Oleh :
BUDIYONO, S.KM., M.KES
Dr. Ir. MURSID RAHARDJO, M.Si
HANIF TEGAR MUKTIA}{A SARI, A,Md., KL
Oleh :
BUDIYCNO, S.KM., M.KCS
Dr. Ir. MURSID RAHARDJO, M.Si
HANIF TEGAR MUKTIANA SARI, A.Md.,
Judul :
Penulis :
Budiyono, S.KM., M.Si NIP. 197211091999031001
Dr. k. Mursid Rahardjo, M.Si NIP. 19660826199j031002
Hanif Tegar Muktiana Sari, A.Md., KL NIP. 199305LI}}L4O4ZOOL
Desain Sampul :
Budiyono, S.KM., M.Kes
Diterbitkan Oleh :
Allrights reserved
Melalui buku ini diharapkan dapat membantu proses belajar dan melakukan praktikum
pemeriksaan kualitas air, sehingga mahasiswa dapat lebih memahami tujuan belajar dan dapat
Penulis menyadari bahwa buku petunjuk praktikum ini masih perlu banyak penyempurnaan.
Oleh karena itu, bantuan masukan baik berupa kritik dan saran sangat kami harapkan sebagai
upaya perbaikan untuk selanjutnya. Semoga buku petunjuk praktikum ini bisa bermanfaat
bagi para mahasiswa dan pembaca yang berminat mengenai pemeriksaan kualitas air.
Wassalamualaikum wr. wb.
Bi smillahirrahmaanirrah i im
Laboratorium Gizi FKM Undip dan Laboratorium Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM
Undip; yang didirikan pada Tahun 2008 berdasarkan sK Dekan FKM Undip Nomor
50/H7.1.l8lSK/2008 tanggal 15 Juli 2008 bersamaan dengan Laboratorium Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Laboratorium Kesehatan Lingkungan, Laboratorium AVA-PKIP,
Laboratorium Komputer di FKM Undip.
Penyempurnaan pembuatan buku petunjuk praktikum dimulai pada Tahun 2011 seiring
dengan didirikannya Laboratorium Terpadu FKM Undip pada Desember Tahun 2011 dengan
memasukkan dua laboratorium di samping enam laboratorium yang sebelumnya sudah ada.
Kedelapan Laboratorium dalam lingkup Laboratorium Terpadu FKM Undip : Laboratorium
Gizi, Laboratorium Epidemiologi dan Entomologi Kesehatan, Laboratorium Kesehatan
Masyarakat, Laboratorium Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Labc,ratorium
Biostatistika, Laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Laboratorium Kesehatan
Lingkungan.
menerus guna memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi civitas akademika (Dosen,
Pranata Laboratori um Pendidikan, Mah asiswa, serta c us t om er).
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada para Dosen, Asisten
Praktikum dan mahasiswa peserta praktikum-praktikum di lingkungan Laboratorium Terpadu
FKM Undip yang telah saling berbagi pengalaman untuk menyempurnakan penulisan buku
ini. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada Pimpinan FKM Undip dan pimpinan
Undip atas fasilitasi dalam pencetakan buku ini.
Akhimya Penulis berharap agar Buku-buku Petunjuk Praktikum ini dapat bertambah
dalam jumlah, mutu, serta penyebarannya dan bermanfaat dalam pengembangan kompetensi
dan keilmuan.
