Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEANEKARAGAMAN AGROEKOSISTEM

AGROEKOSISTEM “TEGALAN”

Disusun Oleh :

1. Rizky Fajar Pamungkas (20180210142)


2. Muhammad Erfan Nur Fauzani (20180210143)
3. Dytia Rahmi Forlita (20180210144)
4. Hasna Khansa (20180210145)
5. Erlintang Rartri Febriana (20180210146)
6. Aprilia Budhi Setiawan (20180210147)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah,
air dan vegetasi (Arsyad, 1989). Pertanian di Indonesia memiliki 2 jenis
lahan yaitu lahan kering dan lahan basah, keduanya memiliki karakteristik
yang berbeda. Karakter lahan basah yang lebih identik dengan air seperti
daerah rawa, payau dan lahan gambut, sedangkan lahan kering memiliki
ketersediaan air yang sangat minim. Lahan kering dapat digunakan untuk
tanaman semusim namun akan memerlukan syarat tumbuh lebih tinggi
dibanding untuk budidaya tanaman tahunan. Kendala lain terletak pada
kesuburan tanah yang rendah, kemasaman tinggi, dan kekurangan air
irigasi (Abdurachman dan Deden, 2008).
Penggunaan lahan pertanian di bedakan ke dalam jenis penggunaan
berdasarkan atas penyediaan air dan bentuk pemanfaatan di atas lahan
tersebut. Berdasarkan hal ini di kenal macam penggunaan lahan yaitu
tegalan, sawah, perkebunan, padang rumput, hutan lindung, hutan
produksi, padang alang-alang. Tegalan adalah jenis pemanfaatan lahan
kering yang cukup intensif. Tegalan biasanya ditanami tanaman musiman
dan biasanya terdapat di daerah penduduk yang cukup padat (Sandy,
1985).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis dan fungsi agroekosistem
2. Untuk mengenal komponen agroekosistem
3. Untuk mengetahui komponen biotik agroekosistem
4. Untuk mengetahui komponen abiotik agroekosistem
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Tegalan
Tegalan merupakan suatu lahan yang memiliki tanah yang kering
yang terdapat disekitar pemukiman warga atau disekitar desa dan tidak
dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk persawahan karena keadaan
tanahnya yang kering (Hanifah, 2012). Tegalan adalah lahan kering yang
terdapat disuatu daerah dan bergantung terhadap turunnya air hujan yang
tidak memperoleh pengairan (Mahaldawasara. D, 2003). Oleh karena itu
fungsi dari agroekosistem Tegalan itu sendiri adalah sebagai tadah hujan.

B. Komponen Yang Ada Pada Agroekosistem Tegalan


Dalam suatu ekosistem, tentu haru ada hubungan timbal balik da
nada interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotik. Interaksi
biotik dan abiotik harus diimbangi agar tidak terjadi ketidak seimbangan
antar komponen. Komponen biotik dan komponen abiotik di
agroekosistem Tegalan memiliki komponen biotik dan abiotik yang
beragam, komponen itu adalah sebagai berikut :
1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen penyusun
ekosistem yang hidup meliputi hama, gulma, tanaman pendukung
dan tanaman utama serta musuh alami. Pada agroekosistem
Tegalan yang dikunjungi pada saat observasi, yang berperan
sebagai tanaman utama adalah tanaman hortikultura seperti bayam,
kemangi, kenikir, cabai dan sawi hijau. Tanaman ini dikatakan
sebagai tanaman utama pada agroekosistem tegalan karena
tanaman ini mendominasi lahan agroekosistem Tegalan itu sendiri.
Selain itu, agroekosistem Tegalan ini merupakan agroekosistem
yang dikhususkan untuk tanaman hortikultura dikarena kondisi
lingkungan yang mendukung untuk kehidupan tanaman
hortikultura.
Pada agroekosistem ini, yang berperan sebagai tanaman
pendukung adalah tanaman pisang, jati, singkong, jagung dan
mahoni. Tanaman ini dikatakan sebagai tanaman pendukung
dikarenakan tanaman ini tumbuh hanya sebagai pelengkap pada
agroekosistem tersebut bukan menjadi tumbuhan pokok untuk di
budidayakan. Gulma yang terdapat pada agroekosistem ini adalah
putri malu. Putri malu dikatakan sebagai gulma karena
pertumbuhan putri malu tidak diinginkan dilahan Tegalan ini. Pada
agroekosistem ini, yang berperan sebagai hama adalah capung,
kupu-kupu, tawon dan belalang. Serangga ini dikatakan hama
karena serangga ini mampu merusak tanaman utama yang ingin
dibudidayakan pada agroekosistem tegalan.

