Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN SIKAP PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN

DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI BANGSAL PAVILLIUN


RSUD SALATIGA
Wahyu Nugrahaningsih1 Yeti Nurhayati2 Alfyana Nadya Rachmawati3

1) Mahasiswa Pragdi S1-Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

2) Dosen Progdi S1-Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3) Dosen Progdi S1-Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak
Peran perawat dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien sangat penting, maka perawat
harus menunjukkan sikap yang baik dalam melakukan setiap pelayanan kepada pasien. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan
keperawatan di Bangsal Pavilliun RSUD Kota Salatiga.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif korelasi. Variabel yang
diamati dalam penelitian ini adalah sikap perawat dan kepuasan pasien. Populasi dalam penelitian
ini adalah sebanyak 212 orang pasien di Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga, sementara jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 139 orang pasien yang dihitung berdasarkan rumus Slovin
dengan tingkat kesalahan 10%. Alat analisis data yang digunakan adalah Spearman dengan tingkat
signifikansi (α)= 5%.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: 1) Karakteristik responden mayoritas berusia 45,30
tahun (24,50%), berjenis kelamin perempuan (62,60%), dan berpendidikan SLTA (51,80%), 2)
Kognitif perawat di Bangsal Pavilliun RSUD Kota Salatiga termasuk dalam kategori cukup baik
(65,50%), 3) Afektif perawat di Bangsal Pavilliun RSUD Kota Salatiga termasuk dalam kategori
cukup baik (61,90%), 4) Psikomotor perawat di Bangsal Pavilliun RSUD Kota Salatiga termasuk
dalam kategori cukup baik (69,10%), 5) Sikap perawat di Bangsal Pavilliun RSUD Kota Salatiga
termasuk dalam kategori cukup baik (71,90%), 6) Kepuasan pasien rawat inap di Bangsal Pavilliun
RSUD Kota Salatiga termasuk dalam kategori memuaskan (79,90%), 7) Terdapat hubungan sikap
perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga
(nilai p-value= 0,000<0,05) dengan kategori kuat (rs=+0,746) (0,60 – 0,799). Maka semakin baik
penilaian responden terhadap sikap perawat, semakin tinggi tingkat kepuasan responden, begitu
pula sebaliknya.
Saran dalam penelitian ini, yaitu: 1) Mengadakan pelatihan-pelatihan atau bintek kepada
setiap perawat, 2) Memberikan reward bagi perawat yang dinilai memiliki prestasi baik, 3)
Menegakkan disiplin terhadap perawat yang dinilai melanggar aturan kerja, 4) Hendaknya perawat
bersikap antusias terhadap setiap pelaksanaan pelayanan kepada pasien rawat inap.

Kata Kunci : Sikap Perawat, Kepuasan Pasien


Daftar Pustaka : 43 (2000-2014)

1
The Relationship between Nurses’ Attitude and Patients’ Satisfaction Related to Nursing
Services in Pavilliun Ward at Regional Public Hospital of Salatiga

WAHYU NUGRAHANINGSIH

Abstract

The roles of nurses in improving patients’ satisfaction are incredibly significant, and
therefore nurses are required to have a good attitude in performing services to patients. This
research aims at investigating the relationship between nurses’ attitude and patients’ satisfaction
related to nursing services in Pavilliun ward at Regional Public Hospital of Salatiga.
This is a correlational descriptive research. The variables observed were nurses’ attitude
and patients’ satisfaction. The research population comprised 212 patients in Pavilliun ward at
Regional Public Hospital of Salatiga. The samples included 139 patients calculated using Slovin
formula with 10% margin of error. The data were analyzed using Spearman test with significance
level (α) of 5%.
The findings indicate that: 1) most of the respondents are 45.30 years old (24.50%),
female (62.60%), and senior high school graduates (51.80%), 2) the cognitive skill levels of nurses
in Pavilliun ward at Regional Public Hospital of Salatiga are considered ‘fairly good’ (65.50%), the
affective skill levels of nurses in Pavilliun ward at Regional Public Hospital of Salatiga are
considered ‘fairly good’ (61.90%), 4) the psychomotor skill levels of nurses in Pavilliun ward at
Regional Public Hospital of Salatiga are considered ‘fairly good’ (69.10%), 5) the attitude of nurses
in Pavilliun ward at Regional Public Hospital of Salatiga is considered ‘fairly good’ (71.90%), 6)
the patients’ satisfaction in Pavilliun ward at Regional Public Hospital of Salatiga is categorized
‘good’ (79.90%), and 7) there is a relationship between nurses’ attitude and patients’ satisfaction
related to nursing services in Pavilliun ward at Regional Public Hospital of Salatiga (p-value=
0.000<0.05) which is categorized ‘strong’ (rs=+0.746) (0.60 – 0.799). Thus, the higher the
respondents’ scores on nurses’ attitude are, the higher the respondents’ satisfaction levels will be,
and vice versa.
The researcher recommends several points for improvement, comprising: 1) organizing
trainings or technology coaching for all nurses, 2) giving rewards to accomplished nurses, and 3)
enforcing discipline to nurses who break working regulation. Moreover, nurses should be more
enthusiastic when performing all services to inpatients.