Halaman Judul i
Prakata iii
Kata Pengantar dari Kepala Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan Masyarakat iv
Undip
Daftar Isi vi
A. PEREAKSI 1
B. ASPEKKIMIAWI 1
C. PENGAMBILANCONTOH
l. Aspek Urnam 3
A. ALKALIMTAS 8
B, KESADAHAN 10
E. OKSTGENTERLARUT(BOD5) 15
F. BESI (Fe) 16
VI
I. PHOSPAT 24
J. pH 25
A. ZATPADATTOTAL 27
B. ZATPADAT TERSUSPENSI 28
D. PEMERIKSAAN BAU 30
E. ANALISARASA 31
F. KEKERUHAN 32
G. WARNA 33
H. PEMERIKSAANSUHU 34
T. CONDUCTIVITY 35
DAFTAR PUSTAKA
vil
DAFTAR TABEL
vilt
B IOSAFETY DAN B IOSECURITY
DI LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO
menggunakan jas laboratorium dan sepatu tertutup saat melakukan aktivitas di Laboratorium
Beberapa kegiatan yang diterapkan saat sudah berada di dalam laboratorium yaitu :
5. Memberitahu dosen, PLP, atau asisten praktikum jika terkena bahan kimia.
Ada pula hal-hal lain yang perlu dilakukan pada saat penggunaaan alat di laboratorium
agar tetap tercipta keamanan dan kenyamanan para penggunan, dilakukan dengan cara:
1. Tidak memindahkan alat atau bahan di luar yang digunakan untuk praktikum.
2. Tidak diizinkan melakukan percobaap di luar materi praktikum.
3. Praktikan dapat menggunakan alat sesuai dengan prosedur dan spesifikasi alat (instruksi
kerja).
Setelah selesai melakukan kegiatan di laboratorium, untuk menjaga kebersihan,
mewujudkan kenyamanan dalam beraktivitas untuk menciptakan laboratorium yang mampu
memberikan pelayanan terbaik kepada para pengguna :
1. Minta izin Satpam untuk membuka pintu laboratorium setelah mendapatkan izin Kepala
Laboratorium Terpadu.
2. Membersihkan peralatan dan sisa bahan dengan baik dan sesuai prosedur.
3. Mengembalikan alat-alat dan bahan-bahan pada tempat penyimpanan.
4. Membuang sampah pada tempat sampah sesuai dengan jenisnya
5. Mematikan lampu, AC, dan alat-alat yang berhubungan dengan listrik.
6. Keluar dari laboratorium dengan tertib.
7. Memberitahu pada Satpam bila merupakan orang terakhir yang meninggalkan
Laboratorium Terpadu FKM Undip atau melakukan kerja ekstra di hari libur.
SISTEMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM
l. Laporan bersifat individual baik ditulis tangan uotlk logbook atau diketik untuk laporan.
a. Cover
b. Halaman Pengesahan
c. PrakataPenulis
d. Daftar Isi
e. Daftar Tabel
f. Daftar Gambar
g. Daftar Lampiran
h. Pendahuluan (Latar belakang, Tujuan, Manfaat)
i. Metode Praktikum atau Penelitian (waktu, Tempat, Alat, Bahan, Sampling, Metode,
Pengolahan Data dan Analisis Data)
j. Hasil dan Pembahasan (Hasil, Pembahasan)
k. Simpulan
l. Daftar Pustaka
m. Lampiran (Bila ada)
minggu dibendel jadi satu per topik untuk satu kelas dan dibuat file pdf untuk dicopy
dalam CD (cukup satu CD untuk semua topik laporan dalam kelas). Contoh : Ada 6 topik
praktikum, maka akan ada 6 bendel laporan sesuai topik per kelas. Ketebalan
pembendelan tergantung kemampuan teknologi penjilidan.
13. Warna Cover Laporan Akhir Ungu sebanyak minimal satu eksemplar dan satu kopi pDF
dikumpulkan di Laboratorium Terpadu FKM Undip.
xil
Contoh Cover Utama Laporan Praktikum:
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
KELOMPOK....
NAMA NIM
NAMA NIM
NAMA NIM
SEMESTER/TAHUN AJARAN
xllt
Contoh Cover Laporan ner Topik Praktikum:
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
KELOMPOK....
