Anda di halaman 1dari 35

BAGIAN ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

“ Anatomi pangggul dan organ genitalia wanita ”

Oleh

MICHYAL KAREPESINA
2017 – 84 - 021

Pembimbing:
dr. Merlin Maelissa, Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

Untuk dapat mengenal kelainan-kelainan yang terdapat pada ilmu kebidanan

dan kandungan maka perlu diketahui anatomi dari panggul dan organ genitalia.

Kerangka panggul seorang perempuan lebih ditujukan pada pemenuhan fungsi

reproduksi. Bentuk panggul perempuan mempunyai bagian bawah yang lebih luas

untuk keperluan kehamilan. Panggul dengan ukuran normal jenis apapun kelahiran

pervaginam janin dengan berat badan normal tidak akan mengalami kesukaran.

Pengaruh gizi, lingkungan atau hal-hal lain dapat mengakibatkan ukuran ukuran

panggul menjadi lebih kecil dari pada standar normal sehingga bisa terjadi kesulitan

dalam persalinan per vaginam.1,2 Dari data WHO 1999 terdapat 180-200 juta

kehamilan setiap tahunnya dan 585 ribu kematian wanita hamil berkaitan dengan

komplikasi salah satunya ialah panggul sempit. 3 Menurut Liselele dkk, pada

perempuan dengan tinggi badan kurang dari 150 cm dapat dicurigai adanya

kesempitan panggul.4

Kelainan yang mungkin terjadi pada sistem reproduksi sangatlah luas.

Kelainan tersebut dapat terjadi pada salah satu atau beberapa organ reproduksi atau

disebabkan oleh kelainan pada sistem lain di luar sistem reproduksi. Namun,

kelainan pada sistem reproduksi bukan hanya berakibat pada organ reproduksi itu

sendiri, tetapi dapat juga mempengaruhi berbagai sistem lainnya.5 Organ reproduksi

2
wanita terbagi atas organ genitalia eksterna dan interna. Organ genitalia eksterna dan

vagina adalah bagian sanggama, sedangkan organ genitalia interna adalah bagian

untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur, transportasi blastokis, implantasi, dan

tumbuh kembang janin.6,7

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi tulang panggul


Tulang-tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu os koksa ( disebut juga

tulang innominata) 2 buah kiri dan kanan, os sakrum, dan os koksigis.6,7 Os koksa

merupakan fusi dari os ilieum, os iskium, dan os pubis. Tulang- tulang ini satu dan

lainnya berhubungan dengan suatu persendian panggul. Didepan terdapat hubungan

antara kedua os pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Simfisis terdiri atas jaringan

fibrokartilago dan ligamentum pubikum superior di bagian atas serta ligamentum

pubikum inferior dibagian bawah. Kedua ligamentum ini sering disebut sebagai

ligamentum arkuatum. Simfisis mempunyai tingkat pergerakan tertentu, yang dalam

tingat kehamilan tingkat pergerakan semakin dipermudah.7


Dibelakang terdapat artikulasio sakro-iliaka yang menghubungkan os sakrum

dan os ileum. Dibawah terdapat artikulasio sakro-koksigea yang menghubungkan os

sakrum dan os koksigis. Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut

sebagai pelis mayor dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak

di atas linea terminalis. Disebut pula false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea

terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis. Bentuk pelvis minor menyerupai

suatu saluran yang mempunyai sumbu melengkung ke depan (sumbu carus).

Sumbu ini secara klasik adalah garis yang menghubungkan titik persekutuan antara

diameter transversa dan konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik-titik

4
sejenis di Hodge II, III, IV. Sampai dekat hodge III sumbu itu lurus sejejar dengan

sakrum, untuk seterusnya melengkung ke depan, sesuai dengan lengkungan sakrum.7

Gambar 1. Potongan sagital panggul, menunjukan pelvis mayor dan minor.7

Gambar 2. Sumbu panggul.7

 Pintu atas panggul

5
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium

korpus vertebra sakral 1, linea innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis.

