Bila pasien telah dinyatakan mengalami kematian otak dan korneanya akan didonasikan,
penting untuk mempertahankan perawatan mata. Perawatan mata tersebut meliputi perlindungan
permukaan mata dan menjaganya tetap lembab. Larutan salin diberikantiap 2 sampai 4 jam dan
kelopak ditutup dengan plester dan ditutup dengan verban lembab. Setiap mata yang tidak layak
untuk transplantasi akan digunakan untuk salah satu projek penelitian mata yang sangat
berharga.
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih (Gbr. 56-9). Biasanya
terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak kongrnital). Dapat
juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemis, seperti diabetes mellitus atau hipoparatiroidisme, pemanjanan radiasi,
pemanjanan yang lama sinar matahari (sinar ultraviolet), atau kelainan mata lain seperti uveitis
anterior.
Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju: mempunyai kekuatan refraksi yang benar. Lensa mengandung tiga
komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, diperifer ada korteks, dan yang
mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus
mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas
seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna-nampak sepertii Kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi. Perubahan
pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan siller ke sekitar daerah di luar
lensa, misalnya, dapat menyebabkan penglihatan mengalami distoris. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influx air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilalateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti diabetes, namun sebenarnya
menurupakan konsekwensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang
secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki decade ke tujuh. Awal, karena bila tidak
terdiagnosa dapat menyebabkan amblyopia dan kehilangan penglihatan permanen. Factor yang
paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-
obatan, alkhol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksida yang kurang dalam jangka
waktu lama.
Manifestasi klinis
Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipen…. Dan bukannya ditranmisikan
dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandagan kabur atau
redup, menyilaukan yang menjeng- dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari
(Gbr. 56-10). Pupil, yang normalnya hitam, akan Nampak kekuningan, abu-abu, atau putih.
Katarak biasanya terjadi terhadap selama bertahun-tahun, dan ketika katarak sudah sangat
memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan.
Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan stratg untuk menghindari silau
yang salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabut rumahnya sehingga sinar tidak akan
langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi berkelepak lebar atau kaca mata
hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari.
Evaluasi Diagnostik
Selain uji mata biassa, keratometri, dan pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopis, maka
A-scan ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostic,
khususnya bila dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000
sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan
implantasi IOL.
Penatalaksaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan taka da diambil dengan pembedahan laser.
Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang dapat
digunakan untuk mencairkan lensa sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula (Pokalo,
1992).
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai titik
dimana pasien melakukan aktivitas hidup sehari-hari, maka penanganan biasanya konservatif.
Penting dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari-hari pasien. Mengkaji derajat gangguan
fungsi sehari-hari, seperti berdandan, ambulasi, aktivitas rekreasi, menyetir mobil, dan
kemampuan bekerja, sangat penting untuk menentukan terapi mana yang paling cocok bagi
masing-masing penderita.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja
ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang
dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi, bila ketajaman pandang mempengaruhi
keamanan atau kwualitas hidup atau bila visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk
mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus, seperti pada diabetes
dan glaucoma.
Pembedahan katarak adalah pembedahan yang paling sering dilakukan pada orang
berusia lebih dari 65. Masa kini, katarak paling sering diangkat dengan anesthesia local berdasar
pasien rawat jalan, meskipun pasien perlu dirawat bila ada indikasi medis. Keberhasilan
pengembalian penglihatan yang bermanfaat dapat dicapai pada 95% pasien.
Kebanyakan operasi dilakukan dengan anesthesia local (retrobulbar atau peribulbar, yang
dapat mengimobilisasi mata. Obat penghilang cemas dapat diberikan untuk mengatasi perasaan
klaustrofobia sehubungan dengan droping bedah. Anestesi umum diperlukan bagi yang tak bisa
menerima anestesi local, yang tak mampu bekerja sama dengan alasan fisik atau psikologis, atau
yang tak berespon terhadap anesthesia local.
Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak ekstraksi
intrakkapsuler dan ekstrakapsuler (Gbr. 56-11). Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya
penglihatan yang mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan
glaucoma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati
diabetika.
Ekstraksi katarak dan implamasi IOL dapat dilakukan bersama dengan transplantasi
kornea atau pembedahan untuk glaucoma.
Kaca mata apakia mampu memberikan pandangan sentral yang baik. Namun pembesaran
25% sampai 30% menyebabkan penurunan dan distorsi pandangan perifer, yang menyebabkan
kesulitan dalam memahami relasi spasial, ,e,buat benda-benda Nampak jauh lebih dekat dari
yang sebenarnya. Kaca mata ini juga menyebabkan aberasi sferis, mengubah garis lurus menjadi
lengkung. Pandangan binokuler tak dapat dilakukan kecuali kedua lensa telah diangkat dari mata.
Memerlukan waktu penyesuaian gerakan, memperkirakan jarak, dan berfungsi aman dengan
pandangan yang terbatas. Kaca mata apakia sangat tebal dan merepotkan dan membuat mata
kelihatan sangat besar.
Lensa kontak jauh lebih nyaman dari kaca mata apakia. Tak terjadi pembesaran yang
bermakna (5% sampai 10%). Tak terdapat aberasi sferis, taka da penurunan lapang pandangan
dan taka da kesalahan orientasi spasial. Lensa jenis ini memberikan rehabilitasi visual yang
hampir sempurna bagi mereka yang mampu menguasai cara memasang, melepaskan dan
merawat dan bagi mereka yang dapat mengenakan dengan nyaman. Kebanyakan lansia
mengalami kemunduran keterampilan tangan, sehingga perawatan higienik lensa kontak harian
menjadi sulit. Pada beberapa pasien, lensa jangka panjang dapat memberikan alternative yang
beralasan, namun lensa jangka panjang memerlukan kunjungan berkala untuk pengelepasan dan
pembersihan. Harganya juga mahal dan sering harus diganti karena hilang atau sobck. Kerugian
lainnya adalah meningkatnya risiko keratitis infeksiosa.
Implant lensa intraokuler (IOL) memberikan alternative bagi lensa apakia yang tebal dan
untuk mengoreksi penglihatan pascaoperasi. Implan IOL telah menjadi pilihan koreksi optikal
karena semakin halusnya teknik bedah mikro dan kemajuan rancang bangun IOL. IOL adalah
lensa permanen plastic yang secara bedah diimplantasi kedalam mata. Mampu menghasilkan
bayangan dengan bentuk dan ukuran normal. Karena IOL mampu menhilangkan efek optikal
lensa afaksia yang menjengkelkan dan ketidak-praktisan penggunaan lensa kontak, maka hampir
97% pembedahan katarak (lebih dari seribu tiap tahun) dilakukan bersamaan dengan
pemasangan IOL.
Kemajuan terkini lensa yang dapat dilipat saat pemasangan, kemungkinan pemasangan
melalui insisi yang lebih kecil yang dibuat untuk fakoemulsifikasi sementara ukuran lensanya
tetap seperti semula saat pemasangan selesai. Pemasangan lensa ini dapat dilakukan hanya
dengan “satu jahitan atau tanpa jahitan sama sekali”.
Sekitar 95% IOL dipasang dikamera posterior dan yang 5% sisanya dikamera posterior,
lensa kamera anterior dipasang pada pasien yang menjalani ekstraksi intrakapsuler atau yang
kapsul posteriornya. Kombinasi ekstraksi ekstrakapsuler dan pemasangan lensa posterior lebih
disukai karena lebih tidak menimbulkan komplikasi yang membahayakan penglihatan. Banyak
pasien yang masih memerlukan koreksi refraksi setelah pemasangan IOL untuk pandangan
dekat. Dengan adanya IOL difraktif multifocal yang canggih dapata menurunkan kebutuhan
koreksi optikal hampir pada separuh resipien, menurut laporan FDA terbaru (Roy & Tindall,
1993).