Oleh
Chit’Jna Amary K
1802758
SEKOLAH PASCASARJANA
2018
DAFTAR ISI
5.1. Budgeting................................................................................................ 19
i
BAB I
ANALISA SWOT
Salah satu kebutuhan yang menjadi fokus bagi konsumen di kondisi kehidupan
yang serba accessible adalah kualitas komunikasi dan informasi terutama di situasi
masyarakat yang sedang berproses menuju era internet of things. Perusahaan yang
bisa dijadikan contoh unggul di bidang ini adalah PT. Telekomunikasi Seluler atau
yang dikenal dengan merek Telkomsel.
1
atas kondisi perusahaan yang dilandasi oleh faktor internal yang berisi kekuatan
dan kelemahan perusahaan.
2
yang menawarkan nilai terbaik dan terjangkau), dan Loop (produk yang
menargetkan segmen kaum muda dan fokus untuk menawarkan layanan
broadband dan digital yang menarik). Keempat produk ini adalah produk
utama dan pelayanan dari Telkomsel dan mampu unggul di persaingan
sesama kompetitor.
Digital Cash
Berkembangnya teknologi dan menciptakan sebuah ide baru berupa
uang virtual mampu dilihat Telkomsel sebagai sebuah peluang bagus.
Tahun 2007 adalah tahun dimana diluncurkannya TCash, digital cash
pertama di Indonesia. Kini, TCash bekerja sama dengan 40.000 outlet
dari brand lokal dan internasional seperti Starbucks, KFC, McDonalds
dan Chatime Terdapat lebih dari 80.000 agen Tcash yang biasa disebut
“Bang Tcash”. Jumlah pengguna TCash di tahun 2017 adalah 10 juta
pelanggan dengan 30% pengguna aktif dan perkiraan transaksi mencapai
Rp 450 miliar setiap bulannya.
Costumer Care Management
Salah satu hal penting di dalam memproduksi kualitas produk dan
jasa adalah penanganan konsumen. Pada tahun 2005, Call Center
Telkomsel memperoleh ISO 9001: 2000, suatu standar internasional
untuk sistem manajemen mutu. Telkomsel juga memiliki Mobile
GraPARI dan gerai GraPARI dengan lebih dari 1000 outlet tersebar di
seluruh Indonesia. Kini Telkomsel mencoba menghadirkan pelayanan
konsumen berbasis digital. Digital GraPARI adalah evolusi digital dari
GraPARI, menggunakan alat digital Telkomsel dan “mempercepat”
proses pelayanan.
3
adalah bentuk ketidak puasan terhadap harga yang dianggap mahal
dibanding apa yang mereka dapat. Di sisi lain, Telkomsel harus terus
membangun jaringan. Jika perusahaan tidak sustain (tidak bisa
mempertahankan kesinambungan akibat merugi), maka perluasan
cakupan wilayah dan pembaruan teknologi sulit tercapai.
Tidak Dominan Di Segmen Usia Muda
Berkaitan dengan isu harga yang tidak terlalu bersahabat berimbas
kepada tidak dominannya Telkomsel menguasai segmen usia muda.
Beberapa produk internet yang dihadirkan dianggap terlalu mahal
dengan adanya pemisahan kuota berdasarkan jaringan (2G/3G/4G) serta
beberapa bonus yang dianggap tidak terlalu substansial didapatkan oleh
konsumen usia muda.
4
usia ini berada di usia bekerja sehingga dengan memetakan segmen usia
dan pekerja, membuat cakupan potensi semakin luas.
Digital Life Style
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat dengan internet
membentuk sebuah ekosistem hidup baru dan hal tersebut bisa dijadikan
peluang oleh Telkomsel seperti yang dilakukan terhadap TCash.
Penjualan Smartphone
Walaupun tidak secara langsung berkaitan dengan industri penyedia
jasa komunikasi namun dengan tingginya penjualan smartphone di
Indonesia bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk bekerja sama dengan
perusahaan smartphone untuk membuat paket gabungan smartphone +
kartu sim dengan penawaran-penawaran menarik lainnya.