Keywords : nurses’ attitude, patients’ satisfaction


Bibliography : 43 (2000-2014)

2
1. PENDAHULUAN kadang naik atau sebaliknya. Berdasarkan

a. Latar Belakang Masalah data tersebut diduga bahwa fluktuasinya

Rumah Sakit Umum Daerah Kota BOR dari tahun ke tahun disebabkan

Salatiga adalah salah satu rumah sakit kemungkinan oleh adanya permasalahan

yang berada di wilayah Kota Salatiga. kepuasan pasien yang menurun sebagai

Sebagai rumah sakit yang telah lama akibat sikap perawat yang kurang

berdiri, manajemen RSUD Salatiga telah profesional dalam memberikan pelayanan

melakukan berbagai upaya untuk kepada pasien. Hasil pengalaman sendiri

memperbaiki, dan meningkatkan sikap peneliti sebagai perawat di RSUD

profesional perawat dalam memberikan Salatiga, ketidakpuasan pasien pada

pelayanan bermutu kepada pasiennya. dasarnya disebabkan oleh beberapa hal,

Usaha-usaha yang pernah dilakukan oleh seperti: keterlambatan pelayanan perawat,

RSUD Salatiga untuk meningkatkan sikap perawat kurang komunikatif dan

profesional perawat-perawatnya, antara informatif, sikap, perilaku, tutur kata,

lain mewajibkan setiap perawat mengikuti keramahan perawat.

diklat internal, seperti: Pelayanan Prima. Hasil wawancara pada 15 orang

Namun upaya tersebut belum sepenuhnya pasien rawat inap di Bangsal Pavilliun

mampu memberikan kepuasan kepada RSUD didapatkan bahwa 10 orang pasien

pasiennya, indikasi tersebut dapat dilihat mengeluh karena perawat terkadang

dari data-data catatan administrasi RSUD terlambat dalam memberikan tindakan,

Salatiga tahun 2011-2014. Data BOR (Bed dan perawat kurang informatif.

