Anda di halaman 1dari 2

Seleksi Multivariat Keterangan

Variabel P Value
Umur 0,097 < 0,25 Masuk seleksi
BB Ibu 0,014 < 0,25 Masuk seleksi
Ras 0,082 < 0,25 Masuk seleksi
Merokok 0,027 < 0,25 Masuk seleksi
Riwayat Premature 0,009 < 0,25 Masuk seleksi
Riwayat Hipertensi 0,045 < 0,25 Masuk seleksi
Uterine 0,024 < 0,25 Masuk seleksi
Periksa Kehamilan 0,379 > 0,25 Tidak Masuk seleksi

Berdasarkan hasil seleksi multivariat, dapat diketahui bahwa variabel yang masuk ke dalam pemodelan
multivariat adalah umur ibu, BB ibu, Ras, merokok, riwayat premature, riwayat hipertensi dan uterine dengan
p value < 0,25. Sedangkan variabel riwayat pemeriksaan kehamilan tidak masuk ke dalam pemodelan
multivariat dikarenakan p value > 0,25.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4


OR p P P P
Variabel OR Perubahan OR Perubahan OR Perubahan
Awal value Value Value Value
Umur 0,973 0,458 - - - - - - - - -
BB Ibu 0,985 0,028 0,984 -0,10% 0,020 0,983 -0,20% 0,014 0,984 -0,10% 0,016
Ras 1 3,537 0,016 3,765 6,45% 0,011 3,761 6,33% 0,011 3,634 2,74% 0,014
Ras 2 2,367 0,050 2,452 3,59% 0,039 2,525 6,68% 0,031 2,485 4,99% 0,034
Merokok 2,518 0,021 2,557 1,55% 0,019 2,817 11,87% 0,008 2,576 2,30% 0,017
Riwayat
1,719 0,118 1,654 -3,78% 0,140 - - - 1,827 6,28% 0,072
Premature
Riwayat
6,257 0,008 6,392 2,16% 0,008 6,497 3,84% 0,007 5,726 -8,49% 0,012
Hipertensi
Uterine 2,135 0,099 2,194 2,76% 0,085 2,472 15,78% 0,043 - - -

Pada tahap awal, diketahui bahwa variabel umur mempunyai p value terbesar sehingga dikeluarkan pada
pemodelan pertama.

Pada tahap kedua variabel umur dihilangkan dan setelah dianalisis kembali tanpa variabel umur tidak ada
perubahan nilai OR > 10%, sehingga variabel umur dikeluarkan dari pemodelan. Dan pada variabel dengan p
value terbesar adalah riwayat premature, sehingga pada analisis selanjutnya variabel riwayat premature
dihilangkan

Pada tahap ketiga, setelah variabel riwayat premature dihilangkan diketahui terdapat perubahan nilai OR >
10%, sehingga variabel riwayat premature dimasukkan kembali ke dalam pemodelan. Dan pada variabel
dengan p value terbesar selain riwayat premature adalah uterine, sehingga pada analisis selanjutnya variabel
uterine dihilangkan

Pada tahap keempat, setelah variabel uterine dihilangkan diketahui tidak ada perubahan nilai OR > 10%,
sehingga variabel uterine dihilangkan.

Pada tahap tersebut dapat diketahui bahwa variabel riwayat premature mempunyai p value terbesar, akan
tetapi setelah dihilangkan dan dianalisis kembali terdapat perubahan nilai OR > 10%, sehingga variabel
riwayat premature tetap dimasukkan dan hasil analisis selesai
Hasil Akhir Keterangan
Koefisien P
Variabel OR (CI 95%)
(B) Value
0,973 Tidak Ada Bukan faktor
Umur -0,027 0,458
(0,906 - 1,045) pengaruh resiko
0,984 Ada Bukan faktor
BB Ibu -0,017 0,016
(0,970 - 0,997) pengaruh resiko
3,634 Ada Faktor risiko
Ras 1 1,290 0,014
(1,305 - 10,117) pengaruh
2,485 Ada Faktor risiko
Ras 2 0,91 0,034
(1,074 - 5,753) pengaruh
2,576 Ada Faktor risiko
Merokok 0,946 0,017
(1,118 - 5,586) pengaruh
Riwayat 1,827 Tidak Ada Bukan faktor
0,602 0,072
Premature (0,947 - 3,524) pengaruh resiko
Riwayat 5,726 Ada Faktor risiko Faktor paling
1,745 0,012
Hipertensi (1,477 - 22,355) pengaruh beresiko
2,194 Tidak Ada Bukan faktor
Uterine 0,786 0,085
(0,897 - 5,367) pengaruh resiko

Berdasarkan hasil analisis multivariat, dapat diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi kejadian BBLR
adalah BB ibu, Ras 1 dan 2, merokok, dan riwayat hipertensi. Sedangkan variabel umur, riwayat premature
dan uterine tidak mempengaruhi kejadian BBLR atau menjadi variabel Konfounding. Dari hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan:

 Hasil analisis didapatkan nilai OR dari variabel BB ibu adalah 0,974 artinya walaupun secara statistik
BB ibu saat menstruasi berpengaruh terhadap kejadian BBLR akan tetapi dilihat dari faktor resikonya
bahwa BB ibu saat menstruasi bukan faktor risiko yang sebenarnya yang mempengaruhi kejadian
BBLR
 Hasil analisis didapatkan nilai OR dari variabel Ras 1 adalah 3,634 artinya ibu dengan ras kulit hitam
mempunyai risiko bayinya mengalami BBLR sebesar 3,634 kali lebih tinggi dibandingkan ibu dengan
ras kulit putih setelah dikontrol oleh variabel umur, BB ibu, merokok, riwayat premature, riwayat
hipertensi dan uterine.
 Hasil analisis didapatkan nilai OR dari variabel Ras 2 adalah 2,485 artinya ibu dengan ras kulit lainnya
mempunyai risiko bayinya mengalami BBLR sebesar 2,485 kali lebih tinggi dibandingkan ibu dengan
ras kulit putih setelah dikontrol oleh variabel umur, BB ibu, merokok, riwayat premature, riwayat
hipertensi dan uterine.
 Hasil analisis didapatkan nilai OR dari variabel Merokok adalah 2,576 artinya ibu yang merokok
mempunyai risiko bayinya mengalami BBLR sebesar 2,576 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
yang tidak merokok setelah dikontrol oleh variabel umur, BB ibu, ras, riwayat premature, riwayat
hipertensi dan uterine.
 Hasil analisis didapatkan nilai OR dari variabel Riwayat hipertensi adalah 5,726 artinya ibu yang
mempunyai riwayat hipertensi mempunyai risiko bayinya mengalami BBLR sebesar 5,726 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat hipertensi setelah dikontrol oleh
variabel umur, BB ibu, ras, merokok, riwayat premature, dan uterine.
 Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa variabel Riwayat hipertensi mempunyai nilai OR tertinggi,
sehingga dapat diketahui bahwa faktor yang paling mempengaruhi kejadian BBLR adalah riwayat
hipertensi ibu.

Anda mungkin juga menyukai