PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan status
gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat
pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas.
Penyebab tingginya angka kematian ibu juga terutama disebabkan karena
faktor non medis yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta
faktor agama. Sebagai contoh banyak kaum ibu yang menganggap
kehamilan sebagai peristiwa alamiah biasa padahal kehamilan merupakan
peristiwa yang luar biasa sehingga perhatian terhadap kesehatan ibu hamil
harus diperhatikan.Rendahnya pengetahuan ibu terhadap kesehatan
reproduksi dan pemeriksaan kesehatan selama kehamilan juga menjadi
sebab tingginya kematian ibu selain pelayanan dan akses mendapatkan
pelayanan kesehatan yang buruk. (Ketut Sudhaberata,2006)
World Health Organization (WHO) memperkirakan 585.000
perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan, proses
kelahiran dan aborsi yang tidak aman. Sekitar satu perempuan meninggal
setiap menit. (WHO,2004)
Negara-negara di Asia termasuk Indonesia adalah negara dimana
warga perempuannya memiliki kemungkinan 20-60 kali lipat dibanding
negara-negara Barat dalam hal kematian ibu karena persalinan dan
komplikasi kehamilan. Di negara-negara yang sedang berkembang, angka
kematian ibu berkisar 350 per 10.000 kematian. Angka kematian ibu di
Indonesia adalah 470 per 100.000 kelahiran. Angka yang sangat
mengkhawatirkan karena meningkat dari angka yang tercatat peda
beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1997, AKI mencapai 397 orang
per 100.000 kelahiran yang berarti bertambah sekitar 73 orang.
Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya,
diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau
persalinan. Dengan kecenderunganseperti ini, pencapaian target MDG
1
untuk menurunkanAKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila
dilakukanupaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju
penurunannya.
Data menunjukkan sebagian besar kematian terjadi pada
masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari Rumah Sakit.
Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklampsia, partus
lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Kontribusi dari penyebab kematian
ibu tersebut masing-masing adalah perdarahan 28 %, eklampsia 13 %,
aborsi yang tidak aman 11 %, serta sepsis 10 %.Salah satu penyebab
kematian tersebut adalah Preeklampsia dan eklampsia yang bersama
infeksi dan pendarahan, diperkirakan mencakup 75-80 % dari keseluruhan
kematian maternal. Kejadian preeklampsi-eklampsi dikatakan sebagai
masalah kesehatan masyarakat apabila CFR PE-E mencapai 1,4%-1,8%.
(Zuspan F.P, 1978 dan Arulkumaran ,1995)
Penelitian yang dilakukan Soedjonoes pada tahun 1983 di 12 RS
pendidikan di Indonesia, di dapatkan kejadian PE-E 5,30% dengan
kematian perinatal 10,83 perseribu (4,9 kali lebih besar di banding
kehamilan normal). Sedangkan berdasarkan penelitian Lukas dan
Rambulangi tahun 1994, di dua RS pendidikan di Makassar insidensi
preeklampsia berat 2,61%, eklampsia 0,84% dan angka kematian
akibatnya 22,2%.
Target penurunan angka kematian ibu menjadi 124 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 tidak mudah tercapai mengingat sistem
pelayanan obsentri emerjensi masih lemah. Akhirnya yang harus diingat
dari informasi diatas adalah sesungguhnya masalah kematian ibu bukanlah
masalah ibu sendiri akan tetapi merupakan masalah internasional dimana
setiap negara seharusnya memiliki tanggungjawab untuk menanggulangi
dan mencegah kematian ibu.
2
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dikemukakan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana frekuensi kematian ibu yang disebabkan oleh Preeklampsia
dan eklampsia
2. Bagaimana distribusi kematian ibu yang disebabkan oleh
Preeklampsia dan eklampsia
3. Bagaimana gambaran determinan kematian ibu yang disebabkan oleh
Preeklampsia dan eklampsia
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi
kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi
penyakit trofoblastik.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam
persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma.
Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia.
B. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.
Banyak teori-teori dikemukakan para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut “penyakit teori”. Namun belum ada
yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang ini
dipakai sebagai penyebab Preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”.
Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan
dengan penyakit ini. Rupanya tidak hanya satu fackor yang menyebabkan
pre eklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan
sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
C. GEJALA
1. Gejala Preeklampsia
Biasanya tanda-tanda Preeklampsia timbul dalam urutan:
pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi,
dan akhirnya proteinuria. Pada Preeklampsia ringan tidak ditemukan
gejala-gejala subyektif. Pada Preeklampsia berat
4
Gejala-gejalanya adalah:
1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg
2. Tekanan darah diastolik 110 mmHg
3. Peningkatan kadar enzim hati/ ikterus
4. Trombosit < 100.000/mm³
5. Oliguaria < 400 ml/24 jam
6. Proteunaria > 3 g/liter
7. Nyeri epigastrium
8. Skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat
9. Perdarahan retina
10. Edema pulmonum
11. Koma
2. Gejala eklampsia
Pada umumnya kejangan didahului oleh makin memburuknya
Preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah
frontal, gangguan penglihatan, mual keras, nyeri di epigastrium dan
hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati,
akan timbul kejangan terutama pada persalinan bahaya ini besar.
D. PENCEGAHAN
1. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu
serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (Preeklampsia
ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak
menjadi lebih berat.
2. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan
terjadinya Preeklampsia kalau ada faktor-faktor predeposisi
3. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet
berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring
ditempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan
dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi protein, dan
5
rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang
tidak berlebihan perlu dianjurkan.
4. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda
Preeklampsia dan mengobatinya segera apabila di temukan.
5. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada
kehamilan 37 minggu ke atas apabila setelah dirawat tanda-tanda
Preeklampsia tidak juga dapat di hilangkan.
6
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tingkat kematian ibu akibat komplikasi kehamilan tetap tinggi
walaupun mengalami penurunan setiap tahun.
2. Penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, eklampsia,
partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Eklampsi merupakan
salah satu dari tiga besar penyebab kematian ibu di seluruh dunia,
bukan hanya di Indonesia.
3. Di negara-negara berkembang, frekuensi PE-E dilaporkan berkisar
antara 0,3%-0,7% sedangkan di negara-negara maju angka tersebut
lebih kecil yaitu 0,05%-0,1%.Distribusi menurut golongan umur
paling banyak pada usia >35 tahun dan banyak faktor yang
mempengaruhi kejadian PE-E.
B. SARAN
1. Untuk pemerintah hendaknya program untuk menurunkan
angka kematian ibu benar-benar dijalankan bukan hannya selogan
saja.
2. Perlu ditingkatkan promosi dan pendidikan KIA hingga
tingkat Rumah Tangga.
3. Program pemerintah untuk menurunkan angka kematian
ibu hendaknya dapat menjangkau seluruh provinsi yang ada di
Indonesia
4. Setiap wanita hamil hendaknya melakukan kunjungan
antenatal selama periode antenatal untuk mencegah komplikasi
kehamilan secara dini.
5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penyebab
terjadinya komplikasi kehamilan sebagai upaya memenukan teori baru
untuk mencegah kematian ibu.
7
DAFTAR PUSTAKA