Terdapat empat diameter pada pintu atas panggul, yaitu diameter anteroposterior,

diameter transversa, dan 2 diameter oblikua. Panjang jarak dari pinggir atas simfisis

ke promontorium lebih kurang 11 cm, disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis

melintang pada pintu atas panggul lebih kurang 12,5 cm-13 cm, disebut diameter

transversa. Bila ditarik garis dari artikulasio sakro-iliaka ke titik persekutuan antara

diameter tranversa dan konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata, ditemukan

diameter yang disebut diameter oblikua sepanjang kurang dari 13 cm.7

Gambar 3. Pintu atas panggul dengan konjugata vera, diameter transversa dan
diameter oblique.7

Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul ( pembagian Caldwell dan Moloy,

1933), klasifikasi ini berdasarkan pengukuran diameter transverssa terbesar aperture

pelvis superior dan pembagiannya menjadi segmen anterior dan posterior. Ciri khas

segmen posterior menentukan tipe pelvis dan segmen anterior menentukan

tendensi.yang mempunyai ciriciri pintu atas panggul sebagai berikut 6,7 :

6
a. Jenis ginekoid
Panggul paling baik perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat.

Panjang diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter

transversa. Ditemukan pada 45% perempuan.


b. Jenis android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai

jenis seperti ini. Panjang diameter anteroposerior hampir sama dengan

diameter transversa, akan tetapi yang terakhir ini jauh lebih mendekati

sakrum. Ditemukan pada 15% perempuan.


c. Jenis anthropoid
Bentuk pintu atas panggul lonjong, seperti telur. Panjang diameter

anteroposteroior lebih besar daripada diameter transversa. Ditemukan pada

35% perempuan.
d. Jenis platipelloid
Jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang.

Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang.

Ditemukan pada 5% perempuan.

Gambar 4. Jenis-jenis panggul.7

7
Gambar 5. Ruang panggul.7


Bidang hodge 7
A. Bidang Hodge I
Bidang datar yang melalui bagian atas simfisis dan promontorium bidang ini
dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
B. Bidang Hodge II
Bidang yang sejajar dengan bidang hodge I terletak setinggi bagian bawah
simfisis.

C. Bidang Hodge III


Bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I dan II terletak setinggi spina
iskiadika kanan dan kiri.
D. Bidang Hodge IV
Bidang yang sejajar denngn bidang Hodge I,II, III, terletak setinggi os
koksigis.

8
Gambar 6. Bidang-bidang Hodge.7

 Pintu bawah panggul


Pintu bawah panggul merupakan suatu bidang datar, tetapi tersusun atas 2

bidang datar yang masing-masing berbemtuk segitiga, yaitu bidang yang dibentuk

oleh garis antara kedua buah tuber os iskii dengan ujung os sacrum dan segitiga

lainnya yang alasna juga garis antara kedua tuber os iskii dengan bagian bawah

simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut

arkus pubis. Dalam keadaan normal besarnya ini ± 90 o atau lebih besar sedikit. Bila

kurang sekali (lebih kecil) dari 90o, maka kepala janin akan lebih sulit dilahirkan

karena memerlukan tempat lebih banyak ke arah dorsal (ke arah anus). Jarak antara

kedua tuber os iskii (distansia tuberum) juga merupakan ukuran pintu bawah panggul

yang penting. Distansia tuberum, diambil dari bagian dalamnya adalah ± 10,5 cm.

Bila lebih kecil, jarak antara tengah-tengah distansia tuberum ke ujung sacrum maka

