Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Mitayani (2011 : 122), periode post partum adalah waktu penyembuhan

dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian

terhadap hadirnya anggota keluarga baru. Sedangkan menurut Tantinah (2016),

masalah yang sering dikeluhkan oleh para ibu post partum adalah produksi ASI

yang kurang, padahal ASI diproduksi berdasarkan kebutuhan bayi. Masalah

dalam pemberian ASI salah satunya karena kurangnya informasi seperti ASI

belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman

lain, puting susu datar atau terbenam, puting susu lecet, dan payudara bengkak.

Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan

oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang

bayi dan sesuai dengan kebutuhannya. Meski demikian, tidak semua ibu mau

menyusui bayinya karena berbagai alasan, pada lain pihak, ada juga ibu yang

ingin menyusui bayinya, tetapi mengalami kendala, ASI tidak mau keluar atau

produksi ASI kurang lancar (Mardilla dan Lisa, 2015).

ASI (Air Susu Ibu) juga merupakan makanan alami pertama untuk bayi,

mengandung semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam bulan pertama

kehidupan. UNICEF dan WHA (World Health Assembly) merekomendasikan

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif ini memberikan

banyak manfaat bagi bayi, yaitu sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh,

1
2

kecerdasan, dan jalinan kasih sayang dengan ibunya (Nugraheni dan Sumiyarsi,

2012).

Menurut data World Healt Organization (WHO) Menunjukkan bahwa 25% dari

kematian maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

100.000 kematian maternal tiap tahunnya. Di berbagai negara paling sedikit dari

seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisaran antara

kurang dari 10-60%. Frekuensi perdarahan post partum berdasarkan laporan-

laporan baik di Negara maju maupun di Negara berkembang angka kejadian

berkisaran antara 5% - 15% dari angka tersebut yang di peroleh gambaran

etiologi Antonia uteri (50-60%) sisa plasenta (23-24%) retensio plasenta 17%

kelainan darah (0,5-0,8%).

Di Indonesia pada tahun 2016 terdapat sebanyak 5.111.204 orang ibu post

partum dengan berbagai macam masalah kesehatan yang dialami, salah satunya

adalah masalah ketidakefektifan pemberian ASI dan lain sebagainya. Sedangkan

Provinsi Jambi pada tahun 2016 terdapat sebanyak 70.096 orang jumlah ibu post

partum (Pusdatin Kemenkes RI, 2017).

Di Kabupaten Kerinci, berdasarkan data Puskesmas Depati VII pada tahun 2016

terdapat sebanyak 242 orang ibu post partum dengan berbagai keluhan salah

satunya masalah ketidakcukupan ASI, pada tahun 2017 sebanyak 231 orang, dan

pada tahun 2018 didapatkan sebanyak 255 orang (Medical Record Puskesmas

Depati VII Kabupaten Kerinci).


3

Masalah ASI yang dihadapi oleh ibu post partum salah staunya yaitu produksi

ASI yang sedikit atau tidak lancar dapat membuat bayi mendapatkan nutrisi yang

kurang optimal. Sekalipun berbagai faktor di atas mengakibatkan penurunan

rangsangan hormon laktasi dan menghambat produksi kecukupan produksi ASI,

ibu dapat menyiasatinya dengan melakukan perawatan lain seperti perawatan

payudara (Sinaga dkk, 2013).

Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada ibu post partum dengan

masalah ketidakcukupan ASI adalah melakukan perawatan payudara (breast

care). Perawatan payudara (breast care) merupakan tindakan memelihara

kesehatan dan kebersihan payudara ibu, melenturkan dan menguatkan puting

guna merangsang hipofisis melepaskan hormon laktogen dan prolaktin,

melancarakan sirkulasi darah dan mencegah penyumbatan pengeluaran air susu

serta memperbanyak produksi ASI (Sinaga dkk, 2013).

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Diana Puspita Sari (2017) yang

berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Penerapan Breastcare untuk

Meningkatkan Produksi ASI pada Pasien Post SC di Ruang Bougenvil RSUD Dr.

Soedirman Kebumen” menunjukkan hasil yaitu adanya peningkatan produksi

ASI pada ibu post partum setelah diterapkan breast care atau perawatan payudara

secara rutin.

Berdasarkan hasil survey awal yang peneliti lakukan dengan wawancara terhadap

5 orang ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten

Kerinci, ke 5 ibu tersebut mengalami keluhan yang sama yaitu produksi ASI
4

yang tidak cukup sehingga harus memberikan susu formula sebagai pengganti

ASI sementara dan tidak mengetahui cara perawatan payudara. Oleh sebab itu, ke

5 ibu post partum tersebut hanya membersihkan payudara pada saat mandi saja,

tanpa melakukan pemijatan. Dan berdasarkan hasil wawancara terhadap bidan di

Puskesmas Depati VII, didapatkan data bahwa terdapat 50% bayi tidak

mendapatkan ASI secara eksklusif dikarenakan keluhan ibu yaitu ketidakcukupan

ASI dan ketidaktahuan mengenai cara perawatan payudara.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul studi

kasus yaitu “Penerapan Teknik Breast Care untuk Mengatasi Ketidakcukupan

ASI pada Keluarga Bapak X dan Bapak Y Khususnya Ibu X dan Ibu Y dengan

Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci Tahun

2019”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah “Bagaimana

Penerapan teknik Breast Care untuk mengatasi ketidakcukupan ASI pada

keluarga Bapak X dan Bapak Y khususnya Ibu X dan Ibu Y dengan Post Partum

di Wilayah Kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci Tahun 2019?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menerapkan teknik Breast Care untuk mengatasi ketidakcukupan ASI pada

keluarga Bapak X dan Bapak Y khususnya Ibu X dan Ibu Y dengan Post
5

Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci Tahun

2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penerapan teknik Breast Care untuk mengatasi

ketidakcukupan ASI pada keluarga Bapak X khususnya Ibu X dengan

Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci

Tahun 2019.

b. Mengetahui penerapan teknik Breast Care untuk mengatasi

ketidakcukupan ASI pada keluarga Bapak Y khususnya Ibu Y dengan

Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci

Tahun 2019.

c. Mengetahui perbedaan hasil penerapan teknik Breast Care untuk

mengatasi ketidakcukupan ASI pada keluarga Bapak X dan Bapak Y

khususnya Ibu X dan Ibu Y dengan Post Partum di Wilayah Kerja

Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci Tahun 2019.

D. Manfaat

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam

memahami tentang cara melakukan teknik breast care atau perawatan

payudara yang benar pada ibu post partum dengan masalah ketidakcukupan

ASI.

2. Bagi Puskesmas
6

Diharapkan Puskesmas Depati VII Kabupaten Kerinci dapat dijadikan

sebagai tambahan informasi atau masukan dalam menerapkan asuhan

keperawatan pada ibu post partum dengan masalah ketidakcukupan ASI.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi Mahasiswa Akademi

Keperawatan Bina Insani Sakti Sungai penuh dalam pemahaman tentang cara

menerapkan teknik breast care atau perawatan payudara yang benar pada ibu

post partum dengan masalah ketidakcukupan ASI.

Anda mungkin juga menyukai