NAMA NIM
NAMA NIM
NAMA NIM
SEMESTER/TAHUN AJARAN
xtv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
mencantumkan sumber referensi yang jelas. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran
dalam pernyataan ini, mhka saya bersedia menerima sanksi berupa peringatan lisan hingga
pencabutan gelar yang telah diperoleh dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Universitas Diponegoro. Dan bila ternyata ada kekeliruan dalam penetapan sanksi, maka
saya berhak mendapatkan pemulihan nama baik dari Universitas Diponegoro. Demikian
pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun.
Semarang,
Penulis
NIM
HALAMAN PENGESAHAN
(Laporan Akhir Praktikum/?BllPengujian)
1. Judul
2. Penyusun
Nama/NIM
Kelompok/S em ester/Tah un
3. Laboratorium/Bagian
5. Lokasi Kegiatan
6. Waktu Kegiatan
Semarang,....
NIP
Menyetujui,
Kepala Laboratorium Terpadu FKM Undip
xvt
Petaniuk Prohikum Peneriksaan Kaa,litas ,4ir
BAB I
PENGENALAN UMUM
A. PEREAKSI
Pereakasi dapat berbentuk padat atau cair. Terdapat 3 kualitas bahan
kimia yaitu teknis, murni dan ekstra murni atau pro analysis (p.a). Bahan
dana yang tersedia sangat sedikit, maka bahan kimia mumi dapat digunakan
untuk menggantikan bahan pro analisis.
B. ASPEK KIMIAWI
Komposisi kimiawi bahan kimia selaiu dicantumkan pada etiket tempat
penyimpanan bahan kimia, tetapi bahan kimia teknis kadang-kadang kurang
lengkap perinciannya. Pada etiket biasanya tercantum : kualitas, kandungan
bahan lain yang mengotori, bahaya (misal : korosif, beracun, mudah meledak),
formula bahan (dengan atau tanpa air kristal), berat molekul dan densitas.
Jika bahan kimia mengandung air kristal, misalnya tawas, dapat
berbentuk Alz(SO+): l4HzO dan AIz(SO+):.18H:O, air tersebut harus dihitung
bersama unsur pokok senyawa tersebut. Air tersebut tidak hilang selama
pengeringan pada oven bersuhu 105oC.
2l |t rtg i a tt K e s c lt u tu n l. i tt g ku txKL:ttx
Petunjule Prakilann ?emeriksaan Ktnlitas Air
C. PENGAMBILAN CONTOH
1, Aspek (Jmum
Tujuan pengambilan contoh adalah mengumpulkan sejumlah volume
contoh dari suatu badan air yang akan diamati, dengan jumlah sesedikit
mungkin tetapi masih mewakili (representative), yaitu masih memiliki sifat
yang sama dengan sifat badan air tersebut.
Langkah penelitian suatu badan air yaitu :
sisa contoh yang terdahulu. Tumbuhnya lumut atau jamur pada alat
pengambilan contoh harus dicegah. Alat yang dipergunakan tidak boleh
terbuat dari bahan yang dapat larut dalam air yang bersifat asam atau basa,
sedangkan plastik dan karet dapat larut dalam air yang mengandung bahan
e. Lumut, ganggang dan jamur dapat tumbuh dalam contoh yang disimpan
bukan pada tempat gelap dan dingin atau pada pH rendah. Bahan organik
akan terus dicema oleh bakteri yang aktif sehigga menjadi pengganggu
pada analisis BOD dan COD.
