PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja macam-macam paragraf dan kegunaanya?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat topik?
3. Bagaimana menentukan topik dalam sebuah paragraf?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
terkandungsatu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut,
mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada
kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling ertalian dsalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144).
Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang
lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea merupakan himpunan dari kalimat-kalimat
yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai dan berakhir.
B. Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik
sebelumnya.
2. Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah diutarakan
dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.
C. Topik Paragraf
Ada beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang sama maknanya dengan kalimat topik
seperti pikiran utama pokok pikiran, ide pokok, kalimat pokok. Gagasan utama yang menjadi
bahasan dalam paragraf disebut pokok atau topik..
Akhadiah (1997:148) menyatakan, “Setiap paragraf harus mengandung satu gagasan pokok
atau satu topik. Jika misalnya ada satu paragraf berisi dua pikiran utama, paragraf itu haruslah
dijadikan dua paragraf. Jika satu paragraf itu berisi tiga pikiran utama, paragraf itu haruslah
dijadikan tiga paragraf”.
Menurut Tarigan (1996: 18), “Ada tiga kemungkinan letak kalimat topik dalam sebuah
paragraf. kemungkinan pertama pada awal paragraf. Kemungkinan kedua terletak pada akhir
paragraf. Kemungkinan ketiga terletak pada awal dan akhir paragraf.
2
D. Ciri-ciri Kalimat Topik
a. Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut
b. Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
c. Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain
d. Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi
3
yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus
dengan cepat.
4
Contoh berikut kiranya dapat memperjelas uraian ini :
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan
tehnologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada
traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian
orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini
sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai.
Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford
pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang
pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia
terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari
model-model sebelumnya.
Pikiran utama dari paragraf di atas adalah “bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman”. Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan
gagasan-gagasan bahwa traktor yang dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai
roda rantai, traktor buatan Ford, dan traktor buatan Jepang. Variasi dari klimaks ialah
antiklimaks. Pengembangan dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan
gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke
gagasan lain yang lebih rendah.
Contoh deduktif :
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional.
Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari
bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air
kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya
persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai
kedudukannya sebagai bahasa nasional.
5
Contoh:
Sebagian besar orang tampak berjejer di pinggir jalan masuk. Sebagian lagi duduk santai
di atas motor dan mobil yang diparkir seenaknya di kiri dan kanan jalan masuk. Kawasan
bandara sore ini memang benar-benar telah dibanjiri lautan manusia.
4. Pola Perbandingan
Pola yang membandingkan sesuatu untuk menemukan perbedaan atau persamaan.
Paragraf perbandingan dan pertentangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan
atau perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi
tertentu (Keraf dalam Mudlofar 2002: 99).
Contoh :
Sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia banyak orang memainkan olahraga
ini mulai dari anak – anak hingga orang dewasa. Namun seiring dengan perkembangan
zaman lapangan sepak bola sudah sangat sulit untuk di temukan di kota – kota besar di
Jakarta. Sehingga banyak yang beralih ke olahraga futsal. Futsal sendiri adalah olahraga
yang hampir serupa dengan sepak bola hanya saja untuk olahraga futsal hanya dimainkan
oleh 5 orang dalam satu tim sehingga lapangan yang digunakan pun lebih kecil
dibandingkan dengan sepak bola.
5. Pola Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain
yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan
kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah
terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.
6
Contoh :
Hidup manusia ibarat roda yang terus berputar. Kadang ada di atas dan kadang berada di
bawah. Saat mereka berada di atas mereka bisa mendapatkan apapun yang mereka
inginkan, tapi sebaliknya ketika mereka berada di bawah sulit sekali untuk meraih
keinginan yang mereka dambakan. Ada kalanya bagi mereka yang sedang berada di atas
janganlah bersikap sombong dan ingatlah bahwa kesuksesab tersebut hanya bersifat
sementara. Dan bagi mereka yang berada di bawah, janganlah berputus asa. Karena
masih banyak cara untuk mendapatkan kesuksesan tersebut yaitu dengan berusaha dan
berdoa.
Contoh :
Kebiasaan untuk membuang sampah harus ditanamkan sejak dini dalam keseharia
kita. Karena masayarakat pada umunya masih kurang memiliki kesadaran untuk
mencintai dan menjaga serta melestarikan alam lingkungan kita sendiri. Mereka
menganggap hal tersebut hanyalah slogan yang tidak perlu diperhatikan. Tanpa rasa
bersalah mereka membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan sekitar kita
menjadi kotor dan tidak sehat. Dan bila musim hujan tiba, banjir melanda ibukota. Kalau
sudah terjadi seperti itu, maka orang-orang akan menyalahkan orang lain atas kejadian
tersebut tanpa mereka sadari kalau bencana itu akibat dari ulah mereka sendiri.
7. Pola Proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan suatu peristiwa.
Contoh :
Pohon anggur selain airnya dapat diminum, daunnya pun dapat digunakan sebagai
pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu tumbuk sampai
halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya. Tunggu sampai mendidih.
Setelah ramuan mendingin, ramuan siap digunakan. Oleskan ramuan pada wajah, tunggu
beberapa saat, lalu bersihkan.
7
8. Pola Sudut Pandang
Merupakan tempat pengarang melihat atau menceritakan suatu hal. Sudut
pandang diartikan sebagai penglihatan seseorang atas suatu barang. Misalnya dari
samping, dari atas, atau dari bawah. Sebagai orang pertama, orang kedua, atau orang
ketiga.
Contoh :
Dengan tersipu Imas dan Jaka menghalau kerbau mereka ke sungai. Bersama-
sama mereka memandikan kerbaunya. Mereka pun sama-sama mandi. Namun hal itu
tidak lama karena hari sudah senja. Ayah Imas melinting rokok di depan gubuk kecilnya
semabrai menunggu Imas pulang. Malam pun terasa mulai sunyi. Dari tepi hutan
terdengar lolongan anjing.
9. Pola Generalisasi
Adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum
berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau pweristiwa khusus yang dikemukakan harus
cukup dan dapat mewakili.
Contoh :
Berdasarkan data keuangan tahun 2009, laba yang didapatkan oleh PT X adalah sebesar
250 juta rupiah. Dimana pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 perusahaan
mampu menghasilkan laba sebesar 500 juta rupiah. Hal ini menunjujkan bahwa
perusahaan mengalami penurunan dalam menghasilkan laba sebesar 250 juta rupiah atau
turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Laporan menjadi evaluasi perusahaan tentang
kinerja perusahaan mereka. Pihak manajemenpun dituntut untuk segera mengambil
kebijakan untuk mengatasi hal tersebut.
Pola ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk
memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal
berdasarkan persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-
kelompok yang lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan
biasanya dapat memberikan sebuah simpulan yang tepat.
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-
hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang
berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan
kedua, memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.
Contoh:
Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
8
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian.Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan
ejaan,pungtuasi,kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan
membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok
bahasan dalam urutan yang sistematik.
Contoh :
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan
secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.
Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki
hubungan timbal balik.
Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat
unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik.
Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan
paragraf tidak efektif.
B. Saran
Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syarat-syarat
yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui isi dari
suatu paragraf dengan mudah.
Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara
mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan benar.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nasucha, Yakub Drs. M. Hum dkk.2009.Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah.Yogyakarta:Media Perkasa.
http://www.smak2.com/index.php?option=com_content&view=article&id=80:macam-macam-
paragraf&catid=18:indonesian-lang&Itemid=36
http://www.scribd.com/doc/29754000/Pengertian-Paragraf
http://basasin.blogspot.com/2009/06/macam-macam-paragraf.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/pengertian-paragraf/
11