Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan

kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memulai kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.Usia dini adalah usia yang paling kritis atau paling

menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang.

Perkembangan anak usia dini merupakan fase yang sangat mendasar bagi

perkembangan individu,dengan demikian mengingat karakteristik anak usia dini

yang unik dan rasa ingin tahu yang tinggi tentang apa yang dilihatnya,yang

dipelajarinya sehari-hari dan anak usia dini juga mempunyai fase-fase yang

dalam pertumbuhn dan perkembangannya mengalami perubahan-perubahan,maka

dengan program anak usia dini harus dirancang sedemikian rupa sehingga

menyenangkan dan menarik bagi anak.

Bermain adalah aktivitas yang paling sering dilakukan oleh anak

dibandingkan dengan yang lainnya,bahkan mulai bangun tidur sampai tidur

kembali,anak sangat dekat dengan permainan,menurut Anggani Sudono (2010:1).

Selanjutnya Masyitoh dalam Eliyawati (2007:9)menyatakan bahwa dalam

permainan,anakseolah-olah memasuki dunia yang menganga dan membuka

kemungkinan bagi anak untuk membangun sendiri dunianya.Anak memasukidan

1
2

menghuni dunia bermainitu dengan keterlibatan sepenuhnya Selain dengan fantasi

dan imajinasinya juga berbagi kualitas dan intensitas emosi

menyertaiberlangsungnya permainan.Permainanhanya terbagi menjadi dua bagian

yaitu permainan tradisional dan permainan modern.

Menurut Ida Purnomo(Teviringrum.2005) permainan modern selain

berbiaya tinggi,juga rentan terhadap masalah seperti (video game) anak lebih

banyak bermain sendiri sehingga sering membuat mereka tidak peduli pada

lingkungan, akibatnya aspek sosial anak kurang/tidak berkembang. Sedangkan

permainan tradisional memberikan alternatif yang kaya dengan nilai budaya, dan

permainan tradisional memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengembangkan kemampuan sosial.Diantaranya permainan tradisional yang

dapat mengembangkan keterampilan sosial dalam bekerjasama salah satunya

adalah permainan bebentengan.

Bebentengan adalah permainan tradional dari anak-anak daerah jawa

barat.Permainan ini dilakukan anak-anak perempuan maupun anak laki-laki

sebanyak 4 orang atau lebih.Permainan ini bisa dilakukan dihalaman

rumah/ruangan yang cukup luas/taman permain dengan leluasa.Alat yang

diperlukan beberapa buah batu atau bata sebagai bentengnya,permainan ini dibagi

menjadi 2 grup,masing-masing grup punya benteng dari batu atau bata,kemudian

kedua kelompok ini harus menyerang atau mengambil alih “Benteng” lawan

dengan menyentuh batu atau bata yang menjadi pilarnya yang telah dipilih oleh

lawan dan meneriakan kata”BENTENG!”.Dan jika tertangkap harus berdiri

menjadi tahanan, walaupun hanya terkena sedikit,namun itu sudah dianggap kena,
3

pemain yang tertangkap akan menjadi tawanan musuh dan disebelah benteng

lawan,ia bisa diselamatkan asal disentuh oleh teman satu grupnya(Mulyani Sri

2013: 23-24)

Dengan menggunakan permainan tradisional bebentengan diharapkan anak

dapat mengembangkan keterampilan sosialnya dalam kerjasama,mau

menolong,dan mampu berkomunikasi dengan teman-temannya.

Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa keterampilan sosial akan

terbentuk jika anak mengalami pengalaman pergaulan dengan teman

sebaya.Permainan tradisional bebentengan salah satu permainan yang

membutuhkan beberapa teman,sehingga akan belajar untuk bekerjasama,mau

menolong,dan mampu berkomunikasidengan teman sebayanya,sehingga

keterampilan sosial anak pun akan berkembang.

Permainan tradisional sebenarnya sudah digunakan dalam kegiatan

dikelompok bermain,namun belum diteliti tingkat keberhasilannya sebelum dan

sesudah menggunakan permainan tradisional bebentengan.Oleh karena itu,penulis

tertarik untuk meneliti masalah tersebut melalui tindakan kelas, dalam sebuah

skripsi yang berjudul“Permainan Tradisional Bebentengan untuk

MengembangkanKeterampilan Sosial Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina

Tahun Pelajaran 2018/2019.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut.


4

1. Bagaimana persiapan permainan tradisional bebentengan untuk

mengembangkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Negeri Pembina

Desa Lamejajar Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka tahun pelajaran

2018-2019?

2. Bagaimana proses permainan trdisional bebentengan dalam mengembangkan

keterampilan sosial anak usia dini di TK Negeri Pembina Desa Lamejajar

Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka tahun pelajaran 2018-2019?

3. Bagaimana hasil dari permainan tradisional bebentengan dalam

mengembangkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Negeri Pembina

Desa Lamejajar Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka tahun pelajaran

2018-2019?

1.3. Batasan Masalah

untuk mengatasi kekurangan dalam mengembangkan keterampilan sosial

dalam bekerjasama dan mampu berkomunikasi,maka akan dilakukan proses

pembelajaran dengan melakukan permainan tradisional bebentengan.Dengan

penggunaan permainan tradisional bebentengan diharapkan dapat mengatasi

masalah yang terjadi selama ini.

