Anda di halaman 1dari 20

DISUSUN

2018 OLEH :
BAHAN AJAR larutan
Nurdiana, S.Pd.
Linda Silvia, S.Si

MODUL KIMIA KELAS X SMK

Larutan

Penyusun

LINDA SILVIA, S.Si

NIP. 198312072010012002

SMK NEGERI 1 BENGKULU TENGAH


PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Daftar isi

Cover ................................................................................................................. i

Daftar Isi ................................................................................................................. ii

A. Peta Konsep ...................................................................................................... 3


B. Bahan Ajar
1. Pendahuluan .......................................................................................... 4
2. Kompetensi Dasar.......................................................................................... 5
3. Indikator Pencapaian Kompetensi................................................................. 5
4. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... 5
5. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar................................................................. 5
6. Materi .......................................................................................... 6
7. Rangkuman .......................................................................................... 16
8. Tes Formatif .......................................................................................... 17

C. Sumber Rujukan .......................................................................................... 11

PETA KONSEP

LARUTAN 2

2
Campuran homogen antara

Zat Terlarut Pelarut

Padat Cair Gas Air Bukan Air

Memiliki karakteristik
Kepekatan dinyatakan dalam
sifat bahan

Konsentrasi

Molaritas Persen massa Persen volum

3
B BAHAN AJAR

1. Pendahuluan

Modul ini akan mempelajari tentang larutan, konsentrasi, dan prosedur


pembuatan larutan . Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari
cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi
tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan
dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan
adalah molaritas, persen massa, persen volume, atau sebagainya.

Dalam dunia kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari
dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya sedikit didalam larutan disebut
zat terlarut atau solut, sedangkan jumlahnya yang lebih banyak dari
pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut
pelarut atau solvasi. Contoh larutan yang umum sering di jumpai
adalah padatan yang di lakukan dalam cairan. Seperti garam atau gula
yang dilarutkan dalam air. Gas dapat pula dilakukan dalm cairan.
Setelah itu, airan dapat pula larut dalam cairan lain,dan gas larut
dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloy dan mieral
tertentu.

Dalam pembutan larutan, dapat diketahui reaksi reaksi apa saja yang
terjadi jika zat terlarut dan zat pelarut saling bercampur membentuk
larutan. Reaksi-reaksi yang muncul itu tidak hanya terjadi dalam
labotarium namun juga bisa terjadi dialam kita. Sehingga percobaan ini
juga sangat erat kaitannya dengan keterampilan dasar dalam bekerja di
labotarium kimia.

Banyak bahan kimia yang digunakan untuk praktikum berbentuk


larutan. Untuk membuat larutan pada umumnya digunakan pelarut air.
Ada juga beberapa larutan yang menggunakan pelarut lain.

Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga


penting untuk memahami sifat-sifatnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya
berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni.

4
Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan
campuran homogen.

2. Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis konsep pembuatan larutan dan sifat-sifatnya
4.5 Membuat larutan dengan konsentrasi dan volume tertentu

3. Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5.1 Menjelaskan pengertian larutan

3.5.2 Menjelaskan pengertian konsentrasi

3.5.3 Menjelaskan jenis-jenis satuan konsentrasi

3.5.4 Menjelaskan sifat-sifat bahan kimia padat yang akan dibuat


larutan

3.5.5 Menjelaskan sifat-sifat bahan kimia cair yang akan dibuat


larutan

3.5.6 Menentukan konsentrasi larutan pada satuan-satuan


konsentrasi yang berbeda-beda

3.5.7 Menentukan konsentrasi larutan setelah mengalami


pengenceran

3.5.8 Menjelaskan prosedur pembuatan larutan dari bahan padat


pada konsentrasi tertentu

3.5.9 Menjelaskan prosedur pembuatan larutan dari bahan cair pada


konsentrasi tertentu

3.5.10 Menjelaskan sifat-sifat larutan (asam dan basa)

4. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan


pengertian larutan, konsentrasi larutan, dan macam-macam satuan
konsentrasi dengan benar.
2. Melalui kegiatan praktikum, peserta didik mampu bekerjasama
melakukan percobaan pembuatan larutan dari bahan padat dan cair
5

5
dengan memperhatikan sifat zat terlarut dengan teliti dalam
kelompok kerja.
3. Melalui kegiatan praktikum, peserta didik mampu bekerjasama
menjelaskan sifat-sifat larutan berdasarkan nilai pH menggunakan
indikator universal dengan tepat.

5. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar


Untuk membantu anda dalam memahami materi dalam modul ini,
ikuti petunjuk belajar dibawah ini :

 Hendaklah mengingat kembali mengenai pengertian


larutan dan komponen penyusun larutan.

 Perhatikan peta konsep yang diberikan, agar mudah


memahami hubungan antara konsep yang satu dengan konsep
yang lain.

 Cobalah untuk melengkapi isian pada setiap kegiatan


secara mandiri dengan memperhatikan keterangan yang
diberikan pada modul ini.

 Kerjakan latihan dan lembaran tes setelah Anda


menyelesaikan lembaran kegiatan.

 Setelah Anda selesai dengan latihan dan lembaran tes


lakukan uji diri dengan kunci jawaban yang dapat diminta
kepada guru.

 Usahakan kuasai 80% dari setiap kegiatan, jika belum


maka ulangi kembali membahas modul.

 Apabila Anda mengalami kesulitan dalam memahami


konsep dan mengerjakan tugas mintalah petunjuk kepada
Guru.

6. Materi
6.1 Pendahuluan

6
Reaksi kimia di alam dan dilaboratorium kebanyakan berlangsung tidak
dalam bentuk senyawa murni melainkan dalam bentuk larutan. Pada
akhir modul ini peserta didik diharapkan mampu membuat larutan dari
larutan pekat dan padatan murni. Larutan yang akan di buat harus
bisa dinyatakan konsentrasinya dengan beberapa satuan.

6.2 Pengertian larutan


Larutan adalah campuran homogen yang
komponenenya terdiri atas zat terlarut (solute)
dan zat pelarut (solvent). Contoh larutan yang
sering kita temui yaitu air garam, air gula, air
kopi, air teh, dll. Dalam larutan, pelarut memiliki
jumlah zat lebih besar sedangkan zat terlarutnya.
Fasa larutan dapat berupa fasa cair, padat atau gas tergantung pada
dua sifat komponen larutan tersebut(Khopkar, 1990).

6.3 Jenis Larutan

Ada banyak jenis larutan disekitar kita seperti yang tertera pada tabel
1. Tapi disini hanya akan dibahas beberapa larutan yang mungkin
sering kita temui setiap hari.

Tabel 1. Jenis- jenis larutan dan fase komponennya

Contoh Zat
larutan terlarut
Gas Cairan Padatan
Gas Udara (oksig Uap air di udara Bau suatu zat padat
en dan gas- (kelembapan) yang timbul dari
gas lain larutnya molekul
dalam nitrog padatan tersebut di
en) udara
Cairan Air Etanol dalam Sukrosa (gula)
terkarbonasi air; campuran dalam air; natrium
(karbon berbagaihidrok klorida (garam dap
dioksidadala arbon (minyak ur) dalam
m air) bumi) air;amalgam emas
dalam raksa
Padatan Hidrogen lar Air dalam arang Aloi logam

7
ut dalam aktif; uap air seperti baja dan du
logam, dalam kayu ralumin
misalnya pla
tina

1. Larutan dari zat padat dalam pelarut cair

Pada jenis larutan ini gaya tarik antara solute lebih dominan daripada
larutan antara cairan dengan cairan. Dalam suatu zat padat, molekul-
molekul atau ion-ionnya tersusun dengan baik dan gaya tariknya
maksimum. Agar terbentuk suatu larutan, gaya tarik antar partikel
solut dan solven harus baik. Seperti proses larutnya gula dalam air.

