Laporan Keuangan dan Ringkasan Program siLAkan Deh Yang Digagas oleh
BPKAD Kabupaten Muara Enim
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Otonomi Daerah dan Desa (OtdaDes)
Disusun oleh :
M. RIVALDY RIZKY ALVIANSYAH
170110170038
ADMINISTRASI PUBLIK 2017
Pengelolaan keuangan dan aset daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan sudah
tertib. Bahkan laporan dari kantor Pemerintahan dan Kecamatan di Muara Enim lebih
cepat dan tepat waktu. Itu semua berkat layanan inovasi dari program Layanan
Keuangan Daerah BPKAD Kabupaten Muara Enim (siLakan Deh) yang digagas oleh
BPKAD Kabupaten Muara Enim.
Target waktu penyelesaian yang rigid dalam penyusunan/perubahan anggaran,
penatausahaan dan laporan keuangan daerah harus tepat waktu. Keterlambatan dalam
proses pengelolaan keuangan dan aset daerah tidak ditolerir dan akan mendapatkan
sanksi untuk setiap keterlambatan.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan
Daerah, ditetapkan bahwa DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui bersama
Raperda tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun akan dikenai
sanksi administrative. Berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur
dalam ketentuan peraturan selama enam bulan.
Inovasi program “siLaKan Deh” di BPKAD Kabupaten Muara Enim, adalah
inovasi berupa layanan “one stop services” dalam bidang pengelolaan keuangan dan
aset daerah. Layanan yang disediakan berupa penyediaan fasilitas Laboratorium
Keuangan, dilengkapi dengan layanan pemberian konsultasi, pendampingan, dan
bimbingan teknis.
Sebelum adanya program siLakan Deh, Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
selalu kewalahan melaporkan proses pengelolaan keuangan ke BPKAD Kabupaten
Muara Enim tepat waktu. Banyak kendala yang dihadapi oleh OPD salah satunya
adalah ketidakstabilan layanan internet yang menjangkau lokasi kantor Pemerintahan
dan Kecamatan di Muara Enim.
Keterbatasan jangkauan layanan internet untuk menjangkau lokasi kantor
Pemerintahan dan kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Muara Enim, saat
ini hanya tersedia 140 MB untuk seluruh wilayah Kabupaten Muara Enim, sehingga
beberapa OPD yang koneksi internetnya tidak dapat melakukan dial up melalui
jaringan Pemda, melakukan dial up VPN Modem.
Kondisi tersebut diperparah dengan tidak adanya ruang khusus yang memadai
untuk kegiatan yang melibatkan seluruh OPD. Tak heran jika staf OPD lainnya
berdesakan, antri di selasar dan ruang kerja BPKAD untuk melakukan entry data
keuangan.
Sebelumnya program inovasi “siLakan Deh”, BPKAD telah menggunakan
aplikasi sistem Informasi Daerah (SIMD@) pada tahun 2011 secara offline. Pada
tahun 2014 diterapkan secara online namun belum berbasis web. Hingga saat ini
SIMD@ terus mengalami pengembangan sampai versi 2.7.0.12.
Pada Tahun 2015, BPKAD Kabupaten Muara Enim berinisiatif untuk
membuat Laboratorium Keuangan. Beberapa komputer bantuan yang dikembalikan
oleh OPD kepada BPKAD, diperbaiki dan dimanfaatkan kembali. Selanjutnya seluruh
prasarana tersebut dimobilisasi dalam satu ruangan “Laboratorium Keuangan” yang
dapat dimanfaatkan oleh seluruh OPD.
Laboratorium Keuangan saat ini dilengkapi dengan layanan konsultasi,
pendampingan dan pembinaan. Sehingga menjadi layanan keuangan daerah dan aset
yang terintegrasi kepada OPD dengan nama inovasi “siLaKan Deh” (Layanan
Keuangan Daerah BPKAD Kabupaten Muara Enim).
Keberhasilan inovasi ini sangat didukung oleh komitmen Pimpinan Daerah.
Untuk menjamin kelanjutan program ini, Bupati Muara Enim menerbitkan Surat
Edaran tentang Layanan Keuangan “siLaKan Deh”, dengan dukungan alokasi
anggaran untuk penyelenggaraan inovasi. Hingga kini Inovasi ini masih berjalan
sampai sekarang, dan masih dapat ditingkatkan lagi baik dari sisi pengetahuan
aparatur maupun dari peningkatan prasarana pendukung.
Berkat keberhasilan inovasi ini, ada beberapa daerah Kabupaten di Sumsel
yang akan menerapkan program siLakan Deh. Tiga Kabupaten itu adalah Kabupaten
OKU Selatan, Lahat, dan Ogan Ilir. Ketiganya sudah melakukan studi tiru layanan
keuangan dan aset ke BPKAD Kabupaten Muara Enim.
Ketiga Kabupatean ini telah melihat langsung layanan pengelolaan keuangan
dan aset daerah yang dilaksanakan BPKAD Kabupaten Muara Enim, serta bagaimana
inovasi ini mampu meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah.
Analisis Masalah
Kabupaten Muara Enim adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan,
dengan ibu kota kabupaten di Muara Enim. Kabupaten ini memiliki luas 7.300,50
km². Pemerintahan Kabupaten Muara Enim terdiri dari 37 dinas/badan, dan 20
Kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Muara Enim. Lokasi kantor-kantor
pemerintahan yang tersebar dan jauh menyebabkan sulit dijangkau oleh jaringan
internet yang stabil.