(diameter sagitalis posterior) harus cukup panjang agar bayi normal dilahirkan.7

9
Gambar 7. Pintu bawah panggul.7

Gambar 8. Arkus pubis normal. Kepala janin lahir tanpa kesukaran.7

10
Gambar 9. Arkus pubis lebih kecil dari 90o. Untuk lahir, kepala janin menggunakan

lebih banyak tempat di belakang.7

 Ukuran –ukuran panggul


Ukuran-ukuran luar panggul ini dapat digunakan bila pelvimetri radiologik
tidak dapat dilakukan. Dengan cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis,
bentuk, dan ukuran-ukan panggul apabila dikombinasikan dengan pemeriksaan
dalam.
a. Distansia spinatum (± 24-26)
Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan dekstra.
b. Distansia kristarum (± 28-30)
Jarak yang terpanjang anatara dua temppat yang simetris pada krista iliaka
sinistra dan dekstra.
c. Distnsia oblikua eksterna(ukuran miring luar)
Jarak anatara spina iliaka posterior sinistra dan spina iliaka anterior superior
dekstra dan dari spina iliaka posterior panggul normal.
d. Distansia intertrokanterika
Jarak anatar kedua trokanter mayor.
e. Konjugata eksterna (boudeloque)
± 18 cm jarak antara bagian atas simfisis ke prosessus spinosus lumbal 5.
f. Distanasia tuberum (1,5 cm)
Jarak antara tuber iskii kanan dan kiri. Untuk mengukurnya dipakai jangka
Oseander. Angka yang ditunjuk jangka subkutis harus ditambah 1,5 cm
karena adanya jaringan subkutis antara tulang dan ujung jangka, yang
menghalangi pengukuran secara tepat. Bila jarak ini kurang dari normal,
dengan sendirinya arkus pubis lebih kecil dari 90o.

11
Gambar 10. (A) distansia spinarum, (B) distansia kristarum. 7

Gambar 11. (A) distansia oblikus eksterna, (B) distansia intertrokanterika. 7

Gambar 12. (A) konjugata eksterna (Boudelque), (B) distansia tuberum.7

2.2. Anatomi organ reproduksi wanita


 Organ genitalia eksterna

12
Gambar 13. Organ genitalia eksterna.8

a. Vulva
Vulva (pukas) atau pudenda, meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat

dilihat mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora

dan labia minora, klitoris, selaput dara (hymen), vestibulum, muara uretra,

berbagai kelenjar, dan struktur vaskular.6,7


b. Mons pubis
Juga disebut sebagai mons veneris. Bantalan berisi lemak ini terletak di

simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis ditutupi oleh rambut

keriting yang membentuk perisai (escutcheon), pada wanita berbentuk

segitiga, dasarnya dibentuk oleh batas atas simfisis. Pada laki-laki dan pada

beberapa wanita hirsutisme, perisai tersebut tidak terlalu berbatas tegas dan

meluas ke dinding abdomen anterior menuju umbilikus.6


c. Labium majus pudenda
Secara embriologis, labium majus pudendi homolog dengan skrotum pria.

Bentuk struktur tersebut bervariasi, terutama sesuai dengan jumlah

13
kandunganlemaknya. Panjangnya 7-8 cm, kedalaman 2-3 cm, ketebalan 1-

1,5 cm. Di superior, menyatu secara langsung pada mons pubis, dan

ligament bulat berakhir di batas atasnya. Di posterior, labium majus pudenda

meruncing dan menyatu di daerah perineum membentuk komisura posterior.

Permukaan luar labium majus pudenda ditutupi oleh rambut, sedangkan

dipermukaan dalamnya tidak. Selain itu terdapat lapisan jaringan ikat padat,

yang hampir sama sekali tidak terdapat elemen otot namun kaya akan serat

elastis dan jaringan lemak. Masa lemak ini merupakan bagian besar labium

majus pudenda dan didarahi oleh banyak pleksus vena. Selama kehamilan,

pembuluh darah ini umumnya berkembang menjadi varikositis karena

meningkatnya tekanan akibat bertambah beratnya uterus. Varikositis tersebut

tampak sebagai bendungan vena yang berkelok-kelok atau sekecil satu buah

anggur tetapi pada umumnya asimptomatik.6


d. Labium minus pudenda
Masing-masing merupakan lipatan tipis jaringan, yang terletak medial dari

tiap labium majus pudenda. Pada laki-laki homolog dengan bagian ventral

penis. Labium minus pudenda meluas ke superior; yang masing-masingnya

terbagi menjadi dua lamella. Kedua bagian yang dibawh menyru membentuk

frenulum klitoridis, dan kedua bagian yang di atas menyatu membentuk

prepusium klitoridis. Di inferior, labium minus pudenda meluas mencapai

garis tengah sebagai punggung jaringan rendah yang menyatu membentuk

fourchette.6
g. Klitoris

14
Organ sensitive wanita utama ini merupaka homolog erektil penis dan

terdapat dibawah prepusium klitoridis dan diatas uretra. Klitoris memanjang

ke bawah di anatara lipatan-lipatan labium minus pudenda, dan ujung

bebasnya masuk ke bawah dan k e dalam menuju ostium vaginae. Panjang

klitoris jarang melebihi 2 cm dari glans, korpus atau badan, dan dua krura.

