PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Untuk mengetahui kaitan bumi dan alam semesta.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada pandangan bahwa tata surya ada sejak beberapa ribu juta tahun yang lalu yaitu
isotope timbal (204Pb, 206Pb, 207Pb, 208Pb) seperti sejak terbentuk pertama kali. Isotop-isotop
lain yang sebagian asli dan yang lain berupa turunan dari peluruhan 238U, 235U, dan 232Th.
Meteroit (batu bintang) memberikan gambaran yang memuaskan mengenai fakta ini.
Meteroit besi tidak mengandung uranium, tetapi mengandung sejumlah kecil timbal yang
kelimpahan relatifnya paling tinggi untuk setiap material alam yaitu 204Pb.
Analisi matematik menunjukkan umur meteorit 4,6 x 109 tahun, yang tidak
tergantung umur rubidium-stronsium pada batuan meteorit. Waktu pembentukan meteorit
besi dan batuan meteorit menunjukan waktu pembentukan planet di tata surya didukung
dengan penentuan waktu yang dimbil dari sampel bula yang menunjukkan bahwa bulan
mempunyai umur 4,6 x 109 tahun.
Umur bumi diperkirakan dari pembentukan kerak bumi yang diperoleh informasi
penanggalan batuan-batuan yang terdapat pada kerak bumi oleh bahan di radioaktif yaitu
kira-kira 4,6 x 109 tahun yang lalu. Umur batuan diperkirakan sekitar 2700 juta tahun dan
sulit untuk memperpanjang catatan waktu lebih kebelakang dari waktu tersebut.
2.1.2 SIFAT SISTEM TATA SURYA
Dalam studi geokimia, system tata surya adalah sesuatu yang sangat penting untuk
di kaji, walaupun hal ini kurang menarik perhatian dalam galaksi kita sendiri dan juga
kurang berarti dalam hubungannya dengan alam semesta. Teori mana pun menjelaskan
tentang system dari tatasurya harus terlebih dahulu menerangkan tentang keteraturan
didalam system tersebut, dimana keteraturan tersebut harus mengikuti prinsip sebagai
berikut:
1. Matahari memiliki massa 99,8% dari massa sistem dan momentum angular sebesar
2%.
2. Planet-planet mengelilingi matahari pada arah yang sama dalam orbit elips, dan di
bebeorbitnya terletak dalam bidang datar.
3. Planet-planet berotasi pada sumbunya sendiri dalam arah yang sama seprti arah
revolusi mengelilingi matahari (kecuali Uranus dan venus bereotasi berlawanan
arah) dan juga satelit-satelitnya berotasi pada arah yang sama.
4. Planet-planet menunjukan ruang teratur seperti yang ditunjukan oleh hukum bode
dan membentuk 2 kelompok yaitu, kelompok planet dalam (merkurius,venus,bumi
dan, mars) yang juga disebut sebagai planet miner dan kelompok planet luar(yupiter,
saturnus,Uranus,neptunus) yang juga disebut sebagai planet mayor.
5. Sebagian besar momentum angular terpusat pada planet, bukan pada matahari
walaupun pusat massanya pada matahari.
Siderite atau batuan besi pada dasarnya mengandung logam nikel-besi, troilit(FeS),
skreibersit(Fe, Ni, CO)3Po dan grafit. Untuk logam yang terkandung dalam silderit
mempunyai stuktur tertentu. Sturktur ini dianggap sebagai Widmanstatten yang mengandung
kamasit (kandungan alloy nikel-besi 6%). Taenit mengandung alloy nikel-besi (kandungan Ni
30%).struktur ini dikenal dengan struktur oktahedral.
Siderolit atau batuan besi tersusun atas nikel-besi dan silikat dalam jumlah yanag
sama. Sildeerolit terbagi atas dua kelompok yaitu palasit dan mesosit yang berbeda secara
kimia dan komposisi mineralnya. Palasit tersusun atas nikel-besi dalam biji olivin yang
mempunyai bentuk Kristal yang teratur. Sedangkan mesosiderit tersusun atas silikat sebagai
mineral feldspar, plagioklas, piroksin, dan kandang-kadang ada olivin.
Areolit atau batuan dibagi dalam dua kelompok yaitu kondrit dan ankondrit. Adanya
kondrit disebabkan oleh kondrul atau kondrit yang merupakan zat bulat kecil(rata-rata
berdiameter 1 mm) tersusun atas olivin atau piroksin. Komposisi kondrit kira-kira 40% olivin,
30% piroksin, 5-20% nikel-besi, 10% plagioklas, dan 6% troilit. Ankondrit adalah kebalikan
dari meteor batuan yang tersusun atas kondrul dan biasanya mengandung Kristal kasar dari
kondrit. Banyaknya ankondrit yang mirip dengan batuan di bumi baik dalam komposisi
maupun dalam tekstur mungkin karena dikristalisasi dari lelehan silikat.
2.1.7 KELIMPAHAN KOSMIK UNSUR-UNSUR
Berdasarkan data dari komposisi meteor, matahari dan bintang, Goldscmidt pada
tahun 1937 pertama kali menyusun tabel adanya kelimpahan unsur-unsur dan isotop. Data
hidrogen dan helium serta zat volatile lainnya diambil dari penguji unsur-unsur yang ada pada
matahari dan bintang. Sedangkan unsur-unsur lainnya didasarkan pada kelimpahan relative
material tersebut pada meteor.
