diabetes tipe 1
a) 90% sampai 95% penderita diabetic adalah tipe 2. Kondisi ini diakibatkan
oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat
penurunan jumlah pembentukan insulin
b) Pengobatan pertama adalah dengan diet dan olahraga jika kenaikan kadar
glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemia (suntikan insulin
dibutuhkan jika preparat oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia)
c) Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada
mereka yang obesitas.
Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing
manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni
(urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine
sering dilebung atau dikerubuti semut.
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
5. Pruritus Vulvae
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
17. Hipertensi
Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan teraupetik pada setiap jenis diabetes adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan
serius pada pola aktivitas klien.
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi
karbohidrat (60-70%)
protein (10-15%)
lemak (20-25%)
Tentukan terlebih dahulu berat badan ideal untuk mengetahui jumlah kalori basal
pasien DM.
Kemudian hitung jumlah kalori yang dibutuhkan. Ada beberapa cara untuk
menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pasien DM.
1) Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalihkan berat badan ideal
dengan 30 untuk laki-laki dan 25 untuk wanita. Kebutuhan kalori sebenarnya harus
ditambah lagi sesuai dengan kegiatan sehari-hari(lihat table 2)
* Kriteria diagnostik tsb harus dikonfirmasi ulang pada hari yang lain,
kecuali untuk keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi
metabolik akut, seperti ketoasidosis atau berat badan yang menurun
cepat.
1. Kelainan Genetik
2. Usia
6. Hipertensi
1. Primordial prevention
2. Health promotion
c. DIET
Diet adalah penatalaksanaan yang penting dari kedua tipe DM. makanan
yang masuk harus dibagi merata sepanjang hari. Ini harus konsisten dari
hari kehari. Adalah sangat penting bagi pasien yang menerima insulin
dikordinasikan antara makanan yang masuk dengan aktivitas insulin
lebih jauh orang dengan DM tipe II, cenderung kegemukan dimana ini
berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperglikemia. Toleransi
glukosa sering membaik dengan penurunan berat badan.
(Hendrawan,2002).
1) Modifikasi dari faktor-faktor resiko
- Tekanan darah
- Kadar kolesterol
- Berhenti merokok
b. Perencanaan makanan
1) Karbohidrat 45 – 65%
2) Protein 10 – 20 %
3) Lemak 20 – 25 %
6) Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal sebagai menu utama setiap
makan.
· Diuretik
· Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja pada saat kita beraktivitas ).
· Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa
jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala
hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah
yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala
bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus
hati-hati.
· Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin,
Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini
adalah : sakit kepala dan pusing.
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II
(zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping
yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
· Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :
Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan
yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang
mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan
dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi,
maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak
semua dialami oleh penderita :
Ø Pola makan
o Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat
memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan
sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan
pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
Ø Obesitas (kegemukan)
o Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk
terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang
diabetes mellitus.
Ø Faktor genetis
o Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan
dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke
cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil.
o Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada
pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon
untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam
waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
o Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang
otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk
proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus.
Ø Pola hidup
o Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang malas berolah
raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah raga berfungsi
untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh
merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke
depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda.
Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden
Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka
yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda,
jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Ø Teh manis
o Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi.
Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung
kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung
aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi
beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Ø Gorengan
Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor
risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab
utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan
salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid
yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta
penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat
disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk
gorengan.
Ø Suka ngemil
o Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan
diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit
dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat
arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam
makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya
mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Ø Kurang tidur.
o Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of
Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses
glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang
sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur
terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Ø Sering stress
o Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan
meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan
energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik.
Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja
dengan bunuh diri pelan-pelan.
Ø Kecanduan rokok
o Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa
risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko
tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan
dan olahraga.
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja.
Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD,
dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin.
Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika
terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
Ø Keranjingan soda
o Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44
tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko
diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan
pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang
sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.
Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog,
Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta
melakukan pengontrolan menu makanan (diet).
Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan
pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci
program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak
mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian
suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.
1. Identifikasi
Pengobatan
2. Vaksinasi
influensa
3. Tidak merokok
5. Perawatan kaki
Kebanyakan orang mempunyai kebiasaan suka makan malas sikat gigi. Tapi itu juga tidak semua. Apalagi
bila orang tersebut tahu benar dengan menjaga kesehatan gigi dapat menghindarkan tubuh dari
penyakit lainnya. Salah satu penyakit yang dapat dihindari adalah penyakit diabetes melitus. Karena
menurut studi penelitian di Amerika menunjukkan bahwa penderita kerusakan gigi kronis bisa jadi orang
tersebut pengidap penyakit diabetes melitus tipe 2.
Pada kerusakan gigi yang parah, bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan
tubuh. Sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut cytokines.
Cytokines inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon yang memicu diabetes. Jika
ini terjadi sekali saja, walaupun orang itu sebelumnya dalam keadaan sehat maka orang tersebut
berpeluang menderita diabetes tipe 2.
Selain itu tingginya kandungan kolesterol dari glukosa yang dibutuhkan tubuh merupakan faktor utama
pemicu risiko diabetes bagi orang yang mengalami kerusakan gigi. Dan kolesterol rendah dapat
menolong orang sehat untuk tidak terserang problem gangguan gigi yang mampu memicu diabetes.
