Hak Asasi Manusia Baru
Hak Asasi Manusia Baru
(HAM)
Nama kelompok:
DARIUS HUNGGUWALI
OKTOVIANUS MALO
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
karunia-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik tanpa ada halangan suatu
apapun.
Dengan demikian diharapkan tugas ini juga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa. Jika sekiranya belum sesuai dengan yang
diharapakan, mohon untuk memaklumi kekurangan tersebut.
Tugas ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kelompok mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………………….………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Hak asasi manusia atau HAM adalah hak yang melekat pada diri manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat sekalipun. Secara garis
besar disimpulkan hak-hak asasi dapat dibedakan menjadi:
1. Hak-hak asasi pribadi atau personalrights yang meliputi kebebasan menyantakan pendapat
kebebasan memeluk agama,kebebasan bergerak dan sebagainya.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau propertyrights yaitu hak untuk memiliki sesuatu,membeli ,dan
menjual serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi politik atau politicalrights yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintah, hak
pilih (dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum), hak mendirikan partai politik ,dsb.
4. Hak-hak asasi untuk mendapatkat perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
atau rights of legalequality.
5. Hak-hak asasi social dan kebudayaan atau social an cultural rights.Misal hak untuk
memilih pedidikan hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.
6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan atau
procedural rights. Misalnya : peraturan dalam hal penahanan, penangkapan penggeledahan,
peradilan dan sebagainya.
Sumber dari Ide Dasar Hak Asasi Manusia Inti dari dokumen historis MAGNA
CHARTA dari 1215 pada sejarah Negeri Inggris ,berbunyi “Tiada seorangpun boleh ditangkap
atau dipenjarakan atau diusir dari negerinya atau dibinasakan tanpa sejarah diadili oleh hakim-
hakim yang sederajat dengannya (=PERS,Penceramah)atau menurut undang-undang negerinya”.
Manin-society,individu dalam masyarakat dihadapan Allah Tuhannya adalah sama derajatnya
dan sifatnya : Anak Allah pencipta dan orang yang memberontak terhadap Allah Raja–Nya serta
orang yang sama pula mempunyai kesempatan untuk menerima kasih Allah, yaitu
penggampunan dan penebusan Allah .
Ide persamaan ini melalui gereja Kristen, seperti tadi sudah dikatakan,dituangkan kedalam
Magna Charta, khususnya dengan kata-kata diadili oleh hakim-hakim yang sederajat dengannya
(judicium perium suorum, Perrys idid). Prinsip ini bersama-sama dengan prinsip-prinsip lain,dari
due proses of low dan kemudian tentang kebebasan agama, kebebasan untuk mempunyain
pendapat, untuk berserikat dsb, akhirnya diperluas sampai jumlah hak-hak dan kebebasan asasi
yang tercamtum dalam Universal Declaration of Human Rights yang diumumkan di Paris pada
tanggal 10 Desember 1948.
Pdt. Eka Darmaputera mengungkapkan bahwa untuk mengkaji HAM di dalam perspektif
atau sudut pandang Iman Kristen kita harus bertolak dari dua konsep yang mendasar. Kedua
konsep itu adalah kedaulatan Allah yang universal dan manusia sebagai imago dei, atau citra
Allah di dalam diri setiap manusia.
a. Kedaulatan Allah yang Universal
Kita mengakui bahwa HAM bersumber dari Allah yang memiliki kedaulatan
secara Unoversal. Oleh karena itu, tidak ada satu orang pun atau satu lembaga pun,
termasuk negara, yang berwenang untuk membatalkan atau mengurangi hak-hak tersebut,
kecuali Allah sendiri. Pelanggaran terhadap HAM merupakan pelanggaran terhadap
ketetapan Allah.
Seorang teolog yang juga seorang filsuf, jurgen Moltmann mengatakan bahwa
kedaulatan Alllah didalam diri manusia mencakup dimensi individual, simensi sosial,
dimensi ekologisnya, maupun dimensi futurologisnya. Dengan demikian, HAM
mencakup hak manusia untuk bebas, hak manusia untuk berkomunitas, serta haknya
untuk mempunyai masa depan yang lebih baik dan sejahtera.
Hak pada akhirnya membawa manusia pada suatu kewajiban. Misalnya, hak
manusia untuk bebas dan bermartabat membawa manusia kepada kewajiban untuk
menghormati kebebasan dan martabat orang lain.
3.1 KESIMPULAN
Kita dapat menduga bahwa martabat eksistensial manusia melatarbelakangi juga hokum
kasih,yang mengandung peritah untuk mengasihi sesame manusia,diberikan dalam satu nafas
dengan perintah untuk mengasihi Allah. Kasih merupakan Bahasa khas Alkitab,baik perjanjian
lama maupun perjanjian baru, yang berarti menghargai dan memperlakukan manusia
berdasarkan martabat eksistensial manusia dibahasakan dengan: ”Allah mengasihi manusia”.
Dari sini kita dapat memahami bahwa hokum kasih didasarkan pada fakta bahwa Allah telah
mengasihi manusia, fakta bahwa manusia adalah objek kasih Allah,sehingga didalam hokum
kasih, mengasihi sesama, adalah mengasihi dengan berorientasi kepada Allah.
Krisis-krisis social, kultural, politis dan ekonomi mengakibatkan rupa-rupa ketengangan dan
konflik mental psikologis pribadi menempatkan kelompok-kelompok dan pribadi-pribadi
Indonesia dalam keadaan perang dengan diri sendiri dan dengan dunia sekitarnya.
3.2 SARAN
Jalan Keluar Dalam Mengatasi Pelanggaran-Pelanggaran HAM di Indonesia:
Mengubah struktur masyarakat sehingga benar-benar menjadi suatu masyarakat
sosialis Pancasila sehinnga memberikan kemungkinan kepada para warga masyarakat
untuk dapat menikmati hak-hak asasi manusia,dan untuk dapat membuktikan
tugasnya untuk kepentingan kemanusiaan.
Memberikan penerangan yang luas dan terus-menerus kepada lapisan masyarakat
agar rakyat benar-benar merasakan bahwa hak-hak asasi manusia,serta kewajiban-
kewajiban yang bernilai.
Mengetuk perasaan tanggung jawab wakil-wakil rakyat di lembaga-lembaga tinggi
Negara tentang telah terjadinya pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia dengan
cara mengajukan petisi-petisi dan surat-surat pengaduan
Para pemimpin, penguasa,dan alat Negara harus memiliki rasa keseimbangan Antara
hak-hak dan kewajibannya.
Dalam pendidikan perlu ditanamkan perasaan welas kasih,disamping mendidik para
siswa untuk menghormati hak-hak orang lain, juga untuk mengetahui akan hak-hak
mereka sendiri.
Harus terdapat control langsung misalnya pelanggar keadilan, tidak langsung
misalnya public opinion terhadap para pelanggar,sehigga mereka insaf bahwa setiap
pelanggaran akan diberikan control dengan konsekuen.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://sayhellohelloo.blogspot.co.id/2014/02/materi-ringkas-ham-menurut-iman-
kristen.html
2. http://oktavianibuulolo.blogspot.co.id/2015/10/ham-menurut-iman-kristen.html