PROPOSAL
OLEH :
TARI MUTIARA
NIM : 20161060807081
Penderita asma dapat melakukan inspirasi dengan baik namun sangat sulit saat
ekspirasi (Guyton & Hall 2006 dalam Widodo, 2012). Sehingga terjadi
gangguan difusi gas di alveoli. Hal tersebut menyebabkan, pasien mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen (O2). Penanganan yang tepat dalam
masalah gangguan pemenuhan O2 adalah dengan pemberian tekhmik inhalasi
dan pengobatan. Pemberian nebulizer oksigen pada penderita asma bronkial
minimal 94% melaluimasker Rebreathing mask (RM) atau non Rebreathing
mask (NRM) maupun kanul nasal sesuai dengan kebutuhan dari pasien itu
sendiri. Konsentrasi oksigen yang tinggi dalam pemberian terapi inhalasi
dapat menyebabkan peningkatan kadar PCO2 dalam tubuh pada pasien dengan
asma. Walaupun pemberian terapi inhalasi digunakan secara sering dan luas
dalam perawatan pasien asma, pemberian terapi inhalasi seringkali tidak
akurat, sehingga pemberian, monitoring, dan evaluasi terapi tidak sesuai
(Perrinet al,2011). Pada asma bronkial adalah produksi mukus yang
berlebihan menyebabkan obstruksi saluran napas. Oleh karena itu perlu
dilakukan intervensi untuk membantu mengurangi obstruksi saluran napas
adalah dengan cara pemberian terapi farmakologi dan non farmakolgi, terapi
farmakologi terdiri dari inhalasi nebulizer, suction, terapi oksigen, dan terapi
pemberian obat, sedangkan terapi non farmokolgi terdiri dari fisioterapi dada,
postural drainage, dan mengajarkan klien teknik batuk efektif (Hasanah, 2016)
ABSTRAK
Metode penelitian:
Hasil penelitian:
Kesimpulan:
ada perbedaan pengaruh antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
pengaruh penambahan Active Cycle Of Breathing Technique pada Terapi Inhalasi
Dengan Ventolin Nebulizer terhadap pengurangan Derajat Sesak Nafas Pada
Penderita Asma Bronchial.
Kata kunci:
asma, ventolin, nebulizer dan Active Cycle of Breathing Technique (ACBT).
ABSTRACT
Background:
Bronchial asthma is a chronic respiratory system disease with signs of repeated
attacks and difficulty of breathing, wheezing, and coughs.During the attack,
bronchus is experiencing convulsion so that it becomes narrower and unable to
release air sufficiently from lungs. Ventolin is a preparation of inhaler cough
medicine consisting of 3 elements, namely H2O and O2 putting into a nebulizer to
be changed into gas and it can be inhaled. The use of Ventolin with nebulizer
device is more effective in relieving cough and thinning thick mucus obstructing
respiratory tract. Ventolin-nebulizer is a device to change liquid medicine into
aerosol so that it can be inhaled easily into lungs. Active Cycle of Breathing
Technique (ACBT) is a breathing technique combined with breathing control,
deep breathing, and huffing in order to control a breathing pattern to approach
normal breathing one so that it can relieve asphyxia, reduce frequency of
asphyxia, and improve posture.
Purpose of the Research:
Purpose of the research is to know addition of Active Cycle of Breathing
Technique (ACBT) in a ventolin-nebulizer inhalation therapy in order to relieve
asphyxia degree of asthma patient.
Conclusion:
Different effect between control group and treatment group caused by the
addition of Active Cycle of Breathing Technique in Ventolin-Nebulizer inhalation
therapy on relieving asphyxia degree of bronchial asthma patient was found.
Keywords:
asthma, ventolin, nebulizer and Active Cycle of Breathing Technique
(ACBT)
PENDAHULUAN
TUJUAN
METODE
Metode penelitian ini dengan quasi experimental design dengan
pendekatan pre test and post test two groups design. Penelitian ini dilaksanakan di
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga yang dilaksanakan 11-31 Mei 2015.
Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 26 orang, dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol berjumlah 13 orang dan kelompok
perlakuan berjumlah 13 orang.Selama penelitian tidak ada sampel yang masuk
kriteria drop out.
Text
Hermanto_2212165_full.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB)
Text
Hermanto_2212165_nonfull.pdf
Download (1MB) | Preview
Abstract
Latar Belakang: Angka morbiditas dan mortalitas cenderung meningkat pada
pasien asma yang menjadi masalah tersendiri. Oksigenasi merupakan kebutuhan
dasar yang paling vital dalam kehidupan manusia. Kekurangan oksigen akan
berdampak kematian sel. Terapi inhalasi dan oksigenasi merupakan salah satu
pengobatan pada pasien asma, kesalahan dalam memberikan terapi inhalasi pada
pasien asma dapat mengurangi keuntungan yang maksimal bagi pasien. Tujuan:
Mengetahui gambaran pemberian terapi inhalasi dan oksigenasi pada pasien asma
bronkial di instalasi gawat darurat RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Metode
Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah
14 orang perawat. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan
melakukan observasi langsung dengan menggunakan lembar observasi. Analisa
data menggunakan univariat. Hasil:Hasil penelitian pemberian terapi inhalasi
nebulizer dari 14 perawat didapatkan hasil kategori baik sebanyak 8 perawat
(57,7%), kategori cukup sebanyak 6 perawat (42,8%). Pada pemberian terapi
oksigenasi dikategorikan baik yaitu 14 orang (100%). Kesimpulan: Dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian terapi inhalasi nebulizer dalam
kategori baik yaitu 8 perawat (57,2%) melakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur. Pada pemberian terapi oksigenasi dengan kategori baik 14
orang perawat (100%) melakukan sesuai dengan standar operasional prosedur.