Occupancy Rate) tahun 2011 sebanyak Sementara 2 orang pasien mengatakan

72,20%, tahun 2012 sebanyak 65,95%, bahwa perawat kurang ramah, dan kurang

tahun 2013 sebanyak 66,85%, dan tahun informatif, sedang 3 orang pasien lainnya

2014 sebanyak 67,21%. mengatakan bahwa perawat kurang

Berdasarkan data pasien Rawat ramah, baik sikap, perilaku dan tutur

Inap yaitu BOR (Bed Occupancy Rate) katanya, serta sering terlambat dalam

tahun 2011 s/d 2014 tersebut di atas memberikan tindakan. Namun demikian

menunjukkan, bahwa jumlah setiap untuk membuktikan kebenaran fakta-fakta

tahunnya mengalami fluktuasi, kadang- tersebut perlu dilakukan penelitian yang


3
lebih mendalam. Untuk itu judul yang e) Mendeskripsikan sikap perawat
diajukan dalam penelitian ini adalah di Bangsal Pavilliun RSUD Kota
“Hubungan Sikap Perawat dengan Salatiga.
Kepuasan Pasien dalam Pelayanan f) Mendeskripsikan kepuasan
Keperawatan di Bangsal Pavilliun RSUD pasien rawat inap di Bangsal
Kota Salatiga”. Pavilliun RSUD Kota Salatiga.
b. Rumusan Masalah g) Menganalisis hubungan sikap
Apakah ada hubungan sikap perawat perawat dengan kepuasan pasien
dengan kepuasan pasien dalam pelayanan dalam pelayanan keperawatan di
keperawatan di Bangsal Pavilliun RSUD Bangsal Pavilliun RSUD Kota
Kota Salatiga?. Salatiga.
c. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum Penelitian 2. LANDASAN TEORI
Mengetahui hubungan sikap perawat a Kepuasan Pasien
dengan kepuasan pasien dalam Tjiptono (2006) mendefinisikan
pelayanan keperawatan di Bangsal kepuasan pelanggan sebagai suatu bentuk
Pavilliun RSUD Kota Salatiga. khusus sikap konsumen yang merupakan
2) Tujuan Khusus Penelitian fenomena setelah konsumen tersebut
a) Mendeskripsikan karakteristik melakukan pembelian yang
responden. mencerminkan sejauh mana seorang
b) Mendeskripsikan kognitif pelanggan menyukai atau tidak menyukai
(pengetahuan) perawat di pelayanan yang diberikan.
Bangsal Pavilliun RSUD Kota Menurut Kotler (2000), kepuasan
Salatiga. pelanggan adalah perasaan seseorang
c) Mendeskripsikan afektif (emosi) mengenai kesenangan atau kecewa dari
perawat di Bangsal Pavilliun hasil perbandingan kinerja produk atau
RSUD Kota Salatiga. layanan yang diterima dengan harapan.
d) Mendeskripsikan psikomotor Berdasarkan definisi-definisi tersebut
(perilaku) perawat di Bangsal dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
Pavilliun RSUD Kota Salatiga. dasarnya kepuasan pasien adalah perasaan

4
puas yang dirasakan oleh pasien setelah (respons) terhadap sesuatu rangsangan
mendapatkan pelayanan dari rumah sakit. atau stimulus, yang disertai dengan
Tjiptono (2006) menyatakan, bahwa pendirian dan perasaan orang itu.
untuk mengukur kepuasan pelanggan atau Berdasarkan definisi sikap tersebut, maka
pasien dalam hal ini dapat dilakukan secara singkat sikap merupakan respon
dengan menilai beberapa hal di bawah ini, seseorang terhadap suatu stimuli.
yaitu: 1) Hubungan antara perusahaan dan Menurut Azwar (2005), komponen-
pelanggannya menjadi harmonis, 2) komponen sikap terdiri dari tiga hal, yaitu:
Memberikan dasar yang baik bagi 1) Kognitif (Pengetahuan), pengetahuan
pembelian ulang, 3) Terciptanya loyalitas merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
pelanggan, 4) Membentuk suatu setelah orang melakukan penginderaan
rekomendasi dari mulut ke mulut (word- terhadap suatu obyek tertentu, 2) Afektif
of-mouth) yang menguntungkan bagi (Emosi), berkenaan dengan masalah
perusahaan. emosional subyektif sosial terhadap suatu
b Sikap obyek, secara umum komponen ini
Sikap merupakan reaksi atau respon disamakan dengan perasaan yang dimiliki
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu obyek, 3) Psikomotor
terhadap suatu stimulus atau obyek. (Perilaku), perilaku adalah suatu kegiatan
Manifestasi dari sikap tidak dapat atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
langsung dilihat tetapi hanya ditafsirkan yang bersangkutan. Perilaku adalah satu
dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, kegiatan atau aktivitas dari manusia itu
2003). Sikap juga dapat didefinisikan sendiri yang memiliki bentang sangat luas,
sebagai penilaian seseorang terhadap mencakup: berjalan, berbicara, berkerja,
stimulus atau obyek. Setelah orang berpakaian dan sebagainya.
mengetahui stimulus atau obyek proses c Kerangka Konsep
selanjutnya akan menilai atau bersikap Sikap Perawat Kepuasan Pasien
dalam Pelayanan
terhadap stimulus atau obyek tersebut Keperawatan
(Handoko, 2003). Sementara menurut
Gambar 2.1. Model Kerangka Konsep
Purwanto (2003), sikap merupakan suatu
perbuatan atau tingkah laku sebagai reaksi
5
d Hipotesis Penelitian alpha sebesar 0,8396> 0,6, sehingga
Ho : Tidak terdapat hubungan sikap perawat dinyatakan reliabel.
dengan kepuasan pasien dalam Kepuasan pasien didefinisikan
pelayanan keperawatan di Bangsal sebagai perasaan puas yang dirasakan oleh
Pavilliun RSUD Salatiga. pasien setelah mendapatkan pelayanan dari
Ha : Terdapat hubungan sikap perawat rumah sakit. Indikatornya meliputi: 1) Terjalin
dengan kepuasan pasien dalam hubungan yang baik antara perawat dengan
pelayanan keperawatan di Bangsal pasien (hubungan harmonis), 2) Akan kembali
Pavilliun RSUD Salatiga. lagi ke RSUD Kota Salatiga jika mengalami
gangguan kesehatan (pembelian ulang), 3)
3. METODE PENELITIAN Menjadikan RSUD Kota Salatiga sebagai
Jenis penelitian yang digunakan tempat rujukan pertama dalam menangani
adalah jenis penelitian deskriptif korelasi. masalah kesehatan (loyalitas), 4) Memberikan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini rekomendasi kepada saudara atau teman
adalah sikap perawat (variabel independen) ataupun pihak lain untuk penanganan
dan kepuasan pasien (variabel dependen). gangguan kesehatan di RSUD Salatiga (word-
Sikap perawat dalam hal ini of-mouth). Instrumen pengukuran
didefinisikan sebagai respon perawat yang menggunakan kuesioner, hasil ukurnya: 1) 1-
dinilai dari aspek kognitif, afektif, psikomotor 2,5 = Tidak Puas, 2) >2,5-4 = Puas. uji
dalam melakukan pelayanan kepada pasien, validitas untuk kuesioner kepuasan pasien,
yang diukur dengan indikator, 1) Kognitif, 2) diperoleh hasil yang menunjukkan 20 item
Afektif, 3) Psikomotor. Instrumen pengukuran pernyataan seluruhnya dinyatakan valid (r-
menggunakan kuesioner, hasil ukurnya, yaitu: hitung (0,363 s/d 0,824) > r-tabel0,05(0,361)
1) Baik, bila (X)> mean+1SD, 2) Cukup, bila (0,361)). Hasil uji reliabilitas diperoleh angka
mean-1SD ≤ X ≤ mean+1SD, 3) Buruk, bila sebesar 0,9099 >0,6, maka kuesioner
(X) < mean-1SD. Hasil uji validitas dinyatakan reliabel.
menunjukkan 23 item pernyataan pada Populasi dalam penelitian ini
kuesioner sikap, 19 item pernyataan adalah sebanyak 212 orang pasien di
dinyatakan valid (r-hitung= 0,366 s/d 0,683) > Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga,
r-tabel0,05(0,361) (0,361)). Sementara hasil uji sementara jumlah sampel dalam penelitian
reliabilitas kuesioner diperoleh nilai cronbach ini sebanyak 139 orang pasien yang
6
dihitung berdasarkan rumus Slovin No Keterangan ∑ % n
Baik 20 14,40
dengan tingkat kesalahan 10%. Alat 5 Tingkat 139
Buruk 22 15,80
Afektif
analisis data yang digunakan adalah Cukup 86 61,90
Baik 31 22,30
Spearman dengan tingkat signifikansi 6 Tingkat 139
Buruk 21 15,10
Psikomotor
(α)= 5% dengan ketentuan penerimaa dan Cukup 96 69,10
Baik 22 15,80
penolakan hipotesis (Ha) sebagai berikut: 7 Sikap Perawat Buruk 23 16,50 139
Cukup 100 71,90
Ho : Tidak terdapat hubungan sikap Baik 16 11,50
8 Kepuasan 139
perawat dengan kepuasan Pasien
Tidak Puas 28 20,10
Puas 111 79,90
pasien dalam pelayanan
Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2015
keperawatan di Bangsal
Pavilliun RSUD Salatiga, bila Hasil penelitian menunjukkan, bahwa