Diameter glans hanya kurang dari 0,5 cm, terdiri dari sel-sel berbentuk

gelendong, dan dilapisi oleh epitel gepeng berlapis yang kaya akan

persarafan. Badan klitoris mengandung dua corpora kavernosa. Dibawah

permukaan ventralnya, homolog corpora spongiosa menyatu membentuk

commisura. Homolog ini merupakan perluasa n anterior bulbus

vestibular.dari badan klitoris, masing-masinng corpora kavernosa menyebar

lateral membentuk gelendongan, krura yang sempit. Ini terletak sepanjang

permukaan inferior rami iskipubic dan di bagian dalam dari otot-otot

iskiokavernosus.6
h. Vestibulum
Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan

dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di

belakang oleh perineum (fourchette). Kurang lebih 1-1,5 cm dibawah klitoris

ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih) berbenttuk mebujur

4-5 cm dan tidak jarang sukar ditemukan karena tertutp oleh lipatan selaput

vagina. Tidak jauh dari lubang kemih, di kiri dan di kanan bawahnya, dapat

dilihat dua ostia Skene. Saluran Skene (duktus parauretral) analog dengan

15
kelenjar prostat pada laki-laki. Di kiri dan kanan bawah kelenjar navikulare

terdapat kelenjar bartolin. Kelenjar berukuran diameter lebih kurang 1 cm,

terletak dibawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran panjang

1,5-2 cm yang bermuara di vestibulum, tidak jauh dari fossa navikulare. Pada

koitus kelenjar bartolini mengeluarkan getah.7


i. Bulbus vestibule sinistra et dektra
Merupakan pengumpulan vena terletak di bawah selaput lendir vestibulum,

dekat ramus ossi spubis, panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya

0,5- 1cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak pembuluh darah sebagian

tertutup oleh muskulo iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina.

Bulbus berakhir di inferior kira-kira di pertengahan ostium vaginae dan

berjalan ke atas menuju klitoris. Perpanjangan ke anterior tersebut bergabung

di garis tengah, di bawah badan klitoris. Sewaktu melahirkan, bulbus

vestibule dapat cedera bahkan rupture menyebabkan hematoma vulva.6,7


j. Introitus vagina
Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang virgo selalu

dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini dibuka.

Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (himen). Himen ini mempunyai

bentuk berbeda-beda, dariyang semilunar (bulan sabit) sampai yang

berlubang-lubang atau yang bersekat (septum). Konsistensinya pun berbeda-

beda, dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus himenalis (lubang

selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh

dua jari. Umumnya himen robek pada koitus dan robekan ini terjadi pada

tempat jam 5 atau jam 7 dan robekan sampai mencapai dasar selaput dara itu.
16
Pada beberapa kasus himen tidak mengalami laserasi walaupun sanggama

berulang telah dilakukan. Sesudah persalinan himen robek di beberapa tempat

dan yang dapat dilihat adalah sisa-sisanya (karunkula himenalis).7

Gambar 14. Jenis-jenis hymen.9

k. Perineum
Terletak antara vulva dan anus yan panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang

mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma

urogenitalis, diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis

posterior serta fasia yang menutup kedua otot ini. Diafragma urogenitalis

terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber

isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis meliputi muskulus

transversus perinea profunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal maupun

eksternal yang menutupinya. Perineum mendapat pasokan darah terutama

arteria pudenda interna dan cabang-cabangnya. Persarafan perineum terutama

nervus pudendus dan cabang-cabangnya. Otot levator ani kiri dan kanan

bertemu ditengah-tengah di antara anus dan vagina yang diperkuat oleh

17
tendon sentral perineum. Di tempat ini bertemu otot-otot bulbo kavernosus,

muskulus transverses, perinei superfisialis, dan sfingter ani eksternal. Struktur

ini membentuk perineal body yang memberikan dukungan bagi perineum.7

 Organ Genitalia Interna


a. Vagina (Liang Kemaluan/Liang Sanggama)7
Setelah melewati introitus vagina, terdapat liang kemaluan (vagina) yang

merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus. Arahnya

sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium. Arah ini penting

diketahui pada waktu memasukkan jari ke dalam vagina saat melakukan

pemeriksaan ginekologik. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu

sama lain, masing-masing panjangnya berkisar antara 6 - 8 cm dan 7- 10 cm.

Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipatJipat disebut rugae. Di tengah-

tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum. Lipatan-

lipatan ini memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai dengan

fungsinya sebagai bagian lunak jalan-lahir.


Di vagina tidak didapatkan kelenjar-kelenjar bersekresi. Pada

perempuan yang pernah melahirkan, kepingan epitel vagina kadang-kadang

tertanam dalam jaringan ikat vagina pada saat penjahitan robekan vagina dan

membentuk kista, disebut kista inklusi vagina (vaginal inclussion cyst), yang

sebenarnya bukan kelenjar. Epitel vagina terdiri atas epitel gepeng tidak

bertanduk, di bawahnya terdapat jaringan ikat yang mengandung banyak

pembuluh darah. Pada kehamilan terdapat hipervaskularisasi lapisan jaringan

tersebut, sehingga dinding vagina kelihatan kebiru-biruan, yang disebut lbide.

18
Di bawah jaringan ikat terdapat otot-otot dengan susunan yang sesuai dengan

susunan otot-otot usus. Bagian dalamnya terdiri atas muskuius sirkularis dan

bagian luarnya muskulus longi tudinalis. Di sebelah luar otot-otot ini terdapat

fasia (jaringan ikat yang akan berkurang elastisitasnya pada perempuan yang

lanjut usianya. Bagian atas vagina berasal dari Dukrus Mulleri, sedangkan

bagian bawahnya dibentuk oleh sinus urogenitalise.


Di sebelah depan, dinding vagina berhubungan dengan uretra dan

kandung kemih yang dipisahkan oleh jaringan ikat biasa disebut septum

vesikovaginalis. Di sebelah belakang, di antara dinding vagina bagian bawah

dan rektum terdapat jaringan ikat disebut rektum oleh kantong rektouterina

yang biasa disebut kamm Douglasi. Dinding kanan dan kiri vagina

berhubungan dengan muskulus levator ani. Di puncak vagina dipisahkan oleh

serviks, terbentuk fomiks anterior, posterior dan lateralis kiri dan kanan. Oleh

karena puncak vagina belakang terletak lebih tinggi daripada bagian depan,

maka fomiks posterior lebih dalam daripada anterior. Forniks mempunyai ani

klinik karena organ internal pelvis dapat dipalpasi melalui dinding forniks yang

tipis. Selain itu, forniks posterior dapat digunakan sebagai akses bedah untuk

masuk ke dalam rongga peritoneum. Kurang lebih 1,5 cm di atas forniks

lateralis terletak ureter yang terdapat di dalam parametrium. Di tempat itu ureter

melintasi arteria uterina tepat di bawahnya. Hal ini penting diketahui jika harus

menjahit robekan serviks uteri yang lebar dan dekat dengan tempat arteria

uterina dan ureter agar kedua pembuluh itu tidak terjahit. Dalam kehamilan,

19
spesies Laaobacillus lebih sering terdapat dalam vagina dalam konsentrasi

tinggi. Demikian pula dengan mikro-organisme anaerobik. Malahan dalam

masa nifas, jumlah bakteri anaerobik meningkat dengan dramatis dan yang

paling sering menimbulkan infeksi nifas. Oleh sebab itu, pilihan pertama

antibiotika untuk infeksi nifas adalah antibiotika untuk bakteri anaerobik.


Vagina mendapat darah dari (1) arteria uterina, yang melalui

cabangnya ke serviks dan vagina memberikan darah ke vagina bagian 1/3 atas:

(2) arteria vesikalis inferior, yang melalui cabangnya memberikan darah ke

vagina bagian 1/3 tengah; (3) arteria hemoroidalis mediana dan arteria

pudendus interna, yang memberikan darah ke vagina bagianseptum

rektovaginalis. Seperempat bagian atas dinding vagina belakang terpisah dari

l/3 bawah. Darah kembali melalui pleksus vena yang ada, antara lain pleksus

pampiniformis ke vena hipogastrika dan vena iliaka ke atas. Getah bening

(limfe) yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui kelenjar getah

bening di daerah vasa iliaka, sedangkan getah bening yang berasal dari 1/3

bagian bawah akan melalui kelenjar getah bening di regio inguinalis.7

20
Gambar 15. Potongan sagital melalui genitalia interna8

b. Uterus

Gambar 15. Uterus dan adneksa. Dari arah posterior.9

Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke

arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.