NO V contoh Waktu
Analisis Cara Pengawetan
(ml) Pengawetan
I Alkalinitas 200 Pend nglnan I - 14 hari
2 BOD 1000 Pend nglnan
J
t0 6jam- 14
Coz Analisis Segera hari
COD 100 Ditambah H2SO4 s/d pH < 2 7 -28hari
Daya hantar
500
4 listrik Pendinginan 28 hari
Penyaringan, segera dibekukan pada
5 Fosfat 100
- 10'c 2 hari
6 Kekeruhan Si n l - 2hari
7 Kesadahan 100 Tambah HNO3 s/d oH < 2 6 bulan
8 Khlor 500 Analisis Segera 0.5 -2iam
Penyaringan, tambah HNO3 s/d pH <
9 Logam 1 6 bulan
Nitrogen Analisis Segera atau tambah HNO3
500
10 Amoniak-NH. s/dpH<2 7 -28hari
u Nitrat i00 Tambahkan HzSOa s/d pH < 2 2harj
Analisis segera atau bekukan pada
200
Nitrat + Nitrit suhu -20"C 0 - 28 hari
Analisis segera atau bekukan pada
100
t2 Nirrit suhu -20oC 0-2hari
Dinginkan atau tambah HzSO+ s/d
Nitrogen 500 pH
l3 Kieidahl <2 7- 28hari
t4 Oksigen 300 Cara elektroda; analisis segela
0.5 1 jam
winkler; analisis segera
atau tambah HzSOa s/d pH < 2 8 iam
15 pH 100 Analisis Sesera 2iam
t6 Suhu Anal sis Segera
t7 Warna 500 Pend nglnan 2hari
Zat
200
18 Tersusnensi Pendinginan a
14 hari
Jika contoh diambil dari saluran atau sungai yang terdiri dari bebrapa aliran
terpisah, contoh harus diambil dan aliran bagian yang paling besar dan dapat dianggap
mewakili keadaan sungai tersebut, Pengambilan contoh pada penampang sungai yang
tidak teratur, contoh diambil pada bagian tengah yaitu pada kedalaman terbesar dan
aliran yang tidak terganggu. Pengambilan contoh dapat dilakukan dari jembatan atau
perahu. Jika aliran merupakan bagian penting, misalnya aliran dari pipa pembuangan
pabrik, maka pengambilan contoh dapat dilakukan jenis contoh sesaat campuran.
Debit air harus diukur dengan ketelitian dan daerah drainase yang dapat
menyebabkan pencemaran harus diketahui lengkap agar contoh dapat mewakili.
Qtoint source) atau sumber pencemaran tersebar (disperse source). Sumber pencemaran
yang termasuk dalam golongan sumber pencemaran setempat yaitu pabrik, rumah sakit,
dan perkampungan yang seluruh buangannya ditampung oleh salah satu saluran
drainase. Sumber pencemaran tersebut misalnya anak sungai yang mengandung air
buangan penduduk dan bermuara pada induk sungai di berbagai tempat sepanjang induk
sungai tersebut atau air irigasi yang keluar dari sawah dan dibuang ke dalam induk
sungai pada tempat-tempat yang berbeda. pengambilan contoh pada tempat yang sama
air buangan di segala sumber yang melewati tempat tersebut.
Untuk pemilihan lokasi pengambilan contoh air leding (air bersih) harus diingat
bahwa waktu detensi air tersebut pada bagian sistem distribusi dapat beberapa hari
tergantung pada debit pemakaiannya di bagian pipa tersebut. sebelum dilakukan
pengambilan contoh, waktu detensi contoh harus diperkirakan dan haruslah
diketahui
pula apakah contoh harus mewakili :
a. Air yang baru dioalh (waktu detensi nol), digunakan untuk menyelidiki
efektivitas sistem pengolahan air minum.
b. Air dengan waktu detensi sedang dalam sistem permipaan, digunakan untuk
menentukan kadar khlor yang masih ada.
c. Air pipa titik terjauh dalam suatu sistem distribusi atau air dengan waktu
detensi terlama, digunakan untuk menentukan daya khlor atau daya pelarutan
air terhadap bahan pipa.
Pe*qiu*. Fra&,iktrr* ?e*e?il{sfr*rt Kxafitfi* "4.ir
BAB II
ANALISA KIMIA
A. ALKALINMAS
1. Pendahuluan
Alkalinitas air biasanya oleh karbonat, bikarbonat dan hidroksida yang
terdapat dalam air. Nilai alkalinitas dapat ditentukan dengan cara titrasi
menggunakan larutan asam mineral kuat standar dengan indikator tertentu.