p-value > 0,05. mayoritas responden berumur dewasa madya

Ha : Terdapat hubungan sikap (63 orang atau 45,30%), berjenis kelamin

perawat dengan kepuasan perempuan (87 orang atau 62,60%),

pasien dalam pelayanan berpendidikan SMA (72 orang atau 51,80%).

keperawatan di Bangsal Hasil penelitian juga menunjukkan,

Pavilliun RSUD Salatiga, bila bahwa mayoritas perawat dinilai responden

p-value > 0,05. memiliki tingkat kognitif cukup (91 orang atau

4. HASIL PENELITIAN 65,50%), tingkat afektif cukup (86 orang atau

a. Hasil Analisis Univariat 61,90%), dan tingkat psikomotor cukup (96


No Keterangan ∑ % n orang atau 69,10%). Sementara itu, secara
1 Umur Dewasa Awal 61
43,90
139 keseluruhan sikap perawat dinilai mayoritas
(18-40)
Dewasa Madya 63
45,30 responden cukup (100 orang atau 71,90%).
(41-60)
Dewasa Lanjut 15
10,80 Sementara itu, mayoritas responden menyatakan
(>60)
2 Jenis Kelamin Laki-laki 52 37,40 139 merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
Perempuan 87 62,60
oleh perawat (111 orang atau 79,90%).
3 Pendidikan SD 7 5,00 139
SMP 20 14,00 b. Hasil Analisis Bivariat
SMA 72 51,80
DIII 15 10,80 Kepuasan Pasien
Sarjana 24 17,30 (Y) rs
Total P
Sikap Perawat (X) Tidak (Koefisien
Lain-lain 1 0,70 Puas (%) (Sig)
Puas Korelasi)
4 Tingkat 139 (%)
Buruk 28 20,10 (%)
Kognitif
Buruk Count 23 0 23 0,746 0,000
Cukup 91 65,50