Dalam pengelolaan keuangan daerah, BPKAD Kabupaten Muara Enim telah
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMD@) Keuangan
yang dikembangkan oleh BPKP. Penerapan aplikasi SIMD@ Keuangan di Muara
Enim telah dimulai pada Tahun 2011 secara offline. Kemudian sejak Tahun 2014
sampai tahun 2018 telah diterapkan secara online, namun belum berbasis web. Hingga
saat ini SIMD@ terus mengalami pengembangan sampai dengan versi 2.7.0.12.
Perkembangan positif penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan keuangan
dan aset dari semula yang bersifat manual menjadi otomatisasi, sangat membantu dan
mempermudah pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Muara Enim. Tapi,
pemanfaatan sistem informasi keuangan dan aset daerah, perlu didukung oleh faktor
lainnya. Seperti jaringan dan koneksi internet yang stabil, SDM maupun prasarana
pendukung lainnya agar dapat berfungsi optimal. Pada awal penerapan aplikasi
SIMD@ Keuangan di tahun 2012, BPKAD memberikan dukungan kepada OPD.
Antara lain memberikan bantuan prasarana berupa meja, personal computer (PC)
dilengkapi dengan aplikasi SIMD@ Keuangan dan printer.
Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi:
1. Keterbatasan jangkauan layanan internet untuk menjangkau lokasi kantor
Pemerintahan dan kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Muara
Enim. Saat ini hanya tersedia 140 MB untuk seluruh wilayah Kabupaten
Muara Enim, sehingga beberapa OPD yang koneksi internetnya tidak dapat
melakukan dial up melalui jaringan Pemda, melakukan dial up VPN
Modem.
2. Ketidakstabilan jangkauan koneksi internet.
3. Target waktu penyelesaian yang rigid dalam penyusunan/perubahan
anggaran, penatausahaan dan laporan keuangan daerah. Hal ini berarti tidak
mentolerir adanya keterlambatan dalam proses pengelolaan keuangan dan
aset daerah, serta terdapat sanksi untuk setiap keterlambatan. Berdasarkan
Undang-Undang (UU) Nomor 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah,
ditetapkan bahwa DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui bersama
Raperda tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun
akan dikenai sanksi administrative. Berupa tidak dibayarkan hak-hak
keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan selama enam bulan.
4. Kendala geografis sehingga menyulitkan bagi OPD/kecamatan yang
letaknya jauh untuk berkoordinasi dengan cepat.
5. Tidak adanya ruangan khusus yang memadai untuk melakukan kegiatan
yang melibatkan seluruh OPD. Sehingga seringkali staf OPD lain
berdesakan, antri di selasar dan di ruang kerja BPKAD saat akan melakukan
entry data keuangan dan aset. Hal ini sangat mengganggu kelancaran kerja
staf maupun pejabat struktural BPKAD lainnya.
Pendekatan Strategis
Tahap Pelaksanaan:
1. Mengirimkan Surat Bupati kepada seluruh OPD. Menginformasikan bagi
masih menemukan kendala teknis pengelolaan keuangan, dipersilahkan datang
ke Laboratorim Keuangan untuk melakukan entry data. Termasuk untuk
melakukan konsultasi/pendampingan jika menghadapi permasalahan terkait
pengelolaan keuangan dan aset daerah.
2. Tim pelaksana layanan "siLakan Deh" mulai dari front office (petugas loket)
sehingga para mentor selalu siap melayani OPD yang datang sesuai dengan
jadwal.
3. Pelayanan dilakukan sesuai dengan alur pelayanan yang telah dibuat.
4. Pengecekan secara rutin kondisi fasilitas yang dipergunakan.
5. Bimtek pengelolaan keuangan dilaksanakan setiap tahun.
Sumber daya yang dipergunakan dalam pelaksanaan inovasi “siLaKan Deh” adalah:
1. Sumber Daya manusia :
Tim mentor BPKAD.
Tim IT Simd@ dari BPKAD.
Operator SImd@ dari setiap OPD.
BPKP sebagai narasumber dan pengembang aplikasi SIMD@
Keuangan.
Diskominfo sebagai penanggung jawab jaringan internet di wilayah
pemerintahan Kabupaten Muara Enim.
Keberlanjutan Program
Pembelajaran yang dapat dipetik dari penyelenggaraan inovasi “siLaKan Deh” antara
lain adalah:
1. Penyiapan laboratorium keuangan yang memanfaatkan sarana dan prasarana
yang ada dengan sedikit modifikasi, ternyata mampu berfungsi secara
efektif dan efisien untuk meningkatkan layanan BPKAD kepada stakeholder
(OPD).
2. Komunikasi yang baik dengan OPD terbukti dapat menumbuhkan semangat
kerja sama dan membuat staf/operator OPD tidak segan bertanya
permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat dituntaskan dengan cepat.
3. Peningkatan pengetahuan berkelanjutan kepada OPD dapat memberikan
penyamaan pemahaman terhadap peraturan pengelolaan keuangan.
Daftar Pustaka :
2. https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/terapkan-si-lakan-deh-sakip-muara-enim-
jadi-bb Diakes pada tanggal 10 Maret 2019 pukul 18.10 WIB
3. http://palembang.tribunnews.com/2018/07/04/membanggakan-muaraenim-kembali-
raih-top-99-inovasi-tingkat-nasional-2018-ini-inovasinya Diakses pada tanggal 10 Maret
2019 pukul 18.15 WIB