STEP 1
a) Angioedema
Suatu pembengkakan disebabkan meningkatnya permeabilitas
vaskular pada jaringan subkutan kulit, lapisan mukosa, dan
submukosa.
b) Urtikaria
Erupsi eritematisa yang meninggi atau edem dibagian dermis.
Perbedaan antara angioedema dan urtikaria
Urtikaria letaknya lebih dilapisan atas dan bisa disertai gatal.
STEP 2
1. Mengapa pasien mengeluh sesak nafas hebat setelah makan kacang?
2. Mengapa ditemukan muntah dan nyeri abdomen pada pasien tsb?
3. Bagaimana bisa terjadi angioedema pada kelopak mata dan urtikaria
diseluruh tubuh pada pasien tsb?
4. Apa saja macam-macam syok?
5. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik berupa nafas cuping
hidung (+), wheezing (+), stridor (+), fase ekspirasi memanjang, muka
kebiru-biruan, kesadaran menurun dan SpO2 87% ?
6. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan TTV (pada pasien tsb):
RR 40x /menit
TD 60/40 mmHg
N 130 x/menit ?
7. Bagaimana hubungan riwayat pasien sesak nafas, muntah dan nyeri
abdomen dengan kondisi pasien saat dibawa ke RS?
8. Mengapa pasien dibaringkan dan kedua tungkai dielevasikan?
9. Bagaimana tata laksana dari kasus diskenario?
10. Jelaskan etiopatogenesis reaksi anafilaksis!
11. Jelaskan px penunjang dari skenario!
12.Jelaskan farmakodinamik dari obat2 kegawatdaruratan yang ada pada
kasus di skenario!
13.Jelaskan pendekatan ABCDE pada reaksi anafilaksis!
14. Bagaimana cara membedakan berat ringannya DD dan anafilaksis!
15.Jealskan clinical reasoning tentang farmako dan non farmako dari kasus
skenario!
STEP 3
1. Mengapa pasien mengeluh sesak nafas hebat setelah makan kacang?
Reaksi Anafilaktoid
Reaksi anafilaktoid adalah reaksi yang menyebabkan timbulnya gejala dan keluhan
yang sama dengan reaksi anafilaksis tetapi tanpa adanya mekanisme ikatan antigen
antibodi. Pelepasan mediator biokimiawi dari mastosit melewati mekanisme
nonimunologik ini belum seluruhnya dapat diterangkan. Zat-zat yang sering
menimbulkan reaksi anafilaktoid adalah kontras radiografi (idionated), opiate,
tubocurarine, dextran maupun mannitol. Selain itu aspirin maupun NSAID lainnya
juga sering menimbulkan reaksi anafilaktoid yang diduga sebagai akibat
terhambatnya enzim siklooksgenase.
Manifestasi klinik
Walaupun gambaran atau gejala klinik suatu reaksi anafilakis berbeda-beda
gradasinya sesuai berat ringannya reaksi antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas
seseorang, namun pada tingkat yang berat barupa syok anafilaktik gejala yang
menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan respirasi. Kedua gangguan
tersebut dapat timbul bersamaan atau berurutan yang kronologisnya sangat
bervariasi dari beberapa detik sampai beberapa jam. Pada dasarnya makin cepat
reaksi timbul makin berat keadaan penderita.(4,5,6,7)
Sistem pernafasan
Gangguan respirasi dapat dimulai berupa bersin, hidung tersumbat atau batuk saja
yang kemudian segera diikuti dengan udema laring dan bronkospasme. Kedua gejala
terakhir ini menyebabkan penderita nampak dispnue sampai hipoksia yang pada
gilirannya menimbulkan gangguan sirkulasi, demikian pula sebaliknya, tiap gangguan
sirkulasi pada gilirannya menimbulkan gangguan respirasi. Umumnya gangguan
respirasi berupa udema laring dan bronkospasme merupakan pembunuh utama
pada syok anafilaktik.
Sistem sirkulasi
Biasanya gangguan sirkulasi merupakan efek sekunder dari gangguan respirasi, tapi
bisa juga berdiri sendiri, artinya terjadi gangguan sirkulasi tanpa didahului oleh
gangguan respirasi. Gejala hipotensi merupakan gejala yang menonjol pada syok
anafilaktik. Hipotensi terjadi sebagai akibat dari dua faktor, pertama akibat
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer dan kedua akibat meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler sehingga selain resistensi pembuluh darah menurun,
juga banyak cairan intravaskuler yang keluar keruang interstitiel (terjadi hipovolume
relatif).Gejala hipotensi ini dapat terjadi dengan drastis sehingga tanpa pertolongan
yang cepat segera dapat berkembang menjadi gagal sirkulasi atau henti jantung.
• RR :
RR meningkat karena sbgai salah satu kompensasi tubuh. Karena ada
penyempitan bronkus saturasi oksigen turun hipoksia
kompensasi tubuh RR meningkat.
Otot2 pernafasan bekerja lebih ekstra retraksi subcostal.
• TD :
Pelepasan mediator oleh makrofag menyebabkan vasodilatasi
arteriol dan permeabilitas kapiler meningkat venous return menurun
preload menurun cardiac output turun.
Manifestasi klinis : takikardia, tekanan darah turun, perfusi perifer
buruk, asidosis oliguria dan kesadaran menurun.
Anastesiologi FK Undip, Bab Terapi Cairan XIV
Tujuan dari posisi syok adalah untuk mengangkat kaki di atas jantung dengan cara
yang akan sedikit membantu aliran darah ke jantung. (meninggikan tungkai
memungkinkan darah mengalir dari tungkai kembali ke jantung). membantu lebih
banyak mengalirkan oksigen melalui darah dan membantu menghilangkan hipoksia
yang dapat menyebabkan shock.
Sumber : Irwin, Richard S.; Rippe, James M. (January 2003). Intensive Care Medicine
dan first aid Pertolongan Pertama Ed 5 (American College of Emergency Physicians)