PENDAHULUAN
tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar maupun
Pelabuhan merupakan salah satu tempat umum yang perlu dijaga sanitasinya, baik
pelabuhan laut maupun pelabuhan udara seperti halnya Bandara El-Tari dan Pelabuhan
Laut Tenau. Selain pelabuhan berfungsi sebagai pusat ekonomi dan sosial, pelabuhan
juga menjadi pintu masuk keluarnya penyakit menular. Salah satu hal utama dalam
bidang sosial, pelabuhan bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk memperoleh akses jalur
transportasi dari satu pulau ke pulau yang lainnya maupun dari satu negara ke negara
yang lain. Dapat dimungkinkan dari kegiatan tersebut, memberikan peluang yang besar
dalam penyebaran penyakit, baik dari satu pulau ke pulau yang lain, dari satu negara ke
negara yang lain maupun dari wilayah pelabuhan ke daerah daratan di pulau tersebut.
Salah satu penyakit yang penyebarannya cepat, luas, dapat menimbulkan KLB dan dapat
menyebar melalui jalur pelabuhan laut adalah Demam berdarah atau demam berdarah
dengue.
Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan
oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang mengandung virus Dengue. Menurut Hastuti
1
(2008), Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal
dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit ini dapat menyerang semua umur baik anak-
anak maupun orang dewasa. Penyebab penyakit ini adalah virus dengue, sejenis virus
yang tergolong arbovirus yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti betina. Nyamuk Aedes aegypti menyimpan virus dengue pada telurnya,
selanjutnya virus tersebut akan ditularkan ke manusia melalui tubuh seseorang, tidak
selalu dapat menimbulkan infeksi jika orang tersebut memiliki daya tahan tubuh yang
kuat. Secara alamiah sebenarnya virus tersebut akan dilawan oleh antibodi tubuh.
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, Aedes aegypti juga merupakan
pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikunguya. Penyebaran jenis ini
sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Aedes aegypti
merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan
Nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari. Protein dari
darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur yang dikandungnya. Setelah menghisap
darah, nyamuk ini akan mencari tempat hinggap (beristirahat). Tempat hinggap yang
tumbuh-tumbuhan di dekat berkembang biaknya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan
lembab. Setelah masa istirahat selesai, nyamuk itu akan meletakkan telurnya pada
dinding bak mandi/WC, tempayan, drum, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Biasanya
2
Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2012 dilaporkan sebanyak
90.245 kasus DBD dengan jumlah kematian 816 orang (incidence rate/ angka kesakitan
37,11 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,90) (Profil Kesehatan Indonesia tahun
2012). Sedangkan laporan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT tahun 2012
sebesar 1.542 kasus, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 424 kasus, hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kasus pada tahun 2012 dengan kasus terbanyak yaitu kota
kupang dengan jumlah 890 kasus dan 8 orang meninggal (Profil Kesehatan NTT Tahun
2012). Berdasarkan laporan Profil Kesehatan Kota Kupang tahun 2012 angka kesakitan
DBD tahun 2008-2013, mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2008 sebesar 1.80 per
1000 penduduk, menurun pada tahun 2011 menjadi 1,05 per 1000 penduduk, dan
kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi 2.55 per 1000 penduduk dan pada tahun
2013 sebanyak 277 Kasus dengan rincian 153 pada laki-laki dan 124 pada perempuan
dengan total kematian 3 Kasus, dengan jumlah kasus pada puskesmas Alak sebanyak 15
(Kota Bogor, Kota Bekasi, Depok, Batam dan Mataram) menunjukkan bahwa masih
ditemukannya jentik Aedes aegypti di tempat-tempat penampungan air (TPA) seperti; bak
mandi, drum, tempayan, ember dan non TPA seperti; alas pot bunga/kembang, ban bekas,
dll, ABJ sebesar 80,60%. Hasil survei yang dilakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan area
pelabuhan Tenau Kupang khususnya daerah buffer pada bulan juni didapati HI sebesar
1,2, CI sebesar 0,4 dan BI sebesar 1; bulan juli angka HI sebesar 3,4, CI sebesar 1,23
dan BI sebesar 3,4; bulan agustus angka HI sebesar 2,27, CI sebesar 0,99 dan BI sebesar
2, 27; bulan september angka HI sebesar 2,38, CI sebesar 2,08 dan BI sebesar 2,476.
