KELAS/GROUP : BM4/04
NILAI :
DOSEN :
2015
KARAKTERISTIK SALURAN KOAKSIAL
I. TUJUAN
A. Resistansi
1. Merangkai dan memahami fungsi jembatan Wheatstone
2. Mengukur resistansi kabel, inner, outter (screen)
3. Mengerti metode perluasan range pengukuran
4. Mengamati pengaruh frekuensi terhadap resistansi
5. Mengamati pengaruh panjang saluran terhadap resistansi
B. Induktansi
1. Merangkai dan mengerti fungsi jembatan Maxwell
2. Mengukur nilai induktansi dan resistansi dengan jembatan Maxwell
C. Kapasitansi
1. Merangkai dan mengerti fungsi jembatan Wien
2. Mengukur kapasitansi kabel saluran terbuka dan konduktansi
3. Menghitung impedansi karakteristik
II. PENDAHULUAN
A. Resistansi
Pengukuran resistansi kabel dapat dilakukan dengan jembatan DC atau dibaca
B. Induktansi
Komponen reaktif yang timbul pada frekuensi yang tinggi harus diperhitungkan,
magnitude dan phase. Pada percobaan ini magnitude diseimbangkan oleh R4 dan
dan
C. Kapasitansi dan Impedansi Karakteristik
Jika saluran transmisi diterminasi dengan impedansi karakteristiknya maka tidak
akan terjadi gelombang berdiri pada saluran. Pada keadaan ini tegangan akan
sehingga kabel HF mempunyai impedansi 50Ω pada frekuensi rendah dan 75Ω
1:1:40 mW
R3
100Ω Uy1 a
Rx
b
R4 R2
100Ω 1 kΩ
Gambar 1. Rangkaian Resistansi
a
R3 Rx Lx 1
b
100Ω
C Uy1
R4 10nF
R2
1 kΩ 1 kΩ
Gambar 2. Rangkaian Induktansi
1:1:40 mW
Rx Cx 1
a
R3
b
Gambar 3. Rangkaian Kapasitansi
100Ω dan Impedansi Karakteristik
Uy1
R4 R2
1kΩ 470 kΩ
C
V. PROSEDUR MELAKUKAN PERCOBAAN 10nF
A. Resistansi
1. Membuat rangkaian seperti Gambar 1.
2. Menghubungkan saluran ke jembatan pada a dan b, ujung saluran dihubung
minimum.
5. Menghitung Rx dengan persamaan 1.
6. Mengukur resistansi inner dan outer.
7. Menghitung impedansi karakteristik saluran dengan persamaan 2.
8. Mengulangi langkah 1 sampai 7 dengan mengubah frekuensi 10 kHz dan 100
kHz.
9. Mencatat hasil percobaan pada Tabel 1.
10. Mengulangi langkah 1 sampai 9 dengan mengganti panjang saluran 100 m.
11. Mencatat hasil percobaan pada Tabel 2.
B. Induktansi
1. Membuat rangkaian seperti Gambar 2, menyeimbangkan jembatan dan
dan R2.
2. Menghitung nilai Cx, Rx, Gx, dan Z.
3. Mencatat hasil percobaan pada Tabel 4.
Frekuensi Cx
R2 (Ω) R4 (Ω) Rx (Ω) Gx (S) Z (Ω) Lx (µH)
(kHz) (µF)
10
20
100
VII. ANALISA
Pada percobaan kali ini kami melakukan pengukuran dan perhitungan
100m yang ditampilkan dalam Tabel 1. Dalam tabel tersebut tampak saat
terukur menjadi Ω, frekuensi terus dinaikan hingga mencapai 100 Khz dan
bahwa nilai frekuensi yang diberikan berbanding langsung dengan nilai resistansi
yang didapat, dimana semakin tinggi nilai frekuensi yang mengaliri suatu saluran
koaksial maka nilai resistansinya pun akan semakin tinggi. Rangkaian ini
maka didapat R4 = R3, maka R2 = Rx. Dengan rumus diatas maka dapat dihitung
nilai Rx nya dan dapat diketahui bahwa panjang saluran mempengaruhi besar
nilai induktansi pada sebuah saluran koaksial sepanjang 100m yang ditampilkan
dalam Tabel 2. Dalam tabel tersebut diketahui saat diberikan frekuensi sebesar 10
resistansi sebesar Ω dan Ω. Terakhir frekuensi dinaikan kembali 10kali lipat dari
semakin tinggi nilai frekuensi yang digunakan maka semakin tinggi pula nilai
induktasinya.
Pada percobaan terakhir, kami melakukan pengukuran kapasitansi dan
diberikan nilai frekuensi sebesar 10 kHz nilai resistansi yang terukur pada
yaitu Ω. Ketika frekuensi 100 kHz resistansi pada potensiometer 1 adalah Ω dan
potensiometer 2 yaitu Ω. Dari data yang telah kami dapatkan, bias dilihat bahwa
VIII. KESIMPULAN
1. Semakin tinggi nilai frekuensi yang mengaliri suatu saluran koaksial, maka nilai
induktansi induktor, semakin besar frekuensi arus bolak-balik dan semakin besar
nilai induktor, maka semakin besar nilai reaktansi induktif XL pada induktor
sebaliknya.
3. Semakin tinggi frekuensi maka semakin tinggi pula resistansinya.