TINJAUAN TEORI
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesalk nafas, yamg sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim,
kapsitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan
bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamuilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi
untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
2.1.5 Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil
Perubahan psikologis pada wanita hamil dapt terjadi padatrimester 1,
trimesteer II, dan trimester III. perubahan psikologis wanita hamil pada trimester
III.
Pada trimester III merupakan periode menunggu kelahiran bayinya. Seorang
ibu akan merasa takut dengan raa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul saat
melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan banyak
ibuhamil merasakan dirinya aneh dan jelek. Pada trimester ini ibu memerlukan
ketenamgan dan dukungan dari suami ,keluarga dan bidan. Trimester ini adlah
saat persiapan aktif untukkelahiran bayi dan menjadi orang tua.
2.1.6 Ketitaknyamanan Wanita Hamil Trimester III (Helen Varney, 2007 : 536-543 )
a. Nyeri punggung bagian bawah
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada
kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan
perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan
sikap ini dapat menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal
b. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi
pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan meningkatkan
kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi selama
kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi akan
menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III karena
pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma mengalami
elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan.
Cara penanganan :
- Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
- Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan kedalaman
pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
- Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas kepalanya
secara berkala dan mengambil nafas dalam
- Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat
sedang berdiri.
c. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena
pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul
pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur terlentang.
Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan
harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
- Hindari menggunakan pakaian ketat
- Elevasi kaki secara teratur setiap hari
- Posisi menghadap kesamping saat berbaring
- Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan
vena-vena panggul
d. Peningkatan frekuensi berkemih
Terjadi karena peningkatan berat uterus yang akhirnya menekan
kandung kencing. Pada primigravida utamanya hal ini disebabkan karena
penurunan kepala janin sehingga menekan kandung kencing
Cara penanganan :
- Menjelaskan mengapa hal itu terjadi
- Mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam
e. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III.
Penyebab :
- Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
- Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot
halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan
tekanan uterus
- Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan
penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
- Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh
- Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung untuk menjalankan fungsinya
- Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus dan
sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
- Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
f. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot
polos usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
- Asupan cairan yang adekuat
- Istirahat cukup
- Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik
- Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
- Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
- Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur
tubuh yang bai, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen
bagian bawah secara teratur
g. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan pembulu
darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati
foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
Cara penanganan :
- Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
( dorsofleksikan kakinya )
- Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan
mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi darah
- Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
- Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
h. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan
Cara penanganan :
- mandi air hangat
- Minum air hangat ( susu, teh tanpa kafein dicampur susu ) sebelum tidur
- Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur
- Ambil posisi relaksasi
- Gunakan teknik relaksasi progesif
i. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur
dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan
penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan
kesemutan dan baal pada jari-jari
Cara penanganan :
- Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
- Berbaring rileks
2.2.KONSEP ANTENATAL CARE
2.2.1 Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan,
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim. Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan menghadapi laktasi dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
2.2.2 Tujuan pengawasan antenatal, adalah:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
social ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian asi eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
( Sarwono, 2008 : 90 )
2.2.3 Pemeriksaan Antenatal Care
a. Pemeriksaan Pertama
Dilakukan segera setelah diketahui adanya keterlambatan Haid
b. Pemeriksaan ulang
a. Setiap bualan hingga usia kehamilan 6-7 minggu
b. Setiap dua minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 4 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan
c. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-kluhan tertentu
2.2.4 Standar Minimal Asuhan Antenatal
a) Tinbang Berat dan Tinggi Badn
b) Ukur Tekanan Darah
c) Nilai status gizi (Ukur LILA)
d) ukur TinggiFundus Uteri
e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f) Imunisasi TT
g) Pemberian Tablet Penambah Darah
h) Test Laboratorium
i) Tata laksana kasus
j) Temu Wicara
2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik Kehamilan
a. Anamnesis
Dari anamnesis, dapat diketahui tanda-tanda berikut ini:
1. Terhentinya menstruasi/amenorea.
2. Mual dan muntah.
3. Tinglip (dilep), tegang, berbenjol-benjol, pembesaran payudara,
dan pelebaran puting susu.
4. Peningkatan frekuensi berkemih.
5. Kelelahan.
6. Perubahan warna pada payudara seperti menghitamnya puting
serta areola primer dan sekunder.
7. Menonjolnya kelenjar Montgomery.
8. Peningkatan suhu basal tubuh tanpa adanya infeksi.
9. Pengeluaran kolostrum dari puting susu.
10. Salivasi berlebihan.
11. Tanda Chadwick.
12. Quickening ( gerakan janin pertama yang dirasakan ) biasanya
UK 16-18 minggu.
