Anda di halaman 1dari 9

DISTOSIA BAHU

Nama kelompok

Dessi Wulandari

Endang Purwaningsih

Haryanti Triyani Nastasya

Hikmatunnisa

Harum jayanti

Khotimatul Fadhila

Sebelum anda melakukan praktikum, terlebih dahulu pelajarilah materi praktikum,


agar dapat membantu anda memahami keterampilan yang akan anda lakukan.

1. Pengertian
Distosia bahu adalah suatu kedaan dimana seelah kepala dilahirkan, bahu anterior
tidak dapat lewat dibawah simpisis pubis. Kondisi ini merupakan kegawat daruratan
pbtetri karena bayi dapat meninggal jika tidak segera dilahirkan.
Distosia bahu adalah tersangutnya bahu janin yang tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin dilahirkan akhirnya kepala umumnya diikuti dengan lahirnya bahu dalam
waktu sekitar 24 detik, namun jika lebih dari 60 detik tidak persalinan bahu maka bahu
disebut sebagai distosia bahu ( manuaba : 2007 ).

2. Patofisiologi
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala
bera pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada
pada sumbu miring ( oblique ) dibawah rumus pubis. Dorongan pada saat ini meneran
akan menyebabkan bahu depan ( anterior ). Berada dibawah pubis, bila bahu gagal
untuk mengadakan putaran menyesuiakan dengan sumbu miring dan tetap berada
pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu epan
terhadap simpisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

3. Etiologi
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk
“melipat” ke dalam panggul (misal : pada makrosoma) disebabkan oleh fase aktif dan
persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang
terlalu cepat menyebabkan bahu tdak melipat saat melalui jalan lahir atau kepala telah
melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II setelah bahu
berhasl melipat masuk ke dalam panggul.

4. Diagnosis
Tanda distosia bahu yang harus diamati/ dapat diidentifikasi penolong persalinan
adalah :
1. Kepala bayi lahir namun masih erat berada di vulva.
2. Kepala bayi lahir tetapi tertarik kembali ke dalam vagina (turtle sign)
3. Tidak terjadi putaran paksi luar.

5. Faktor Predisposisi
Waspadai terjadinya dostosia bahu pada persalinan beresiko:

Antepartum Intrapartum
 Riwayat distosia bahu sebelumnya  Kala I persalinan memanjang
 Makrosomia > 4500 gram  Secondary arrest
 Diabetes melitus  Kala II persalinan memanjang
 IMT > 30 Kg / m2  Augmentasi oksitosin
 Induksi persalinan  Persalinan pervaginam yang di
 CPD tolong dukun.
6. Komplikasi
a. Trauma Maternal
 Trauma jalan lahir
 Perdarahan pasca salin
 Infeksi

b. Trauma Perintal
 Trauma persendian : dislokasi persendian bahu, fraktur tulang humerus,
fraktur tulang leher.
 Trauma medula oblongata : asfiksia , ganguan jantung
 Trauma pleksus brakhialis : Erb’s paralisis klumpke

7. Alat dan bahan yang dibutihkan


Alat dan bahan yang dibutuhkan sama dengan asuhan persalinannormal. Namun,
memerlukan tambahan sepasang sarung tangan DTT / steril dan set oksigen dengan nasal
kanula untuk bayi.

8. Tatalaksana
Tatalaksana umum
1. Episiotomi
Episiotomi dilakukan dengan tujuan memperluas jalan lahir sehingga bahu diharapkan
dapat dilahirkan.
2. Tekanan ringan pada suprapubic
Dilakukan tekanan ringan pada daerah supra pubik dan secara bersamaan dilakukan
traksi curam bawah pada kepala janin
3. Manuver Mc Robert (1993)
 Minta bantuan tenaga kesehatan lain, untuk menolong persalinan dan
resusitasi neonatus bila diperlukan. Bersiaplah juga untuk kemungkinan
perdarahan pasca persalinan atau robekan perineum setalah tatalaksana.
 Lakukan manuver mc Robert dalam posisi ibu berbaring terlentang, mintalah
ia untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnyasejauh
mungkin kearah dadanya. Mintalah bantuan 2 orang asisten untuk
menatalaksana kedua lutut ibu kearah dada.
 Mintalah salah seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan
kearah bawah pada atas simpisis untuk membantu persalinan bahu.
 Dengan memakai sarung tangan yang telah didesinfeksi tingkat tinggi, lakukan
tarikan yang mantap dan terus menerus ke arah aksial (searahtulang punggung
janin) pada kepala janin untuk menggerakkan bahu depan dibwah simpisis
pubis.