jentik di daerah buffer yaitu HI sebesar 3,49%, CI sebesar 2,04% dan BI sebesar 4,65. Hal
3
ini disebabkan peran serta masyarakat dalam melakukan PSN-3M belum menjadi
kebiasaan sehari-hari dan masyarakat belum menganggap penting kegiatan tersebut. Oleh
karena itu, daerah buffer dengan tingkat kepadatan jentik di atas standar ( berdasarkan
SOP Ditjen P2PL tahun 2009), indikator kepadatan jentik harus < 1 ) sehingga harus
menjadi fokus perhatian dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit demam
berdarah.
masyarakat yang merupakan masalah darurat yang menjadi perhatian dunia, kantor
kesehatan pelabuhan dituntut mampu menangkal risiko kesehatan yang mungkin masuk
melalui orang, alat angkut, barang, temasuk kontainer dari negara lain dengan melakukan
pernyebaran penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah melalui pemutusan
mata rantai penularan penyakit. Upaya pengendalian bertujuan untuk membuat pelabuhan
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan perilaku masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di
area Buffer
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis hubungan pengetahuan masyarakat terhadap kepadatan jentik
nyamuk di area Buffer
2. Menganalisis hubungan sikap masyarakat terhadap kepadatan jentik nyamuk
di area Buffer
4
3. Menganalisis hubungan tindakan masyarakat terhadap kepadatan jentik
nyamuk di area Buffer
1.4 Manfaat
a. Bagi Institusi Magang
1) Memperoleh masukan untuk evaluasi program pengendalian nyamuk dalam
upaya pencegahan dan penyebaran penyakit bersumber binatang di wilayah
kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kupang.
2) Menciptakan suasana kerja sama yang baik antara pegawai dan peserta magang
dalam rangka mempraktikkan serta meningkatkan pengetahuan khususnya
dalam hal pengendalian nyamuk untuk wilayah kerja Pelabuhan Laut Tenau
Kupang.
b. Bagi FKM UNDANA
1) Memperoleh informasi tentang kondisi nyata dunia kerja yang berguna bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Memperoleh umpan balik dari institusi tempat magang dalam rangka
pengembangan kurikulum agar lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
3) Terjalinnya kerja sama dengan institusi magang sehingga dapat mendukung
dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
c. Bagi Mahasiswa
1) Memperoleh gambaran umum situasi kerja di Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) Kupang.
2) Mendapatkan pengalaman nyata yang terkait dengan aplikasi ilmu kesehatan
masyarakat khususnya pengendalian nyamuk di Pelabuhan Laut Tenau
Kupang.
3) Sebagai tempat pengaplikasian semua ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan
mempraktikan langsung di tempat magang.
4) Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat terutama
dibidang kesehatan lingkungan.
5
BAB II
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik yakni penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian
melakukan analisis korelasi antara faktor resiko dengan efek. Penelitian ini
antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
6
2.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
atau obyek yang diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala
Keluarga yang rumahnya berada pada area Buffer yaitu sebanyak 139 KK.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji untuk
2012 ).
menggunakan teknik Simple Random Sampling, dimana setiap unit dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Dan dengan
N
n=
1 + N(d2 )
Keterangan:
N : besar populasi
n : besar sampel
139
n=
1 + 139(0,12 )
n= 58
7
2.4 Definisi operasional
Operasional
Variable Dependen
Variable Independen
8
(Riyanto, 2011)
Tindakan Segala kegiatan atau 1. Mendukung , jika Kuesioner Nominal
perlakuan atau responden jika nilai
tindakan untuk total jawaban ≥
pengendalian jentik median atau ≥ 63
2. Tidak mendukung , jika
responden jika nilai
total jawaban ≥
median atau ≥ 63
(Riyanto, 2011)
2.5 JENIS KEGIATAN
1. Kegiatan survei jentik Aedes aegypti pada area Buffer dan Perimeter di wilayah
kerja Pelabuhan Tenau
2. Pengendalian Vektor Nyamuk ( wilayah perimeter dan buffer ) di wilayah kerja
Pelabuhan Tenau.
3. Kegiatan survei sanitasi Pos Bandar Udara El Tari.
4. Kegiatan inspeksi café, kantin dan restauran di wilayah kerja Pelabuhan Tenau
5. Kegiatan pengukuran kepadatan lalat di wilayah kerja Pelabuhan Tenau
6. Kegiatan survei sanitasi kapal dan pemeriksaan kadar alkohol para Anak Buah
Kapal (ABK) dan kapten di wilayah kerja Pelabuhan Tenau.
7. Kegiatan Registrasi ,Rekapitulasi data penyakit dan pembagian kuesioner tentang
penyakit HIV dan AIDS pada pekerja dan ABK di wilayah kerja Pelabuhan
Tenau.
8. Penyuluhan tiga penyakit terbesar pada pekerja di PT Saipem( ISPA, Diare,
Gastritis).