7
% of kepuasan responden, begitu pula sebaliknya
16,5 ,0 16,5
Total
Cukup Count 5 95 100 (Sugiyono, 2006).
% of
3,6 68,3 71,9
Total
Baik Count 0 16 16
% of
,0 11,5 11,5 5. PEMBAHASAN
Total
Total Count 28 111 139 a. Umur Responden
% of
20,1 79,9 100,0
Total Terdistribusinya responden pada
Sumber: Data Primer Yang Diolah, 2015
kelompok umur 18–>60 tahun menunjukkan,
Tabel di atas menjelaskan, bahwa bahwa responden dikategorikan sebagai orang
responden yang merasa tidak puas (20,1%) yang memiliki umur dewasa. Sebagai orang
mayoritas didominasi oleh responden yang dewasa tentu responden mampu bertindak lebih
menilai sikap perawat buruk (16,5%), sementara bertanggung jawab dan banyak memiliki
yang menilai sikap perawat cukup baik hanya pengalaman, sehingga mampu memberikan
3,6%, dan tidak ada seorang respondenpun yang penilaian yang lebih baik terhadap sesuatu hal,
menilai sikap perawat baik (0,00%). Sebaliknya termasuk dalam hal kepuasan saat menerima
responden yang merasa puas (79,9%) rata-rata pelayanan keperawatan di Bangsal Pavilliun
memberikan penilaian sikap perawat cukup baik RSUD Kota Salatiga. Hal tersebut sejalan
(68,3%), dan baik (11,5%), dan tidak ada dengan pendapat Gibson (1996) dalam
seorang respondenpun yang menilai sikap Widyaningsih (2012) bahwa pada usia dewasa
perawat buruk (0,00%). umumnya seseorang lebih memiliki sikap
Hasil uji statistik menunjukkan nilai p- bertanggung jawab, sebab pada usia tersebut
value sebesar 0,000 (< 0.05). Disimpulkan seseorang dimungkinkan telah banyak memiliki
menolak Ho dan menerima Ha yang berarti pengalaman.
“Terdapat hubungan sikap perawat dengan b. Jenis Kelamin Responden
kepuasan keperawatan di Bangsal Pavilliun Hasil penelitian menunjukkan mayoritas
RSUD Salatiga”. Nilai koefisien korelasi responden berjenis kelamin perempuan
Spearman (rs) sebesar +0,746, ini berarti bahwa (62,60%), sementara minoritas responden
kekuatan hubungan yang terjadi bersifat kuat (37,40%) berjenis kelamin laki-laki. Adanya
(0,60 – 0,799) dengan arah positif, berarti perbedaan jumlah jenis kelamin responden
semakin baik penilaian responden terhadap tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin
sikap perawat, maka semakin tinggi tingkat mempengaruhi kepuasan saat menerima

