a. Pemeriksaan Laboratorium awal dan rutin yang harus dilakukan adalah pemeriksaan kadar Hb, untuk mengetahui apakah pasien dalam keadaan anemia atau tidak di awal kehamilannya. Pemriksaan awal ini dijadikan sebagai patokan dalam memantau kemajuan kehamilannya. b. Pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut : Kadar leukosit, apabila ada indikasi terjadi infeksi. Protein urine, untuk penapisan pre-eklamsi. Hematokrit, untuk penapisan DHF Pemeriksaan darah, untuk penapisan penyakit malaria. Pemeriksaan pembiakan bakteri jika ada indikasi khusus untuk penegakan diagnosis infeksi 2. Menetapkan Kebutuhan Belajar / Bimbingan bagian apa pasien. a. Berdasarkan apa yang ditanyakan pasien. b. Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif. c. Contoh : Data dasar yang mendukung adalah sebagai berikut : Data subjektif : pasien mengatakan tidak suka makan sayuran, telur, dan daging. Makan sehari dua kali, yaitu bakso dan mie ayam. Akhir-akhir ini sering pusing, mata berkunang-kunang, dan mudah lelah. Data Objektif : trimester I belum ada peningkatan BB, konjungtiva anemis, ujung jari tangan dan kaki pucat, kadar Hb 9 gram %. d. Selain kasus atau keadaan khusus yang dialami oleh pasien, bidan tetap perlu memberikan mater-materi pendidikan kesehatan sesuai dengan usia kehamilannya, antara lain sebagai berikut : Nutrisi/ pemenuhan gizi selama hamil. Olahraga ringan / senam hamil Istirahat. Kebersihan. Pemberian ASI untuk bayi. KB pasca persalinan Tanda-tanda bahaya selama hamil Aktivitas seksual. Kegiatan sehari-hari Obat-obatan Asap rokok. Sikap tubuh yang baik. Pakaina dan sepatu 3. Menetapkan kebutuhan untuk Pengobatan Komplikasi Ringan a) Bidam mempunyai hak untuk melakukan pengobatan komplikasi ringan pada ibu hamil. b) Namun dalam pemberian pengobatan ini bidan juga tetap harus memperhatikan aturan (dosis) yang tepat. Jika obat yang diberikan adalah antibiotic, maka hati-hati dengan adanya riwayat alergi pasien terhadap obat antibiotik. 4. Menetapkan Kebutuhan untuk Konsultasi atau Rujukan ke Tenaga Kesehatan lain a) Dalam pelaksanaan asuhan kadang dijumpai kasus yang membutuhkan konsultasi atau rujukan ke tenaga kesehatan lain. b) Konsultasi ini bertujuan agar perencanaan masalah yang diambil benar-benar sesuai dengan apa yang dialami oleh pasien karena ditangani secara lebih spesifik oleh ahli yang kompeten. c) Beberapa contoh kasus yang memerlukan konsultasi dan rujukan antara lain Sebagai berikut
5.Menetapkan Kebutuhan untuk konseling yang spesifik (Anticipatory
Guidance) Setiap pasien yang diasuh mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda pula. b) Bidan perlu untuk menitikberatkan ini untuk membuat keputusan tentang perlu tidaknya diberikan konseling secara khusus. c) Konseling ini dimaksudkan agar permasalahan atau ketidaktahuan pasien dapat diatasi sehingga masa kehamilan dapat berlangsung dengan aman dan nyaman. d) Beberapa kasus yang membutuhkan konseling atau anticipatory guidance antara lain sebagai berikut : Primigravida Multigravida dengan sibling rivaly. Pasangan usia muda. Kehamilan di luar nikah. Primitua. Kehamilan dengan penyulit dan sebagainya
6.Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV / AIDS
a) Setiap pasien hamil yang positif mengidap virus HIV /AIDS dengan pemberian konseling secara intensif. b) Ibu hamil dengan HIV sangat rentan dengan berbagai kondisi yang berkaiatan dengan perjalanan penyakitnya serta kondisi psikologis yang labil. c) Materi konseling yang dapat direncanakan untuk ibu hamil dengan HIV/AIDS Antara lain sebagai berikut : Ini Penerimaan ibu terhadap kehamilan ( menerima atau menolak ). Motivasi untuk melanjutkan dan melakukan perawatan kehamilan. Dukungan lingkungan, keluarga, dan pasangan. Pengambil keputusan terhadap perawatan, termasuk kepastian penanggung biaya dan perawatan dan pengobatan. Pertemuan intensif ibu hamil dengan melibatkan suami / pasangan untuk mendiskusikan kelanjutan perawatan dengan berbagai kemungkinan penyulit yang dihadapi. Ketidaknyaman yang dirasakan sesuai dengan perkembangan janin dan usia
7.Jadwal Kunjungan dibuat berdasarkan kesepakata, hal ini dimaksudkan agar
pasien mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan dirinya serta adanya penghargaan terhadap pasien dalam membuat keputusan . Ari Sulistyawati, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta, Salemba Medika,2009. 2. Ika Pantiawati, dkk. Kumpulan Soal Ujian OSCA Kebidanan. Jakarta, Numes, 2009