Untuk itu, penderita diabetes sebaiknya mengikuti diet rendah kalori, rajin mengonsumsi obat pengatur
hormon insulin dan menjaga kesehatan gigi. Dan alangkah baiknya jika orang sehat juga ikut menjaga
kesehatan giginya agar tidak berisiko terkena diabetes.
Radang gusi adalah jenis penyakit gigi yang paling ringan, disebabkan oleh bakteri dalam plak. Penyakit
ini masih bisa disembuhkan, tapi jika disepelekan tanpa perawatan lebih lanjut bisa berkembang
menjadi penyakit gigi yang parah juga. Plak yang menempel pada rongga antara gusi dan gigi mampu
menimpulkan infeksi dan menyebabkan kasus serius. Bahkan pada stadium tertentu, gigi harus dicabut.
Diabetes merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu meregulasi kandungan glukosa. Artinya,
tekanan darah bisa menjadi sangat tinggi. Pengobatan dengan insulin bisa membantu tubuh mengontrol
jumlah glukosa pada aliran darah.
Pada diabetes tipe 2, insulin diproduksi sangat sedikit sehingga tidak cukup jumlahnya untuk keperluan
tubuh manusia. Biasanya hal ini sangat berpengaruh pada orang berusia di atas 40 tahun. Untuk
mengatasinya dibutuhkan diet teratur dan mengonsumsi pil atau suntikan reguler.
Tanpa insulin yang memadai, gula di dalam darah akan menjadi berlebih. Analoginya seperti mobil
yang penuh bensin tetapi tidak ada kuncinya; Anda mempunyai energi untuk menggerakkan mobil,
tersebut tetapi tidak bisa menggunakannya dengan maksimal.
Diabetes dialami oleh lebih dari 16 juta warga Amerika. Sebagian besar kasus yang dialami adalah
diabetes onset dewasa, yang biasanya mengenai individu berusia lebih dari 40 tahun. Salah satu faktor
risiko termasuk riwayat keluarga yang menderita diabetes dan kelompok etnis tertentu. Keturunan
Afrika, Amerika asli, Jepang, Latin ataupun Polinesia lebih tinggi risikonya.
Komplikasi umum penderita diabetes adalah penyakit mata akibat diabetes. Salah satunya adalah
glaukoma. Komplikasi lainnya termasuk retinopati dan katarak. Retinopati diabetik adalah penyakit yang
merusak pembuluh darah kecil pada retina (jaringan yang peka cahaya yang berjajar di belakang mata)
yang sering dijumpai pada penderita diabetes. Selama masa hidup mereka, sekitar 16 juta penderita
diabetes akan mengalami berbagai tingkatan retinopati diabetik dan setidaknya 25.000 menjadi buta
tiap tahunnya. Katarak adalah pengaburan lensa mata yang mengakibatkan pudarnya penglihatan
normal. Penderita diabetes mempunyai risiko hampir dua kali mengalami katarak dibandingkan yang
lainnya.
Katarak juga mempunyai kecenderungan terjadi pada usia yang lebih muda. Hubungan antara diabetes
dengan glaukoma sudut-terbuka (tipe glaukoma yang paling umum) telah membangkitkan minat para
peniliti selama bertahun-tahun. Penderita diabetes mempunyai risiko dua kali terkena glaukoma
daripada individu non-diabetes, meskipun beberapa penelitian baru-baru ini telah mempertanyakan hal
ini. Yang lebih menarik lagi, kemungkinan seseorang yang mempunyai glaukoma sudut terbuka
kemudian menderita diabetes ternyata lebih tinggi dibandingkan individu yang tidak mempunyai
penyakit mata. Glaukoma neovaskuler, tipe glaukoma yang jarang selalu dikaitkan dengan abnormalitas
yang lain, diabetes adalah yang paling sering. Pada beberapa kasus retinopati diabetes, pembuluh darah
pada retina menjadi rusak. Retina kemudian memproduksi pembuluh darah baru yang abnormal.
Glaukoma neovaskuler dapat terjadi jika pembuluh darah yang baru tumbuh pada iris (bagian
berwarna pada mata), menutup cairan pada mata dan meningkatkan tekanan pada mata. Glaukoma
neovaskuler adalah penyakit yang sulit untuk diobati. Salah satu pilihan adalah bedah laser untuk
mengurangi pembuluh darah abnormal pada permukaan iris dan retina.
Komplikasi pada mata adalah hal yang umum terjadi pada penderita diabetes, penting bagi
penderita diabetes untuk memeriksakan kesehatan mata mereka secara rutin. Institusi Mata Nasional
(National Eye Institute) merekomendasikan penderita diabetes untuk memeriksakan mata mereka
setahun sekali.
Ulkus atau luka kaki dapat menjadi masalah yang sangat serius bagi penderita diabetes. Penting untuk
menyembuhkan ulkus secepatnya.
Kerusakan saraf pada diabetes dapat mengurangi nyeri sehingga ulkus kaki kadang tidak menimbulkan
rasa nyeri jadi sering diabaikan. Sejalan dengan waktu ulkus kaki atau gejala-gejala penyakit dapat
merusak kaki secara serius.
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir. Ulkus bisa dikatakan kematian
jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan
ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM
dengan neuropati perifer. Ulkus kaki diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan
morbiditas akibat diabetes mellitus.