8
pelayanan keperawatan di Bangsal Pavilliun (65,50%), sementara 20,10% responden menilai
RSUD Kota Salatiga. tingkat kognitif perawat buruk, dan minoritas
Penjelasan tersebut sejalan dengan responden (14,40%) menilai tingkat kognitif
pendapat Mulyani (2011) bahwa jenis kelamin perawat baik.
memiliki korelasi positif dengan tingkat Adanya sebagian responden (20,10%)
kepuasan pelayanan, ditunjukkan oleh nilai p- yang menilai tingkat kognitif perawat buruk,
value = 0,009 < 0,05. Dalam penelitian tersebut menunjukkan masih terdapat beberapa hal
juga ditunjukkan bahwa responden berjenis tentang kognitif perawat yang dinilai kurang
kelamin perempuan lebih mudah menerima oleh responden. Berdasarkan distribusi jawaban
setiap pelayanan yang diberikan daripada responden hal-hal yang masih dinilai kurang,
responden yang berjenis kelamin pria. yaitu: kebersihan perlengkapan yang digunakan
c. Tingkat Pendidikan Responden oleh perawat, seperti: sarung tangan dan
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa masker, dan pengetahuan perawat dalam
mayoritas responden telah memiliki tingkat memahami pekerjaan dengan baik.
pendidikan yang baik, yaitu SMA, DIII, dan e. Afektif (Emosi) Perawat di Bangsal
Sarjana. Banyaknya responden yang memiliki Pavilliun RSUD Salatiga
tingkat pendidikan yang baik, maka responden Penilaian tingkat afektif perawat
dinilai lebih memiliki objektivitas dalam menunjukkan, mayoritas responden menilai
menilai kepuasan pelayanan yang diberikan oleh bahwa perawat memiliki tingkat afektif yang
perawat di Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga. cukup (61,90%), minoritas responden (15,80%)
Hal tersebut senada dengan pendapat Frazer menilai buruk, dan lainnya (22,30%) menilai
(1992) dalam Widyaningsih (2012) bahwa afektif perawat baik. Adanya temuan yang
makin tinggi pendidikan seseorang makin menunjukkan bahwa terdapat minoritas
mudah seseorang berfikir secara luas. responden yang memberikan penilaian buruk
d. Kognitif (Pengetahuan) Perawat di pada afektif perawat, maka masih terdapat hal-
Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga hal yang perlu diperbaiki berkenaan dengan
Hasil pengisian data yang dilakukan oleh afektif perawat di Bangsal Pavilliun RSUD
responden menunjukkan bahwa menurut Salatiga. Adapun berdasarkan data distribusi
mayoritas responden, tingkat kognitif perawat jawaban responden, hal-hal yang penting untuk
RSUD Salatiga termasuk dalam kategori cukup diperbaiki, yaitu: perawat perlu lebih berani
9
untuk memberikan teguran pada tamu yang menilai bahwa sikap perawat RSUD Salatiga
berisik saat berkunjung, dan perawat juga perlu termasuk dalam kategori cukup baik (71,90%).
memperbaiki sikapnya untuk tidak membedakan Berdasarkan jawaban responden tersebut
pelayanan pada setiap pasien. ternyata terdapat 16,50% responden yang
f. Psikomotor (Perilaku) Perawat di menilai bahwa sikap perawat dinilai buruk.
Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga Berdasarkan data jawaban responden diperoleh
Hasil pengisian kuesioner oleh responden beberapa hal yang dinilai masih kurang oleh
diperoleh tanggapan responden tentang responden, yaitu: kebersihan perlengkapan yang
psikomotor perawat sebagai berikut: 69,10% digunakan oleh perawat, seperti: sarung tangan
responden menilai psikomotor perawat cukup dan masker, pengetahuan perawat dalam
baik, 15,80% menilai psikomotor perawat baik, memahami pekerjaan dengan baik, perawat
dan minoritas responden (15,10%) menilai perlu lebih berani untuk memberikan teguran
psikomotor perawat buruk. Adanya temuan pada tamu yang berisik saat berkunjung,
responden yang menilai psikomotor perawat perawat perlu memperbaiki sikapnya untuk
buruk, menunjukkan bahwa pihak RSUD tidak membedakan pelayanan pada setiap
Salatiga perlu memperbaiki kondisi tersebut. pasien, dan kemampuan perawat dalam
Hasil sebaran jawaban responden menunjukkan, memberikan motivasi kepada pasien untuk
bahwa masalah yang perlu segera diperbaiki, mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
yaitu masalah kemampuan perawat dalam Adanya sikap perawat yang dinilai buruk
memberikan motivasi kepada pasien untuk oleh sebagian pasien tersebut menunjukkan jika
mampu bersosialisasi dengan masyarakat. perawat belum memberikan pelayanan secara
g. Sikap Perawat di Bangsal Pavilliun optimal, serta mampu mempertanggung
RSUD Salatiga jawabkan segala bentuk pelayanannya.
Hasil penilaian responden tentang sikap Sehingga jelas bertolak belakang dengan prinsip
perawat diperoleh hasil sebagai berikut: 16,50% pelayanan keperawatan profesional, yaitu
responden menilai sikap perawat buruk, 71,90% pelayanan keperawatan yang mencakup
perawat dinilai cukup baik oleh responden, dan pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
