TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra
penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapkan (Setiawati, 2008).
39
suatu proses belajar dari pengalaman, nilai, informasi konstektual dan kepakaran yang
dilakukan dengan menggunakan pasca indra terhadap objek tertentu.
Adapun ayat yang menjelaskan tentang pengetahuan dalam surah Surat Ar-
Rahman: 33, yaitu :
Terjemahnya:
“Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan
dengan kekuatan.” (QS. 55:33)
Kesimpulan
a. Al-Qur’an mendorong umat manusia untuk mengadakan penelitia baik dibumi
maupun di langit sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup mereka.
b. Penjelajahan dan penelitian tersebut tidak bisa terlaksana tanpa adanya ilmu
pengetahuan dan sarana teknologi yang memadai.
40
c. Umat islam bisa terbang ke luar angkasa bila ilmu pengetahuan dan teknologinya
memadai seperti diisyaratkan dalam al-Qur’an.
1. Tahu.
Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami.
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, dan menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
3. Aplikasi.
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dalam dilakukan dalam
beberapa hal seperti penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan
prinsip.
4. Analisis.
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponenkomponen
yang terdapat dalam suatu masalah. Salah satu tanda seseorang sudah
mencapai tahap ini adalah orang tersebut mampu membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, atau membuat diagram terhadap suatu
obyek.
5. Sintesis.
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Secara lebih sederhana, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun
41
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi. Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap obyek tertentu. Penilaian tersebut didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada sebelumnya.
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
A. Faktor Internal
1.4.3.1 Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar dapat dipahami suatu hal.
Tidak dipungkiri semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya
pengetahuan yang dimilikinya semakin banyak.
1.4.3.2 Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu serta
dapat memberikan pengalaman maupun pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Lingkungan pekerjaan dapat
membentuk suatu pengetahuan karena adanya saling menukar
informasi antara teman-teman di lingkungan kerja.
1.4.3.3 Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang,
semakin tua usia seseorang maka proses perkembangan
mentalnya bertambah baik sehingga pengetahuan yang ditangkap
akan lebih baik lagi, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat
seperti ketika berusia belasan tahun. Selain itu, daya ingat
42
seseorang dipengaruhi oleh usia. Dari uraian ini maka dapat kita
simpulkan bahwa bertambahnya usia seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,
akan tetapi pada usia-usia tertentu mengingat atau menjelang
usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu
pengetahuan akan berkurang. Seorang ibu yang berusia 40 tahun
pengetahuannya akan berbeda dengan saat dia sudah berusiar 60
tahun.
1.4.3.4 Sumber Informasi
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika
ia mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan
seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi,
majalah, koran dan buku. Walaupun seorang ibu berpendidikan
rendah tetapi jika dia memperoleh informasi tentang
penatalaksanaan diare pada balita secara benar dan tepat maka
itu akan menambah pengetahuannya.
1.4.3.5 Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar
maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli
fasilitas-fasilitas sumber informasi. Ibu yang keluarganya
berpenghasilan rendah akan sulit mendapatkan fasilitas sumber
informasi, tetapi apabila berpenghasilan cukup maka dia mampu
menyediakan fasilitas sumber informasi sehingga
pengetahuannya akan bertambah
B. Faktor Eksternal
SosialBudaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap dalam
menerima informasi.
43
2.2.4 Jenis-Jenis Pengetahuan
Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya:
1. Pengetahuan Langsung(Immediate)
Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir
dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Umumnya
dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu sebagaimana adanya,
khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-realitas yang telah
dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang pohon, rumah,
binatang, dan beberapa individu manusia. Namun, apakah perasaan ini
juga berlaku pada realitas-realitas yang sama sekali belum pernah
dikenal dimana untuk sekali melihat kita langsung mengenalnya
2. Pengetahuan Tak Langusng(Mediate)
Pengetahuan mediate adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan
proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu.
3. Pengetahuan Indrawi (Perceptual)
Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui
indra (seperti mata, telinga dan lain-lain).
4. Pengetahuan Konseptual (Conceptual)
Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi.
Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu
konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal
tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi
saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara
keduanya merupakan aktivitas pikiran.
44
Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni:
a. CaraTradisional
Untuk Memperoleh Pengetahuan Cara kuno atau tradisional ini dipakai
orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-
cara ini antara lain:
1. Cara coba-coba (Trial andError)
Melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and
error”. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yanglain.
2. Cara kekuasaan atauotoritas
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi Dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi pada masa yanglalu.
4. Melalui jalan pikiran kemampuan manusia menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya. Dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia menggunakan jalanpikirannya.
Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular disebut
metodologi penelitian (research methodology). Menurut Deobold van
Dalen, mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan pengamatan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek
yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok,yaitu:
45
1. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
2. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
pada saat dilakukanpengamatan.
46
memperbaiki higiene perorangan yang kurang, meningkatkan percaya diri
seseorang, menciptakan keindahan, dan pencegahan penyakit kecacingan. (Isro’in
L, 2012)
Risiko yang paling sering terjadi pada saat jalan tanpa alas kaki adalah
terluka akibat benda tajam atau terjadi luka bakar jika jalan yang dilewati
telampaupanas (Huey,Sue&Rebeca, 2007).Pada kasus seseorang dengan diabetes
melitus dan hipertensi, sering terjadi komplikasi yang disebut dengan neuropati
perifer atau dalam istilah awam yaitu kerusakan sistem saraf tepi yang
mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang untuk setiap bagian dari
tubuh. Tanda klinis yang umum terjadi adalah kesemutan dan mati rasa. Jika
47
pasien dengan diabetes melitus dan hipertensi terjadi neuropati perifer, kemudian
jalan kaki tanpa alas dan terkena benda tajam atau luka bakar karena jalan yang
panas, maka tetap tidak terasa. (Bansal, 2014)
Pada kasus lain, ditemukan kelainan kulit akibat parasit yang masuk ke
dalam kulit diakibatkan berjalan tidak menggunakan alas kaki. Penyakit kulit
tersebut disebut dengan Cutaneous Larva Migrans/Creeping Eruption.Creeping
eruption atau cutaneous larva migrans adalah lesi pada kulit yang disebabkan oleh
infestasi larva filariformis spesies Ancylostoma brazilensis atau Ancylostoma
caninum atau spesies hookworm lain yang berasal dari kucing atau anjing, tapi
mungkin juga dari manusia. Diagnosis penyakit ditegakkan dari anamnesis adanya
kontak dengan tanah yang terkontaminasi oleh tinja kucing atau anjing, dan dari
pemeriksaan fisik ditemukan lesi kulit berupa lepuh, dapat tunggal atau multipel.
Beberapa hari kemudian lepuh memanjang berkelokkelok, kemerahan, menonjol
disertai dengan rasa gatal dan panas, kadang terjadi infeksi sekunder akibat
garukan (Aisah, 2010).
Dalam penelitian Kundaiaan (2011) anak yang tidak mencuci kaki dan
tangan dengan sabun setelah bermain di tanah, tidak menggunakan alas kaki ketika
bermain dan keluar dari rumah dapat menyebabkan kekacingan, haliniterlihatdari
hasil penelitian bahwa responden dengan personal higiene yang buruk mengalami
infeksi lebih banyak dari pada anak yang memiliki personal higiene yang baik
(Kundaiaan, 2011).
48
kebersihan sangat jelas dan di dalamnya terdapat ibadah kepada Allah SWT.
Sesungguhnya kitab-kitab syariat Islam selalu diawali dengan bab taharah yang
merupakan kunci ibadah sehari-hari. Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian
orang yang bersih. Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang
bersih (H.R. Baihaqi).
Selain itu juga Islam mengatur cara pemakaian alas kaki melalui adab-
adab menggunakan alas kaki, yaitu :
Artinya :
“Jika salah seorang di antara kalian memakai sandal maka mulailah dari yang
kanan dan jika melepas maka mulailah dari yang kiri. Jadikanlah kaki kanan
terlebih dahulu memakai sandal dan yang terakhir melepasnya.” (HR. Muslim,
Abu Daud dan yang lainnya).
Konsep teori yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada Wawan dan
Dewi 2010 dalam buku berjudul “Teori; Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia”, yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu;
Faktor Internal
Usia
Tingkat Pendidikan
Sumber Informasi Pengetahuan
Penghasilan
Faktor Eksternal
49
Sosial Budaya
Pengetahuan Pentingnya
Tingkat Pendidikan Menggunakan alas kaki pada
Penghasilan Keluarga Binaan RT 004 / RW
Sumber Informasi
001, Desa Rancailat, Kecamatan
Usia
Kresek, KabupatenTangerang,
Provinsi Banten
50
2.7 Definisi Operasional
Tabel 2.1 Definisi Operasional
1=
pengetahu
an baik :
3-6
51
No. Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala
Ukur Ukur Ukur Pengukuran
52
No. Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala
Ukur Ukur Ukur Pengukuran
5. Usia Lamanya waktu hidup yaitu Kuisioner Wawancara 1 =Dewasa dini Ordinal
terhitung sejak lahir sampai : 18-40
dengan sekarang 2 =Dewasa
madya : 41-60
3 =Lanjut usia :
> 60
53
54