8
2. Larutan dari cairan dalam pelarut cair

Pada pembentukkan larutan cairan, dua macam zat dapat saling


bercampur/melarutkan jika keduanya mempunyai gaya tarik antara
molekulnya sama.

Terjadinya larutan yang dapat bercampur juga sangat dipengaruhi oleh


suhu dan ukuran partikel. Disini kita ambil contoh pelarutnya adalah
air. Semakin panas pelarut maka zat terlarutnya semakin cepat larut.
Hal ini karena molekul-molekul pada pelarut bergerak lebih cepat maka
akan bertumbukan dengan molekul-molekul zat terlarut.

6.3 Sifat-sifat Zat terlarut (Bahan Kimia)


Sebelum membuat larutan, perlu dilakukan identifikasi bahan kimia
yang akan dilarutkan. Identifikasi bahan kimia merupakan suatu cara
untuk mempelajari karakteristik bahan tersebut dengan mengamati
label bahan kimia kemudian bentuk, warna, bau, dan sifatnya.
Identifikasi bahan kimia dilakukan berkaitan dengan penanganan,
penyimpanan, dan penggunaan bahan tersebut lebih lanjut, sehingga
risiko bahaya dapat dicegah dan dihindari, serta dalam penggunaannya
lebih efisien.

Berikut ini beberapa sifat bahan kimia yang ditemukan dilaboratorium

Tabel 2. Beberapa zat dan Sifatnya

Sifat Contoh zat Bahaya


Mudah terbakar/menyala Pelarut organik,P Kebakaran
Mudah meledak TNT Ledakan
Iritasi saluran pernafasan Cl2,NO2 Merusak jaringan
Iritasi kulit Basa kuat,fenol Kulit melepuh
Iritasi mata Metanol Buta
Hidrasi H2SO4 pekat Membakar kulit
Oksidator HNO3,H2SO4 Merusak plastik

9
Korosif Asam-asam Merusak benda
Racun Benzena,toluena Kanker
Pencemar Limbah kimia pencemaran

1. Explosive (Mudah Meledak)


Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar
disamping adalah bahan yang mudah meledak
(explosive). Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi
karena beberapa penyebab, misalnya karena
benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi
dengan bahan kimia lain, atau karena adanya
sumber percikan api. Ledakan pada bahan kimia
dengan simbol ini kadang kali bahkan dapat terjadi meski dalam kondisi
tanpa oksigen. Beberapa contoh bahan kimia dengan sifat explosive
misalnya TNT, ammonium nitrat, dan nitroselulosa .

2. Oxidizing (Mudah Teroksidasi)

Bahan kimia yang diberi simbol seperti gambar di


samping adalah bahan kimia yang bersifat mudah
menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi
(oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya
terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara
yang panas, percikan api, atau karena raksi dengan
bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia
oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak,
risiko kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh
bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium
perklorat. Bila suatu saat Anda bekerja dengan kedua bahan tersebut,
hindarilah panas, reduktor, serta bahan-bahan mudah terbakar lainnya.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.

3. Flammable (Mudah Terbakar)


Simbol bahan kimia di samping menunjukan
bahwa bahan tersebut besifat mudah terbakar
(flammable). Bahan mudah terbakar dibagi
menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable

10

10
(sangat mudah terbakar.

Bahan dengan label Extremely Flammable memiliki titik nyala pada suhu
0 derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35 derajat Celcius. Bahan ini
umumnya berupa gas pada suhu normal dan disimpan dalam tabung
kedap udara bertekanan tinggi. Frase-R untuk bahan amat sangat
mudah terbakar adalah R12.

