai merupakan perangkat yang sangat penting dalam bidang
permesinan. Daya yang dihasilkan oleh sepeda biasanya menggunakan
rantai sebagai alat untuk transfer daya. meskipun dewasa ini banyak yang
telah menggunakan belt tetapi posisi rantai masih sangat dibutuhkan.

Khususnya pada sepeda motor masih banyak yang menggunakan


rantai sebagai alat untuk transfer daya. Agar didapat transfer daya yang
maksimal maka diperlukan pemilihan rantai dan sprocket yang tepat dan
benar.

Rantai sepeda ialah rantai pemutar yang memindahkan daya dari pedal
ke roda yang kemudian menggerakkannya. Rancangan rantai sepeda yang
paling awal termasuk rantai blok, rantai loncat dan rantai Simpson.

Sebelum adanya sepeda aman, sepeda tak memiliki rantai karena pedal
terletak langsung di roda kemudi. Penambahan rantai memungkinkan
ukuran roda kemudi dikurangi. Roda kemudi yang lebih kecil
memungkinkan kedua roda itu berukuran sama, membuat kendaraan lebih
aman.

Rantai sepeda bersifat tertutup untuk menghubungkan gerigi-gerigi


penggerak sepeda. Rantai sepeda, menghubungkan antara sprocket depan
dengan sprocket belakang. Sprocket depan menyatu dengan pedal,
sedangkan sprocket belakang menyatu dengan roda. Dengan adanya rantai
sepeda sebagai penghubung antar sprocket, ketika pedel diputar, maka roda
belakang juga terputar dan akan menggerakkan sepeda.
Gambar 2.4 Rantai Sepeda

2.5 Besi Plat


Besi plat adalah bahan baku dalam pembuatan berbagai macam mesin
dan kebutuhan industri lainnya, seperti pembuatan mobil, kapal, dan
berbagai macam alat transportasi. Selain itu, besi plat juga bisa digunakan
untuk pembuatan berbagai macam keperluan alat-alat rumah tangga serta
digunakan untuk dasar bangunan rumah.

Gambar 2.5 Plat Besi

2.6 Poros
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya.
Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban
puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya.
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti
cakara tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan
roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau
dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros
dukung yang berputar, yaitu poros roda keran pemutar gerobak.

Gambar 2.6 Poros

2.7 Persamaan yang Digunakan

2.7.1 Persamaan pada Poros

Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak


maka berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat diambil
dalam perencanaan, sehingga koreksi pertama dapat diambil
kecil. Jika factor koreksi adalah (Tabel 2.5.1 ) maka daya
rencana th sebagai patokan adalah

th . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1)

Tabel 2.6.1 Tabel Faktor-Faktor Koreksi


Dimana :
Daya rencana th
Faktor koreksi
Daya th
Jika daya diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus
dikalikan 0,735 untuk mendapatkan daya dalam kW.
Jika momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana)
adalah t㈠ maka

b t . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Dimana :
Momen rencana t㈠
Putaran ‫ݎ‬
Harga 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa, dan baja
paduan dinyatakan dengan . Selanjutnya apakah sebuah poros
akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga, karena pengaruh
konsentrasi tegangan cukup besar dinyatakan sebagai dengan
harga sebesar 1,3 saampai 3,0.
Dari hal-hal diatas maka besarnya dihitung dengan :
. . . . . . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . . (3)
Dimana :
Tegangan geser (t㈠
Kekuatan tarik t㈠
Faktor keamanan

Faktor koreksi untuk tumbukan dinyatakan dalam dipilih


sebesar 1,0 jika dikenanakan beban secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi
sedikit kejuatan, dan 1,5-3,0 jika beban dikenakan dengan tumbukan
besar.
Jika akan diperkirakan terjadi pemakain dengan beban lentur
maka dapat dipertimbangkan pemakaian factor yang harganya
antara 1,2 sampai 2,3. Jika diperkirakan tidak akan terjadi
pembebanan lentur maka = 1,0.
Dari persamman di atas diperoleh rumus untuk menghitung
diameter poros sebagai:

.. .. . . .. . . .. . . . . . . . . . . . . (4)

2.7.2 Persamaan Sprocket dan Rantai


Dalam pemilihan harus memperhitungkan sprocket yang
digunakan. Diameter lingkaran jarak bagi dp dan Dp mm ,
diameter luar dk dan Dk mm , untuk kedua sprocket dapat
dihitung dengan rumus :
 Diameter lingkaran jarak bagi
sin  㔳t . . . . . . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . . . (5)
sin  㔳t . . . . . . . . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . (5)
 Diameter luar
t Xt J cot 㔳t . . . . . . . . . . .. . .. . .. . . . (6)
t Xt J cot 㔳t . . . . . . . . . . . . . . .. .. . .. . .. .. . (6)

Pada transmisi rantai terdapat naf sehingga diameter naf perlu


dihitung, jika jarak bagi rantai dan jumlah gigi sprocket diketahui,
diameter naf maksimum dapat dihitung dengan rumus di bawah ini.
㘵 X cot 㔳t t tt . . . . . . . . . . . . . (7)
㘵 X cot 㔳t t tt . . . . . . . .. . . . . (7)
Jarak sumbu poros pada dasarnya dapat dibuat sependek
mungkin sampai gigi kedua sprocket hampir bersentuhan. Tetapi,
jarak yang ideal adalah antara 30 sampai 50 kali jarak bagi
rantai.Untuk beban yang berfluktuasi, jarak tersebut harus
dikurangi sampai lebih kecil dari pada 20 kali jarak bagi rantai.
Setelah jumlah gigi sprocket dan jarak sumbu poros ditentukan ,
panjang rantai yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus di
bawah ini :
t
J
J J 㔳
. . . . . . . .(8)

Dimana :
Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai..
Jumlah gigi sprocket kecil.
Jumlah gigi sprocket besar.
Jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai.

Jika jumlah mata rantai dan jumlah gigi sprocket sudah lebih
ditentukan , maka jarak sumbu poros dapat dihitung dengan
rumus-rumus di bawah ini :

J J
b
t J t t 㔳
t .. (9)

.......... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10)

Kecepatan rantai dapat dihitung dari :

ttt
...........
t
. . . . . . . . .. (11)

Dimana :
Jarak bagi rantai mm .
Jumlah gigi sprocket kecil, dalam hal reduksi putaran.
Putaran sprocket kecil, dalam hal reduksi putaran.
Beban yang bekerja pada satu rantai F (Kg) dapat dihitung
seperti pada sabuk dengan rumus :
t
kg . . . . . . . . . . . ... ... ... . (12)

Anda mungkin juga menyukai