21
Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah

7 - 7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm.

Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio

(serviks ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus

uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri atas

(1) fundus uteri; (2) korpus uteri; dan (3) serviks uteri. Fundus uteri adalah

bagian uterus proksimal; di situ kedua tuba Falloppii rnasuk ke uterus.

Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini

mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang

terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim). Serviks uteri

terdiri atas (1) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio; (2)

pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas

vagina.

Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis,

berbentuk seperti saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini dilapisi

oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi

sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut

ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum.

Secara histologik dari dalam ke luar, uterus terdiri atas (1) endometrium di

korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri; (2) otot-otot polos; dan (3)

lapisan serosa, yakni peritoneum viserale. Endometrium terdiri atas epitel

kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang


22
berkeluk-keluk. Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai

arti penting dalam siklus haid perempuan dalam masa reproduksi. Dalam

masa haid, endometrium sebagian besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh

lagi dalam masa proliferasi yang selanjutnya diikuti dengan masa sekretorik

(kelenjar-kelenjar telah berkeluk-keluk dan terisi dengan getah). Masa-masa

ini dapat diperiksa dengan melakukan biopsi endometrium.

Gambar 15. Uterus, tubafallopi, dan ovarium.9

Lapisan otot polos uterus di sebeiah dalam berbentuk sirkular dan di sebelah

luar berbentuk longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot

oblik, berbentuk anyaman. Lapisan ini paling penting dalam persalinan oleh

karena sesudah plasenta lahir, otot lapisan ini berkontraksi kuat dan menjepit

pembuluh-pembuluh darah yang terbuka di tempat itu, sehingga perdarahan

berhenti. Uterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis, tetapi

23
terfiksasi dengan baik oleh jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya.

Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah sebagai berikut.

1. Ligamentum kardinal (Mackenrodt) kiri dan kanan, yakni ligamentum yang

terpenting yang mencegah uterus tidak turun. Terdiri atas jaringan ikat tebal

yang berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis.

Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, anrara lain vena dan

arteria uterina.

2. Ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan, yakni ligamentum yang

menahan uterus supaya tidak banyak bergerak. Berjalan dari serviks bagian

belakang kiri dan kanan, ke arah os sakrum kiri dan kanan.

3. Ligamentum rotundum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang menahan

uterus dalam antefleksi. Berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke

daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit

di daerah inguinal waktu berdiri cepat, karena uterus berkontraksi kuat dan

ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada

daerah inguinal. Pada persalinan pun teraba kencang dan terasa sakit bila

dipegang.

4. Ligamentum latum kiri dan kanan, yakni ligamenrum yang meliputi tuba.

Berjalan dari uterus ke arah lateral. Tidak banyak mengandung jaringan

ikat. Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang

meliputi uterus dan kedua tuba dan terbentuk sebagai lipatan. Di bagian

dorsal ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum et


24
dekstrum). Untuk menfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak

artinya.

5. Ligamentum infundibulo-pelvikum kiri dan kanan, yakni ligamentum yang

menahan tuba Falloppii. Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.

Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan

vena ovarika.