4. Toxic (Beracun)
Simbol bahan kimia disamping mengunjukan
bahwa bahan tersebut adalah bahan beracun.
Keracunan yang bisa diakibatkan bahan kimia
tersebut bisa bersifat akut dan kronis, bahkan bisa
hingga menyebabkan kematian pada konsentrasi
tinggi. Keracunan karena bahan dengan simbol di
atas bukan hanya terjadi jika bahan masuk
melalui mulut. Ia juga bisa meracuni lewat proses pernafasan (inhalasi)
atau melalui kontak dengan kulit.
Beberapa contoh bahan kimia bersifat racun misalnya arsen triklorida
dan merkuri klorida. Bekerja dengan bahan-bahan tersebut harus
memperhatikan keselamatan diri. Hindari kontak langsung dengan kulit,
menelan, serta gunakan selubung masker untuk mencegah uapnya
masuk melalui pernafasan.

5. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)


Simbol bahan kimia disamping sebetulnya terbagi
menjadi 2 kode, yaitu kode Xn dan kode Xi. Kode
Xn menunjukan adanya risiko kesehatan jika
bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi), melalui
mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit, contoh
bahan dengan kode Xn misalnya peridin.
Sedangkan kode Xi menunjukan adanya risiko
inflamasi jika bahan kontak langsung dengan kulit
dan selaput lendir, contoh bahan dengan kode Xi misalnya ammonia dan
benzyl klorida. Frase-R untuk bahan berkode Xn yaitu R20, R21 dan
R22, sedangkan untuk kode Xi yaitu R36, R37, R38 dan R41.

6. Corrosive (Korosif)
Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa
suatu bahan tersebut bersifat korosif dan dapat

11

11
merusak jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya
bisa dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari bahan bersifat korosif
lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5. Beberapa contoh bahan
dengan simbol ini misalnya belerang oksida dan klor. Jangan menghirup
uap dari bahan ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata
dan kulit Anda. Mereka juga bisa menyebabkan iritasi. Frase-R untuk
bahan korosif yaitu R34 dan R35.

7. Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi


Lingkungan)
Simbol bahan kimia pada gambar di samping
menunjukan bahwa bahan tersebut berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for environment). Melepasnya
langsung ke lingkungan, baik itu ke tanah, udara,
perairan, atau ke mikroorganisme dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem. Beberapa
contoh bahan dengan simbol ini misalnya
tetraklorometan, tributil timah klorida, dan petroleum bensin. Frase-R
untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.

Selain 7 sifat diatas, beberapa sifat zat untuk bahan kimia padat
disimbolkan pada tabel 3.

12

12
6.4 Konsentrasi
Konsentrasi berkaitan dengan kepekatan, yaitu jumlah relatif antara
pelarut dan terlarut. Larutan yang mengandung banyak zat terlarut
disebut pekat, sedangkan yang mengandung sedikit zat terlarut disebut
encer. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat
terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya
dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total
zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi
adalah molar, persen massa, persen voulme, ppm, bpj. Sementara itu,
secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

Satuan konsentrasi antara lain :

1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
(1000 mL) larutan (Ingat: tiap liter larutan, bukan pelarut).
Molaritas atau kemolaran dinyatakan dengan M dan satuannya
adalah mol L-1atau M.

n
M=
V

2. Persen Massa (Kadar)

Dalam kehidupan sehari-hari, kepekatan larutan lazim dinyatakan


dengan persen massa terlarut. Persen massa menyatakan massa
terlarut dalam 100 gram larutan. Satuan konsentrasi dalam persen
kadar adalah %.

massa terlarut
Kadar ( massa )= x 100
massa larutan

13

13
3. Persen Volume
Untuk larutan yang zat terlarutnya berupa cairan, kepekatannya dapat
dinyatakan dengan persen volume. Persen volume menyatakan jumlah
volume zat cair (ml) dalam 100 ml larutan. Satuan konsentrasi dalam
persen volume adalah %.

Volume terlarut
Persen Volume= x 100
Volume larutan

6.5 Pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu


Zat kimia umumnya diperdagangkan dalam bentuk padatan (kristal)
atau larutan pekat, jarang sekali dalam bentuk larutan siap pakai.
Sementara itu, percobaan-percobaan di laboratorium seringkali
menggunakan larutan encer. Pada bagian ini akan dibahas cara
membuat larutan dari zat padat atau dari larutan pekat.