2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem
yang berasal dari benda yang tidak hidup atau non hayati.
Komponen abiotik tersebut merupakan komponen fisik dan
komponen kimia yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya
kehidupan. Lebih tepatnya sebagai tempat berlangsungnya
kehidupan komponen biotik. Komponen ini dapat berbentuk
senyawa organik, senyawa anorganik, maupun kombinasi
keduanya (Dzaki, 1989)
Berdasarkan hasil observasi pada lahan tegalan, diperoleh
berbagai komponen abiotik, antara lain :
a. Tanah
Tanah merupakan pendukung akan tersedianya unsur hara
dan air yang digunakan untuk proses kehidupan tanaman.
Selain itu, tanah juga digunakan sebagai tempat hidup
mikroorganisme yang berguna untuk pertumbuhan
tanaman. Kondisi tanah pada lahan tegalan yang kami
amati, berwarna cokelat kehitaman dengan komposisi yang
bercampur dengan banyak batuan kecil. Tekstur tanah saat
pengamatan gembur dan lembab.
b. Air
Air berperan untuk melarutkan zat hara dan membantu
proses penyerapan nutrisi oleh akar. Air juga berperan
sebagai salah satu unsur yang digunakan dalam proses
fotosintesis. Kondisi pada lahan tegalan tidak terdapat air,
karena pada saat itu cuaca cerah dan pada dasarnya lahan
tegalan mengandalkan air hujan.
c. Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada waktu tertentu dan di
wilayah tertentu yang relatif sempit dan dalam jangka
waktu yang relatif singkat. Kondisi cuaca sangat
mempengaruhi komponen biotik yang ada di ekosistem
lahan tegalan, karena lahan tegalan hanya mengandallkan
air hujan. Kondisi cuaca pada saat pengamatan yaitu cerah
berawan. Meskipun cuaca cerah berawan tetapi cukup sejuk
karena hembusan angin yang ada.
d. Kelembapan
Kelembapan merupakan keadaan yang menyatakan
presentase dari uap air yang ada di udara. Kelembapan
mempengaruhi kondisi dari tanaman budidaya, seperti laju
transpirasi. Kelembapan pada lahan tegalan saat
pengamatan dilakukan masuk dalam kategori sedang,
karena tanah agak sedikit lembab/basah, tetapi cuaca cerah
berawan, sehingga terjadi kombinasi antara keduanya.
e. Suhu
Suhu merupakan derajat panas maupun dingin suatu benda.
Tanaman memerlukan suhu yang ideal untuk dapat tumbuh
secara optimum. Kondisi suhu pada lahan tegalan saat
pengamatan cukup tinggi, tetapi karena kami tidak
membawa alat ukur suhu dan hanya mengandalkan
tampilan pada handphone, suhu menunjukan angka 32oC.
f. Batuan
Batuan meupakan kumpulan mineral yang sudah membeku.
Batuan dapat mengalami pelapukan dan menjadi tanah,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat hidup tanaman
dan mikroorganisme. Batuan yang ada pada lahan tegalan
yaitu batuan kecil-kecil yang berjumlah cukup banyak.
g. Sinar Matahari
Sinar matahari berperan dalam proses fotosintesis tanaman,
sehingga ketersediaan sinar matahari sangat dibutuhkan
bagi tanaman. Kondisi sinar matahari pada lahan tegalan
saat pengamatan cukup bagus dengan langsung menuju ke
lahan tegalan. Sinar matahari dapat langsung menuju
tanaman karena tidak terlalu dihalangi oleh pohon yang ada
di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tegalan merupakan suatu lahan yang memiliki tanah yang kerinng
dan hanya mengandalkan air hujan dalam pemanfaatnya sebagai
lahan pertanian
2. Komponen dalam agroekosistem lahan tegalan dapat dibagi
menjadi dua macan, yaitu komponen biotik atau komponen hidup,
dan komponen abiotik atau komponen tidak hidup.
3. Komponen biotik atau komponen hidup yang terdapat pada
agroekologi lahan tegalan terdiri dari bayam, kemangi, kenikir,
cabai, sawi hijau, pisang, jati, singkong, jagung, dan mahoni.
4. Komponen abiotik atau komponen tak hidup yang terdapat pada
agroekosistem lahan tegalan antara lain tanah, air, cuaca,
kelembapan, suhu, batuan, dan sinar matahari.

B. Saran
1. Bagi petani hendaknya mampu mengefisienkan penggunaan
pupuk, air, dan tanaman yang sesuai dengan lahan tegalan. Dengan
demikian biaya operasional petani dapat ditekan sehingga petani
dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.
2. Pemerintah hendaknya memberikan penyuluhan dan edukasi
mengenai cara mengolah lahan tegalan yang baik dan benar
sehingga dapat menghasilkan hasil pertanian yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian Dan Kesehatan.


Bandung : Grafindo Media Pratama.
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Hanifiah, Kemas Ali. 2012. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
I Made Sandy. 1985. Geografi Regional Indonesia. Puri Margasari. Jakarta
Mahaldawasara, D. 2003. Budidaya Rumput Hermada di Lahan Kering dan
Kritis. Yogyakarta : Kanisius.
Ramli, Dzaki. 1989. Ekologi. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
LAMPIRAN

Kenikir Singkong

Bayam Belalang

Penampakan Agroekosistem Tegalan


Cabai

Jagung

Pisang

Anda mungkin juga menyukai