PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Karena materi tentang Tuhan yang Maha Esa dan Ketuhanan adalah hal yang paling penting untuk
menjadi seorang Muslim yang sejati atau Muslim yang menjadi benar-benar seorang yang sangat
beriman dan bertaqwa, oleh karena itu materi ini sangat bermanfaat untuk kita semua agar menjadi
manusia yang dulunya tersesat dalam dunia yang sangat fana ini menjadi manusia yang insya allah
menjadi manusia yang lebih baik lagi dan selalu mengingat Allah SWT pada setiap waktunya.
2. Rumusan Masalah
Masalah yang didapatkan pada materi ini yaitu ada pada seorang manusianya itu sendiri, karena jika
manusia itu tidak bisa mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi maka orang itu sudah benar-benar
sudah tersesat dalam gemerlapnya dunia yang fana ini.
3. Tujuan
a) Agar Menjadi seorang Muslim yang bertaqwa dan beriman hanya kepada Allah SWT
4. Manfaat
a) Mengetahui makna 2 kalimat syahadat dan begitu pula mempelajari artinya dengan baik
dan sesuai dengan ajaran Tauhid.
c) Mengetahui hal-hal yang sebelumnya belum kita ketahui menjadi lebih tahu tentang
pentingnya materi tentang “Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan”
BAB II
URAIAN MATERI
Percaya kalau Allah itu ada dan dia adalah Maha Esa akan segala sesuatu tentang apa
yang ada dalam dunia ini. Karena sesuai dengan membaca 2 kalimat syahadat yaitu
“la ila ha ilallah waashaduanna muhammadurasulullah” yang berarti “tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
b) Allah Maha Esa Dalam Sifatnya yaitu Al-Asma’ul Husna yang berjumlah 99,
antara lain Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus dan lain sebagainya.
Malaikat adalah hamba Allah yang paling taat dan tidak punya hawa nafsu. Malaikat
terbuat dari Nur (Cahaya) merupakan makhluk ghaib dan tidak dapat dilihat oleh mata
manusia. Seperti Malaikat Jibril menjadi manusia dihadapan Maryam (ibu Isa Al
Masih) yang tercantum dalam (QS . Maryam (19:16-17).
Kitab Suci Al-Qur’an merupakan kitab yang paling lengkap isinya dari manusia
dihidupkan, kemudian mengalami kematian sampai datangnya hari akhir (kiamat)
nanti. Al-Qur’an juga berisi tentang kitab kitab yang sebelumnya diturunkan kepada
nabi sebelumnya yaitu kitab Zabur kepada Nabi Dawud, Kitab Taurat kepada Nabi
Musa, Kitab Injil kepada Nabi Isa dan terakhir yaitu Kitab Al-Qur’an kepada baginda
Rasul yaitu Nabi Muhammad saw.
Nabi itu diberikan wahyu untuk menyebarkan agama islam dibumi. Tetapi nabi tidak
diwajibkan untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, tetapi kalau Rasul
diwajibkan untuk menyampaikan wahyu kepada manusia. Karena nabi belum tentu
Rasul dan Rasul sudah pasti Nabi. Jumlah Rasul yang pernah diutus Allah berjumlah
313 orang sedangkan nabi berjumlah 124.000 orang (lihat QS. An-Nisa (04) : 164).
Sedangkan Allah mengutus Muhammad menjadi Rasul dan Nabi terakhir dimuka bumi
ini (lihat QS Al-Ahzab : 40) dan (QS Saba’ : 28). Alasan Muhammad diutus menjadi Nabi
dan Rasul terakhir adalah terdapat dalam QS Al-Anbiya’ : 107.
Percaya pada hari kiamat adalah hal yang penting dalam hidup didunia ini, karena
kalau tidak beriman pada hari akhir berarti orang itu tidak mempercayai adanya
agama islam walaupun orang itu berkata beriman kepada Allah (lihat QS AN-Nisa : 59)
dan (QS AL-Baqarah : 62). Datangnya hari kiamat itu hanya Allah yang tau kapan dan
sebabnya kiamat itu terjadi.
c) Munculnya Musik
Iman kepada Qada dan Qadar bisa juga disebut sebagai takdir dalam hidup dan dunia.
Setiap manusia harus berusaha, berdoa, dan terus berikhtiar kepada Allah SWT. Tanpa
adanya usaha tersebut maka apa gunanya kita sebagai manusia hidup didunia ini?