13. Pigmentasi kulit seperti cloasma, striae pada payudara dan
abdomen, linea nigra, jaring-jaring pembuluh darah, dan palmar
eritema.
b. Pemeriksaan fisik
1. Pengeluaran kolostrum.
2. Perubahan warna pada payudara.
3. Tinglip ( dilep ), tegang, berbenjol-benjol, pembesaran
payudara, dan pelebaran puting susu.
4. Pembesaran abdomen.
5. Teraba garis janin.
6. Ballotement.
7. Gerakan janin.
8. Bunyi jantung janin.
c. Pemeriksaan pelvis
1. Pembesaran uterus.
2. Perubahan bentuk uterus.
3. Tanda Piscaseck.
4. Tanda Hegar.
5. Tanda Goodell.
6. Teraba kontraksi Braxton Hicks.
7. Tanda Chadwick.
d. Tes laboratorium dann pemeriksaan penunjang
1. Tes kehamilan positif.
2. USG tampak keberadaan janin.
3. Tampak rangka janin pada foto rontgen (x-ray film).
2.2.6 Penatalaksanaan
Pengumpulan data dasar melalui pengkajian riwayat, pemeriksaan
fisik dan panggul, tes laboratorium merupakan langkah pertama pada
proses penatalaksanaan. Langkah-langkah berikutnya pada proses
penatalaksanaan ini bergantung pada data dasar yang diperoleh dan
interpretasi data tersebut. Interpretasi terhadap data dasar tersebut
mencakup hal-hal di bawah ini :
a. Menentukan normal tidaknya kondisi kehamilan dari data yang
diperoleh.
b. Membedakan antara ketidaknyamanan yang umum dialami pada saat
hamil dan komplikasi yang mungkin terjadi.
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala penyimpangan yang munngkin dari
kondisi normal atau komplikasi.
d. Mengidentifikasi area tertentu yang perlu dipelajari.
Antisipasi masalah potensial terkait adalah hal yang penting pada
pengembangan rencana perawatan yang komprehensif. Evaluasi terhadap
kebutuhan akan intervensi yang segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
konsultasi atau penatalaksanaan kolaboratif dengan anggota tim perawatan
kesehatan penting hanya jika terdapat penyimpangan dari nilai normal,
dengan atau tanpa situasi kedaruratan.
Pengembangan rencana perawatan yang komprehensif mencakup
komponen berikut:
a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan tes laboratorium atau tes
penunjang lain untuk menyingkirkan, mengonfimasi, atau membedakan
antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.
b. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
c. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi ulang diet dan
intervensi.
d. Penentuan tidakan instruksional untuk memenuhi kebutuhan
pembelajaran.
e. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya
terapi lain.
f. Penentuan kebutuhan untuk pengobatan atau tindakan lain untuk
penatalaksanaan komplikasi minor (mis., vaginitis, bakteriuria
asimptomatik, ISK tahap awal, anemia bordeline ).
g. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsul dengan atau perujukan
ke tenaga profesional lain ( mis., ahli gizi, pekerja sosial, perawat
kesehatan masyarakat ).
h. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih
aktif dalam perencanaan perawatan.
i. Penentuan kebutuhan untuk memberi konseling khusus atau panduan
antisipasi.
j. Penentuan kebutuhan untuk konseling HIV ( jika anda tidak
melakukannya sendiri ).
k. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya. Kunjungan ulang bagi
wanita yang mengalami perkembangan normal selama kehamilan
biasanya dijadwalkan sebagai berikut :
1. Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan dilakukan setiap empat
minggu.
2. Antara minggu ke-28 hingga ke-36, setiap dua minggu.
3. Antara minggu ke-36 hingga persalinan, dilakukan setiap minggu.
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Nama Ibu dan Suami : Untuk mengenal, memanggil dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
b. Umur Ibu dan Suami : umur ibu, terutama pada ibu hamil yang
pertama kali hamil. bila umur lebih dari 35 tahun disebut primi
tua gravida dan bila umur kurang dari 18 tahun disebut primi
muda gravida. Wanita kurang dari 18 tahun pinggulnya belum
cukup pertumbuhannya, sehingga menyebabkan kesulitan
untuk melahirkan. Wanita umurnya lebih dari 35 tahun,
badannya mungkin bisa kecapaian dan kurang lentur. Wanita
sudah berumur 40 tahun, ada kemungkinan akan kelambanan
jiwanya.
