Artikel pencemaran udara meliputi pengertian, penyebab, dampak, jenis polutan dan cara
menanggulanginya. Penyebab dan dampak pencemaran udara merupakan salah satu
persoalan lingkungan hidup yang bersifat klasik bagi masyarakat perkotaan. Seolah menjadi
masalah yang tidak terselesaikan. Padahal, terdapat berbagai hal yang bisa menjadi solusi.
Pencemaran udara adalah perusakan terhadap kualitas udara. Kerusakan kualitas ini disebabkan
oleh berbagai sumber, baik sumber biologis maupun non biologis. Polusi udara dapat bersumber
dari berbagai macam, antara lain: asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah
rumah tangga dan lain-lain. Beberapa sumber ini juga menjadi sumber pencemaran tanah.
Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100 persen timbal, 13-44% suspended particulate
matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh karbon monoksida (CO)
ke udara. Sumber utama debu berasal dari pembakaran sampah rumah tangga mencakup 41%
dari sumber debu Jakarta. Sektor industri juga merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di
tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.
1. Sumber pencemaran udara alamiah, misalnya akibat letusan gunung berapi. Bisa juga
berupa kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi.
2. Sumber pencemaran udara berasal dari manusia. Sumber pencemaran jenis ini misalnya
dari transportasi, emisi pabrik. Zat penyebab pencemaran udara yang bersumber dari
kegiatan manusia antara lain Karbon Monoksida (CO), Oksida Sulfur (SOx), Oksida
Nitrogen (NOx), Partikulat, Hidrokarbon (HC), dan Oksida fotokimia, termasuk ozon.
1. Pencemaran udara primer yaitu substansi pencemar ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran. Karbon monoksida adalah salah satu contoh pencemar udara primer karena
ia merupakan hasil dari pembakaran.
2. Pencemaran udara sekunder yaitu substansi pencemar terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam proses fotokimia adalah contoh
pencemaran sekunder. Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan
rapuh. Belakangan ini, perhatian pada efek emisi polusi udara terhadap perubahan iklim
global dan penipisan lapisan ozon semakin meningkat.
Dampak Kesehatan
Dampak pencemaran debu bisa menyebabkan penyakit paru-paru (bronchitis) serta penyakit
saluran pernapasan lainnya. Sedangkan dampak pencemaran oleh zat kimia seperti Karbon
Monoksida dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada hemoglobin . Hemoglobin adalah
metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 3,2 juta kasus
kematian disebabkan oleh pencemaran udara di dunia. Hal ini ditunjukan oleh gambar di bawah
ini.
Jumlah kematian penduduk dunia akibat polusi udara. (Sumber: WHO)
Dalamnya penetrasi polutan polusi udara ke dalam tubuh bergantung kepada jenis zat pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas. Sedangkan
partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar
diserap oleh sistem peredaran darah. Kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
World Bank menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan tertinggi setelah
Beijing, New Delhi, Mexico. Pencemaran yang terjadi sangat menggangu kesehatan. Menurut
perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994, dengan mengambil contoh kasus kota Jakarta.
Jika konsentrasi partikulat (PM) diturunkan sesuai standar WHO, maka akan terjadi berbagai
penurunan kasus kesehatan. Penurunan kasus tersebut yaitu:
Dampak ekonomi
Hasil kajian Bank Dunia menemukan bahwa dampak ekonomi akibat pencemaran udara di
Indonesia sebesar Rp 1,8 trilyun. Jumlah ini akan meningkat mencapai 4,3 trilyun pada tahun
2015.
Dampak sosial
Akibat pecemaran udara, orang-orang tidak dapat menikmati udara sehat. Setiap hari harus
melihat dan menghirup asap. Akibatnya, aktifitas sosial menjadi terhambat.
Dari segi pendidikan, dampak pencemaran udara dapat mempengaruhi tingkat belajar para siswa.
Mereka terhambat dalam hal berfikir. Terhambat pula dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Hujan asam
Tingkat keasaman (pH) normal air hujan adalah 5,6. Polusi udara akibat SO2 dan NO2 yang
bereaksi dengan air hujan akan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari
hujan asam ini mempengaruhi kualitas air permukaan. Hujan asam juga melarutkan logam-logam
berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan
troposfer. Keseluruhan gas ini menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya, panas terperangkap dalam lapisan troposfer sehingga menimbulkan
fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global tersebut antara lain pencairan es di
kutub, naiknya permukaan air laut, perubahan iklim, perubahan siklus hidup flora fauna.
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi.
Lapisan ini berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai
stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya. Hal ini menyebabkan terbentuknya lubang-lubang pada lapisan
ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter. Akhirnya, dapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
Karbon Monoksida
Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat
janin. Berpotensi meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu, strategi
penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian. Pengendalian emisi
seperti penggunaan bahan katalis yang mengubah bahan CO menjadi karbon dioksida.
Penggunaan bahan bakar terbarukan rendah polusi juga dapat menjadi solusi mengatasi masalah
pencemaran udara.
Karbon monoksida adalah gas yang bersifat membunuh makhluk hidup, termasuk manusia. Gas
CO akan mengganggu pengikatan oksigen (O2) pada darah karena CO lebih mudah terikat oleh
darah dibandingkan oksigen. Darah yang tercemar oleh CO pada kadar 70% hingga 80% dapat
menyebabkan kematian.
Karbon dioksida adalah gas sumber pencemaran udara yang mampu meningkatkan suhu pada
suatu lingkungan sekitar. Fenomena ini dikenal sebagai efek rumah kaca. Temperatur udara di
daerah yang tercemar CO2 akan naik. Dengan demikian, suhunya menjadi semakin panas dari
waktu ke waktu seperti dialami DKI Jakarta.
Hal ini disebabkan karena CO2 akan berkonsentrasi dengan jasad renik, debu, dan titik-titik air.
Percampuran ini membentuk awan yang dapat ditembus cahaya matahari namun tidak dapat
dilepaskan kembali melewati awan tersebut. Keadaan seperti itu mirip dengan kondisi rumah
kaca tanpa fentilasi udara.
Hingga tahun 1999, NOx yang berasal dari alat transportasi laut di Jepang menyumbangkan 38%
dari total emisi NOx (25.000 ton/tahun). NOx terbentuk atas tiga fungsi yaitu Suhu (T), Waktu
Reaksi (t), dan konsentrasi Oksigen (O2) atau NOx = f (T, t, O2).
1. Gunakan moda angkutan umum. Mendorong diri sendiri dan masyarakat untuk
menggunakan moda angkutan umum akan menurunkan tingkat polusi udara.
2. Hemat energi. Matikan kipas angina, lampu, penyejuk udara saat anda bepergian keluar.
Sejumlah besar bahan bakar fosil dibakar untuk menghasilkan listrik. Dengan
mengurangi pemakaian listrik, berarti kita turut mengurangi penggunaaan bahan bakar
fosil dan menyelamatkan udara.
3. Pahami dan praktek konsep Reduce, Reuse dan Recycle. Jangan membuang barang-
barang yang tidak berguna bagi anda. Anda mungkin saja dapat menggunakan barang-
barang tersebut untuk hal lain, misalnya menghasilkan kerajinan. Bahkan, anda bisa
menghasilkan uang dari sampah didaur ulang.
4. Gunakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan. Teknologi energi terbarukan
ramah lingkungan seperti matahari, angin dan panas bumi semakin mutakhir. Pemerintah
berbagai negara telah memberikan hibah kepada konsumen yang tertarik untuk
memasang panel surya untuk rumah mereka.
5. Gunakan perangkat teknologi atau listrik hemat energi.