1.4. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah diatas,tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah.

1. Mendeskripsikan persiapanpermainan tradisional bebentengan untuk

mengembangkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Negeri Pembina


5

Desa Lamejajar Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka tahun pelajaran

2018-2019?

2. Mendeskripsikan proses permainan tradisional bebentengan untuk

mengembangkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Negeri Pembina

Desa Lamejajar Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka tahun pelajaran

2018-2019?

3. Mendeskripsikan hasil dari permainan tradisional bebentengan untuk

mengembangkan keterampilan sosial anak usia dini di TK Negeri Pembina

Desa Lamejajar Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka tahun pelajaran

2018-2019?

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini

adalahsebagai berikut.

1. Bagi Penulis

Manfaat yang diharapkan bagi penulis dari penelitian ini adalah untuk

menambah pemahaman tentang bermain dan permainan tradisional serta modern

yang biasa digunakan dalam pembelajaran kemampuan sosial anak.

2. Bagi Guru atau Tenaga Pendidik

Manfaat yang diharapkan bagi Guru atau Tenaga Pendidik penelitian ini

diharapkan dapat memilih permainanyangtepatdalam perkembangan kemampuan

sosial anak. Selain itu, Guru dapat memlih permainan yang tepat antara

permainan tradisional dan modern.


6

3. Bagi Anak

Manfaatyangdiharapkandalam penelitian ini bagi anak adalah

mendapatkan bimbingan tentang permainan yang digunakan sehingga

bermanfaat bagi perkembangan sosialnya.

1.6. Anggapan Dasar

Menurut Ambaru (1984 : 48), menyatakan bahwa : Anggapan dasar atau

postulat adalah anggapan yang menjadi titik tolak pemikiran dalam usaha

memecahkan suatu persoalan, pernyataan ini dalamnya relevan dengan masalah

yang dikemukakan serta mengandung kebenaran atau sudahdianggap benar.

Bertolak dari pendapat diatas, maka yang menjadi anggapan dasar dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Permainan trdisional merupakan salah satu peninggalan budaya yang harus di

lestarikan keberadaannya, dan melalui permainan tradisional anak dapat lebih

mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungan bermainnya.

2. Bebentengan merupakan permainan tradisional dari anak-anak daerah Jawa

Barat. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak laki-laki atau perempuan

sebanyak 4 orang atau lebih. Permainan ini memerlukan tempat yang cukup

luas kira-kira 10 X 5 m (Halaman Rumah /Ruangan yang cukup luas/ Taman

Bermain) sehingga dapat bermain dengan leluasa.

3. Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial adalah keterampilan anak dalam bekerjasama,mau

menolong,dan mampu berkomunikasi dengan temannya.


7

1.7. Hipotesis Tindakan

Berdasarkanrumusan masalah,anggapan dasar,kajian teori yang telah

dikemukakan diatas,peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai

berikut.“Penggunaan Permainan Tradisional Bebentengan dalam Meningkatkan

Keterampilan Sosial Anak Usia Dini di TK Negeri Pembina Tahun Pelajaran

2018/2019.

1.8. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesimpangsiurandalam penafsiran penelitian judul ini,

maka diperlukan definisi Operasional.Dengandefinisi tersebut, diharapkan dapat

menimbulkan persepsi yang sama terhadap istilah-istilah itu,berikut ini akan

penulis uraikan definisi operasionalyang berkaitan dengan penelitian ini.

1. PermainanTradisional sangat beragam, bermacam-macam bentuk dan

namanyacara bermain pun berbeda dan semuanya adalah permainan yang

menyenangkan jauh sebelum kehidupan modern menguasai pemikiran anak-

anak jaman sekarang permainan itu dahulu masih dilestarikan (M zailani F

2009). Jika diamati lebih dalam, permainan tersebut sebenarnya penuh akan

makna dan maksud, salah satu peninggalan budaya yang harus dilestarikan

keberadaannya, dan melalui permainan tradisional anak dapat lebih mudah

untuk mengembangkan keterampilan sosial dengan lingkungan bermainnya.

2. Bebentengan adalah permainan tradisional dari anak-anak Jawa Barat,

permainan ini dilakukan oleh anak laik-laki atau perempuan sebanyak 4 orang

atau lebih. Permainan ini bisa dilakukan dihalaman rumah/ruangan yang

cukup luas/taman bermain dengan leluasa. Alat yang diperlukan beberapa batu
8

atau bata sebagai bentengnya, Permainan ini dibagi menjadi 2 grup, masing-

masing grup punya benteng dari bata atau batu, kemudian yang menjadi lawan

lari dan dikejar oleh yang lainnya. Jika tertangkap, harus berdiri menjadi

tahanan, walaupun hanya terkena sedikit, namun itu sudah dianggap

kena.Pemain yang ditangkap akan menjadi tawanan musuh dan disebelah

benteng lawan. Ia bisa diselamatkan asal disentuh teman satu grupnya (Sri

Mulyani 2013:23-24).

3. Keterampilan sosial adalah keterampilan anak dalam bekerjasama, mau

menolong, dan mampu berkomunikasi dengan teman-temannya (Mubiar

Agustin 2007)

Anda mungkin juga menyukai