Di samping ligamenta tersebut di atas ditemukan pada sudut kiri dan

kanan belakang fundus uteri ligamentum ovarii proprium kiri dan kanan yang

menahan ovarium. Ligamentum ovarii proprium ini embriologis berasal dari

gubernakulum. Jadi, sebenarnya berasal sepefti ligamentum rotundum yang

juga embriologis berasal dari gubernakulume. Ismus adalah bagian uterus

antara serviks dan kolpus uteri, diliputi oleh peritoneum viserale yang mudah

sekali digeser dari dasarnya atau digerakkan di daerah plika vesikouterina. Di

tempat yang longgar inilah dinding uterus dibuka jika melakukan seksio

sesarea transperitonealis profunda. Dinding belakang uterus seluruhnya

diliputi oleh peritoneum viserale yang di bagian bawah membentuk suatu

kantong yang disebut kavum Douglasi. Dalam klinik rongga ini mempunyai

arti penting. Kavum Douglasi akan menonjol jika terdapat cairan (darah atau

asites) atau tumor di situ.7

25
Gambar 16. Perubahan bentuk uterus sesuai usia9

Gambar 17. Jenis-jenis posisi uterus.9

26
Uterus diberi darah oleh arteria Uterina kiri dan kanan yang terdiri atas

ramus asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria

Iliaka Interna (disebut juga arteria Hipogastrika) yang melalui dasar

ligamentum latum masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm di

atas forniks lateralis vagina. Kadang-kadang dalam persalinan terjadi

perdarahan banyak oleh karena robekan servikske lateral sampai mengenai

cabang-cabang arteria Uterina. Robekan ini disebabkan anrara lain oleh

pimpinan persalinan yang salah, persalinan dengan alat misalnya ekstraksi

dengan cunam yang dilakukan kurang cermat dan sebagainya. Pembuluh

darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah aneria Ovarika kiri dan

kanan. Arteria ini berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui ligamentum

infundibulo-pelvikum mengikuti tuba Falloppii, beranastomosis dengan ramus

asendens arteria uterina di sebelah lateral, kanan dan kiri uterus. Bersama-

sama dengan arteri arteri tersebut di atas terdapat vena-vena yang kembali

melalui pleksus vena ke vena Hipogastrikalo. Getah bening yaog berasal dari

serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan inguinal, selanjutnya ke

daerah vasa iliaka. Dari korpus uteri saluran getah bening akan menuju ke

daerah paraaorta atau paravertebra dalam. Kelenjar-kelenjar getah bening

penting artinya dalam operasi karsinoma.

Inervasi uterus terutama terdiri atas sistem saraf simpatetik dan untuk

sebagian terdiri atas sistem parasimpatetik dan serebrospinal. Sistem

parasimpatetik berada di dalam panggul di sebelah kiri dan kanan os sakrum,


27
berasal dari saraf sakral 2, 3, dan 4, yang selanjutnya memasuki pleksus

Frankenheuser. Sistem simpatetik masuk ke rongga panggul sebagai pleksus

hipogastrikus melalui bifurkasio aorta dan promontorium terus ke bawah

menuju ke pleksus Frankenhduser. Pleksus ini terdiri ams gangiion-ganglion

berukuran besar dan kecil yang terletak terutama pada dasar ligamentum

sakrouterina. Serabut-serabut saraf tersebut di atas memberi inervasi pada

miometrium dan endometrium. Kedua sistem simpatetik dan parasimpatetik

mengandung unsur motorik dan sensorik. Kedua sistem bekerja antagonistik.

Saraf simpatetik menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi, sedangkan yang

parasimpatetik sebaliknya, yaitu mencegah kontraksi dan menimbulkan

vasodilatasi. Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf

sensorik dari uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf

(serebrum). Saraf sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf

sakral 2,3, dan 4, sedangkan yang dari bagian bawah vagina melalui nervus

pudendus dan nervus ileoinguinalis.7

c. Tuba Falloppii7
Tuba Falloppii terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di

dinding uterus; (2) pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit

seluruhnya; (3) pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran

agak lebar, tempar konsepsi terjadi; dan (4) infundibulum, yaitu bagian ujung

tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria penting

artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan selanjutnya menyalurkan telur ke

28
dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti; anemon (sejenis binatang laut).

Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale yang merupakan bagian

dari Iigamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot

longitudinal dan otot sirkular. Lebih ke dalam lagi didapatkan selaput yang

berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi

untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus

yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.


d. Ovarium (Indung Telur)7
Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri.

Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri

dan kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan

ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir

atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya

pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir

bawahnya bebas. Permukaan belakangnya menuju ke atas dan belakang,

sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat

dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat dengan uterus dan

tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung

ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus melalui ligamentum

ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan

jaringan otor di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum

berasai dari gubernakulum.