Manusia harus berusaha karena buah dari berusaha adalah kemenangan yang hakiki
atau kemenangan yang sempurna dalam hidup ini (lihat QS Ali-Imran : 142) dan (QS
Ar-Ra’d : 11)
Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara. “memelihara diri dalam
menjalani hidup sesuai tuntunan/petunjuk allah” Adapun dari asal bahasa arab quraish taqwa
lebih dekat dengan kata waqa. Waqa bermakna melindungi sesuatu, memelihara dan
melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan. Itulah maka, ketika
seekor kuda melakukan langkahnya dengan sangat hati-hati, baik karena tidak adanya tapal
kuda, atau karena adanya luka-luka atau adanya rasa sakit atau tanahnya yang sangat kasar,
orang-orang Arab biasa mengatakan Waqal Farso Minul Hafa (Taj). Dari kata waqa ini taqwa
bisa di artikan berusaha memelihara dari ketentuan allah dan melindungi diri dari
dosa/larangan allah. bisa juga diartikan berhati hati dalam menjalani hidup sesuai petunjuk
allah. Ketaqwaan merupakan paspor jaminan keselamatan untuk mengarungi kehidupan di
dunia dan kehidupan di akhirat kelak. Sehingga diperintah dalam surat Ali ‘Imran ayat 102
dimana : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”
"(yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-
Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat." (QS. Al Anbiyaa' : 49)
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga" (QS. Ar
Rahmaan :46)
"Dan kepunyaan-Nya-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan untuk-Nya-lah
ketaatan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah?" (QS.
An Nahl : 52)
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah
: 3)
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan
dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa" (QS. Al Baqarah : 177)
a. beriman dan meyakini tanpa keraguan bahwa Alqur’an sebagai pedoman hidupnya.
c. mendirikan sembahyang.
e. orang yang selalu mendermakan hartanya baik ketika senang maupun susah.
f. orang yang bisa menahan amarahnya, dan mudah memberi maaf.
g. mensyukuri nikmat Allah yang telah diterimanya, karena Allah mengasihani orang-
orang yang selalu berbuat kebaikan.
oleh karena itu, tempat mereka adalah surga sesuai dengan yang dijanjikan Allah, dan
tempatnya tidak jauh dari mereka.
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan
niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik
dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu
kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan
sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-
orang yang berakal.”
o Surat AL-Hajj 37
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah
telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap
hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik.”
- QS Al-Thalaq (65) : 2
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; dan barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan
melipat gandakan pahala baginya.
- Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, telah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah Saw menjawab : “Orang
yang paling bertakwa.”. Mereka (sahabat) berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.”
Rasulullah bersabda : “Kalau begitu (yang paling mulia) adalah Yusuf bin nabi Allah
(Ya’kub) bin nabi Allah (Ishak) bin Khalîlullah (kekasih Allah) yakni Ibrahim.” Para
sahabat berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan.” Rasulullah SAW balik bertanya :
“Apakah tentang keturunan Arab yang baik yang kalian tanyakan? Orang Arab yang
terbaik di masa jahiliyah merupakan yang terbaik dalam Islam jika mereka memahami
syariat Islam.”(Muttafaq ‘Alaihi)
- Dari Abu Tharîf ‘Adiy bin Hâtim Ath-Thâi, ia berkata, Aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda : “Siapa saja yang telah bersumpah (untuk berbuat
sesuatu), kemudian dia melihat bahwa apa yang disumpahkannya itu bisa
membutanya lebih takwa maka hendaklah ia melakukan apa yang dilihatnya dapat
membuatnya lebih bertakwa.”(HR. Muslim)
- Dari Abu Umâmah Shuday bin ‘Ajlân Al-Bâhiliy RA, ia berkata, Saya telah mendengar
Rasulullah SAW berkhutbah pada Haji Wada’ (perpisahan). Beliau bersabda :
“Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, tegakkanlah lima salat fardhu kalian,
berpuasalah pada bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat harta kalian, dan taatilah
pemimpin-pemimpin kalian, niscaya kalian masuk surga.” (HR. Tirmidzi dalam Sunan-
Nya pada bagian akhir dari Bab Shalat. Dia juga berkata bahwa hadis ini /Hasan/ lagi
/Shahih/)
- Dari Abu Dzar ra., Rasulullah saw bersabda, “Saya wasiatkan kepadamu agar: (1)
senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala, baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan, (2) jika kamu telah melakukan kekhilapan (kesalahan) maka
bersegeralah melakukan kebaikan, (3) jangan meminta-minta dari orang banyak, (4)
jangan mengemban amanah (jika merasa tidak mampu menunaikannya), dan (5)
jangan menjadi qadhi (pemutus perkara) di antara dua orang yang berselisih.” (HR.