1. Pembuatan larutan dari zat padat murni


Membuat larutan dari padatan murni dilakukan dengan
mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu.
Prosedur pembuatan larutan dari padatan murni melalui beberapa
tahap sebagai berikut.
a) Menimbang
Penimbangan adalah pekerjaan yang paling dasar dalam
analisis kimia disamping mengetahui kepekaan neraca yang
dipilih

b) Melarutkan

Tidak semua kristal segera melarut, dan umumnya proses


pelarutan menyerap kalor , sebaiknya pelarutan tidak
langsung dilabu takar tetapi diwadah lain dan setelah suhu
tercampur itu normal baru kemudian dipindahkan secara
kuantitatif selanjutnya tambahkan aquades sampai tanda
batas

c) Mengukur/memindahkan volume larutan

Dalam analisis kimia, pengukuran volume larutan yang


14

14
benar, pemindahan dan pengencerannya sampai volume
tertentu dengan menambahkan aquades

2. Pembuatan larutan dari zat cair


Zat cair yang biasanya terdapat dalam bentuk pekat adalah
berbagai jenis asam dan amonia. Kemolaran larutan pekat
dapat ditentukan jika kadar dan massa jenisnya diketahui.
Larutan pekat biasanya mudah menguap (berasap) dan sangat
korosif. Oleh karena itu, pembuatan larutan dari larutan pekat
harus dilakukan dalam lemari asam dan dikerjakan secara hati-
hati dengan mengikuti semua aturan keselamatan.

Pengenceran dilakukan apabila larutan terlalu pekat.


Pengenceran dilakukan dengan penambahan air. Pengenceran
tidak merubah jumlah mol zat terlarut. Sehingga,

Mawal x Vawal = Makhir x Vakhir

Keterangan:
Vawal = volume sebelum pengenceran
Mawal = molaritas sebelum pengenceran
Vakhir = volume sesudah pengenceran
Makhir = molaritas sesudah pengenceran

Keterangan :
(a) Pengukuran volume larutan pekat
(b) Menuangkan dalam labu ukur
(c) Penambahan air murni sampai tanda batas labu ukur

15

15
(d) Pengocokan larutan hingga homogen

6.5 SIFAT LARUTAN

1. Asam

Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang dalam air


melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+.

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu


asam organik dan asam anorganik. y Karena sifat-sifatnya itulah,
maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai
kebutuhan manusia.

 Asam memiliki rasa masam; misalnya cuka yang


mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah
– buahan sitrun lainnya yang mengandung asam sitrat.

 Asam menyebabakan perubahan zat warna pada zat


warna tumbuhan , misalnya mengubah warna lakmus
dari biru menjadi merah.

 Asam bereaksi dengan logam tertentu seperti seng,


magnesium, dan besi menghasilkan hidrogen.
Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.

2.Basa

Basa adalah senyawa yang dalam air dapat


menghasilkan ion hidroksida (OH-). Jadi, pembawa sifat
basa adalah ion (OH-).

Zat yang bersifat basa memiliki sifat sebagai berikut:

 Basa memiliki rasa pahit.


 Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung
basa memiliki sifat ini.

16

16
 Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna
tumbuhan: misalnya mengubah warana lakmus dari
merah menjadi biru.
 Larutan basa dalam air menghantarkan arus listrik.

3. Indikator
Asam Basa

Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat


bereaksi dengan asam dan basa. Dengan indikator, kita
dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa.
Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
kekuatan suatu asam atau basa. Beberapa indikator terbuat
dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa
indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium.
Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas
lakmus karena praktis dan harganya murah.

Sifat suatu larutan dapat ditunjukkan dengan menggunakan


indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang warnanya
berbeda dalam larutan asam, basa dan garam. Untuk
mengidentifikasi sifat dari asam, basa dan garam dapat
menggunakan kertas lakmus, indikator universal, larutan
indikator atau indikator alami.