9. Kegiatan pencatatan dan perhitungan IMT pada kegiatan pemeriksaan kesehatan
gratis yang dilakukan di wilayah kerja pelabuhan Tenau.
10. Kegiatan pemasangan dan pengamatan kepadatan tikus di wilayah kerja
pelabuhan Tenau.
2.6 JENIS DATA
a. Data Primer
9
Data primer diperoleh dari setiap kegiatan, meliputi : IS kapal laut, IS Rumah
Makan, survei jentik, larvasidasi, pengukuran kepadatan jentik, dan pemasangan
perangkap tikus, pengukuran kepadatan lalat.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang di peroleh adalah data yang ada pada Kantor Kesehatan
Pelabuhan yang meliputi profil KKP Kupang tahun 2013 dan data pegawai tahun
2014.
2.7 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penyusunan laporan Magang
adalah pengamatan/observasi dan wawancara .
1. Pengamatan/Observasi merupakan cara yang digunakan untuk mengamati
berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan jurusan epidemiologi dan biostatistika, kemudian dilakukan pencatatan
terhadap hal-hal yang dianggap penting berkaitan dengan masalah kesehatan
setempat.
2. Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk pengambilan data dengan
cara melakukan tanya jawab kepada responden atau sumber informasi untuk
mendapatkan informasi yang lebih spesifik dengan menggunakan panduan
wawancara yang telah disiapkan oleh kelompok.
2.8 TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Teknik pengolahan dan analisis data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu : editing yang
kuesioner, coding yakni memberikan kode pada data informasi yang telah
dikumpulkan dengan kuesioner, scoring yakni proses pembobotan nilai atau skor
dari pertanyaan yang diberikan dengan skor yang telah ditentukan, processing data
yakni memasukkan data ke dalam perangkat lunak yang digunakan sesuai dengan
10
variabel dan kode data, dan cleaning yakni pembersihan kembali semua data dari
2. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
independen.
Uji statistik yang dipilih adalah Chi square (X2) dalam tabel 2 x 2 dengan derajat
untuk mencari keeratan hubungan antara dua variabel ( X dan Y) dalam kategori
nominal diskrit.
X2
𝐶 = √X2 +n
Dimana:
N = jumlah responden
X2= Chi square
Sedangkan untuk mencari C, terlebih dahulu mencari X2, maka perlu kita
k
2
(O − E)2
𝑋 =∑
E
i
Dimana:
O= frekuensi observasi
E= frekuensi harapan
11
BAB III
12
B. Visi, Misi, dan Tujuan
1. Visi
Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang adalah “Kesehatan Pelabuhan yang
tangguh dan prima dalam rangka mewujudkan Pelabuhan, Bandara dan
Lintas Batas Sehat menuju Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan”
Visi tersebut mengandung pengertian yang mendalam dan menunjukkan tekad
kuat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang. untuk selalu meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk hukum serta menata organisasi untuk mencapai visi
Kementerian Kesehatan.
2. Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
Untuk dapat mewujudkan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang. tersebut,
ditetapkan 6 (enam) misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB/wabah
di pelabuhan beserta alat angkut dan muatannya.
b. Meningkatkan upaya pengendalian faktor risiko penyakit karantina dan
penyakit menular potensial wabah.
c. Meningkatkan upaya pencarian, pencegahan dan pengobatan kasus
penderita penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah.
d. Meningkatkan pengawasan keluar masuk obat, makanan-minuman,
kosmetika, alat kesehatan dan bahan adiktif lainnya (OMKABA).
e. Meningkatkan advokasi dengan jejaring kerja kemitraan.
f. Meningkatnya Pengawasan Faktor Resiko Lingkungan di Wilayah
Pelabuhan dan pengendalian terpadu.
3. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi yang telah ditentukan dan
menggambarkan kondisi yang diinginkan pada akhir periode. Tujuan yang ingin
dicapai oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang dalam periode tahun 2010 – 2014
adalah:
13
a. Mewujudkan pelabuhan sehat melalui upaya pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit potensial wabah serta pengendalian faktor risiko
penyakit yang disebakan oleh angkutan dan lingkungan pelabuhan
b. Serta terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat pelabuhan, terutama
pengguna jasa pelabuhan dalam upaya mencegah masuk dan keluarnya
penyakit di wilayah Pelabuhan”
Penetapan tujuan ini dilandasi oleh fakta pembangunan bidang kesehatan dalam
melayani masyarakat agar dapat terjangkau dan dapat dirasakan oleh segenap
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perbaikan dan peningkatan kualitas dan
kuantitas pelayanan kesehatan mutlak diperlukan agar pembangunan kesehatan
berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan. Selain itu dalam upaya cegah tangkal
masuk dan keluarnya penyakit melalui pelabuhan diperlukan dukungan
manajemen organisasi yang tertata dengan baik. Hal tersebut akan terwujud, bila
dilakukannya penataan organisasi dan tatalaksana yang terencana dan
berkesinambungan sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan optimal.