Phenolphtalein cukup memuaskan sebagai indikator dalam penentuan
alkalinitas yang disebabkan hidroksida dan karbonat (pH t g,3) dan metil
orange cocok sebagai indikator dalam penentuan alkalinitas yang disebabkan
c. Pipet Tetes
4. Prosedur Analisa
a. AlkalinitasPhenolphtalein
(1) Masukkan 100 ml sampel dalam erlenmeyer dan tambahkan 3 tetes
indikator Phenolphtalein.
(2) Jika sampel merah jambu, titrasi dengan 0,02N HzSO+ dari buret
sampai warna hilang dan catat kebutuhan asam yang digunakan.
Gunakan dasar yang putih sehingga titik perubahan tampak lebih
jelas.
b. Alkalinitas Total
(1) Tambahkan 3 tetes indikator Metil Orange ke dalam contoh yang
telah ditentukan alkalinitas pp nya.
(2) Titrasi dengan 0,02 N Hzso+ dari buret sampai wama berubah dari
kuning menjadi jingga pucat.
Keterangan :
9 | l? cg i an Ke se lzo t u n Li ng ku,.tg0. n
P*uqj* PraHikttn Feffi€li*sffir,' Ka#tites Air
B. KESADAHAN
I. Tujuan
b. Kesadahan Calsium
(1) Masukkan 50 ml sampel air ke dalam erlenmeyer.
(2) Tambahkan 2 mr larutan NaoH 57o, kemudian kocok erlenmeyer.
(3) Tambahkan kira-kira 50 rng indikator murexida.
(4) Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai rerjadi perubahan
warna
(merah menjadi lembayung).
5. Perhitungan
a. KesadahanTotal elrLSE9*1IrO0! f
E
. r ;.
:
- !i=r1i0E$rilfOBxJ
b. Kesodahan Ca
a
Keterangari :
b. Superpac
c. Sampel Air
d. Aquadest
3. Alat yang digunakan
a. Beaker Glass 500 ml d. pengaduk/Spatula
b. Kerucut Imhoff 1000 ml e. Sendok
c. Gelas Ukur f. Timbangan
'4. Prosedur Analisa
D. PERMANGANAT
l. Tujuan
untuk memperoleh nilai permanganat dalam sampel air yang mempunyai
kadar khlorida kurang dari 300 mg/l dengan metode oksidasi dalam suasana
asam.
A = Volume Na-tiosulfat
N = Konsentrasi Na-tiosulfat
f - Faktor ketelitian konsentrasi Na-tiosulfat
BE O = berat ekivalen oksigen
F. BESI (Fe)
l. Tujuan
17 | lt ug i a tt l, esehu tu n l- i tt t: A u n f:{tt't
Perunjuk PraHihtm Pemeriksaan Kualitas Air
d. Larutan NazSO:
e. Larutan FeCl3
3. Alat yang digunakan
a. Botol Winkler
b. Inkubator
c. Labu takar
4. Prosedur Analisa
a. Netralkan contoh yang bersifat asam atau basa dengan NaOH atau HCN
1 N sehingga diperoleh pH 7,0 + 0,1.
b. Contoh yang diduga mengandung khlor aktif perlu ditambahkan
indikator seperti Nazso:. Dosis penambahan yaitu I mol pereduktor per
mol khlor aktif.
c. oleh karena jumlah oksigen dalam botol terbatas (maksimar t 9 mg/l)
sebaiknya setelah akhir masa inkubasi antara 3-6 mg/I, maka contoh
perlu diencerkan. BoD biasanya belum diketahui, oleh karena itu
pengenceran harus dicoba secara bersama-sama agar setelah inkubasi
selama 5 hari pada suhu 20oC paling sedikit terdapat 1 botol BOD
dengan konsentrasi oksigen antara 3 - 6 mg/I. Dengan demikian setiap
contoh memerlukan 3 pengenceran, yaitu rendah (R), sedang (S) dan
tinggi (T) dan 1 blanko (untuk menentukan BOD air pengenceran).