Secara sederhana, kertas lakmus dapat digunakan untuk


mengidentifikasi sifat dari larutan asam, basa dan garam
(larutan netral). Sementara itu alat lain yang dapat
menunjukkan kekuatan asam-basa suatu larutan adalah
indikator universal.

Salah satu indikator yang memiliki tingkat kepercayaan yang


baik adalah indikator universal. Indikator universal adalah
indicator yang terdiri atas berbagai macam indikator yang
memiliki warna berbeda untuk setiap nilai pH 0-14. Indikator
universal ada yang berupalarutan dan ada juga yang berupa
kertas. Paket indikator universal tersebut selalu dilengkapi
dengan warna standar untuk pH 1-14. Cara menggunakan
indikator universal adalah sebagai berikut :

a) Celupkan kertas
17

17
indicator universal pada larutan yang akan diselidiki nilai
pH-nya ataumeneteskan indikator universal padal aruta
yang diselidiki
b) Amati perubahan warna yang terjadi
c) Bandingkan perubahan warna dengan warna
standar

Sumber : https://indonesian.alibaba.com

Gambar 5. Warna indikator


universal pada pH 0-14

7. Rangkuman

1. Larutan adalah campuran homogen dari dua macam zat atau lebih.

2. Perbedaan pembuatan larutan dari bahan padatan dan bahan cairan:

 bahan padatan
cara pengukuran takaran menggunakan neraca analitik karena
menggunakan zat padat, menghitung konsentrasi bahan padatan
menggunakan rumus

 bahan cairan
cara pengukuran menggunakan pipet volume karena merupakan zat
cair. Selanjutnya menghitung konsentrasi bahan
cairan menggunakan rumus pengenceran yaitu M1V1 = M2V2.

3 Penentuan sifat dari larutan asam, basa dan garam (larutan netral)
mengunakan kertas lakmus dan indikator universal.

8. tes formatif

18

18
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat !

1. Massa jenis H2SO4 (Mr = 98) pekat 49% massa adalah 1,3 kg/L.
H2SO4 pekat yang dibutuhkan untuk menghasilkan 260 mL H2SO4
0,05 M adalah…

2. Sebanyak 23,4 gram NaCl (Mr = 58,5) dilarutkan dalam air


sampai volumenya 500 mL. Besarnya molaritas larutan adalah…

3. Seorang siswa yang sedang praktikum akan membuat larutan


NaOH 1 molal. Massa air yang harus dilarutkan untuk 20 gram NaOH
(Mr = 40) adalah…

4. Banyaknya air yang harus ditambahkan kedalam 200 mL


larutan 0,4 M NaOH agar menjadi 0,1 M adalah…

5. Konsentrasi larutan HCl yang diperoleh dengan mencampurkan


150 mL HCl 0,2 M dan 100 mL HCl 0,3 M adalah

19

19
Sumber Rujukan

Purba, M. 2010. Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK
Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Saidah, A. dan Michael Purba. 2017. Kimia SMK/MAK Kelas X Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa. Jakarta : Erlangga

Tim Penyusun. 2016. Buku Sekolah Elektronik (BSE) Kimia SMK. Available :
http://bukusekolahdigital.com/data/2013/

Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2009. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta :
Esis

Anonim. 2018. [Artikel Online]. Available https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id

Anonim (2). 2018. [Artikel Online]. Available :


http://anakkimiaptki.blogspot.com/2014/06/larutan-hcl-
asam-klorida.html

Anonim (3). 2018. [Artikel Online]. Available : Anonim (3). 2018. [Artikel Online].
Available :
http://kimiaanalitiksandikarsa2014c30.blogspot.com/2015/01/
tahapan-pembuatan-larutan.html

Anonim (4). 2018. [Artikel Online]. Available : https://indonesian.alibaba.com

20

20

Anda mungkin juga menyukai