C. Situasi Letak Geografis
Letak geografis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kupang sebagai kantor induk
adalah terletak pada bagian Selatan Pulau Timor di Kota Madya kecamatan Maulafa,
dengan jarak ± 13 km dari kota Kupang, berada di atas ketinggian 102 m diatas
merupakan lokasi magang mahasiswa FKM tahun 2014. Kantor tersebut terletak di
Kelurahan Alak Kecamatan Alak, berjarak ± 8KM, di bagian selatan Kota Kupang
tepatnya di selat Semau dengan posisi koordinat 100 11’ 52” S dan 1230 31’ 20” T.
Panjang Alur perairan ± 1,3 Mil dan kedalaman kolom pelabuhan antara -8 s/d -17 m
D. Dasar Hukum
1. UU RI No. 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
14
3. UU RI No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
6. UU RI No. 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan
13. PP 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
17. Kepmenkes 264 Tahun 2004 tentang Kriteria dan Klasifikasi Kantor Kesehatan
Pelabuhan
18. Kepmenkes 1575 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan
19. Permenkes 356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan
20. Kepmenkes 340 Tahun 1985 tentang Pembantuan Taktis Operasional Satuan
Organisasi Ditjen PPM & PLP Dalam Lingkungan Kerja Pelabuhan Laut Utama
15
21. Kepmenkes No. 612/Menkes/SK/V/ Tahun 2010 tentang Pedoman
Kesehatan 2010-2014
23. Permenkes RI Nomor 2348 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes 356
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
16
i) Pelaksana pengendali resiko lingkungan
j) Pelaksana jejaring informasi dan tekhnologi bidang kesehatan
pelabuhan/bandara dan lintas batas
k) Pelaksana jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan pelabuhan/bandara
dan PLBD
l) Pelaksanapelatihan teknis bidang kesehatan pelabuhan
m) Pelaksana ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP
3. KKP diklasifikasikan ke dalam 3 kelas, yaitu:
a. KKP Kelas I;
Klasifikasi KKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada beban
Berdasarkan PERMENKES No. 356 Tahun 2008 kegiatan atau program tersebut
dilaksanakan dibagian Tata Usaha, Seksi PK & SE, Seksi PRL & KLW. Adapun tugas
yang muncul kembali, pengawasan alat angkut dan muatannya, lalu lintas
17
dan pelatihan teknis bidang kekarantinaan dan surveilans epidemiologi di
upaya kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
negara.
18
Tabel III.1 Hasil Pemeriksaan Sampel Darah Malaria Wilayah Kerja KKP Kupang Tahun
2013
NO WILKER
HASIL PEMERIKSAAN
Jumlah % Positif
sampel
Positif Negatif Malaria
T O TA L 1696 14 1682 14
19
Tabel di atas menujukkan bahwa dari 1696 sampel yang diperiksa laboratorium
darah sampel.
Kegiatan surveilans epidemiologi semana santa dilakukan pada bulan April 2013 di
Grafik III.1 Data 10 Penyakit Terbanyak Di Kabupaten Flores Timur Tahun 2013
jenis penyakit
49,232
jumlah 49.232, hal ini dikarenakan kondisi lingkungan di Kabupaten Flores Timur
20
3. Surveilans Epidemiolgi Kesehatan Haji 2013
Tabel III.2 Gambaran Cakupan Pelayanan Kesehatan Haji Di Wilayah Kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kupang Tahun 2013
sebelum berangkat menjalankan ibadah haji yang dilaksanakan oleh kabupaten dan
kota di wilayah kerja KKP Kupang tahun 2013 sangat baik. Hal tersebut ditunjukan
oleh cakupan pelayanan terhadap kebutuhan jemaah haji 100%, cakupan pelayanan
kesehatan kepada jemaah haji 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 100%
21
4. Pengamatan Dan Pengendalian Nyamuk
Tabel III.3 Hasil Pengamatan Survei Jentik Dan Kepadatan Nyamuk Aedes Di KKP
Kupang Tahun 2013
No Uraian kegiatan Sasaran Target Realisasi
1 Bangunan diperiksa Rumah/bangunan - 4638
2 Container diperiksa Container - 9743
3 Pemakaian larvasida Container - 1213,42 kg
4 Pemakaian insektisida Luas daerah - 203,58 Ltr
5 Luas daerah fogging Ha - 155 Ha
Sumber data sekunder
diperiksa, ada 9743 container yang diperiksa. Dalam upaya pengendalian nyamuk
selain kegiatan survei jentik juga dilakukan abatisasi baik terhadap rumah/bangunan
dan containner yang diperiksa dengan menggunakan abate sebanyak 1213,42 kg.
