Anda di halaman 1dari 14

Nama : Masyitah Aristawati

NIM : 20170320001

Seorang pria, 56 tahun, mengeluh dispnea saat istirahat dan menjadi lebih buruk selama
aktivitas. Dia menderita batuk dengan dahak. Dia perokok selama 30 tahun (24 batang / hari) dan
saat ini masih merokok 2 batang sehari. Dia tidak memiliki riwayat keluarga alergi dan asma. Dia
didiagnosis mengidap penyakit obstruktif pulmo kronis (COPD) sejak 6 bulan terakhir. Dia jadi
kurang nafsu makan dan selalu tidak bisa menyelesaikan santapannya. Ia juga mengalami
penurunan berat badan dalam 6 bulan (58 kg menjadi 53 kg). Saat ini, berat badannya = 53kg,
tinggi = 175cm (BMI = 17,3 kg / m2).

Pemeriksaan fisik menunjukkan, inspeksi: gerakan dada simetris, napas iregular dengan
laju pernapasan 27 kali per menit, menggunakan otot sternocleidomastoideus dalam napas, dan
laras dada. Palpasi: fremitus sisi kanan atas semakin lambat. Perkusi: suara sonor di kanan dan
kiri. Auskultasi: terdengar suara mengi dan ronkhi. Pemeriksaan X-ray menunjukkan tanda
bronkovaskular meningkat di sisi kanan. Saturasi oksigen adalah 86%. Uji spirometri
menunjukkan rasio FEV1 / FVC 45% dengan prediksi FEV1 antara 65%. Hasil dari tes-tes ini
mengarah pada diagnosis medis adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dengan tingkat
keparahan sedang.

Dia mendapat terapi oksigen dengan kanula nasal 3 liter per menit, methylprednisolone 3
x 67,5 mg, Combalent inhalasi 4x1 vial. Seorang perawat menyarankannya untuk melakukan terapi
pernapasan bibir untuk mengurangi dispnea. Ia ingin melakukan kontrol, pengobatan, dan olahraga
rutin untuk mencegah berulang.
A. Analisa Data

Tgl DATA Masalah Keperawatan

DS: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d


1. Pasien mengatakan mengeluh dispneu saat istirahat penyakit paru obstruksi kronis, perokok
dan mnjadi buruk saat beraktivitas
2. Pasien mengatakan menderita batuk dengan dahak
3. Pasien mnegatakan perokok selama 30 tahun (24
batang/hari) dan saat ini masih merokok 2
batang/hari.
4. Pasien mengatakan di diagnosis PPOK dari 6 bulan
terakhir
DO:
1. Nafas ireguler dengan laju pernafasan 27x/menit
2. Auskultasi : suara mengi dan ronkhi
3. Uji spirometri FEV1 65% / FVC 45% COPD
tingkat keparahan sedang
DS: Ketidakefektifan pola nafas b.d
1. Pasien mengatakan mengeluh dispneu saat istirahat
hiperventilasi, keletihan otot pernafasan
dan mnjadi buruk saat beraktivitas
2. Pasien mnegatakan perokok selama 30 tahun (24
batang/hari) dan saat ini masih merokok 2
batang/hari.
3. Pasien mengatakan di diagnosis PPOK dari 6 bulan
terakhir

DO:
1. Nafas ireguler dengan laju pernafasan 27x/menit
2. Menggunakan otot sternocleidomastoideus dalam
napas dan laras dada
3. Palpasi : fremitus sisi kanan atas semakin lambat
4. X-ray : menunjukkan tanda bronkovaskular
meningkat disisi kanan

DS: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari


1. Pasien mengatakan kekuragan nafsu makan dan tidak
kebutuhan b.d ketidakmampuan makan
bisa menyelesaikan makannya.
2. Pasien mengatakan mengalami penurunan berat
badan dalam 6 bulan dari 58 kg
DO:
1. BB : 53kg
2. TB : 175 cm
3. BMI : 17,3 kg/m2

B. Rumusan Diagnosa Keperawatan


Tanggal Jam No Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penyakit paru obstruksi kronis, perokok
2 Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi, keletihan otot pernafasan
3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan makan,
factor biologis

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penyakit paru
obstruksi kronis, perokok

2. Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi, keletihan otot


pernafasan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
ketidakmampuan makan
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Rencana Asuhan Keperawatan

Nama Pasien: ............... Diagnosa: ...............

