Anda di halaman 1dari 10

Kompetensi: Asuhan kebidanan ibu nifas normal

Sub kompetensi: Membimbing ibu tekhnik menyusui yang benar

A. pengertian tekhnik menusui yang benar


tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (suradi dan hesti, 2004)
B. tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan memperkuat
reflex menghisap bayi
C. anatomi payudara
pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu:
1. korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
 korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. bagian dari alveolus
adalah sel aciner. jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
lobules, yaitu kumpulan dari alveolus. lobus, yaitu beberapa lobules yang
berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASIdisalurkan dari alveolus
ke dalam saluran kecil (duktulus0, kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2. areola, yaitu bagian yang kehitaman ditengah
 areola sinus laktiferus, yaitu saluran dibawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat kedalam ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding
alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar
3. papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

D. mempersiapkan pemberian asi,cara terbaik dalam mempersiapkan pemberian ASI adalah


keadaan kejiwaan ibu yang sedang mungkin tenang dan tidak menghadapi banyak
permasalahan. Higiene perorangan dan kesejahteraan yang nrmal sangat penting;
kebersihan tangan dan kuku jari tangan ibu atau orang lain yang akan merawat bayi juga
harus di tentukan. Putting susu tidak beleh di sentuh dengan tangan yang belum dicuci
bersih dan saputangan tidak boleh digunakan sebagai ganjal di balik BH untuk
menghentikan perembasan ASI. Bantalan disposable kini sedah tersedia untuk keperluan
ini dan dapat di kenakan dalam waktu yang relatif singkat jika perembasan ASI
menimbulkan masalah. Ibu harus mengenakan pakaian yang tidak menghalangi
pemberian ASI; Jika gaun yang dikenakan harus di naikkan dahulu keatas untuk
mengeluarkan payudara, maka cara ini tentunya tidak mengenakkan dan pada bagian
bawah pakaian semacam ini bisa terdapa lokea. BH khususuntuk laktasi yang bersih dan
dapat menyangga payudara harus dikenakan sepanjang siang serta malam harinya untuk
memberikan kenyamanan dan mencegah stasis air susu pada daerah-daerah payudara
yang tergantung. Jika ibu tidak memiliki BH khusus semacam ini, ia dapat menggunakan
alat penguat (binder) untuk mengatasi masalah ini. BH untuk laktasi harus dapat dibuka
dari depan dan talinya bisa diturunkan sebelum ibu menyusui bayinya. Tali tersebut dapat
dipasang kembali setelah ibu selesai menyusui.
Prosedur membersihkan puting berbeda antara rumah sakit yang satu dan rumah sakit
lainnya. Namun, selama puting berada dalam keadaan bersih, apakah dibersihkan dengan
cara mengusanya memakai air yang steril atau kah di bersihkan secara khusus dengan
larutan terbersih, caranya tidak menjadi masalah.Setiap kerak air susu atau air susu yang
mongering dan setiap bekas krimatau salep yang dioleskan sebelumnya harus dibersihkan
denagan hati-hati.Larutan alcohol tidak boleh dipakai untuk membersihkan puting karena
dapat membuat puting menjadi kering dan midah pecah-pecah.
Bayi harus berada dalam keadaan bersih, tangan, mata, hidung, pakaian, popok dan
selimut harus di periksa dahulu sebelum bayi disusui. Perhatian terhadap semua detail ini
akan membantu mengurangi kemungkinan infeksi pada payudara dan menghindari
komplikasi lainnya.
E. Membimbing ibu tekhnik menyusui yang benar
Bayi diserahkan kepada ibu ketika ibu beraa dalam kondisi yang nyaman, dan
sudah terbiasa menggendong bayinya, ia akan mendekatkan bayi pada payudaranya.
Bidan dapat membantunya dengan memerah beberapa tetes kolostrum sebelum tindakan
menyusui ini; pemerahan ini akan membersihkan saluran putting memberikan
kesempatan kepada bayi untuk mencicipi air susu. pada stadium ini, kita harus yakin
bahwa posisi bayi sudah benar. Bayi harus menghadap payudara dan dipegang
sedemikian rupa sehingga ia tidak harus meregang ke atas atau menekuk dagunya untuk
menjangkau putting susu.. Dengan wajah yang menghadap langsung di depan putting dan
mulut yang terbuka lebar serta lidah yang terlujur kebawah, wajah bayi tersebut di
dekatkan secara hati-hati kepada puting sehingga puting dapat masuk kedalam mulutnya
dengan mudah dan benar. pada saat-saat pertama ibu beserta bayinya belajar menyusui,
pengaturan posisi yang benar akan menghindari frustasi dan ketidaknyamanan.
waktu menyusui pernah di batasi dalam beberapa hari pertama dengan anggapan
bahwavpembatasan waktu menyusui dapat mencegh terjadinya nyeri ataupun keluhan
pada putting.bidan akan menggunakanwaktu yang di perlukan untuk memastikan apakah
ibu dan bayi tersebut sudah berada dalam keadaan nyaman sebelum menyusu dapat di
mulai, dan apakah sebagian besa aerola mamae sudah berada di dalam mulut bayi dari
uting pada saat menyusui , kecuali jika posisinya salah atau terasa sakit.baru kemudian,
payudara yang kedua di sodorkan kepada bayi sampai ia tidak membutuhkan lagi; pada
waktu menyusu berikutnya , payudara yang kedua di sodorkan terlebih dahulu.
Unit Kompetensi: Asuhan kebidanan ibu nifas normal

Sub kompetensi: Perawatan perineum

A. Pengertian
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Biologis,
psikologis, social, dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha dibatasi oleh vulva dan anus.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah
antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu nifas dalam masa antara kelahiran
plasenta atau sampai dengan kembalinya organ genetic seperti pada waktu sebelum
hamil.
B. Tujuan perawatan perineum
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan
dengan penyembuhan jaringan yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau
aborsi.

Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu :


1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
2. Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina
yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.

C. Waktu perawatan perineum


1. Saat mandi
Saat ibu nifas melepas pembalut, kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan
yang tertampung pada pembalut, maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian
pula pada perineum ibu diperlukan pembersihan.
2. Setelah buang air kecil
Saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni paradektum
akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum, untuk itu diperlukan
pembersihan perineum
3. Setelah buang air besar
Diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.

D. Penatalaksanaan

Persiapan alat dan bahan :

- Botol
- Baskom
- Air hangat
- Handuk bersih
- Pembalut
- Antiseptik/betadhine
- Handschoon steril
- Tempat sampah medis
- Sabun cuci tangan
- Bengkok
- Status pasien

Prosedur pelaksanaan :

1. Mempersiapkan peralatan
2. Mencuci tangan
3. Memberitahu ibu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
4. Mempersilahkan pasien untuk BAK jika perlu
5. Meminta dan membantu pasien melepaskan pakaian bagian bawah
6. Mengkaji lokhea (warna, baud an volume)
7. Memposisikan pasien dengan dorsal recumbent dan memasang perlak bokong
8. Menggunakan handschoon
9. Melakukan vulva hygiene
10. Mengamati keadaan luka jahitan perineum (basah, kering, bengkak, tanda-tanda
infeksi )
11. Mengoleskan larutan antiseptic pada luka jahitan
12. Membiarkan luka jahitan mongering dan menutup dengan kassa steril
13. Membantu pasien menggunakan celana
14. Melepaskan perlak bokong
15. Melepas sarung tangan dalam larutan clorin
16. Mencuci tangan di bawah air mengalir
17. Membereskan peralatan
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Unit kompetesi: Asuhan kebidanan nifas

sub kompetensi: Perawatan payudara

A. Pengertian
Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksankan baik dari pasien
maupun dibantu oleh orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau hari kedua
melahirkan. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan minimal 2 kali
sehari.
B. Tujuan
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melancarkan keluarnya asi
3. Mencegah bendungan pada payudara
4. Mencengah payudara bengkak

C. Anatomi payudara
pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu:
1. korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
 korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. bagian dari alveolus
adalah sel aciner. jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
lobules, yaitu kumpulan dari alveolus. lobus, yaitu beberapa lobules yang
berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASIdisalurkan dari alveolus
ke dalam saluran kecil (duktulus0, kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2. areola, yaitu bagian yang kehitaman ditengah
 areola sinus laktiferus, yaitu saluran dibawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat kedalam ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding
alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar
3. papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

D. Persiapan Alat
1. Baby oil atau minyak kelapa
2. 2 Waskom berisi air hangat
3. 2 waslap
4. Kapas
5. 2 handuk

E. Langkah-Langkah Pengurutan
1. Tuangkan minyak secukupnya
2. Friction
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan dengan tangan kanan, tiga jari dari
tangan yang berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal
payudara dan berakhir pada putting susu, setiap payudara minimal 2 kali gerakan
3. Massege
Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara. Urutlah payudara dari
tengah keatas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua payudara
perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini 30 kali.
4. Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara
dengan sisi kelingking dari arah sisi kearah putting susu. Lakukan gerakan ini 30 kali
5. Pengomperesan
Alat-alat yang disiapkan
a. 2 buah kom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin
b. 2 buah waslap

Caranya :

Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit, kemudian ganti
dengan kompres waslap dingin selama 1 menit. Kompres bergantian selama 3 kali
berturut-turut dengan kompres air hangat.

Sumber : asuhan kebidanan masa nifas, yetti anggraini, S.ST.,SKM, 2010,CV. Pustaka
rihana,
Unit Kompetesi: Asuhan kebidanan nifas