menggunakan insektisida 203,58 Ltr dengan total luas wilayah/daerah yang difoging
22
5. Pengendalian Tikus & Pinjal
Tabel III.4 Hasil Pengendalian Tikus Dan Pinjal Di KKP III Kupang Tahun 2013
No Bulan Perangkap Tikus Indeks Pinjal
Yang Tertangkap
Dipasang
1 Januari 123 2 0
2 Pebruari 135 11 1
3 Maret 147 13 2,5
4 April 125 5 0
5 Mei 127 8 0
6 Juni 113 2 0
7 Juli 131 7 2
8 Agustus 139 2 0
9 September 161 14 2,5
10 Oktober 152 10 0,5
11 November 150 19 0,5
12 Desember 126 4 0,13
Total 1629 97 10,13
Sumber data sekunder
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui pada tahun 2013 perangkap tikus yang
dipasang baik digudang/ kapal sebanyak 1629 perangkap, dan jumlah tikus yang
tertangkap sebanyak 97 ekor dengan ratio indeks pinjal sebesar 10,13 pinjal.
Berdasarkan hasil dan pengamatan yang dilakukan, tikus-tikus yang tertangkap tidak
dilakukan identifikasi dengan alasan bahwa belum semua wilker dapat melakukan
23
G. Kegiatan Kesehatan Lintas Wilayah
1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Tabel III.5 jumlah kunjungan poliklinik KKP Kupang Tahun 2013
No Jenis BULAN
Penyakit Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Se Ok No De TTL
p t v s
1 Malaria 1 1
2 Diare 4 2 0 1 0 0 5 1 5 1 4 4 27
3 ISPA 4 8 8 10 3 5 3 9 7 3 8 2 70
4 Jantung 0 0 2 4 0 1 0 1 0 0 0 0 8
5 Hipertensi 7 2 5 8 5 3 2 3 5 3 3 4 50
6 Kec.Kerja 2 6 1 2 0 4 2 1 1 0 4 4 27
7 Lain-lain 89 93 73 83 91 38 79 79 56 64 75 84 904
8 total 106 111 89 109 99 51 91 94 74 71 94 98 1087
Sumber data sekunder
Berdasarkan tabel kunjungan pasien ke poliklinik KKP Kupang Tahun 2013 diketahui bahwa
dari 1087 pasien yang berkunjung ke poliklinik KKP Kupang, jenis penyakit tertinggi adalah
ISPA sebanyak 70 pasien (6,4%) dan terendah adalah malari sebanyak 1 pasien, sedangkan
sebagian besar lainnya adalah jenis penyakit lainnya sebesar 904 (83,2%).
14
12
9
8 8 8 8
4
3 3
2
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Bulan
pada kabupaten Ende Sebesar 25 orang dan terendah pada kabupaten Lembata sebanyak 6
orang.
25
BAB IV
lokasi survei.
kegiatan.
disediakan.
nyamuk.
26
Tabel IV.1 Hasil Pemeriksaan Jentik Daerah perimeter di Pelabuhan Tenau
Kupang November 2014
Keberadaan Jenis Bangunan
jentik Kantor % Jumlah %
Positif (+) 0 0 0 0
Negatif (-) 10 100 10 100
Jumlah 10 100 100 100
Sumber: Data Primer
Tidak ditemukan bangunan yang positif jentik.. Hal ini menunjukkan bahwa House of
diperiksa sebanyak 21 buah, yang positif jentik 0. Sehingga hasil Container Indexnya
0%.