Regulasi dan Himbauan Pemerintah
Beberapa waktu lalu pemerintah membuat regulasi tentang
pembatasan kartu sim yang dimiliki seseorang dan hal tersebut bisa
menjadi peluang untuk Telkomsel karena dengan citranya yang baik, bisa
menjadi pilihan tetap dan menambah loyalitas pelanggan. Selain itu
terdapat himbauan pemerintah tentang program Gerakan Nasional Non
Tunai (GNNT). Layanan uang elektronik T-Cash telah mendapat izin
penerbitan dari Bank Indonesia. Berbeda dengan pulsa, T-Cash dapat
digunakan untuk berbagai transaksi seperti belanja, membayar tagihan,
membayar merchant, isi pulsa, dan kirim uang. Dengan hal tersebut
berpeluang menambah pengguna TCash dan jumlah aktif penggunanya.
5
Kondisi Iklim dan Wilayah
Hal ini yang menjadi kendala paling teknis yang sepertinya umum
dialami oleh semua perusahaan penyedia jasa komunikasi di Indonesia.
Dengan kondisi wilayah yang luas, terbagi oleh wilayah laut dan
terpisah-pisah berdasarkan pulau dari wilayah bagian menjadi kendala
yang berpengaruh seperti keterbatasan akses meningkatkan kualitas
jaringan, cuaca yang bisa berubah sewaktu-waktu, sampai biaya
penambahan BTS yang tidak murah menyebabkan hal tersebut bisa
berpengaruh dan menjadi kendala operasional.
Regulasi Pemerintah
Regulasi terhadap pembatasan kartu sim bisa dijadikan sebagai peluang
namun juga berpotensi menjadi ancaman. Dengan adanya adanya
regulasi tersebut maka penjualan kartu sim perdana pasti menurun dan
hal tersebut pasti berdampak kepada pemasukkan semua perusahaan
penyedia jasa komunikasi termasuk Telkomsel.
Status Sebagai Anak Perusahaan
Sebagai salah satu anak perusahaan PT. TELKOM (BUMN), tidak
menutup kemungkinan jika terjadi perubahan arah perusahaan yang
dipengaruhi oleh induk perusahaan. Hal ini berpengaruh terhadap
independensi Telkomsel sebagai sebuah perusahaan.
Dari pemaparan faktor internal dan faktor eksternal tersebut, didapat hasil
analisa SWOT sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength)
Telkomsel adalah perusahaan dengan citra dan brand yang positif dan
dikenal oleh masyarakat
Mampu mengelola database pengguna dengan baik
Menghadirkan produk di berbagai segmen
Teknologinya unggul (4G dan 4G LTE)
Mendukung sistem uang virtual
6
Memiliki penanganan pelanggan yang sesuai standar
2. Kelemahan (Kelemahan)
Harga yang dianggap belum terjangkau oleh segmen tertentu
Memiliki citra sebagai provider yang hanya digunakan oleh profesional
dan kalangan tua
3. Peluang (Opportunities)
Kebutuhan masyarakat akan internet terus tinggi
Memperluas pangsa pasar di segmen anak muda
Terbentuknya sistem gaya hidup digital dapat dimanfaatkan perusahaan
untuk menambah produk
Perusahaan dapat bekerja sama dengan perusahaan smartphone untuk
melakukan penjualan paket bersama
Melakukan pelayanan kepada pelanggan tetap dengan menambah
bonus dan keuntungan lainnya
4. Ancaman (Thread)
Semakin ketat kompetisi di industri penyedia jasa komunikasi di
Indonesia
Kondisi iklim dan geografi Indonesia yang berpotensi mengancam
kegiatan operasional
Regulasi pemerintah tentang pembatasan kartu sim berpotensi
mengurangi pemasukan perusahaan dari sisi penjualan karu sim
perdana
Rentan terhadap intervensi kebijakan karena statusnya sebagai anak
perusahaan
Dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal dapat diketahui bahwa
Telkomsel berada pada posisi memperluas pasar terutama dengan merebut segmen
anak muda dan korporasi.