Ahmad).
2. Kedua : Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan RasulNya
(SAW), ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi.
3. Ketiga : orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT, ia memiliki
tingkat taqwa yang lebih tinggi lagi.
Dari Abu Hurairah juga, bahwa Rasulullah SAW memperingatkan, “Pada hari kiamat, hak-
hak seseorang pasti akan ditunaikan, sampai-sampai peradilan domba yang tidak
bertanduk yang mendapat yang mendapat kesusahan dari domba yang bertanduk.
Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits-hadits Hasan Sahih. (Lihat: Jami’al-Tirmidzi, juz vii,
halaman 98 hadits no: 1049 (Tuhfat al-Ahwa))
Inilah yang menyebabkan para sahabat ketakutan dan menangis waktu ditunjuk menjadi
pemimpin/amir, karena terbayang betapa besarnya tanggung jawabnya, terbayang
betapa banyaknya orang-orang yang berhak atas dirinya. Seandainya dia tidak bisa
menunaikan hak-hak orang-orang.
Sebuah sifat yang baik, akan menghasil kan hasil yang baik pula, begitupun bertaqwa.
Maka allah akan memberikan diantaranya untuk orang bertaqwa :
a. Diberi jalan keluar serta rezeki dari tempat yang tak diduga-duga (QS. Ath Thalaaq
[65]:2-3)
b. Dimudahkan urusannya (QS. Ath Thalaaq [65]:4)
d. Mendapat petunjuk dan pengajaran (QS. Al Baqarah [2]:2 dan QS.Al Maa-idah
[5]:46)
g. Tidak terkena mudharat akibat tipu daya orang lain (QS. Ali ‘Imran [3]:120).
h. Mendapat kemuliaan, nikmat dan karunia yang besar (QS. Ali ‘Imran [3]:147 dan
QS. Al Hujuraat [49]:13)
j. ALLAH bersamanya dan melindunginya (QS. Al Baqarah [2] :194 dan Qs. Al-
jatsiyah 19)
Allah menegaskan, bahwa barang siapa yang selalu berupaya merealisir takwanya
dalam segala aktivitas riil-konkrit kesehariannya, maka Allah tidak hanya akan
memberinya kebaikan di dunia–kebaikan sosial, kebaikan profesi, dan kebaikan solusi
bagi problema dirinya, tetapi juga pahala yang sangat besar. Aktualisasi takwa di sisi
lain akan mendorong umat manusia, untuk tidak pernah berhenti melakukan
perubahan dan kompetisi. Bukan kompetisi untuk memunculkan yang munkar, tapi
kompetisi untuk memunculkan yang baik. Keragaman baik itu budaya, suku, ras, dan
agama, maupun juga ragam profesi dalam konteks takwa bukanlah hambatan untuk
bekerja maksimal merealisir amal saleh dan membawa amal jariyah. “Hai manusia,
sesungguhnyaa Kami mencip-takan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Setiap manusia harus mengamalkan tentang keimanan dan ketaqwaan, karena dengan
adanya keimanan dan ketaqwaan dalam hidup kita, kita dapat mengetahui baik buruknya
hidup yang harus dijalankan dalam dunia ini. Hidup tentang beriman kepada Allah merupakan
hal yang paling penting dalam hidup ini, kalau kita tidak beriman kepada Allah kita mungkin
tidak akan mendapatkan betapa indahnya surga Allah dan juga kita tidak dapat bertemu
dengan nabi-nabi dan rasul-Rasul Allah yang sangat mulia itu. Dan juga kita tidak dapat
bertemu dengan pengikut-pengikutnya yang selalu menjalankan perintah dari Allah dan
Rasulnya, dan selalu meninggalkan segala larangannya.
2. Saran
Untuk setiap manusia setidaknya “HARUS” beriman dan bertaqwa kepada Allah. Agar kita
dapat mengetahui pentingnya hidup itu bukan hanya untuk didunia saja melainkan juga
diakhirat. Karena kenikmatan didunia itu hanya sekejap saja dan tidak akan kekal. Kalau
diakhirat kita akan hidup kekal selamanya dan itulah hidup yang sesungguhnya didunia ini.