Anda di halaman 1dari 3

Masih banyak yang belum menyadari atau bahkan belum tau

mengenai masalah kesehatan stunting. Masyarakat belum


menyadari betapa gawatnya permasalahan stunting di
Indonesia ini. Dengan begitu mari kita kenali apa itu stunting.

1. Pengertian Stunting
https://diskes.baliprov.go.id/cegah-stunting-untuk-masa-depan-anak-yang-lebih-baik/.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya.

Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan


perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang
berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai.

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/6335/3/BAB%20II.pdf.
Proses stunting disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang dan
infeksi yang berulang yang berakibat pada terlambatnya perkembangan
fungsi kognitif dan kerusakan kognitif permanen.

https://sardjito.co.id/2019/07/22/kenali-penyebab-stunting-anak/.
Kapan terjadinya Stunting
Stunting ini dapat terjadi sejak mulai dari dalam kandungan 1000 hari
pertama kehidupan harus dijaga baik nutrisi maupun faktor di luar itu
yang mempengaruhi stunting. Seribu hari pertama kehidupan adalah
pembuahan/hamil dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

2. Siapa yang terkena Stunting


http://eprints.ipdn.ac.id/6229/1/Ringkasan%20LA%20_Nabilah_28.0554_Penanganan
%20Stunting%20Melalui%20Program%20Bandung%20Tanginas%20di%20Kecamatan
%20Rancasari%20Kota%20Bandung.pdf.
Anak/balita. Berdasarkan kegiatan BPB tahun 2019, tercatat
sebanyak 8.121 Balita (6.63%) dengan status stunting dari 124.319
balita yang ditimbang di Kota Bandung di tahun 2019. Sebesar
1,32% atau 1.641 balita berada pada status sangat pendek dan 5,21%
atau 6.480 balita berstatus pendek.
3. Penyebab Stunting
https://www.republika.co.id/berita/rehnsb384/ini-penyebab-kasus-stunting-di-kota-bandung-
tinggi.
 Lingkungan yang tidak sehat
lingkungan yang tidak sehat. buruknya kondisi sanitasi dan kebersihan
lingkungan dapat berdampak pada tumbuh kembang anak, termasuk
juga pada penjaminan gizi ibu hamil.

 Tingkat stress pada ibu


Berdasarkan survey pada IRT yang dilakukan pihak pemerintah Kota
Bandung, ditemukan tingkat stres sampai 60 persen lebih, baik karena
depresi, finansial, mental, dan lainnya

 Sosial support
Pakar Kesehatan dr Elvine Gunawan mengatakan hal yang paling
mendukung bertambahnya kasus stunting adalah kesendirian
(loneliness). Maka diperlukan lingkungan dan keluarga yang dapat
saling mendukung dan bersama mengantisipasi timbulnya stres pada
ibu maupun anak.

Upaya pencegahan stunting bisa dimulai sejak masa kemahimalan,


dengan :
https://dinkes.kalbarprov.go.id/pencegahan-stunting-penting-dilakukan-sejak-masa-
kehamilan-ini-caranya/.
1. Pemeriksaan kehamilan rutin
Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilan secara teratur hingga
1000 hari pertama, yaitu masa sejak anak dalam kandungan hingga
seorang anak berusia dua tahun.
2. Memastikan kecukupan nutrisi ibu dan bayi
Penting sekali bagi ibu hamil dan menyusui untuk memenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan dirinya dan bayi. Untuk menjaga
kesehatan ibu dan bayi, ibu dapat mengonsumsi asupan makanan
yang tinggi Kalori, Protein, dan mikronutrien (vitamin dan mineral)
selama masa kehamilan.
3. Deteksi dini penyakit
Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular pada ibu hamil juga
perlu dilakukan. Kedua jenis penyakit tersebut dapat memengaruhi
kesehatan dan kondisi bayi serta dapat meningkatkan risiko
terjadinya stunting.
4. Melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai
Melahirkan pada fasilitas kesehatan yang memadai dan dibantu
dengan tenaga ahli, dapat membantu ibu dan bayi mendapatkan
penanganan terbaik yang dibutuhkan.

Dengan begitu, cegah stunting untuk masa depan anak yang lebih cerah
Cegah Stunting, Itu Penting!

Anda mungkin juga menyukai