Secara umum ada keseragaman antra kelimpahan relative yang ditentukan pada
matahari dan pada daerah lain di alam semesta. Perbedaan besar biasanya dapat dijelaskan
berdasarkan ukuran asli sejumlah bintang yang diteliti. Ukuran bintang menentukan laju
evolusi inti dan stabilitasnya. Bintang-bintang besar menyala lebih terang dari pada binatang-
bintang kecil, kemungkinan berkembang meliputi super nova yang meledak dan menyebarkan
nuklida melalui daerah yang dekat alam semesta. Perbedaaan kelimpahan hidroge dan helium
pada bintang-bintang menunjukkan bahwa bintang-bintang tersebut mempunyai evolusi yang
berbeda-beda, sedangkan perbedaan pada material yang tersedia dalam sintesis unsur-unsur
tersebut.
TABEL KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR
Unsur Kelimpahan Unsur Kelimpahan
1H 2,66 x 1010
2He 1,8 x 109 44Ru 1,9
3Li 60 45Rb 0,40
4Be 1,2 46Pd 1,3
5B 9 47Ag 0,46
6C 1,11 x 107 48Cd 1,55
7N 2,31 x 106 49In 0,19
8O 1,84 x 107 50Sn 3,7
9F 780 51Sb 0,31
10Ne 2,6 x 106 52Te 6,5
11Na 6,0 x 104 53I 1,27
12Mg 1,06 x 106 54Xe 5,84
13Al 8,5 x 104 55Cs 0,39
14Si 1,00 x 106 56Ba 4,8
15P 6500 57La 0,37
16S 5,0 x 105 58Ce 1,2
17Cl 4740 59Pr 0,18
18Ar 1,06 x 105 60Nd 0,79
19K 3500 62Sm 0,24
20Ca 6,25 x104 63Eu 0,094
21Sc 31 64Gd 0,42
22Ti 2400 65Tb 0,076
23V 254 66Dy 0,37
24Cr 1,27 x 104 67Ho 0,092
25Mn 9300 68Er 0,23
26Fe 9,0 x 105 69Tm 0,035
27Co 2200 70Yb 0,20
28Ni 4,78 x 104 71Lu 0,035
29Cu 540 72Hf 0,17
30Zn 1260 73Ta 0,020
31Ga 38 74W 0,30
32Ge 117 75Re 0,051
33As 6,2 76Os 0,69
34Se 67 77Ir 0,72
35Br 9,2 78Pt 1,41
36Kr 41,3 79Au 0,21
37Rb 6,1 80Hg 0,21
38Sr 22,9 81Tl 0,19
39Y 4,8 82Pb 2,6
40Zr 12 83Bi 0,14
41Nb 0,9 90Th 0,045
42Mo 4,0 92 0,027
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bumi merupakan salah satu unit
dalam tata surya, sedangkan tata surya terdiri dari matahari, planet-planet dan satelitnya,
asteroid, komet, dan meteor. Matahari itu sendiri adalah salah satu bintang dalam galaksi
kita sendiri yang terdiri lebih dari 1011 bintang dan mempunyai bentuk seperti lensa dengan
diameter kira-kira 70.000 tahun cahaya (1 tahun cahaya = 1013).
Selain itu, bumi dapat dipandang sebagai suatu system tertutup. Konsep tersebut
dapat dijelaskn secara sederhana dengan melihat beberapa material seperti meteorit atau
abu meteoric yang merupakan satu kesatuan dengan alam semesta, dimana kandungan gas
He dan gas H2 berkurang setelah melewati atmosfer bumi.
3.2 SARAN
Semoga uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita tentang proses
pembentukan alam, khususnya mengenai alam semesta, tata surya dan teori terbentuknya
bumi. Walaupun tidak secara mendalam namun makalah di atas dapat menambah wawasan
kita tentang topic yang disajikan. Hal yang perlu diperhatikan setelah mempelajari tentang
bumi dan kaitannya dengan alam semesta yaitu henndaknya kita sebagai manusia harus
bisa menikmati dan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu yang telah tercipta (alam
semesta beserta isinya).
DAFTAR PUSTAKA
1. Anders, E. 1977. Chemical Composition of The Moon, Earth, and Rucrite Parent Body.
Phil Trans R. Soc. Lond. A. 285, 23-40. A Systematic Approach to The Estimation of
Planetary Compositions.
2. Mason Brian and Moore, B. C. 1982.princeiples of Geochemistry, fourth Edition. New York:
John Willey and, P. 8-27
3. sears, D. W. (1978). The Nature and Origin of Meteorites. 187 pp. Oxford University Press,
New Yok. A Summary of Many Aspects of Many Aspects of Meteorites
4. Wood, J. A. (1979). The Solar System. 196 pp. Pentice-Hall, Englewood Cliffs, N ,J, A
Review of The Solar System and Its origin Including Meteorites
MAKALAH GEOKIMIA
BUMI DAN KAITANNYA DENGAN ALAM SEMESTA
NAMA/NIM KELOMPOK I :
1. YOSEPHUS WIHELMUS WOLO/1706070076
2. YOHANA EVIANTI OSE KAHA/1706070065
3. ANGELINA ABI/1706070089
4. YENI E. LENAMAH/1706070091
5. REINELDIS GELU/1506070014
6. ALFIANA UMBU ZASA/15060700
Puji syukur dan limpah terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
kasihnya yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan Makalah ”Bumi dan Kaitannya
dengan Alam Semesta” ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Geokimia dan juga kami juga ucapkan terimaksih kepada teman-teman yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Kupang,…………..,2018
(pengesahan)
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II ISI
2.1 Materi-materi Pokok
2.1.1 Umur alam Semesta
2.1.2 Komposisi Unsur Alam Semesta
2.1.3 Komposis Unsur Matahari
2.1.4 Komposisi Unsur Planet
2.1.5 Komposisi Unsur Meteor
2.1.6 Kelimpahan Kosmik Unsur-Unsur
2.1.8 Asal Usul Unsur