Jika coD diketahui, maka taksiran BoD yang dekat adalah- sebagai
berikut:
ml contoh yang
BODS Derajat
No diencerkan menjadi
Perkiraan Pengenceran
volume 2lt
I 0-8 1000 0,5
2 t5 500 0,25
3 30 2.50 0,r25
4 60 t25 0,0625
5 t25 60 0,03
6 250 30 0,015
7 500 15 0,0075
1000 8 0,004
8
2000 4 0,002
9 4000 2 0,001
d. Pilih 3 (atau lebih) derajat pengenceran. Misalnya salah satu derajat
pengenceran adalah 0,25 maka 500 ml contoh diencerkan dengan 1500
ml air destilata (Tabel 2.1.). Dua botol BOD diisi dengan contoh yang
telah diencerkan tersebut (disebut larutan R), satu untuk dianalisis pada t
= 5 hari yaitu botol R2. Pengenceran sedang (S) yang berikutnya disebut
dengan mengencerkan larutan R dua kali dengan air destilata. Dua botol
BOD diisi dengan larutan pengenceran sedang (S). Pengenceran tinggi
(T) dibuat dengan mengencerkan larutan dengan pengenceran sedang
menjadi dua kalinya. Dua botol BOD diisi dengan larutan T. Jiia jumlah
pengenceran yang diinginkan lebih banyak cara yang sama dilanjutkan.
Keterangan :
l. Tujuan
Untuk memperoleh kadar COD sampel air dengan metode refluks tertutup
dan cara titrimetrik.
h. Air suling
i. Sampel Air
3. Alat yang digunakan
a. Buret h. pipet Ukur
b. Gelas Ukur i. Pipet Tetes
c. Corong Kaca j. Timbangan
d. Erlenmeyer k. Kertas Hisap
e. Beaker Glass L Batut Didih
f. Pendingin Balik m. Gips
g. Labu didih n. Selang
4. Prosedur Analisa
a. Analisa COD
(1) Masukkan 20 ml sampel air ke dalam labu didih.
(2) Tambahkan 0,4 gram HgSO+ dan batu didih secukupnya.
(3) Tambahkan KzCrzOz 0,25 N sebanyak l0 ml.
(4) Pasang labu didih pada pendingin balik.
I. PHOSPAT
1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar ortophospat dan phospat dalam sampel air dengan
menggunakan asam askorbat.
2. Bahan yang digunakan
a. Larutan phospat yang mengandung 10 mgfl POa3'
b. Larutan indikator phenolphtalein O,35Vo
c. Larutan campuran
d. Air suling
e. Sampel Air
3. Alat yang digunakan
a. Spektrofotometer e. Beaker Glass
30 menit.
(5) Jika perbedaan hasil pengukuran secara duplo lebih dari 3Vo, maka
periksa alat perbedaan dan ulangi percobaan.
(6) Jika perbedaan pengukuran kurang dari3%o,rata-ratakan hasilnya.
(7) Buat kurva kalibrasi dan tentukan persamaan garis lurusnya. '
b. Uji Ortophospat
(1) Masukkan sampel air sebanyak 50 ml ke dalam erlenmeyer,
J. pH
1. Tujuan
c. Sampel Air
3. Alat yang digunakan
a. pH-Meter
b. Beaker Glass
4. Prosedur Analisa
a. Kalibrasi pH-meter
(1) Cuci elektroda dengan air suling 2-3kali dan keringkan dengan tisyu.
(2) Sambungkan pH-Meter dengan sumber listrik dan nyalakan.
(3) Kalibrasikan pH-Meter dengan larutan buffer 4. Atur suhu sesuai
dengan suhu cairan buffer tersebut.
