A. Pengertian
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (Biologis,
psikologis, social, dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat
Perineum adalah daerah antara kedua belah paha dibatasi oleh vulva dan anus.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah
antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu nifas dalam masa antara kelahiran
plasenta atau sampai dengan kembalinya organ genetic seperti pada waktu sebelum
hamil.
B. Tujuan perawatan perineum
Tujuan perawatan perineum adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan
dengan penyembuhan jaringan yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau
aborsi.
D. Penatalaksanaan
- Botol
- Baskom
- Air hangat
- Handuk bersih
- Pembalut
- Antiseptik/betadhine
- Handschoon steril
- Tempat sampah medis
- Sabun cuci tangan
- Bengkok
- Status pasien
Prosedur pelaksanaan :
1. Mempersiapkan peralatan
2. Mencuci tangan
3. Memberitahu ibu tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
4. Mempersilahkan pasien untuk BAK jika perlu
5. Meminta dan membantu pasien melepaskan pakaian bagian bawah
6. Mengkaji lokhea (warna, baud an volume)
7. Memposisikan pasien dengan dorsal recumbent dan memasang perlak bokong
8. Menggunakan handschoon
9. Melakukan vulva hygiene
10. Mengamati keadaan luka jahitan perineum (basah, kering, bengkak, tanda-tanda
infeksi )
11. Mengoleskan larutan antiseptic pada luka jahitan
12. Membiarkan luka jahitan mongering dan menutup dengan kassa steril
13. Membantu pasien menggunakan celana
14. Melepaskan perlak bokong
15. Melepas sarung tangan dalam larutan clorin
16. Mencuci tangan di bawah air mengalir
17. Membereskan peralatan
Menjelaskan hasil pemeriksaan
Unit kompetesi: Asuhan kebidanan nifas
A. Pengertian
Merupakan suatu tindakan perawatan payudara yang dilaksankan baik dari pasien
maupun dibantu oleh orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau hari kedua
melahirkan. Pertama kali dilakukan pada hari kedua setelah melahirkan minimal 2 kali
sehari.
B. Tujuan
1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melancarkan keluarnya asi
3. Mencegah bendungan pada payudara
4. Mencengah payudara bengkak
C. Anatomi payudara
pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu:
1. korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. bagian dari alveolus
adalah sel aciner. jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
lobules, yaitu kumpulan dari alveolus. lobus, yaitu beberapa lobules yang
berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASIdisalurkan dari alveolus
ke dalam saluran kecil (duktulus0, kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus)
2. areola, yaitu bagian yang kehitaman ditengah
areola sinus laktiferus, yaitu saluran dibawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat kedalam ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding
alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar
3. papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
D. Persiapan Alat
1. Baby oil atau minyak kelapa
2. 2 Waskom berisi air hangat
3. 2 waslap
4. Kapas
5. 2 handuk
E. Langkah-Langkah Pengurutan
1. Tuangkan minyak secukupnya
2. Friction
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kanan dengan tangan kanan, tiga jari dari
tangan yang berlawanan membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal
payudara dan berakhir pada putting susu, setiap payudara minimal 2 kali gerakan
3. Massege
Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara. Urutlah payudara dari
tengah keatas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua payudara
perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini 30 kali.
4. Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara
dengan sisi kelingking dari arah sisi kearah putting susu. Lakukan gerakan ini 30 kali
5. Pengomperesan
Alat-alat yang disiapkan
a. 2 buah kom sedang yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin
b. 2 buah waslap
Caranya :
Kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama 2 menit, kemudian ganti
dengan kompres waslap dingin selama 1 menit. Kompres bergantian selama 3 kali
berturut-turut dengan kompres air hangat.
Sumber : asuhan kebidanan masa nifas, yetti anggraini, S.ST.,SKM, 2010,CV. Pustaka
rihana,
Unit Kompetesi: Asuhan kebidanan nifas
a) Involusi uterus.
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras,karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya.
Fundus uteri kurang lebih 3 jari dibawah pusa.
Selama 2 hari berikutnya, basarnya tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2
hari ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi
dari luar.Sesudah 6 minggu tercapai lagi ukurannya yang normal. Sesudah
plasenta lahir beratnya Rahim 1000 gr.seminggu kemudian 500 gr,2 minggu post
partum 375 gr. Pada akhir puerperium 50 gr.
Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,karena
cytoplasmanya yang berlebihan di buang.
Involusi di sebabkan oleh proses autolysis, pada mana zat protein dinding Rahim
di pecah, di apsorpsi dan di buang dengan air kencing.
sebagai bukti dapat di kemukakan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat
tinggi.
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding Rahim terjadi pada stratum
spingiosum bagian atas.
setelah 2-3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum spingiosum yang tinggal
menjadi nekrotis,sedangkan lapisan bawahnya yang berhubungan dengan lapisan
otot terpelihara dengan baik.
Bagian yang nekrotis di keluarkan dengan lochia,sedangkan lapisan-lapisan yang
tetap sehat menghasilkan endrometium yang baru.
Epitel baru terjadi dengan proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkkan stroma baru
dibentuk dari jaringan ikat di antara kelenjar-kelenjar.
Epitelisasi siap dalam 10 hari,kecuali pada tempat plasenta dimana epitelisasi
memakan waktu 3 minggu.
b) Kontraksi
Segera setelah pelahiran, serviks sangat lunak, kendur, dan terkulai. serviks
mungkin memar dan edema, terutama di anterior jika terdapat tahanan anterior
saat persalinan. Servik tampak mengalami kongesti, menunjukkan banyaknya
vaskularitas serviks. Serviks terbuka sehingga mudah
c) Lochia
Pada bagian pertama masa nifas biasa keluar cairan dari vagina yang di namakan
lochia.Lochia tidak lain dari pada sekret luka,yang berasal dari luka dalam Rahim
terutama luka plasenta.
Maka sifat lochia berubah seperti sekret luka berubah menurut tingkat
penyembuhan luka. Pada dua hari pertama lochia berupa darah dan di sebut lochia
rubra, setelah 3-4 hari merupakan darah encer,yang disebut lochia serosa, dan
pada hari ke-10 menjadi cairan putih atau kekuning-kuningan yang disebut lochia
alba.
Warna ini disebabkan karena banyak leucocyt terdapat di dalamnya. Lochia
berbau amis dan lochia yang berbau busuk menandakan adanya infeksi. kalau
lochia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan tertinggalnay
sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan
retroflexio uteri. Urine biasanya berlebihan (polyuria) antara hari ke-2 dan ke-5.
Hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam
kehamilandan sekarang dikeluarkan. darah dalam nifas juga memperlihatkan
kelainan-kelainan, misalnya leucocyt bertambah pada hari pertama nifas, kadang-
kadang sampai 30.000/mm; kemudian berangsur-angsur kurang lagi hingga kira-
kira pada akhir minggu pertama normal kembali