11,50% responden menilai bahwa perawat komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga
memiliki sikap yang baik. Dengan demikian dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat
dapat dikatakan bahwa mayoritas responden yang mencakup siklus hidup manusia (Smet,
1994 dalam Putra, 2014).
10
h. Kepuasan Pasien di Bangsal Pavilliun Spearman (rs) sebesar +0,746. Dengan demikian
RSUD Salatiga terbukti, bahwa terdapat hubungan sikap
Hasil pengisian data oleh responden perawat dengan kepuasan pasien dalam
diperoleh data sebagai berikut: 79,90% pelayanan keperawatan di Bangsal Pavilliun
responden puas, dan 20,10% responden tidak RSUD Salatiga (nilai p-value= 0,000 < 0.05),
puas. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan dan kekuatan hubungan yang terjadi pada kedua
bahwa pada dasarnya mayoritas responden telah variable tersebut kuat (0,60 – 0,799) dengan
merasa puas, namun masih terdapat sebagian arah positif. Hal ini berarti semakin baik
responden yang merasa tidak puas tentang penilaian responden terhadap sikap perawat,
kemampuan perawat dalam memberikan maka semakin tinggi tingkat kepuasan pasien,
pelayanan. Akibat dari tidak puas tersebut begitu pula sebaliknya (Sugiyono, 2006).
responden merasa bahwa tidak ada jalinan yang Temuan fakta hasil penelitian ini
erat antara pasien dengan perawat, responden memberikan gambaran bahwa sikap perawat
cenderung tidak mau memberikan informasi akan berdampak pada timbulnya kepuasan
kepada rekan/saudara tentang RSUD Salatiga, keperawatan di Bangsal Pavilliun RSUD
dan responden juga enggan untuk menceritakan Salatiga. Kenyataan tersebut sesuai dengan
kebaikan RSUD Salatiga kepada rekan/saudara. pendapat Hurriyati (2005), Kotler (2003), dan
Berkenaan dengan temuan tersebut maka RSUD Lupiyoadi (2001), serta Griffith (1987) dalam
Salatiga perlu mengambil langkah-langkah Azwar (2005) yang menyatakan bahwa sikap
untuk mengatasi ketidak puasan pasien tersebut. dalam memberikan pelayanan merupakan salah
i. Hubungan sikap perawat dengan satu faktor yang mempengaruhi kepuasan
kepuasan pasien dalam pelayanan konsumen (pasien). Temuan hasil penelitian ini
keperawatan di Bangsal Pavilliun juga memberikan dukungan pada hasil penelitian
RSUD Salatiga Lengkong (2008), Harcahyani (2010) dan
Hasil analisis hubungan sikap perawat Effendi (2014), dan Jasmani (2012), yang
dengan kepuasan pasien dalam pelayanan semuanya menunjukkan, bahwa sikap memiliki
keperawatan di Bangsal Pavilliun RSUD hubungan positif dan signifikan dengan
Salatiga dengan menggunakan alat analisis kepuasan pasien.
korelasi Spearman diperoleh nilai p-value Berdasarkan fakta-fakta hasil penelitian,
sebesar 0,000 dengan nilai koefisien korelasi maka sudah sepatutnya jika sikap perawat yang
11
masih dinilai kurang memenuhi harapan pasien b) Memberikan reward bagi perawat
seperti: kebersihan perlengkapan yang yang dinilai memiliki prestasi baik,
digunakan oleh perawat, seperti: sarung tangan agar pelayanan keperawatan dapat
dan masker, pengetahuan perawat dalam ditingkatkan.
memahami pekerjaan dengan baik, perawat c) Menegakkan disiplin terhadap
perlu lebih berani untuk memberikan teguran perawat yang dinilai melanggar
pada tamu yang berisik saat berkunjung, aturan kerja, seperti: menggunakan
perawat perlu memperbaiki sikapnya untuk perlengkapan yang kurang bersih
tidak membedakan pelayanan pada setiap dalam melakukan pelayanan, baik
pasien, dan kemampuan perawat dalam melalui teguran, tertulis, maupun
memberikan motivasi kepada pasien untuk sangsi administratif lainnya.
mampu bersosialisasi dengan masyarakat untuk 2) Bagi Perawat
segera ditindaklanjuti oleh pimpinan RSUD Hendaknya perawat bersikap antusias
Salatiga. terhadap setiap pelaksanaan pelayanan
kepada pasien rawat inap, karena sesuai
6. PENUTUP hasil penelitian bahwa sikap merupakan
a. Simpulan faktor penting yang memberikan kepuasan
Terdapat hubungan sikap perawat pasien saat memperoleh pelayanan
dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan.
keperawatan di Bangsal Pavilliun RSUD 3) Bagi Peneliti Lainnya
Salatiga (nilai p-value= 0,000<0,05) dengan Untuk menyempurnakan penelitian
kategori kuat (rs=+0,746) (0,60 – 0,799). Maka tentang kepuasan pasien, maka ada
semakin baik sikap perawat, semakin tinggi baiknya bagi peneliti yang akan datang
tingkat kepuasan pasien, begitu pula menambah sejumlah variabel dalam
sebaliknya. penelitiannya, seperti: kualitas perawatan,
b. Saran dan fasilitas ruang inap pasien.
1) Bagi RSUD Kota Salatiga
a) Mengadakan pelatihan-pelatihan atau 7. UCAPAN TERIMA KASIH
bintek kepada setiap perawat, seperti: penulis mengucapkan penghargaan dan
pelatihan service excellent/PJM. terima kasih kepada :