(4) Setelah ditunggu selama beberapa menit sambil menggoyangkan
cairan buffer, atur petunjuk angka pH sesuai dengan pH cairan buffer
pH 4.
(5) Cuci elektroda dengan air suling, keringkan dengan tisyu.
(6) Lakukan pula kalibrasi dengan larutan buffer pH 10.
(7) Cuci elektroda dengan air suling, keringkan dengan tisyu.
b. Pengujian Sampel Air
(1) Celupkan elektroda pada sampel air tanpa menyentuh dinding gelas.
(2) Sesuaikan pengatur suhu dengan suhu sampel air.
(3) Goyangkan sedikit sampel air, setelah beberapa saat baca petunjuk
derajat keasaman sampao tetap.
(4) setelah selesai, pH-Meter dimatikan. Basuh atau aliri elektroda
dengan air suling dan keringkan dengan tisyu.
(5) Simpan alat pH-Meter dengan baik.
A. ZAT PAD.ATTOTAL
1. Tujuan
Untuk mengetahui kandungan zatpadattotal pada sampel air.
2. Bahan yang digunakan
Sampel Air
3. Alat yang digunakan
a. Cawan Porselen
b. Oven
c. Desikator
d. Timbangan
e. Pipet Ukur
f. Gelas Ukur
4. Prosedur Analisa
a. Cuci cawan porselen, lalu masukkan ke dalam oven dengan suhu 105oC
oC
- 110 selama 30 menit.
A = Berat Cawan
B = Berat Cawan + Residu
C = Volume Sampel
c. Oven f. Desikator
4. Prosedur Analisa
a. Dengan Cawan
(1) Cuci cawan tersebut dengan air suling.
(2) Panaskan cawan dalam oven 105oC sampai kering.
(3) Digunakan cawan tersebut dalam desikator dan timbang.
(4) Kocok sampel hingga merata dan pindahkan pada cawan (100ntl).
(5) Panaskan cawan tersebut pada suhu 105t selama 1jam.
(6) Dinginkan cawafl dalam desikator dan timbang, hitung selisih
beratnya.
Sampel Air.
3. Alat
a. Cawan Porselen
b. Oven
c. Desikator
d. Timbangan
e. Kertas Saring Whatman
f. Penjepit
g. Gelas Ukur
4. Prsedur Analisa
e. Timbang.
5. perhitungan
{*_ g}x r*c*
Mgll Zat Padat Terlarut = ----
Keterangan :
A = Berat cawan dan residu setelah pemanasan
B = Berat cawan kosong
C = ml sampel
D. PEMERIKSAAN BAU
Bau dianalisa sectra langsung melalui indera penciuman kita terhadap sampel
segar atau. sesaat setelah kita membuka tutup wadah. Kemudian kita dapat
menentukan bau apa yang dapat kita rasakan dari hasil test penciuman. Sebagai
contoh; bau tanah, bau amoniak, bau besi (logam), bau H2S. Test ini hanya
berdasarkan perasaan dari indera kita (hidung), jadi dapat kita katakan masing-
masing orang bisa mempunyai persepsi berbeda tergantung indera kita.
E. ANALISA RASA
Test rasa biasanya didapatkan melalui indera pengecap kita yaitu lidah,
sedikit sampel kita cicipi langsung dengan lidah dengan catatan sampel yang
akan diperiksa adalah sumber air bersih atau air minum. Jika diragukan atau
tidak diketahui sumbernya maka dianalisa berdasarkan kandungan zat kirnianya.
Misalnya ada beberapa zatlunsur yang dapat menyebabkan rasa pada air jika
kadarnya melebihi maksimum yang diperbolehkan menurut standar air
minum/air bersih.
Di bawah ini ada beberapa contoh zat atau unsur yang memberikan rasa
pada air apabila kandungannya melebihi batas maksimum yang diperbolehkan.