(Pusdiknakes, 2000:143)
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah normal atau
tidak.
b. Tanda-tanda vital
d. Suhu
e. Tekanan Darah
Kenaikan sitole tidak lebih dari 30 mmHg dan distole tidak
lebih dari 15 mmHg dan tidak lebih dari 140/90 mmHg.
f. Nadi
Batas normal 74-94 x per menit
c. Berat Badan
Terjadi kenaikan antara 10-13 kg
Pada trimester III tidak boleh terjadi kenaikan 1 kg/minggu atau 3
kg/bulan
d. Tinggi Badan
Ibu hamil dengan TB < 145 cmkemungkinan panggul sempit
e. LILA
LILA < 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi
ibu yang kurang/buruk. Sehingga iya beresiko umtuk melahirkan
BBLR.
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1. Waktu pasien berdiri : skoliosis/kifosis/lordosis
2. Waktu pasien berjalan : Pincang/Kaki O/ kaki X
3. Waktu pasien berbaring:
a. Muka: pucat/tidak,ada kloasma gravidarum/tidak,
benkak/tidak
b. Mata : skeraputih/kuning, conjungtiva merah muda/putih
c. Hidung: terdapat defiasi septum nasi atau tidak,
pengeluaran sekret, pernafasan cuping hidung atau tidak.
d. Telinga : bersih/ tidak , pengeluaran serumen/tidak ,
tuli/tidak
e. Mulut : simetris/ tidak, bibir lembab/kering, merah / pucat,
bersih/kotor, ada caries gigi/ tidak, ada karang gigi/tidak.
f. Leher : Kelenjar Gondok : pasien disuruh menengadah
kemudian disuruh menelan. Jika ada benjolan yang ikut
bergerak naik turun menandakan adanya pembesaran, ada
pembesaran vena jugularis/ tidak, kelenjar tyroid
membesar/tidak.
g. Payudara : Simetris/tidak, bersih atau tidak, puting susu
menonjol/mendatar /masuk,ada benjolan/tidak,
hiperpigmentasi areola mammae ,keluar kolostrum (hamil
4 bulan jernih, hamil 4-8 bulan encer sekali , hamil 8 bulan
keatas warna nya kuning seperti susu jolong).
h. Abdomen :
Primigravida : perut tegang, menonjol, dan striae
gravidarum ada
multgravida : perut lembek, menggantung, dan strie albican
pembesaran sesuai UK/tidak, ada luka bekas operasi/tidak.
i. keadaan alat kelamin luar
Adanya tanda chadwick, varises, kondiloma akuminata
yang disebabkan gonore bentuknya seperti cengger ayam,
adanya kondiloma yang disebabkan oleh sifilis bentuknya datar
dan keras, ada oedem/tidak.
j. Tungkai
Adanya oedema disebabkan karena uterus yang membesar
yang letaknya tidak selalu di tengah-tengah sehingga menekan
vena femoralis sehingga mempengaruhi keluar masuknya
cairan dalam pembuluh vena.
Varises disebabkan karena penekanan vena femoralis oleh
uterus sehingga terjadi bendungan darah, dengan demikian
timbul pelebaran pembuluh darah atau varises.
Kaki sama panjang atau tidak karena mempengaruhi jalanyya
persalinan.
b. Palpasi
1. Leher : tidak ada bendungan atau pembesaran vena
jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh saat persalinan
terutama saat meneran.Hal ini dapat menambah tekanan
pada jantung dan menambah kerja jantung, potensial
terjadi gagal jantung.
Tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, jika ada
potensial terjadi kelahiran prematur, lahir mati, lahir
BBLR, kretinisme dan keguguran.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe (pembesaran
kelenjar limfe memungkinkan terjadi infeksi oleh
berbagai penyakit misalnya TBC, sifilis, radang akut, di
kepala, faring dan kulit
2. Dada : Paydara :teraba atau tidak benjolan abnormal,
kolostrum keluar / belum(kolostrum mulai diproduksi
pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai kekuar pada
usia kehamilan 20 minggu).
3. Perut :
- Leopold I : untuk menentukan TFU (mengetahui usia
kehamilan) dan menentukan bagian apa yang terdapat di
bagian fundus uteri.
- Leopold II : untuk menentukan bagian apa di bagian apa
yang ada di bagian kanan dan kiri perut ibu
- Leopold III : untuk menentukan apa yang terdapat di bagian
bawah , ,apakah bagian baw ah sudah masuk PAP/ belum
- Leopold IV : untuk menentukan berapa jauh masuknya
bagian bawah.
