Anda di halaman 1dari 8

Kornea dan sclera, dapat digunakan untuk tujuan penanaman.

Sangat penting mengetahui


harapan pasien untuk pendonoran ini saat dirawat (disyaratkan pada hampir semua Negara
bagian). Syarat permintaan donasi organ dan jaringan perlu diimplementasikan untuk
meningkatkan jumlah donor untuk memenuhi tingginya permintaan yang sudah ada. Mata
seseorang tidak ternilai harganya, dan kadang melibatkan emosi saat mendonorkannya. Kadanf
merupakan tanggungjawab seorang perawat untuk menentukan harapan pasien, baik dengan
wawacara pasien atau penondor untuk pengambilan keputusan perawatan kesehatan, atau oleh
lembaga yang lebih tinggi.

Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah. Bedah transflantasi kornea


telah mengembalikan penglihatan pada namyak orang, dan lebih banyak lagi seandainya lebih
banyak tersedia jaringan donor. Perawat dapat memainkan peran penting, baik secara
professional maupun personal, dengan mendidik masyarakat perlu mengetahui pentingnya
pendonor mata, masyarakat perlu mengetahui bahwa mereka biasa membuat perbedaan yang
vital dengan cara memberi cara untuk mengembalikan penglihatan, dan bahwa setiap orang dapat
menjadi donor mata dengan mengisi kartu donor atau mengembalikan penglihatan, dan bahwa
setiap orang dapat menjadi donor mata dengan mengisi kartu donor atau memberi kuasa donasi
pada halaman belakang surat izin mengemudi, keputusan untuk menjadi calon donor harus
mengemudi. Keputusan unntuk menjadi calon donor harus dibicarakan dengan orang terdekat
atau pemberi asuhan kesehatan yang bersangkutan sehingga tindakan yang dapat dilakukan saat
diperlukan. Bila keputusan tidak dibuat dan didokumentasi sebelum meninggal, saudara terdekat
dapat memberikan persetujuan untuk donasi mata setelah meninggal. Anggota keluarga perlu
diyakinkan dengan mengetahui hal yang berikut :

 Tak akan tampak tanda kerusakan setelah pengambilan


 Tubuh akan diperlakukan dengan hormat
 Donasi tidak akan berpengaruh terhadap upacara penguburan
 Tak akan ditarik biaya bagi keluarga donor
 Donasi akan tetap dijaga kerahasiaan

Kriteria berikut dipergunakan untuk menyeleksi donor transplam kornea


 Diketahui saat kematiaannya (mata harus diperoleh dalam 6 jam setelah kematian)
 Kemungkinan sebab kematian
 Tidak menderita sepsis atau penyakit infeksi menular (seperti human immunofeficiency virus
(HIV), hepatitis B)
 Usia diatas 26 minggu setelah gestasi. Tak ada batas atas, meskipun begitu, karena donor tua
mungkin sudah kehilangan sebagian endotelnya, maka kornea dari orang muda lebih disukai.

Bila pasien telah dinyatakan mengalami kematian otak dan korneanya akan didonasikan,
penting untuk mempertahankan perawatan mata. Perawatan mata tersebut meliputi perlindungan
permukaan mata dan menjaganya tetap lembab. Larutan salin diberikantiap 2 sampai 4 jam dan
kelopak ditutup dengan plester dan ditutup dengan verban lembab. Setiap mata yang tidak layak
untuk transplantasi akan digunakan untuk salah satu projek penelitian mata yang sangat
berharga.

Gangguan lensa : Katarak

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih (Gbr. 56-9). Biasanya
terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongrnital). Dapat
juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemis, seperti diabetes mellitus atau hipoparatiroidisme, pemanjanan radiasi,
pemanjanan yang lama sinar matahari (sinar ultraviolet), atau kelainan mata lain seperti uveitis
anterior.

Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju: mempunyai kekuatan refraksi yang benar. Lensa mengandung tiga
komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, diperifer ada korteks, dan yang
mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas
seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna-nampak sepertii Kristal salju pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi. Perubahan
pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan siller ke sekitar daerah di luar
lensa, misalnya, dapat menyebabkan penglihatan mengalami distoris. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influx air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilalateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti diabetes, namun sebenarnya
menurupakan konsekwensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang
secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki decade ke tujuh. Awal, karena bila tidak
terdiagnosa dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan permanen. Factor yang
paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-
obatan, alkhol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksida yang kurang dalam jangka
waktu lama.

Manifestasi klinis

Katarak didiagnosa terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien melaaporkan


penurunan ketajaman pengalaman dan silau dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu
yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi. Temuan, objektif biasanya meliputi
pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop.

Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipen…. Dan bukannya ditranmisikan
dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandagan kabur atau
redup, menyilaukan yang menjeng- dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
(Gbr. 56-10). Pupil, yang normalnya hitam, akan Nampak kekuningan, abu-abu, atau putih.
Katarak biasanya terjadi terhadap selama bertahun-tahun, dan ketika katarak sudah sangat
memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan.

Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan stratg untuk menghindari silau
yang salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabut rumahnya sehingga sinar tidak akan
langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi berkelepak lebar atau kaca mata
hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari.

Evaluasi Diagnostik

Selain uji mata biassa, keratometri, dan pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis, maka
A-scan ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostic,
khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000
sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan
implantasi IOL.

Penatalaksaan

Tak ada terapi obat untuk katarak, dan taka da diambil dengan pembedahan laser.
Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang dapat
digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula (Pokalo,
1992).

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai titik
dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka penanganan biasanya konservatif.
Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari-hari pasien. Mengkaji derajat gangguan
fungsi sehari-hari, seperti berdandan, ambulasi, aktivitas rekreasi, menyetir mobil, dan
kemampuan bekerja, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi
masing-masing penderita.

Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja
ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang
dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi, bila ketajaman pandang mempengaruhi
keamanan atau kwualitas hidup atau bila visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk
mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus, seperti pada diabetes
dan glaucoma.

Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang
berusia lebih dari 65. Masa kini, katarak paling sering diangkat dengan anesthesia local berdasar
pasien rawat jalan, meskipun pasien perlu dirawat bila ada indikasi medis. Keberhasilan
pengembalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95% pasien.

Pengambilan keputusan untuk menjalani pembedahan sangat individual sifatnya.


Dukungan finansial dan psikososial dan konsekwensi pembedahan harus dievaluasi, karena
sangat penting untuk penatalaksanaan pasien pasoperasi.

Kebanyakan operasi dilakukan dengan anesthesia local (retrobulbar atau peribulbar, yang
dapat mengimobilisasi mata. Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan
klaustrofobia sehubungan dengan droping bedah. Anestesi umum diperlukan bagi yang tak bisa
menerima anestesi local, yang tak mampu bekerja sama dengan alasan fisik atau psikologis, atau
yang tak berespon terhadap anesthesia local.

Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak ekstraksi
intrakkapsuler dan ekstrakapsuler (Gbr. 56-11). Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya
penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan
glaucoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati
diabetika.

Ekstraksi katarak intrakapsuler

Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE, intracapsular cataract extraction) adalah


pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan. Setelah zonula dipisahkan, lensa diangkat
dengan cryoprobe, yang diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Bedah beku berdasarkan
pada suhu pembekuan untuk mengangkat suatu lesi atau abnormalitas instrument bedahan beku
bekerja dengan prinsip bahwa logam dingin akan melekat pada benda yang lembab. Ketika
cryoprobe diletakkan secara langsung pada kapsula lentis, kapsul akan melekat pada prode.
Lensa kemudian diangkat secara lembut. Yang dahulu merupakan cara pengangkatan katarak
utama, ICCE sekarang jarang dilakukan karena tersediannya teknik bedah yang lebih canggih.

Ekstraksi katarak ekstrakapsuler

Ekstraksi katarak ekstrakapsuler (ECCE, extracapsular cataract extraction) sekarang


merupakan teknik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98% pembedahan katarak.
Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama pembedahan. Prosedur ini meliputi
pengambilan kapsula anterior, menekan keluar nucleus lenus, dan mengisap sisa fragmen
kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap. Dengan meninggalkan kapsula posterior dan
zonula lentis tetap utuh, dapat mempertahankan arsitektur bagian posterior mata, jadi
mengurangi insidensi komplikasi yang serius.

Fakoemulsifikasi merupakan penemuan terbaru pada ekstraksi ekstrakapsuler. Cara ini


memungkinkan pengambilan lensa melalui insisi yang lebih kecil dengan menggunakan alat
ultrason frekuwensi tinggi untuk memecah nucleus dan korteks lensa menjadi partikel kecil yang
kemudian diaspirasi melalui alat yang sama yang juga memberikan irigasi kontinus. Teknik ini
memerlukan waktu penyembuhan yang lebih pendek dan penurunan insidensi astigmatisme
pascaoperasi. Kedua teknik irigasi aspirasi dan fakoemulsifikasi dapat mempertahankan kapsula
posterior, yang nantinya digunakan untuk penyangga IOL.

Ekstraksi katarak dan implamasi IOL dapat dilakukan bersama dengan transplantasi
kornea atau pembedahan untuk glaucoma.

