BAB I
PENDAHULUN
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan
kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memulai kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.Usia dini adalah usia yang paling kritis atau paling
Perkembangan anak usia dini merupakan fase yang sangat mendasar bagi
yang unik dan rasa ingin tahu yang tinggi tentang apa yang dilihatnya,yang
dipelajarinya sehari-hari dan anak usia dini juga mempunyai fase-fase yang
dengan program anak usia dini harus dirancang sedemikian rupa sehingga
1
2
berbiaya tinggi,juga rentan terhadap masalah seperti (video game) anak lebih
banyak bermain sendiri sehingga sering membuat mereka tidak peduli pada
permainan tradisional memberikan alternatif yang kaya dengan nilai budaya, dan
diperlukan beberapa buah batu atau bata sebagai bentengnya,permainan ini dibagi
kedua kelompok ini harus menyerang atau mengambil alih “Benteng” lawan
dengan menyentuh batu atau bata yang menjadi pilarnya yang telah dipilih oleh
menjadi tahanan, walaupun hanya terkena sedikit,namun itu sudah dianggap kena,
3
pemain yang tertangkap akan menjadi tawanan musuh dan disebelah benteng
lawan,ia bisa diselamatkan asal disentuh oleh teman satu grupnya(Mulyani Sri
2013: 23-24)
tertarik untuk meneliti masalah tersebut melalui tindakan kelas, dalam sebuah
2018-2019?
2018-2019?
2018-2019?
2018-2019?
2018-2019?
adalahsebagai berikut.
1. Bagi Penulis
Manfaat yang diharapkan bagi penulis dari penelitian ini adalah untuk
Manfaat yang diharapkan bagi Guru atau Tenaga Pendidik penelitian ini
sosial anak. Selain itu, Guru dapat memlih permainan yang tepat antara
3. Bagi Anak
postulat adalah anggapan yang menjadi titik tolak pemikiran dalam usaha
Bertolak dari pendapat diatas, maka yang menjadi anggapan dasar dalam
sebanyak 4 orang atau lebih. Permainan ini memerlukan tempat yang cukup
3. Keterampilan Sosial
2018/2019.
2009). Jika diamati lebih dalam, permainan tersebut sebenarnya penuh akan
makna dan maksud, salah satu peninggalan budaya yang harus dilestarikan
permainan ini dilakukan oleh anak laik-laki atau perempuan sebanyak 4 orang
cukup luas/taman bermain dengan leluasa. Alat yang diperlukan beberapa batu
8
atau bata sebagai bentengnya, Permainan ini dibagi menjadi 2 grup, masing-
masing grup punya benteng dari bata atau batu, kemudian yang menjadi lawan
lari dan dikejar oleh yang lainnya. Jika tertangkap, harus berdiri menjadi
benteng lawan. Ia bisa diselamatkan asal disentuh teman satu grupnya (Sri
Mulyani 2013:23-24).
Agustin 2007)