TTL : .............. NRM : ................

Tgl No NOC NIC Rasional EBN


Dx (Tuliskan
Kep jurnal terkait
intervensi)
1 Status Pernafasan : Manajemen Jalan Nafas 1. Posisikan
Kepatenan Jalan Nafas 1. Posisikan pasien untuk pasien dengan
Setelah dilakukan tindakan memaksimalkan posisi semi
keperawatan 3x24 jam di ventilasi fowler untuk
harapkan kepatenan jalan 2. Lakukan fisioterapi mengurangi
nafas dapat membaik, dengan dada sesak
kriteria hasil: 3. Instruksikan 2. Batuk adalah
mekanisme
1. Frekuensi pernafasan bagaimana agar bisa
pemberian
dalam batas normal 16-24 melakukan batuk jalan nafas
alami,
2. Irama pernafasan regular efektif
membantu
3. Suara nafas tambahan 4. Posisikan untuk silia untuk
mempermudah
dapat rentang ringan meringankan sesak
jalan nafas
4. Dispneu saat istirahat dan nafas paten.
aktivitas dapat berkurang 5. Monitor status
5. Dapat batuk efektif pernafasan dan
oksigenasi
2 Status Pernafasan : Monitor pernafasan
Ventilasi
1. Monitor kecepatan,
Setelah di lakukan tindakan
irama, kedalaman, dan
keperawatan 3x24 jam di
kesulitan bernafas
harapkan status pernafasan :
ventilasi dapat membaik, 2. Catat pergerakan
dengan kriteria hasil : dada, penggunaan otot
1. Frekuensi pernafasannya bantu nafas, dan
dalam batas normal 16-24 retraksi pada otot
2. Irama pernafasannya supraclaviculas dan
dapat regular interkosta
3. Penggunaan otot bantu 3. Monitor pola nafas
pernafasan dapat teratasi 4. Kaji perlunya
4. Dispneu saat istirahat dan penyedotan pada jalan
aktivitas dapat membaik nafas dengan
5. Taktil fremitus dapat auskultasi suara nafas
membaik ronki di paru
5. Monitor fungsi paru,
terutama kapasitas
vital paru, volume
inspirasi maksimal,
volume ekspirasi
maksimal selama 1
detik (FEV1), dan
FEV1 &FVC sesuai
data yang tersedia
6. Monitor keluhan sesak
nafas pasien, termasuk
kegiatan yang
meningkatkan dan
meperburuk sesak
nafas.
7. Monitor kemampuan
batuk efektif
Terapi Oksigen
1. Bersihkan mulut,
hidung, dan sekresi
trakea dengan tepat
2. Batasi (aktivitas)
merokok
3. Pertahankan
kepatenan jalan nafas
4. Berikan oksigen
tambahan seperti yang
diperintahkan
5. Monitor alat oksigen
6. Monitor posisi
perangkat alat
pemberian oksigen
7. Pastikan penggantian
masker oksigen/ kanul
nasal setiap kali
perngkat diganti
8. Monitor peralatan
oksigen untuk
memastikan bahwa
alat tersebut tidak
mengganggu upaya
pasien bernafas
9. Konsultasi dengan
tenaga kesehatan lain
mengenai penggunaan
oksigen tambahan
selama kegiatan dan /
tidur
3 Status Nutrisi Manajemen gangguan Ahli gizi adalah
Setelah di lakukan 3x24 jam makan spesialis dalam
1. Kolaborasi dengan tim
di harapkan status nutrisi ilmu gizi yang
kesehatan lain untuk
dapat teratasi, dengan kriteria membantu klien
mengembangkan
hasil: memilih
rencana perawatan
1. Asupan gizi terpenuhi makanannya
dengan melibatkan
2. Asupan makanan sesuai dengan
klien dan orang orang
terpenuhi keadaan
terdekatnya dengan
3. Asupan cairan terpenuhi sakitnya,usia,
tepat
4. Rasio BB/TB dalam batas tinggi,berat badan
2. Rundingkan dengan
normal (18,5-22,9)
ahli gizi untuk
5. Energy yang dibutuhkan
menentukan asupan
terpenuhi
kalori harian yang
diperlukan untuk
mempertahankan berat
badan yang sudah
ditentukan
3. Dorong klien untuk
mendiskusikan
makanan yang disukai
bersama ahli gizi
4. Monitor intake/asupan
cairan secara tepat
5. Batasi aktivitas fisik
sesuai kebutuhan
untuk meningkatkan
berat badan
6. Monitor berat badan
klien secara rutin
Manajemen Nutrisi
1. Tentukan status gizi
pasien dan
kemamapuan (pasien)
dalam meemnuhi
kebtuhan gizinya
2. Tentukan apa yang
menjadi preferensi
makanan bagi pasien
3. Instruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi (yaitu :
menyediakan
makanan protein
tinggi enyarankan
menggunakan bumbu
dan rempah rempah
sebagai alternative
untuk garam..
4. Lakukan atau bantu
pasien terkait dengan
perawatan mulut
sebelum makan
5. Anjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan makanan
tertentu berdasarkan
perkembangan atau
usia (missal
peningkatan kalsium,
protein, cairan)
E. Catatan Perkembangan
Tgl dan No Implementasi Evaluasi TTD
Jam Dx.Kep Nama
jelas
17 1 1. memposisikan pasien untuk S: Pasien mengatakan masih merasakan
Maret
memaksimalkan ventilasi batuk dan sesak nafas
08.00
2. memberitahu bagaimana agar bisa O: pasien terlihat sesak nafas namun
melakukan batuk efektif tenang
3. memposisikan untuk meringankan A: masalah belum teratasi
sesak nafas P: lanjutkan intervensi
4. memonitor status pernafasan dan
oksigenasi