Pengangkatan lemsa. Karena lensa kristalina bertanggung jawab terhadap sepertiga


kekuatan fokus mata, maka bila lensa diangkat, pasien memerlukan koreksi optikal koreksi ini
dapat dilkaukan dengan salah satu dari tiga metode:nkaca mata apaksia, lensa kontak, atau
implant IOL.

Kaca mata apakia mampu memberikan pandangan sentral yang baik. Namun pembesaran
25% sampai 30% menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer, yang menyebabkan
kesulitan dalam memahami relasi spasial, ,e,buat benda-benda Nampak jauh lebih dekat dari
yang sebenarnya. Kaca mata ini juga menyebabkan aberasi sferis, mengubah garis lurus menjadi
lengkung. Pandangan binokuler tak dapat dilakukan kecuali kedua lensa telah diangkat dari mata.
Memerlukan waktu penyesuaian gerakan, memperkirakan jarak, dan berfungsi aman dengan
pandangan yang terbatas. Kaca mata apakia sangat tebal dan merepotkan dan membuat mata
kelihatan sangat besar.

Lensa kontak jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia. Tak terjadi pembesaran yang
bermakna (5% sampai 10%). Tak terdapat aberasi sferis, taka da penurunan lapang pandangan
dan taka da kesalahan orientasi spasial. Lensa jenis ini memberikan rehabilitasi visual yang
hampir sempurna bagi mereka yang mampu menguasai cara memasang, melepaskan dan
merawat dan bagi mereka yang dapat mengenakan dengan nyaman. Kebanyakan lansia
mengalami kemunduran keterampilan tangan, sehingga perawatan higienik lensa kontak harian
menjadi sulit. Pada beberapa pasien, lensa jangka panjang dapat memberikan alternative yang
beralasan, namun lensa jangka panjang memerlukan kunjungan berkala untuk pengelepasan dan
pembersihan. Harganya juga mahal dan sering harus diganti karena hilang atau sobck. Kerugian
lainnya adalah meningkatnya risiko keratitis infeksiosa.

Implant lensa intraokuler (IOL) memberikan alternative bagi lensa apakia yang tebal dan
untuk mengoreksi penglihatan pascaoperasi. Implan IOL telah menjadi pilihan koreksi optikal
karena semakin halusnya teknik bedah mikro dan kemajuan rancang bangun IOL. IOL adalah
lensa permanen plastic yang secara bedah diimplantasi kedalam mata. Mampu menghasilkan
bayangan dengan bentuk dan ukuran normal. Karena IOL mampu menhilangkan efek optikal
lensa afaksia yang menjengkelkan dan ketidak-praktisan penggunaan lensa kontak, maka hampir
97% pembedahan katarak (lebih dari seribu tiap tahun) dilakukan bersamaan dengan
pemasangan IOL.

Kemajuan terkini lensa yang dapat dilipat saat pemasangan, kemungkinan pemasangan
melalui insisi yang lebih kecil yang dibuat untuk fakoemulsifikasi sementara ukuran lensanya
tetap seperti semula saat pemasangan selesai. Pemasangan lensa ini dapat dilakukan hanya
dengan “satu jahitan atau tanpa jahitan sama sekali”.

Sekitar 95% IOL dipasang dikamera posterior dan yang 5% sisanya dikamera posterior,
lensa kamera anterior dipasang pada pasien yang menjalani ekstraksi intrakapsuler atau yang
kapsul posteriornya. Kombinasi ekstraksi ekstrakapsuler dan pemasangan lensa posterior lebih
disukai karena lebih tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan penglihatan. Banyak
pasien yang masih memerlukan koreksi refraksi setelah pemasangan IOL untuk pandangan
dekat. Dengan adanya IOL difraktif multifocal yang canggih dapata menurunkan kebutuhan
koreksi optikal hampir pada separuh resipien, menurut laporan FDA terbaru (Roy & Tindall,
1993).

Adanya beberapa kontraindikasi pemasangan IOL, termasuk uveitis berulang, retinopati


diabetika proliferative, dan glaucoma neovaskuler.
Komplikasi meskipun terjadi perbaikan pengambilan ke pandangan penuh yang
sempurna pada ekstraksi katarak dan implantasi IOL, ada juga komplikasi kerusakan endotel
kornea, sumbatan pupil, glaucoma, perdarahan, fistula luka operasi, edema macula sistoid,
pelepasan koroid, uveitis, dan endoftalmitis. Dapat diubah posisinya kembali dengan pemberian
tetes mata dilator, diikuti pemberian posisi pada kepala, dan diakhiri dengan tetes mata
konstriktor, atau pasien memerlukan pembedahan lagi untuk mereposisi atau mengangkat IOL.

Anda mungkin juga menyukai