Oleh:
NPM: 35716868
Universitas Gunadarma
2018-2019
BAB I
PENDAHULUAN
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa
awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi
berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted)
adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut
umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre
Growth Reference Study) 2006. Sedangkan definisi stunting menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-
scorenya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD
(severely stunted).
Studi menunjukkan bahwa anak stunting berhubungan dengan prestasi
pendidikan yang buruk, lama pendidikan yang menurun dan pendapatan yang
rendah sebagai orang dewasa. Stunting merupakan prediktor buruk kualitas
sumber daya manusia dan dapat menurunkan kemampuan produktif suatu
bangsa di masa yang akan datang. Anak dengan stunting kemungkinan besar
tumbuh menjadi dewasa yang kurang pendidikan, miskin, kurang sehat, dan
lebih rentan terkena penyakit menular.
Kementrian Kesehatan menyatakan 3 dari 10 anak Indonesia bertubuh
pendek. Stunting terjadi karena dampak kekurangan gizi kronis selama 1.000
hari pertama kehidupan anak. Hasil Riskesdas 2013 menyebutkan kondisi
konsumsi makanan ibu hamil dan balita tahun 2016-2017 menunjukkan di
Indonesia 1 dari 5 ibu hamil kurang gizi, 7 dari 10 ibu hamil kurang kalori dan
protein, 7 dari 10 Balita kurang kalori, serta 5 dari 10 Balita kurang protein.
Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting
di Indonesia 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Penelitian
Ricardo dalam Bhutta tahun 2013 menyebutkan balita stunting berkontribusi
terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan 55
juta anak kehilangan masa hidup sehat setiap tahun.
Menurut Menkes Nila Moeloek tahun 2018, pola makan dan asuh merupakan
hal yang sangat penting dalam menuntaskan masalah stunting dan perlu
dipahami oleh remaja, karena merupakan cikal bakal keluarga Indonesia.
pada stunting.
institusi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Hari Gizi Nasional ke-58: Cegah Stunting, Bersama
http://www.depkes.go.id/article/view/18012600001/hari-gizi-nasional-ke-58-cegah-
stunting-bersama-keluarga-kita-jaga-1000-hari-pertama-kehidupan-.html. Diakses 28
Mei 2018.
http://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/ini-penyebab-stunting-pada-
http://www.depkes.go.id/article/view/18040500002/-i-stunting-i-ancam-masa-