7
BAB II
TUJUAN PEMASARAN
Visi
Misi
1. kartuHalo
8
Gambar 1. kartuHalo
Gambar 2. simPATI
9
berbagai inovasi paket menarik dan kampanye untuk mendorong
permintaan pada mobile data. Produk ini (bersama KartuAs) juga
memberikan penawaran khusus bagi pelanggan baru berupa
#InternetVaganza, yaitu paket data khusus.
3. KartuAs
Gambar 3. KartuAs
Gambar 4. Loop
10
Diposisikan sebagai produk yang menargetkan segmen kaum muda.
Dengan jargon “ini KITA”, Loop memiliki citra anak muda dengan
didukung oleh proposisi merek "menjadi lebih baik bersama" dan fokus
untuk menawarkan layanan broadband dan digital yang menarik.
Menurut Ali Hasan (2008, hlm. 169), istilah segmentasi dapat diartikan sebagai
pengelompokan, pembagian, pemisahan pasar ke dalam kelompok-kelompok
pelanggan atau segmen-segmen pelanggan dengan kebutuhan yang sama.
Telkomsel mencoba untuk terus menjadi pionir dan memimpin di industri penyedia
jasa komunikasi di Indonesia. Selain memberikan produk-produk yang mewakili
semua segmen, Telkomsel terus menaikkan kualitas jaringannya sehingga wilayah
cakupannya bisa tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Pelayanan baik fisik seperti
GraPARI bisa diakses di hampir semua kota besar dan beberapa kota kecil dan
jaringan sudah bisa dinikmati di hampir seluruh wilayah Indonesia. Tahun 2017,
pulau Sumatera menyusul pulau Jawa dengan cakupan sinyal 4G di semua
kabupaten kota se-Sumatera. Hal tersebut menjadi komitmen nyata dari Telkomsel
untuk terus memberikan pelayanan dan kualitas yang baru.
Untuk segmen demografis, Telkomsel menghadirkan produk yang mencakup
semua kalangan usia dan pekerjaan. Contohnya seperti LOOP yang dihadirkan
untuk segmen youth (usia 12-19 tahun) baik pria maupun wanita. Kemudian
KartuHALO yang ditunjukkan untuk kalangan premium atau value oriented
consumer yang tidak mempermasalahkan hargadan salah satu produk lainnya dari
yaitu produk KartuAs yang secara khusus ditujukkan untuk melayani segmen pasar
menengah ke bawah, khususnya remaja dan pemakai pemula yang dapat dijangkau
oleh konsumen berpenghasilan rendah.
Selanjutnya adalah target pasar. Menurut Kotler dan Keller (2008, hlm. 318),
setelah perusahaan mengidentifikasi peluang-peluang segmen pasarnya, maka
kemudian mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak dan
segmen mana yang akan dibidik, dalam upaya mengidentifikasikan kelompok
sasaran lebih kecil yang terdefinisikan dengan lebih baik.Target pasar dari
Telkomsel adalah kalangan menengah dan pekerja atau di rentang usia diatas 19
11
tahun. Telkomsel ingin menghadirkan jenis jasa komunikasi yang memberi solusi
dan mendukung aktifitas dan gaya hidup keseharian konsumen. Dengan mobilitas
dan banyaknya aktifitas, Telkomsel mampu memberikan pelayanan jaringan
terbaik hingga 4G LTE .
Selain itu positioning dari Telkomsel adalah sebagai perusahaan penyedia jasa
komunikasi terbaik dengan kualitas produk yang beragam dan unggul secara
teknologi serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen.