ditemukan adanya jentik sebesar (3,49%). Hal ini menunjukkan bahwa House of Index
27
Tabel IV.4 Hasil Pemeriksaan Jentik pada container daerah buffer di Wilayah
Kerja Pelabuhan Tenau Kupang November 2014
Jenis Container Ditemukan Jentik (+) Tidak Ditemukan Jentik (-) Total %
Jumlah % Jumlah %
Drum 0 0 36 18,37 36 18,37
Bak mandi/WC 0 0 116 59,18 116 59,18
Tempayan 0 0 16 8,16 16 8,16
Lain-lain 0 0 28 14,28 28 14,28
Jumlah 0 0 196 100 196 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel IV.4 diketahui bahwa pemeriksaan jentik pada container di daerah
buffer , tidak ditemukan adanya jentik pada container (0%). Hal ini menunjukkan bahwa
pengawasan
28
Tabel IV.5 Hasil Pemeriksaan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan di
Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Tenau Kupang November 2014
Nama tempat pemeriksaan Kategori penilaian
R.M Minang Raya Baik
Wr. Handayani Baik
R. M Artis Baik
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel IV.5 diketahui bahwa 3 rumah makan yang dilakukan
pemeriksaan sanitasi, dikategorikan baik. Kendala yang didapat pada saat dilakukan
pemeriksaan yaitu ada sikap penolakan secara tidak langsung dari pengelola atau
karyawan rumah makan yang bersangkutan karena kegiatan ini dinilai mengganggu
Tiga warung yang diperiksa di area Buffer pelabuhan adalah warung yang
masih aktif beroperasi setiap hari, sedangkan warung lainnya tidak dilakukan
pemeriksaan. Hal ini dikarenakan warung tersebut sudah tidak beroperasi lagi dan
Instrumen : Perangkap tikus, umpan ikan dan kelapa bakar, sarung tangan,
masker, format dan alat tulis
Jumlah perangkap
Pelabuhan laut tenau kupang sebanyak 16 perangkap
Prosedur kerja
a. Bersihkan perangkap
29
Tabel IV.6 Hasil Pemasangan Perangkap Tikus di Wilayah Kerja Pelabuhan Laut
Tenau Kupang November 2014
Nama tempat Jumlah Jenis umpan Jumlah tikus
Pemasangan perangkap yang yang tertangkap
dipasang
R.M Minang Raya 3 Ikan 0
Wr. M’Ita 2 Ikan 0
Gudang Cahaya baru 3 Kelapa dan ikan 0
Kios Cahaya Baru 2 Ikan dan kelapa 0
Wr. Kasih 2 Ikan 0
Wr. Handayani 2 Ikan dan kelapa 0
Bpk Petrus 2 kelapa 0
Jumlah 16 0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel IV.6 diketahui bahwa tidak ada tikus yang tertangkap. Untuk
mengetahui ada tidaknya tikus pada suatu tempat dan mencegah kemungkinan bahaya
a. Dropping
Adanya kotoran tikus yang ditemukan ditempat atau di ruangan yang diperiksa.Tinja
tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas, tanpa disertai bau yang
mencolok.Tinja tikus yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih lembut
atau agak lunak.Makin lama tinja makin keras.
b. Run ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu di suatu tempat disebut run ways.
Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama. Bila melalui lubang di antara
eternit rumah maka jalan yang dilaluinya lambat laun menjadi hitam .
c. Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan. Tikus dalam aktivitasnya
akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun membuat jalan misalnya
membuat lubang pada dinding.
d. Borrow
Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti dinding,
lantai, perabotan, dan lain-lain.
e. Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh tikus atau urinenya.
f. Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar. Ditemukannya bangkai tikus
baru maupun lama di tempat yang diamati.
30
4.1.4. Pengukuran Kepadatan Lalat
pengulangan.
disediakan.
format.
kerja Pelabuhan Laut Tenau Kupang dari ketiga Rumah Makan terdapat 1 dengan
31
kategori tinggi, maka perlu diberi tindakan pengendalian. Lokasi yang digunakan
untuk mengukur tingkat kepadatan lalat semuanya memiliki indeks kepadatan lalat
yang tinggi. Sesuai dengan interpretasi hasil pengukuran kepadatan lalat, maka hasil
pengukuran berada pada kategori 6-21 yang kategori padat sehingga perlu segera
Alat yang digunakan adalah Fly Grill. Fly-grill dapat dibuat dari bilah-bilah
sebanyak 16-24 dan dicat warna putih. Fly-grill dipakai untuk mengukur tingkat
kepadatan lalat dengan cara meletakan Fly-grill Ditempat yang akan diukur kepadatan
lalatnya, lalu dihitung jumlah lalat yang hinggap di Fly-grill dengan menggunakan
alat penghitung selama 30 detik. Sedikitnya pada setiap lokasi dilakukan 10 kali
perhitungan (10 kali 30 detik) dan 5 perhitungan lalat yang tertinggi dibuat rata-
Kendala yang didapat pada saat dilakukan pengukuran yaitu ada sikap
penolakan secara tidak langsung dari pengelola atau karyawan rumah makan yang
kesehatan.