12
a. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep
selaku Ketua STIKES Kusuma Husada DAFTAR PUSTAKA
Surakarta. Azwar, A. (2005). Pengantar Administrasi
b. Atiek Murhayati, M.Kep selaku Ketua Kesehatan, Jakarta: Binarupa Aksara.
Program Studi S-1 Keperawatan.
Effendi, T. A. (2014). Pengaruh Kualitas
c. bc. Yeti Nurhayati, M.Kes, selaku dosen
Pelayanan dan Citra Institusi
pembimbing I pada STIKES Kusuma Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa
Husada Surakarta, yang telah meluangkan RSUD Kota Madiun. Jurnal. Jurusan
banyak waktu, pikiran dan tenaga untuk Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
membimbing penulis menyelesaikan
skripsi. Berkat saran yang konstruktif, Handoko, T. H. (2003). Manajemen
motivasi, ide dan masukan yang sangat Personalia dan Sumberdaya
Manusia. Yogyakarta: BPFE.
bermanfaat, akhirnya proposal skripsi ini
dapat selesai sesuai waktu yang ditentukan. Harcahyani, G. (2010). Analisis Pengaruh
d. Ns. Alfyana Nadya Rachmawati, M.Kep, Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pasien Yang Dimoderasi
selaku dosen pembimbing II pada STIKES
Oleh Variabel Nilai (Studi pada
Kusuma Husada Surakarta, yang telah Pasien Instalasi Rawat Jalan RSUD
meluangkan banyak waktu, pikiran dan Kota Yogyakarta). Tesis. Yogyakarta:
tenaga untuk membimbing penulis UPN.
menyelesaikan proposal skripsi. Berkat Hurriyati, R. (2005). Bauran Pemasaran dan
saran yang konstruktif, motivasi, ide dan Loyalitas Konsumen. Bandung:
masukan yang sangat bermanfaat, akhirnya Alfabeta.
skripsi ini dapat selesai sesuai waktu yang Jasmani, Agustinus Eko. (2012). Hubungan
ditentukan. Dimensi Kualitas Pelayanan
e. Ns. Anissa Cindy Nurul A, M.Kep selaku Terhadap Kepuasan Pasien Rawat
Inap di RSUD Salatiga. Skripsi.
penguji.
Semarang: Sekolah Tinggi Ilmu
f. Para dosen yang telah dengan sabar Kesehatan Widya Husada Semarang.
membimbing, memotivasi serta membekali
ilmu. Kotler, P. (2000). Manajemen Pemasaran,
Jilid 1, Edisi Milenium, Jakarta:
g. Rekan-rekan semua yang telah membantu Prenhallindo (Alih Bahasa: Teguh,
membantu terselesaikannya penulisan Hendra & Molan, Benyamin).
skripsi ini. ________. (2003). Manajemen Pemasaran,
Jilid 13 Jakarta: Indeks Kelompok
h. Semua pihak yang tidak dapat penulis Gramedia.
sebutkan satu per satu yang telah membantu
terselesaikannya penulisan skripsi ini
13
Lengkong, S. A. (2008). Pengaruh Sikap Mulyani, Titik. (2011). Analisis Kualitas
Teller dan ATM Terhadap Kepuasan Layanan PT. Telkom Wilayah Kota
Serta Loyalitas Nasabah Pada Bank- Salatiga. STIE ”AMA” Salatiga,
Bank Lokal di Surabaya. Skripsi. Salatiga.
Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas Surabaya. Notoatmodjo, (2003). Ilmu Kesehatan
Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Lupiyoadi, R.. (2001). Manajemen Pemasaran Jakarta: Rineka Cipta.
Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Tjiptono, F. (2006). Pemasaran Jasa. Malang:
Bayumedia Publishing.

14

Anda mungkin juga menyukai