Berpedoman kepada kode etik Telkomsel, yaitu The Telkomsel Way yang terdiri
dari Integrity, Respect, Enthusiasm, Loyalty dan Totality, Telkomsel berupaya
memberikan segalanya demi kenyamanan konsumen. Dengan pelayanan dasar yang
baik akan membentuk citra yang baik, maka konsumen bisa loyal ditambah dengan
tambahan-tambahan pelayanan lain seperti bonus dan penawaran meraik lainnya.
Hal-hal tersebut diharapkan membentuk persepsi konsumen bahwa ketika berbicara
tentang provider, yang terbayang pertama kali adalah Telkomsel.
12
BAB III
STRATEGI INTI
1. Telkomsel-BUMN Bersinergi
Masyarakat kalangan pekerja dan korporasi adalah pangsa pasar yang besar
dan hal tersebut harus dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin apalagi
Telkomsel memiliki citra baik di segmen ini. Indonesia memiliki lebih dari 25
perusahaan BUMN dan hal tersebut bisa dilihat sebagai peluang. Telkomsel bisa
bekerja sama dengan beberapa perusahaan/anak perusahaan BUMN untuk
menyediakan layanan komunikasi dengan potongan tertentu. Jadi misalnya setiap
manajemen level atas dan menengah yang memiliki jatah alat komunikasi oleh
perusahaannya maka akan disuplai kartu simnya oleh Telkomsel dengan pelayanan
yang berbeda dengan keempat produk yang dimiliki. Selain itu setiap perusahaan
dibuatkan sebuah sistem dimana setiap perusahaan bisa terpantau aktifitas guna
memetakan data dari penggunaanya dan di akhir tahun akan ada pemberian mitra
Telkomsel-BUMN terbaik. Mengapa yang dijadikan sasaran adalah manajemen
level atas dan menengah? Mereka dijadikan sasaran karena mereka adalah figur
yang berpengaruh diperusahaan serta bisa dijadikan contoh bagi bawahanya.
Hirarki yang ada diperusahaan bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk
menjadikan mereka influencer produk Telkomsel di perusahaan tersebut. Jika
program ini berhasil, tidak menutup kemungkinan akan mulai dicoba di instansi
pemerintah atau perusahaan swasta.
2. Telkomsel Academy
13
Memasuki periode Internet 4.0 dan semua kegiatan berbasis Internet of Things,
Telkomsel memiliki kewajiban untuk membantu masyarakat beradaptasi dan
berkembang di era ini terutama anak-anak muda yang semakin kreatif. Telkomsel
Academy adalah wadah bagi mereka untuk menciptakan sebuah inovasi dan
berdampak bagi masyarakat. Konsep dari akademi ini adalah dengan
mengumpulkan anak-anak muda dengan gagasannya untuk kemudian di bina dari
berbagai aspek dibutuhkan sesuai dengan ide yang mereka gagas, lalu kemudian
dicari siapa yang terbaik di dalam sebuah format kompetisi. Pemenangnya akan
mendapat uang pembinaan dan terikat secara komersil dengan Telkomsel baik
personal maupun produk yang mereka ciptakan. Publikasi yang dilakukan adalah
dengan iklan di televisi nasional dan melalui official account di Instagram,
Facebook, Twitter, serta kanal Youtube. Beberapa perusahaan Vanture Capital juga
bisa dilibatkan di dalam acara ini. Kegiatan seperti ini mampu membuat citra
Telkomsel baik di kalangan anak muda Indonesia.
14
BAB IV
ACTION PLAN
Laporan keuangan Telkomsel tahun 2017 menunjukkan hasil yang positif dan
patut dibanggakan ditengah persaingan ketat di industri penyedia jasa komunikasi
dan peningkatan kualitas berupa pengadaan teknologi jaringan baru terutama BTS
yang memakan biaya yang tidak sedikit. Berikut adalah jumlah pendapatan yang
dilaporakan oleh Telkomsel lima tahun terakhir.