32
Hasil Kegiatan:
a. Jumlah kapal luar negeri yang diperiksa sebanyak 6 kapal yaitu kapal
alkohol) ABK dari luar negeri yaitu sebanyak 91 ABK. Dari 91 ABK yang
Saipem. Berdasarkan data 3 bulan terakhir yang diambil dari klinik Saipem
ditemukan 3 kasus penyakit terbanyak (ISPA, Diare dan Gastritis), maka kami
hadler.
Prosedur kerja :
perwira jaga.
kapal.
33
d. Pemeriksaan sanitasi kapal berdasarkan pada formulir pemeriksaan
sanitasi kapal.
Hasil pemeriksaan sanitasi kapal yaitu Kapal luar negeri : 6 kapal, sedangkan dalam
negeri 5 kapal. Dari 11 kapal yang diperiksa, 6 kapal dengan kategori baik(skor 0-5)
34
4.2.Identifikasi Masalah
Tabel IV.8 Hasil Identifikasi Masalah dari Kegiatan Magang yang dilaksanakan di
KKP Kupang
35
4.3.Penentuan Prioritas Masalah
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan sistem seleksi yang menggunakan dua unsur,
yaitu kriteria (urgensi/kepentingan, solusi, dan biaya) dan skor (nilai 1, 2, dan 3).
1. Urgensi / kepentingan
b. Nilai 2 penting
2. Solusi
b. Nilai 2 mudah
3. Biaya
a. Nilai 1 rendah
b. Nilai 2 sedang
c. Nilai 3 tinggi
Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan penulis. Total skor dari masing-
masing kriteria merupakan penentu prioritas masalah, yaitu masalah dengan total paling
tinggi sebagai ranking pertama dalam dan menjadi prioritas masalah untuk dicari
penyelesaian masalahnya.
36
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jentik adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di air dan memiliki
perilaku mendekat atau “menggantung” pada permukaan air untuk bernafas. Jentik
menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk yang berperan sebagai vektor
penyakit menular melalui nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah dengue.
Pengendalian jentik nyamuk adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membasmi
atau memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk dengan berbagai cara dengan
tujuan untuk menekan laju pertumbuhan nyamuk di lingkungan.
C. Survey Jentik
Pengendalian vector adalah kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk
menurunkan populasi atau melenyapkan serangga penular penyakit atau vector
dengan maksud mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan oleh vector
dan gangguan-gangguan yang diakibatkan oleh vector. Tujuan kegiatan pengendalian
vector di wilayah Bandar Udara El Tari dan Pelabuhan Laut Tenau Kupang adalah
37
menjamin bebasnya lingkungan bandara baik perimeter maupun buffer, serta alat
angkut (pesawat) dari serangga penular penyakit dan di pelabuhan tenau adalah
menjamin bebasnya lingkungan pelabuhan baik perimeter maupun buffer, serta alat
angkut (kapal laut ) dari serangga penular penyakit.
Kegiatan pengendalian vector nyamuk yang dilakukan meliputi : survey jentik,
abatesasi, pengukuran kepadatan nyamuk dewasa dan Pengendalian nyamuk dewasa
(fogging). Tujuan survey jentik untuk mengetahui indeks jentik nyamuk sehingga
diketahui ada tidaknya peningkatan maka jika ada dilakukan identifikasi. Tempat
perindukan nyamuk Aedes aegypti adalah genangan air yang tertampung di wadah
atau biasa disebut kontainer, dan bukan pada genangan air yang langsung
berhubungan dengan tanah.
Survei ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknya jentik disetiap
genangan air tanpa melakukan pengambilan jentik. Dalam program Pengendalian
penyakit DBD, survei jentik yang biasa dilakukan adalah cara visual dan ukuran yang
dipakai sebagai indikator adalah House Index, Container Index, dan Breteau Index.
Cara membasmi jentik nyamuk dikenal sebagai 3M, yaitu menguras, menutup,
dan mengubur. Langkah-langkahnya antara lain:
1. Minimal satu minggu sekali, lebih sering lebih baik, menguras bak mandi,
tempayan, dan sebagainya.
2. Tempayan, gentong, drum, dan tempat air lainnya hendaknya ditutup rapat,
sehingga nyamuk tidak bisa masuk kedalamnya untuk meletakkan telur.
3. Kaleng bekas, ban bekas, dan benda-benda lain yang dapat menampung air
hujan hendaknya dibuang atau dikubur. Jika tidak dapat menjadi tempat yang
disukai nyamuk demam berdarah untuk bertelur.
4. Pepohonan seperti pohon pisang, palm, dan lain-lain, di sekitar rumah harus
dibersihkan agar tidak ada air yang tertampung di sela-selanya.
