Kutub-kutub magnet
stator yang terbentuk
karena aliran arus
pada belitan medan
motor dc.
Garis-garis fluksi
magnet (mengarah dari
kutub utara ke selatan)
• Saat belitan medan/eksitasi motor diberi sumber tegangan dc (Vf) mengalir arus
medan/eksitasi (If).
• Aliran arus eksitasi memagnetisasi inti stator motor dc terbentuk kutub-kutub
magnet.
• Fluksi magnet akan mengalir dari kutub utara (N) ke kutub selatan (S), menembus celah
udara diantara stator dan rotor, memotong belitan jangkar motor yang dililitkan pada rotor.
• Saat terminal jangkar motor dihubungkan dengan sumber tegangan dc (Vm) mengalir
arus jangkar motor (Ia). Terminal jangkar motor terhubung ke belitan jangkar melalui
komutator dan sikat.
• Arus jangkar motor akan berpotongan dengan garis-garis fluksi magnet.
Sumber
tegangan
untuk daya Daya mekanik putaran
masukan sebagai keluaran motor dc
motor dc
Rangkaian Rangkaian
medan jangkar
• Motor dc memiliki dua rangkaian listrik ekivalen yaitu rangkaian medan dan rangkaian jangkar.
• Dalam contoh diatas, rangkaian medan disuplai oleh sumber dc terpisah (Vf). Rf dan Lf masing-masing
nilai resistansi dan induktansi belitan medan. Arus medan (If) yang dihasilkan akan membangkitkan
fluksi magnet motor dc.
• Pada rangkaian jangkar dikenakan tegangan sumber (VT) sebagai daya listrik masukan motor dc. Ia
menunjukkan arus yang mengalir pada belitan jangkar, Ra merepresentasikan resistansi belitan jangkar
dan Eb merepresentasikan ggl balik yang muncul pada belitan jangkar motor dc.
• Persamaan tegangan pada rangkaian jangkar dan medan masing-masing adalah:
dan
I Made Wiwit K. (2016)
Persamaan transfer daya motor dc
• Torka yang dibangkitkan oleh motor dc dirumuskan sebagai:
T = k φ Ia
• Adapun daya mekanik putaran yang dihasilkan adalah:
P = T × ω = T × 2π (n/60) (W)
• Daya mekanik ini putaran ini diperoleh dari konversi daya listrik
pada belitan jangkar motor dc yaitu:
P = EbIa.
• Dengan demikian akan diperoleh:
EbIa = k φ Ia × 2π (n/60)
dan persamaan putaran motor dc yang dirumuskan sbg = ′
φ
• Belitan jangkar dan medan/eksitasi motor dc saling terpisah (tidak terhubung secara listrik) satu sama
lain.
• Belitan medan motor disuplai oleh sumber dc terpisah.
• Persamaan tegangan pada rangkaian jangkar adalah:
• Persamaan tegangan pada rangkaian medan adalah:
• Daya input motor dc ini adalah:
I Made Wiwit K. (2016)
Jenis-jenis motor dc
B. Motor dc penguatan sendiri
• Alih-alih menggunakan sumber medan/eksitasi terpisah, belitan
medan motor dihubungkan dengan terminal jangkar motor.
B.1 Motor dc shunt • Belitan jangkar dan medan/eksitasi motor
dc saling terhubung paralel.
• Tegangan belitan jangkar adalah sama
dengan tegangan belitan medan motor dc.
• Persamaan tegangan motor adalah:
VT = Eb + IaRa
• Persamaan arus medan/eksitasi motor
adalah:
If = VT/Rf
• Arus beban motor (IL) merupakan penjumlahan dari arus jangkar (Ia) dan arus medan (If)
IL = Ia + If
• Daya input/masukan motor adalah Pin = VTIL. I Made Wiwit K. (2016)
Jenis-jenis motor dc
B.2 Motor dc seri
• Belitan jangkar dan medan/eksitasi
motor dc saling terhubung seri.
• Arus belitan jangkar (Ia) adalah
sama dengan arus belitan medan (If)
sama dengan arus beban motor (IL).
• Persamaan tegangan motor adalah:
VT = Eb + Ia (Ra+ Rf )
belitan belitan
medan medan
seri seri
belitan
medan
belitan shunt
medan
shunt
A. Regulasi putaran
• Parameter regulasi putaran menunjukkan persentase perubahan putaran motor dc dari
kondisi tanpa beban ke kondisi beban penuh.
regulasi putaran (%SR) = [(ntanpa-beban – nbeban-penuh)/nbeban-penuh] × 100%
B. Karakteristik torka-putaran
B.1 Motor dc penguatan terpisah
• Untuk motor dc penguatan terpisah diketahu bahwa Eb = VT – IaRa
karena Eb = k’nφ maka dapat diperoleh k’nφ = VT – IaRa
• Selanjutnya karena T = kIaφ maka Ia = T/kφ
• Dengan nilai arus jangkar ini maka diperoleh relasi antara torka dan putaran motor dc
penguatan terpisah sbb: T = (kφ/Ra)(VT – k’nφ )
n
• Torka motor dc penguatan terpisah berbanding terbalik terhadap putarannya.