Tabel 4.1
Pendapatan Telkomsel lima tahun terakhir
Melihat data laporan keuangan Telkomsel lima tahun terakhir terlihat secara
umum menunjukkan angka yang positif dengan pendapatan yang terus meningkat
dari tahun ke tahun namun jika melihat presentase kenaikan pertahunnya
mengalami penurunan. Hal ini bisa dimaklumi karena biaya pengembangan kualitas
yang dilakukan Telkomsel dari perluasan jaringan 4G LTE yang membutuhkan
banyak BTS dan memakan banyak biaya, memperbanyak gerai GraPARI yang
harus juga didukung dengan penyerapan tenaga kerja (5461 orang pegawai pada
akhir tahun 2017) pasti menambah jumlah pengeluaran perusahaan. Walaupun ada
pada angka yang positif, sudah saatnya Telkomsel mulai mengambil keuntungan
dari investasinya di tahun 2017. Beberapa strategi yang ada di program TXZ
Mission yang menargetkan segmen usia generasi Y dan Z akan dimulai pada akhir
tahun 2018. Berikut adalah Action Plan dari program TXZ Mission:
15
Tabel 4.2
16
Menyewa lokasi kompetisi
Publikasi
3 Loop: ZiGame Melakukan riset mendalam tentang Media Sosial dan Website Konsumen Maret
segmen usia muda Resmi dari 2019
Melakukan kerjasama dengan perusahaan Televisi nasional segmen
game hasil riset Radio lokal usia muda
Publikasi dari semua official account dan
merekrut figur pemain game berpengaruh
Launching produk
17
Strategi yang menjadi unggul di program ini adalah di Telkomsel-BUMN
Bersinergi karena dengan strategi ini, Telkomsel mulai melaksanakan eksekusi
segmen pekerja dan korporasi sebagai salah satu segmen yang menjadi incaran
semua kompetitor. Seperti naman strateginya yaitu sinergi, jelas ada klausul berbagi
keuntungan yang dilakukan antara Telkomsel dengan perusahaan BUMN yang
sesuai saat melakukan kerjasama dan negosiasi. Selain itu posisi Telkomsel sebagai
anak perusahaan PT. Telkom sedikit banyak berpengaruh terhadap jalannya strategi
ini. Diharapkan dengan berjalannya strategi ini, Telkomsel memiliki gambaran
baik-buruknya mengambil segmen ini dengan cara bekerja sama dengan korporasi
terkait dan tidak menarget langsung konsumen sebagai incaran.
18
BAB V
BUDGETING DAN CONTROLLING
5.1. Budgeting
Cara yang semua perusahaan lakukan agar neraca keuangannya stabil
menunjukkan angka positif adalah dengan menekan semua biaya termasuk ketika
program TYZ Mission ini akan dilaksakanan. Program TYZ Mission berisi tiga
strategi yang memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk Telkomsel-BUMN
Bersinergi memiliki karakter strategi yang terus berjalan dan berkesinambungan
sehingga untuk memulai hal tersebut dibutuhkan proses penelitian dan
pengembangan dan memakan banyak biaya. Berbeda dengan dua strategi lain yang
akan dievaluasi dan tidak akan berjalan panjang andai tidak menguntungkan. Untuk
lebih jelasnya, bisa dilihat rencana penganggaran berikut.
Tabel 5.1
Rencana Penganggaran Program TYZ Mission
5.2. Controlling
Fungsi pengawasa akan dilakukan sesuai dengan kaidah pengawasan pada
umunya. Nantinya pengawasan akan dilaksanakan oleh sebuah tim terpisah yang
bertugas mengawasi dan mengarahkan seperti layaknya tugas Steering Comitte di
dalam sebuah event. Tim pengawas didominasi dari manajemen atas dan beberapa
konsultan swasta sehingga pengawas bekerja dengan terukur dan independen.
19
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
20