5. Memeriksa secara teratur tempat air apakah ada jentik nyamuk demam
berdarah atau tidak.
6. Untuk membunuh larva, dapat juga digunakan bubuk abate. Bubuk ini aman
untuk kesehatan dan telah mendapat izin oleh WHO.
38
E. Hasil
Pengetahuan
Baik ≥ 73 Kurang <73
28 orang
(48,3%) 30 orang
(51,7%)
orang (48,3%).
2. Sikap
kepadatan jentik
Sikap
Positif Negatif
37
21 (63,8%
(36,2% )
)
Positif Negatif
39
Berdasarkan grafik diatas, responden dengan sikap positif terhadap upaya
jentik.
3. Tindakan
Tindakan
20
(34,5%) Mendukung
Tidak Mendukung
38
(65,5%)
orang (34,5%).
b) Analisis Bivariat
1. Analisis Hubungan antara Pengetahuan dengan Kepadatan Jentik di area Buffer
40
Tabel V.1 Hubungan antara Pengetahuan dengan Kepadatan Jentik di area Buffer
kepadatan jentik diatas standar yaitu sebanyak 0 orang (0%) sedangkan pengetahuan
yang kurang dan terdapat kepadatan jentik diatas standar yaitu sebanyak 12 orang
(100%). Dari uji Chi Square ini diperoleh nilai p yaitu 0,000. Hasil analisis ini
2. Analisis Hubungan antara Sikap dengan Kepadatan Jentik di area Buffer Pelabuhan
Tabel V.2 Hubungan antara Sikap dengan Kepadatan Jentik di area Buffer Pelabuhan
kepadatan jentik diatas standar yaitu sebanyak 6 orang (50%) sedangkan sikap yang
negatif dan terdapat kepadatan jentik diatas standar yaitu sebanyak 6 orang (50%).
Dari uji Chi Square ini diperoleh nilai p yaitu 0,320. Hasil analisis ini menunjukan
41
tidak ada hubungan antara sikap dengan kepadatan jentik di area Buffer Pelabuhan
Tabel V.3 Hubungan antara Tindakan dengan Kepadatan Jentik di area Buffer
terdapat kepadatan jentik diatas standar yaitu sebanyak 8 orang (66,7%) sedangkan
tindakan yang mendukung dan terdapat kepadatan jentik diatas standar yaitu 4 (33,3
%). Dari uji Chi Square ini diperoleh nilai p yaitu 1,000. Hasil analisis ini
menunjukan ada tidak ada hubungan antara tindakan dengan kepadatan jentik di area
F. Bahasan
Tenau Kupang
memiliki pengetahuan yang kurang. Kemudian hasil analisis statistik antara variabel
42
Hal ini menunjukan bahwa faktor pengetahuan mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kepadatan jentik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nur Asah
kepadatan jentik.
b) Hubungan antara Sikap dengan kepadatan jentik di Area Buffer Pelabuhan Tenau
Kupang
(36,2%) memiliki sikap yang positif dan terdapat kepadatan jentik diatas standar
sedangkan sebanyak 37 orang (63,8%) memiliki sikap yang negatif dan terdapat
kepadatan jentik diatas standar. Kemudian hasil analisis statistik antara variabel sikap
Hal ini menunjukan bahwa faktor sikap tidak berhubungan secara yang signifikan
dengan kepadatan jentik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sukoco (2001) yang
c) Hubungan antara Tindakan dengan kepadatan jentik di Area Buffer Pelabuhan Tenau
Kupang
memiliki tindakan tidak mendukung. Kemudian hasil analisis statistik antara variabel
Hal ini menunjukan bahwa faktor tindakan tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan kepadatan jentik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nur Asah
43
Nanumarury (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan tindakan dengan
kepadatan jentik.
ialah:
penampungan air.
2. Sosialisasi mengenai 3M yakni menguras bak air, mengubur barang bekas yang
sudah tidak terpakai lagi dan menutup tempat penampungan air sebagai upaya
PKK.
44
BAB VI
PENUTUP
6.1 SIMPULAN
1. Ada hubungan antara pengetahuan dan kepadatan jentik nyamuk.
6.2 SARAN
Berdasarkan hasil kegiatan magang selama 9 minggu di Kantor Kesehatan Pelabuhan
1) Bagi Masyarakat
disekitar pelabuhan Tenau agar tetap menjaga kebersihan dan sanitasi sekitar bandara,
khusus untuk masyarakat yang memiliki tempat usaha diharapkan dapat menjaga
sanitasi lingkungan sekitar tempat usaha, untuk pengendalian vektor dapat dilakukan
air.
barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi dan menutup tempat
45