• Torka stall merepresentasikan torka maksimum motor, poros tidak berputar.
• Putaran beban nol/tanpa beban merepresentasikan kecepatan maksimum saat tidak ada
torka yang dikenakan pada poros motor.
I Made Wiwit K. (2016)
Unjuk kerja motor dc
B. Karakteristik torka-putaran
B.1 Motor dc penguatan terpisah
• Torka dari beban yang dipasang pada poros motor akan menentukan besarnya torka yang
harus dibangkitkan oleh motor - titik operasi motor.
dimana
T1, Ia1, n1 dan Eb1 masing-masing menyatakan torka, arus jangkar, putaran dan ggl
balik motor dalam kondisi operasi pertama.
T2, Ia2, n2 dan Eb2 masing-masing menyatakan torka, arus jangkar, putaran dan ggl
balik motor dalam kondisi operasi yang kedua.
I Made Wiwit K. (2016)
Unjuk kerja motor dc
B. Karakteristik torka-putaran
B.3 Motor dc seri
• Untuk motor dc penguatan seri diketahu bahwa VT = Eb + Ia (Ra+ Rf )
• Oleh karena If = Ia dan dengan mengasumsikan bahwa fluksi (φ) adalah
sebanding dengan arus eksitasi If maka:
Torka untuk motor dc seri dirumuskan sbg T = k(Ia )2
Sementara ggl balik motor dirumuskan sbg Eb = k’nIa
• Dengan demikian dapat diperoleh persamaan arus jangkar yang dirumuskan
sebagai:
Ia = VT/(Ra + Rf + k’n)
dan persamaan torka yang dirumuskan sebagai:
T = k’(VT)2/(Ra + Rf + k’n)2
n
• Putaran motor dc seri “hampir” berbanding terbalik terhadap akar kuadrat torkanya.
• Torka yang besar diperoleh pada putaran rendah sementara pada putaran tinggi torka
motor kecil..
• Karena arus eksitasi sama dengan arus beban dan jangkar maka motor dc seri harus selalu
dijalankan dalam kondisi berbeban untuk menghindari putaran yang terlalu tinggi.
I Made Wiwit K. (2016)
Unjuk kerja motor dc
B. Karakteristik torka-putaran
B.3 Motor dc seri
• Untuk motor dc seri dapat diperoleh perbandingan torka dan putaran untuk dua kondisi
operasi yang berbeda sbb:
dimana
T1, Ia1, n1 dan Eb1 masing-masing menyatakan torka, arus jangkar, putaran dan ggl
balik motor dalam kondisi operasi pertama.
T2, Ia2, n2 dan Eb2 masing-masing menyatakan torka, arus jangkar, putaran dan ggl
balik motor dalam kondisi operasi yang kedua.
Rugi mekanik
Rugi daya pada (gesekan poros
belitan jangkar dan angin) dan
Rugi daya pada (Parm-loss) rugi inti (histerisis
belitan medan dan arus pusar)
(Pfield-loss) (Pmech&core-loss)
atau
• Efisiensi (η) untuk motor dc shunt dapat dihitung dengan cara yang sama. Hanya saja
pada motor dc shunt daya masukan motor dihitung sebagai Pin = VTIL dimana IL = Ia + If
dan arus medan, If, dihitung sebagai If = VT/Rf.
• Untuk motor dc seri, daya masukan motor dihitung sebagai Pin = VTIL dan rugi-rugi belitan
jangkar dan medan dihitung dengan cara yang sama hanya saja nilai arus jangkar, Ia,
adalah sama dengan arus medan, If , dan IL = Ia = If .
n = k’(VT – IaRa)/φ
• Persamaan kecepatan putaran motor dc ini menunjukkan bahwa kecepatan putaran motor
dc dapat diatur dengan cara:
• Mengatur nilai tegangan jangkar/terminal motor (VT) metode kendali tegangan
jangkar
• Mengatur nilai fluksi (φ) yang berarti juga mengatur arus belitan medan (If) metode
kendali medan
• Mengatur nilai resistansi belitan jangkar (Ra) metode kendali resistansi jangkar
VT
If
resistansi variabel
2. menggunakan sumber tegangan dc variabel sbg sumber tegangan untuk belitan medan.
Sumber
tegangan dc
variabel
Ra