29
Struktur ovarium terdiri atas (1) korteks, bagian luar yang diliputi oleh

epithelium germinativum berbentuk kubik dan di dalamnya terdiri atas stroma

serta folikel-folikel primordial; dan (2) medulla, bagian di sebelah dalam

korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah,

serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos. Diperkirakan pada perempuan

terdapat kira-kira 100.000 folikei primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar,

kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi

folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium

yang dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka-ragam dan pula

dalam tingkat-tingkat perkembangan yang berbeda, yaitu dari satu sel telur

yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graaf

yang matang terisi dengan likuor follikuli, mengandung estrogen dan siap

untuk berovulasi. Folikel de Graaf yang matang terdiri atas (1) ovum, yakni

suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nukleus dengan

anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula; (2) stratum

granulosum, yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil

dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; pada

perkembangan lebih lanjut di tengahnya terdapat suatu rongga terisi likuor

follikuli; (3) teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum

dengan sel-sel lebih kecil daripada sel granulosa; dan (4) teka eksterna, di luar

teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

30
Gambar 18. Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan. 9

Pada ovulasi folikel yang matang yang mendekati permukaan ovarium

pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat

pada ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut

dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap

sebagai persiapan untuk dapat dibuahi. Setelah ovulasi, sel-sel stratum

granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas

tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-

pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit,

yang menyebabkan bekas folikel berwarna merah dan diberi nama korpus

rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebenrar. Di dalam sel-selnya timbul

pigmen kuning dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya

31
membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapilar dan jaringan ikat di

antararrya. Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada

pembuahan ovum, sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan

menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertam-bah. Korpus luteum

lambat laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum

tetap ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm

pada kehamilan 4 bulan.7

32
BAB III

PENUTUP

Kerangka panggul seorang perempuan lebih ditujukan pada pemenuhan fungsi

reproduksi. Bentuk panggul perempuan mempunyai bagian bawah yang lebih luas

untuk keperluan kehamilan. Panggul dengan ukuran normal jenis apapun kelahiran

pervaginam janin dengan berat badan normal tidak akan mengalami kesukaran.

Dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul ( pembagian Caldwell dan Moloy, 1933),

klasifikasi ini berdasarkan pengukuran diameter transverssa terbesar aperture pelvis

superior dan pembagiannya menjadi segmen anterior dan posterior. Ciri khas segmen

posterior menentukan tipe pelvis dan segmen anterior menentukan tendensi. Dimana

bentuk panggul ginekoid lebih banyak ditemuakan padawanita. Organ genitalia

eksterna dan vagina adalah bagian sanggama, sedangkan organ genitalia interna

adalah bagian untuk ovulasi, tempa pembuahan sel telur, transportasi blastokis,

implantasi, dan tumbuh kembang janin. Terdapat beberapa kesamaan antara organ

genitalia eksterna wanita dan laki-laki yaitu labia mayora homolog dengan scrotum,

labia min ora homolog dengan copus penis, clitoris homolog dengan glans penis dan

glandula vestibular homolog dengan glandula bulbourethral.

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Anatomi panggul dan isinya. Dalam: Saifudin AB, Trijatmo R,

Editors. Ilmu Kandungan. Edisi 4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2009.

2. Wiknjosastro H. Distosia karena kelainan panggul. Dalam; Saifudin AB, Trijatmo

R, Editors. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2006.

3. Mochtar R. Panggul sempit (pelvic contraction). Dalam: Lutan D, editor. Synopsis

obstetri . Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998.

4. Liselele HB, Boulvan M, Tshibangu KC, Meuris S. Maternal height and external

pelvimetry to predict cephalopelvic disproportion in nulliparous African women: A

Cohort study. BJOG. Maret 2001.

5. Ramirez -Gonzalez JA, Vaamonde-Lemos, Cunha-Filho S, Vaarghese, Swanson

RJ. Overview of the female reproductive system. 2016;p.19-45.

6. Cuningham FG. Obstetri Williams. Edisi 23. Jakarta: EGC; 2012.

7. Rachimhadhi T. Anatomi Alat Reproduksi dan Anatomi jalan lahir. Dalam: Ilmu

Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.

8. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Moore clinically oriented anatomy. Edisi 7.

Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins ; 2014.

9. Netter FH. Interactive atlas of human anatomy. Version 2.0. Novartis; 2005.

34
35

Anda mungkin juga menyukai