I cl- Asin
2 co2 Asam
Besi Metal/Logam
4 Na2S04 Rasa tidak enak
7 Zn Pahit/Sepet
F. KEKERUHAN
1. Metode : Nephelometric
G. WARNA
1. Metode : Membandingkan dengan wama standar
2. Alat : Comparator dengan dish warna dengan batas
pengukuran 0-2, interval 2,5 dan0-70 interval 5.
3. Prosedur Analisa :
d. Isi sel lain dengan sampel tanda batas tempatkan pada komparator pada
sebelah kiri.
H. PEMERIKSAAN SUHU
Pemeriksaan suhu biasanya dilakukan di rapangan apabila tidak bisa
dilakukan di laboratorium. Jika mempunya alat conductivitymeter maka
pemeriksaan dapat dilakukan bersamaan dengan suhu.
T. CONDUCTICVITY
]. Metode : Elektroda
3. Prosedur Analisa :
BAB IV
CARA PEMBUATAN LARUTAN
A. Alkalinitas
1. Larutan Standar HzSOn 0,02 N
1. Larutan EDTA
Larutkan 3,723 gr Dinatrium EDTA dalam 1 liter air suling.
2. Indikator EBT dan NaCl
Campur 200 mg EBT dengan 100 gram NaCl, giling sampai halus.
Indikator Murexide dan NaCl sama pembuatannya.
C. Oksigen Terlarut
1. Larutan Tiosulfat
Larutkan 6,245 gr NazSzOs.5HzO dalam I liter air suling.
2. LarutanMnSo4
Larutkan 480 gram MnSO+.4HzO dalam I liter air suling
3. Larutan Alkali Iodida Azida
Larutkan 50 gram KOH dan 15 gram KI dalam 100 ml air suling.
4. Larutan Indikator Amylum
Larutkan 5 gr kanji dalam 1 liter, didihkan 2 menit hingga jernih.
D. Besi (Fe)
1. Larutan Induk Fe
Gunakan labu akar 1 liter dan isi dengan 50 ml air suling tambah 20 ml
HzSO+ pekat tambah 0,351 gr Fe(NHa)2(SOa)z.6H2O atau 0,249 gram
FeSOn.THzO atau 0,242 gram FeCl3.6H2O. kemudian isi labu takar iampai I
liter.
Kcsahtun
?t*4iu* Prakik;rld Penreri*safln Kuarlit*s Air
2 tetes HCI pekat p.a dan tambah air suling sampai volume 100 ml.
3. Larutan Hidroksilamin
Larutkan 10 gram NH2OH.HCI dengan 100 ml air suling dalam labu takar
100 ml.
E. Koagulasi
Larutkan 0,5 - 3 mg Tawas dalam 1 liter air suling.
DAtr'TARPUSTAKA
Alerts, G. Dan S.M. Sartika, 1984, "Metode Penelitian Air", Usaha Nasional,
Surabaya
Anonim, 1985, "Standard Methods for The Examination of water and wastewatet",
14h ed., American Public Health Association (APHA) Inc., New york
Suprihatin dan T.c. sunarti, 1991, "Penuntun praktikum Teknik penyehatan
Lingkungan lndustri, Fakultas Teknologi Pertanian IpB, Bogor,,
Winarno, F.G., 1986, "Air Untuk Industri pangan", Gramedia, Jakarta
Wisnuprapto, 1990, "Petunjuk Laboratorium Lingkungan Air, pusat Antar
Universitas Bioteknologi ITB, Bandung
PRAKTIKUM
MATA KULIAH
DOSEN/ASISTEN PRAKTIKUM :
TANGGAL
Konversi nilai :
4 80-100
3 7A-79
2 ffi-69
1 50-59
2. PENILAIAN AKHIR (HARD SKILL DAN SOFT SKILL)
Penilaian akhir mahasiswa :
a. Nilai postes 2O Vo
b. Rubric 40 Vo
RENTANG GRADE
>80 A
70-79 B
60-69 C
50-59 D
<49 E