18 S: pasien mengatakan sudah merasa


Maret 1. memposisikan pasien untuk
enakan namun masih merasa sedikit
08.00
memaksimalkan ventilasi
sesak nafas dan batuk
2. memberitahu bagaimana agar bisa
O: pasien terlihat sedikit rileks
melakukan batuk efektif
A: masalah teratasi sebagaian
3. memposisikan untuk meringankan
P: lanjutkan intervensi
sesak nafas
4. memonitor status pernafasan dan
oksigenasi
5. melakukan fisioterapi dada

17 2 1. memonitor kecepatan, irama, S: pasien mengatakan sudah bisa


Maret
kedalaman, dan kesulitan bernafas melalukan batuk efektif namun masih
12.00
2. mencatat pergerakan dada, sesak
penggunaan otot bantu nafas, dan O: pasien terlihat sudah bisa melakukan
retraksi pada otot supraclaviculas batuk efektif dan pola nafas sudah teratur
dan interkosta A: masalah belum teratasi
3. memonitor pola nafas P: lanjutkan intervensi
4. mengkaji perlunya penyedotan
pada jalan nafas dengan
auskultasi suara nafas ronki di
paru
5. memonitor fungsi paru, terutama
kapasitas vital paru, volume
inspirasi maksimal, volume
ekspirasi maksimal selama 1 detik
(FEV1), dan FEV1 &FVC sesuai
data yang tersedia
6. memonitor keluhan sesak nafas
pasien, termasuk kegiatan yang
meningkatkan dan meperburuk
sesak nafas.
7. memonitor kemampuan batuk
efektif

