Bahan yang digunakan dalam pembuatan material karbon berpori adalah polimer yang
diperoleh dari hasil polimerisasi berbagai phenolic resin. Bahan-bahan tersebut yaitu:
formaldehyde dengan perbandingan mol 1:2:8. Polimer ini dibuat dengan katalis
asam.
b. Polimer phenol resorcinol formaldehyde
Polimer phenol resorcinol formaldehyde diperoleh dengan mereaksikan phenol,
sedangkan formaldehyde tetap 2.8 mol per mol total phenol dan resorcinol. Polimer
mereaksikan phenol, resorcinol, formaldehyde, dan filler berupa etilen glikol dengan
asam.
Gas Nitrogen digunakan sebagai gas inert dan gas pembawa untuk membawa sisa-sisa
Alat Penelitian
Rangkaian alat penelitian dibedakan menjadi 3 bagian yaitu rangkain alat polimerisasi,
rangkaian alat karbonisasi, dan alat untuk karakterisasi material karbon berpori dan uji
superkapasitor.
Untuk mengetahui kualitas penjerapan dari karbon berpori digunakan uji bilangan iodin.
Sedagkan untuk mengetahui volum pori, diamter pori rata-rata, pore size distribution dan luas
permukaan dari karbon berpori digunakan BET surface are Novoid Analysis (NOVA 2000)
Quantachrome Instrument. Untuk mengetahui morfologi dari karbon berpori digunakan JSM-
6360LA (JEOL) analytical scanning electron microscope (SEM). Untuk mengetahui nilai
Cara Penelitian
Cara penelitian dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu tahap pembuatan polimer,
menghasilkan produk karbon berpori yang mempunyai kualitas baik dan diarahkan sebagai
Tahap ini adalah tahap paling aawal dari penelitisn tetapi tahapan ini merupakan
tahapan terpenting. Struktur polimer yang baik akan sangt menentukan pori yang terbentuk
pada saat dilakukan pirolisis. Resin yang dibuat adalah phenolic resin, bahan phenolic yang
digunakan adalah phenol dan resorcinol. Formaldehyde digunakan sebagai substituen yang
akan menghasilkan mono- atau di- aatau tri-metilolfenol yang akan menjadi jembatan metilen
sehingga terbentuk jaringan polimer yang sangat panjang dan berulang sedangkan etilen
glikol digunakan sebagai senyawa pengisi antar domain aromatik sehingga akan diperoleh
Bahan polimer dengan perbandingan mol reaktan tertentu disiapkan sebagai contoh
yang homogen. Kemudian phenol yang telah dicairkan ditambahkan. Ketiga bahan terebut
dicampurkan sehingga didapat campuran yang homogen. Setelah itu, katalis asam berupa
HCl ditambahkan. Seiring ditambahkan katalis akan terjadi reaksi eksotermis sehingga suhu
campuran akan naik. Proses pengadukan terus dilakukan sampai terbentuk padatan lalu
phenol dengan reorcinol = 1:0; 0.7:0.3 : 0.3:0.7; dan 0:1. Perbandingan mol formaldehyde
yang digunakan adalah 2.8 per mol campuran bahan phenolic. Etilen glikol sebagai bahan
pembentuk pori akan digunakan pada polimer dengan perbandingan terbaik dari phenol
resorcinol formaldehyde. Etilen glikol yang ditambahkan akan divariasikan dari 0,1,2, 3, dan
Tahap Karbonisasi
Sebelum dilakukan karbonisasi, produk hasil polimerisasi dipecah menjadi ukuran
seragam dan dikeringkan pada suhu 125oC. Pengeringan dilakukan sampai didapatkan berat
konstan. Produk polimer yang sudah dikeringkan selanjutnya siap dilakukan karbonisasi atau
Pada proses karbonisasi diawali dengan pemanasan dari suhu ruangan sampai 150oC.
Inert gas berupa gas N2 kemudian dialirkan. Gas N2 digunakan untuk mengusir adanya
oksien dalam furnace dan sebagai gas pembawa zat-zat yang keluar dari bahan yang
kecepatan pemanasan (ramp rate) tertentu yaitu 3oC/menit. Holding time pada setiap suhu
karbonisasi adalah 2 jam sedangkan suhu yang digunakan pada proses karbonisasi yaitu 600
o
C, 650 oC, 700 oC, dan 750 oC.