Sub unit: Membimbing ibu senam nifas

A. pengertian senam nifas


Senam nifas adalah senam yang dilakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas
atau masa setelah melahirkan. senamnifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat
mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peragangan selama
kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula. SEnam
nifas dapat dimulai 6 ham setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan
secara bertahap, sistematis dan kontinyu (hal 127,asuhan kebidanan nifas, dr. taufan
nugroho, MPH , nurrezki. a.md keb, 2014)
B. Tujuan senam nifas
a. memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya Rahim ke bentuk semula)
b. mempercepat pemuihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula.
c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selamamenjalani masa nifas
d. memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot
pergerakan.
e. memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot
pelvis, regangan otot tungkai bawah
f. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises
C. Melakuan Persiapan
 persiapan alat
 persiapan lingkungan
 persiapan penolong
D. Membimbing ibu senam nifas (perawatan maternitas, edisi 2, Helen farrer, 1999)
1. Berbaring pada punggung, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan pada
perut di bawah bagian iga. Tarik napas perlahan-lahan dan dalam lewat hidung,
kemudian keluarkan lewat mulut smbil mengencangkan dinding perut untuk
membantu mengosongkn paru-paru
2. Berbaring pada punggung, kedua tangan dilurus di atas kepala dengan telapak tangan
menghadap keatas. Kendurkan sedik lengan kiri dan kencangkan lengan kanan. Pada
saat yang sama, lemaskan tungkai kiri dan kencangkan tungkai kanan sehingga
seluruh sisi tubuh yang kiri menjadi kencang sepenuhnya. Ulangi hal yang sama pada
sisi tubuh yang kanan.
3. Kotraksi vagina
Berbaring pada punggung atau jika terdapat luka jahitan, pada perut-karena posisi ini
lebih nyaman. Kedua tungkai sedikit dijauhkan. kencangkan dasar panggul,
pertahankan selama 3 detik dan kemudian lemaskan. teruskan gerakan ini dengan
berdiri dan duduk.
4. Memiringkan panggul
Berbaring pada punggungdengan kedua lutut ditekuk. Kontraksikan otot-otot perut
untuk membuat tulang belakang menjadi datar dan otot-otot pantat menjadi kencang –
pertahankan selama 3 detik dan kemudian lemaskan .
5. Sesudah hari ketiga
Berbaring pada punggung, kedua lutut ditekuk dan kedua lengan direntangkan.
Angkat kepala dan bahu hingga sudut sekitar 45 derajat, pertahankan selama 3 detik
dan kemudian perlahan-lahan lemaskan.
6. Posisi sama seperti diatas. Letakkan kedua lengan di sebelah luar lutut kiri. Ulangi di
sebelah luar lutut kanan
Unit Kompetensi : Asuhan kebidanan ibu nifas normal

Sub Kompetensi : Pengawasan nifas involusi uterus (TFU,kotraksi,Lochea)

a) Involusi uterus.
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras,karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya.
Fundus uteri kurang lebih 3 jari dibawah pusa.
Selama 2 hari berikutnya, basarnya tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2
hari ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi
dari luar.Sesudah 6 minggu tercapai lagi ukurannya yang normal. Sesudah
plasenta lahir beratnya Rahim 1000 gr.seminggu kemudian 500 gr,2 minggu post
partum 375 gr. Pada akhir puerperium 50 gr.
Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,karena
cytoplasmanya yang berlebihan di buang.
Involusi di sebabkan oleh proses autolysis, pada mana zat protein dinding Rahim
di pecah, di apsorpsi dan di buang dengan air kencing.
sebagai bukti dapat di kemukakan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat
tinggi.
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding Rahim terjadi pada stratum
spingiosum bagian atas.
setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum spingiosum yang tinggal
menjadi nekrotis,sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan dengan lapisan
otot terpelihara dengan baik.
Bagian yang nekrotis di keluarkan dengan lochia,sedangkan lapisan-lapisan yang
tetap sehat menghasilkan endrometium yang baru.
Epitel baru terjadi dengan proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkkan stroma baru
dibentuk dari jaringan ikat di antara kelenjar-kelenjar.
Epitelisasi siap dalam 10 hari,kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi
memakan waktu 3 minggu.
b) Kontraksi
Segera setelah pelahiran, serviks sangat lunak, kendur, dan terkulai. serviks
mungkin memar dan edema, terutama di anterior jika terdapat tahanan anterior
saat persalinan. Servik tampak mengalami kongesti, menunjukkan banyaknya
vaskularitas serviks. Serviks terbuka sehingga mudah
c) Lochia
Pada bagian pertama masa nifas biasa keluar cairan dari vagina yang di namakan
lochia.Lochia tidak lain dari pada sekret luka,yang berasal dari luka dalam Rahim
terutama luka plasenta.
Maka sifat lochia berubah seperti sekret luka berubah menurut tingkat
penyembuhan luka. Pada dua hari pertama lochia berupa darah dan di sebut lochia
rubra, setelah 3-4 hari merupakan darah encer,yang disebut lochia serosa, dan
pada hari ke-10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut lochia
alba.
Warna ini disebabkan karena banyak leucocyt terdapat di dalamnya. Lochia
berbau amis dan lochia yang berbau busuk menandakan adanya infeksi. kalau
lochia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan tertinggalnay
sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan
retroflexio uteri. Urine biasanya berlebihan (polyuria) antara hari ke-2 dan ke-5.
Hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam
kehamilandan sekarang dikeluarkan. darah dalam nifas juga memperlihatkan
kelainan-kelainan, misalnya leucocyt bertambah pada hari pertama nifas, kadang-
kadang sampai 30.000/mm; kemudian berangsur-angsur kurang lagi hingga kira-
kira pada akhir minggu pertama normal kembali

Anda mungkin juga menyukai