18 1. memonitor kecepatan, irama, S: pasien mengatakan masih sesak


Maret
kedalaman, dan kesulitan O: pasien masih menggunakan otot
12.00
bernafas bantu nafas
2. mencatat pergerakan dada, A: masalah belum teratasi
penggunaan otot bantu nafas, P: lanjutkan intervensi
dan retraksi pada otot
supraclaviculas dan interkosta
3. mengkaji perlunya
penyedotan pada jalan nafas
dengan auskultasi suara nafas
ronki di paru
4. memonitor fungsi paru,
terutama kapasitas vital paru,
volume inspirasi maksimal,
volume ekspirasi maksimal
selama 1 detik (FEV1), dan
FEV1 &FVC sesuai data yang
tersedia
5. memonitor keluhan sesak
nafas pasien, termasuk
kegiatan yang meningkatkan
dan meperburuk sesak nafas.
17 3 1. berkalaborasi dengan tim S: pasien mengatakan sudah ingin
Maret
kesehatan lain untuk makan namun mulutnya masih tidak
08.00
mengembangkan rencana enak
perawatan dengan melibatkan O: pasien masih makan sedikit
klien dan orang orang terdekatnya A: masalah belum teratasi
dengan tepat P: lanjutkan intervensi
2. merundingkan dengan ahli gizi
untuk menentukan asupan kalori
harian yang diperlukan untuk
mempertahankan berat badan
yang sudah ditentukan
3. mendorong klien untuk
mendiskusikan makanan yang
disukai bersama ahli gizi
4. memonitor intake/asupan cairan
secara tepat
5. membatasi aktivitas fisik sesuai
kebutuhan untuk meningkatkan
berat badan
6. memonitor berat badan klien
secara rutin
18 1. berkalaborasi dengan tim S: pasien mengatakan sudah makan
Maret
kesehatan lain untuk sampai habis
08.00
mengembangkan rencana O: pasien terlihat menghabiskan
perawatan dengan melibatkan makannya namun BB nya belum
klien dan orang orang terdekatnya bertambah
dengan tepat A: masalah teratasi sebagian
2. merundingkan dengan ahli gizi P: lanjutkan intervensi
untuk menentukan asupan kalori
harian yang diperlukan untuk
mempertahankan berat badan
yang sudah ditentukan
3. mendorong klien untuk
mendiskusikan makanan yang
disukai bersama ahli gizi
4. memonitor intake/asupan cairan
secara tepat
5. membatasi aktivitas fisik sesuai
kebutuhan untuk meningkatkan
berat badan
6. memonitor berat badan klien
secara rutin
PPOK
Asma Bronkotis kronik
Emfisema

Alergik (debu) Non alergik Asap dan infeksi

E. Panlobular E. Sentrilobular
Mengiritasi jalan
Reaksi antigen yang
nafas
Dihasilkan IgE
Rusaknya bronkus Rusaknya lobus
Fungsi silia
pernafasan, duktus sekunder
menurun dan
Antibody (IGE) alveolar, alveoli lendir meningkat
menyerang sel mast
dalam paru
Bronkiolus
Area kontak langsung
tersumbat
Pemajanan berulang permukaan alveolar
dengan paru berkurang
Alveolus rusak
Ikatan antibody dan Kerusakan membentuk
Gen serabut elastik fibrosis

Pelepasan produksi sel- Paru sulit Barrel Makrofag alveolus


sel mast (mediator) bekembang elastis chest rusak

Peningkatan ruang rugi


Kontraksi otot Pembentukan (udara tidak bisa bertukar) Risiko Infeksi
polos bronkus mucus yang banyak
Kerusakan difusi O2
Hindarkan
Pembekakan
pajanan infeksi,
membrane mukosa hipoksemia
antibiotic.
bronkospasme Ketidakefektif Secret tertahan
an bersihan Gangguan
Penyempitan jalan nafas Uudara terjebak Pertukaran Gas
bronkus
Nebulizer,
suction Usaha berlebih
Suplai O2
menurun Eekspirasi
memanjang
Mudah lelah clubbing finger
Ketidskefektifan Buka jalan nafas,
Intoleransi Bantu mobilisasi, pola nafas fisioterapi dada
Aktivitas ROM

Anda mungkin juga menyukai