Partus Macet (Distosia Bahu)


Persalinan macet adalah gangguan kemajuan persalinan (kala 1 fase aktif) yang
diukur dalam batasan waktu 2 (dua) jam sejak pemeriksaan terakhir atau 1 (satu) jam pada
multipara dan 2 (dua) jam pada nulipara sejak persalinan dipimpin (kala 2)

Penilaian klinik

Partus macet dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah : jalan lahir,bayi
maupun tenaga ekspulasi.

Penilaian Klinik Partus Macet

Faktor Temuan Diagnosa


Jalan lahir  Palpasi luar menunjukan bagian terbawah  Kesempitan pintu atas
janin belum masuk pintu atas panggul panggul
,diameter anteroposterior kecil dari normal
atau pintu atas panggul berbentuk segitiga.

 Promontorium sangat menonjol , dinding  Kesempitan panggul tengah


samping panggul menyempit dan krista
iliaka sangat menonjol.

 Areus pubis kurang dari 900, sacrum  Kesempitan pintu bawah


melengkung ke depan dan coccygeus panggul
mengarah pada sumbu jalan lahir

Bayi  Taksiran berat badan bayi sangat ektrim  Makrosoma

 Presentasi muka (bagian bawah)  Presentasi muka

 Dagu berada di belakang dan dasar  Mentoposterior persistems


panggul
 Asinklitismus
 Sutura sagitalis melintang dengan parietal
tertahan di promontorium
 Presentasi majemuk
 Teraba tangan atau lengan di samping
kepala atau bokog
 Letak lintang
 Teraba rusuk dan / atau lengan dengan
posisi kepala lateral
 Distosia bahu
 Bahu pada posisi anteroposterior dan
tertahan pada dasar panggul.
Tenaga  Kontraksi lemah dan tidak terkoordinasi  Intersia
ekspulasi
 Ibu tidak mampu atau tak dapat membuat  Ibu kelelahan
posisi efektif untuk mengedan

 Lingkaran konstriksi  Disproporsi feto-pelvic

Penanganan distosia
Faktor Resiko :

 Diabetes gestasional Partus Macet


 Riwayat makrosomia
 Multiparitas
 Posterm

Jalan lahir sempit Makrosomia Tenaga Ekspulasi

 Lakukan
manuver
Mc.Roberts
RUJUK  Rehidrasi dan
pemberian
kalori
 Akselerasi kala
dua jika
memungkinkan
dengan vakum
ekstrasi atau
rujuk

Persyaratan Penanganan Partus Macet :

 Kondisi vital memadai untuk bekerja sama menyelesaikan persalinan


 Masih kuat untuk mengedan
 Tak ada kesempitan panggul untuk mengkomodasi tubuh bayi
 Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup
 Bukan kelainan kongenital yang akan menghalangi lahirnya bayi

Manuver Mc.Roberts
Teknik kompresi eksternal pada distosia bahu manuver

Hibbard (1969/risnick (1980))

Manuver “ corkscrew” wods


Melahirkan bahu belakang (Schwartz Dan Dixion )

Penuntun Belajar
Tatalaksana Distosia Bahu

Nilailah kinerja yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut :


1 : anda melaksanakan langkah kerja atau topiksesual urutan, tepat, dan efektif (kompeten)
ketika dilakukan evaluasi
0 : anda melakukan langkah kerja atau topiktidak sesuai urutan, tidak tepat, atau tidak efektif
(tidak kompeten) ketika dilakukan evaluasi
Nama :
Nama Penguji :
Tanggal Penguji :
NO. LANGKAH KEGIATAN NILAI
0 1
1. Menilai tanda-tanda distosia bahu
2. Menjelaskan diagnosis,tindakan yang akan dilakukan,resiko
dan keuntungan tindakan, akibat bila tindakan tidak
dilakukan, membuat persetujuan tindakan medis/ informed
consent
3. Meminta pertolongan kepada yang disekitar ibu ( suami atau
kelaurga) dan petugas kesehatan yang lain.
4. Atur posisi ibu sehingga bokong ibu berada di tepi tempat
tidur
5. Bersihkan hidung dan mulut bayi
6. Melakukan episiotomy
a. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah (dari tangan
kiri ) antara kepala bayi dan perineum.
b. Lakukan episiotomi medio lateral
7. Lakukan manuver McRobert’s
 Posisi ibu berbaring terlentang, minta ibu untuk
menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah
dadanya. Bila ada asisten atau keluarga dapat
diminta untuk membantu ibu
 Tarik kepala bayi dengan hati-hati dan mantap, serta
teris menerus ke arah bawah ( arah anus ) untuk
menggerakkan bahu anterior di bawah simfisis pubis
 Secara bersamaan minta asisten melakukan
penekanan di supra pubis secara simultan
8. Manuver Gaskin’s
 Minta ibu untuk berganti posisi merangkak
 Bantu kelahiran bayi dengan cara melakukan tarikan
perlahan pada bahu anterior kea rah atas secara hati-
hati
 Setelah bahu anterior lahir, lahirkan bahu posterior
dengan tarikan perlahan kea rah bawah
9. Bila bahu masih belum dapat dilahirkan, lakukan teknik
pelahiran bahu belakang:
 Ganti sarung tangan DTT dengan cepat
 Masukan satu tangan ke dalam vagina mengikuti
lengkung sacrum sampai jari penolong mencapai
fosa antecubiti bahu posterior
 Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan arah
sternum
 Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari
vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melawati
dada dan kepala bayi, atau sperti mengusap muka
bayi), kemudian tarik hingga bahu posterior dan
seluruh lengan posterior dapat dilahirkan
 Bahu anterior dapat lahir dengan mudah stelah bahu
dan lengan posterior dilahirkan
 Bila bahu anterior kebelakang (mendorong anterior
bahu dengan depan dengan jari telunjuk dan jari
tengah operator ) mengikuti arah punggung bayi
sehingga bahu anterior dapat dilahirkan.
10. Jika semua tindakan diatas tetap tidak dapt melahirkan
bahu, segera lakukan rujukan sambil terus melakukan
usaha melahirkan bahu selama di perjalanan dan memasang
oksigen pada bayi.
Jumlah Nilai
Skor = jumlah nilai x 100
8
Paraf pembimbing

Nilai Total : 10

Nilai batas Lulus : 8 (80%)

Nilai :

Buku Rujukan :

Depkes. Buku Pegangan Pelatih “Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta:
Depkes, 2007.’

Depkes. Buku Acuan ‘Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta : Depkes,
2007.

Depkes. Buku Panduan Peserta “ Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta:
Depkes, 2007.

JNPK-KR. Asuhan Persalinan Normal- asuhan esensial persalinan. Edisi revisi cetakan ke-3.
Jakarta : JNPK-KR.2007

JNPK-KR.Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta :JNPK-KR 2008

Manuaba, ida bagus gde. Pengantar kuliah obstetric. Jakarta : EGC 2007.

Prawiroharjo. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.2008

Saifuddin, Abdul bari, dkk. Buku Acuan Nasional pelayanan Kesehatn Maternal dan
Neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjo.2000.

Saifuddin, abdul bari, dkk. Panduan praltis pelayanan maternal neonatal. Jakarta : yayasan
bina pustaka sarwono prawiroharjdo. 2002. Hal : p43-44.

Anda mungkin juga menyukai