Akhir minggu ke- TFU
4 Belum teraba
8 Di belakang simfisis
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan simfisis pusat
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat dan prosesus Xypoideus
36 3 jari di bawah prosesus xypoideus
40 Pertengahan pusat Px tapi melebar ke samping
c. Auskultasi
1. DJJ +/-
2. Frekuensi normal : 120-160 x/menit
3. Reguler / tidak : jika tidak, tidak terjadi gawat janin
<120 x/menit = menjadi gawat janin
>160 x/ menit = menjadi gawat janin
4. Dada : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing,
menandakan pernah terganggu akibat penyakit
pernafasan
d. Perkusi
Tungkai : Reflek Patella (+)
Reflek patella (- ) = menandakan ibu kurang vitamin B1
e. Pengukuran panggul luar
Alat yang dipakai adalah jangka panggul dari martin.
Caranya :
1. Distansia spinarum jarak antara spina illiaca anterior
superior kanan dan kiri, normal 23-26 cm
2. Distansia cristarum jarak terjauh antara crista iliaca kanan
dan kiri yang letaknya kira-kira 5 cm di belakang spina
iliaca anterior superior dengan ukuran 26-29 cm
3. Conjugata eksterna jarak antara tepi atas simphisis dan
prosesus spinasus lombal V dengan ukuran 18-.... cm
4. Lingkar panggul yaitu dengan memakai pita diukur mulai
tepi atas simphisis, dikelilingkan ke belakang melalui
pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan
trochanter mayor kanan, ke ruas lumbal ke V (prosessus
spinasus lumbal ke V) terus kembali sepihak, ukuran 80-90
cm.
f. Data Penunjang
1. Pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar Hb (Hb < 11,
potensial anemia)
2. Pemeriksaan planotest untuk menentukan ibu benar
hamil/tidak
3. Pemerikasaan urine untuk menentukan kadr glukosa / protein
urine
4. Penilaian dengan kartu skor poedji Rochyati untuk
mengetahui tingkat resiko kehamilan ibu.
2.3.2 INTEPRETASI DATA DASAR
Dx : G . . . P . . . UK . . . minggu , T/H/I , letak . . .
punggung . . .dengan kehamilan normal/resiko rendah
Ds : Ibu mengatakan hamil ke . . . dan UK . . . bulan
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir . . .
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV
- Nadi : 70 -90 x / menit
- TD : 110/70 – 130/90 mmHg
- Suhu : 36,5o C- 37,5oC
- RR : 16-24 x / menit
Palpasi
a. Anjurkan ibu tidur posisi semi flower (kepala lebih tinggi dari tubuh)
R : Tidur pada posisi recumban, pembesaran uterus serta organ
abdomemn menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi paru.
Penggunaan posisi semi flower memungkinkan diafragma menurun,
sehingga membantu mengembangkan ekspansi paru dengan normal.
b. Anjurkan ibu beraktivitas dengan istirahat yang cukup
R : Menghemat energi dan menghindari pergerakan tenaga yang terus-
menerus untuk meminimalkan kepekaan uterus.
5. Edema pada kaki
Tujuan : Ibu mengerti penyebab dan cara mengatasi oedema
KH : Ibu tidak gelisah, bengkak pada kaki berkurang atau mengempis
Intervensi :
a. Jelaskan pada ibu perubahan fisiologis yang menyebabkan oedema
R : Pengetahuan ibu bertambah, ibu tidak cemas.
b. Anjurkan ibu untuk istirahat dengan kaki lebih tinggi dari badan
R : Meningkatkan aliran balik vena sehingga kaki tidak oedema.
c. Anjurkan ibu untuk menghindari pakaian yang ketat
R : Pakaian yang ketat akan menghambat aliran darah balik dari tungkai
ke tubuh bagian atas.
d. Anjurkan ibu untuk tidak memakai/menggunakan sandal/sepatu berhak
tinggi
R : Sepatu atau sandal dengan hak yang tinggi akan menambah
penekanan pada tubuh bagian bawah, sehingga aliran darah balik dari
bagian bawah tubuh tidak lancar.
e. Anjurkan ibu untuk tidak memakai penopang perut
R : Penggunaan penopang perut dapat mengurangi tekanan pada
akstrimitas bawah sehingga aliran darah balik menjadi lancar.
2.3.6 IMPLEMENTASI
Merupakan aplikasi / tindakan asuhan kepada klien dan keluarga yang
telah direncanakan pada intervensi.
2.3.7 EVALUASI
Sesuai dengan hasil dan menggunakan metode SOAP
Hasil dari kegiatan / tindakan yang dilakukan pada klien
S : Data Subyektif klien setelah menerima asuhan kebidanan
O: Data dari hasil pemeriksaan oleh petugas setelah dilakukan
intervensi
A : Kesimpulan dari keadaan klien saat ini, P : Rencana yang
dilakukan sesuai dengan keadaan klien