selama minimal satu tahun, melakukan hubungan sanggama teratur, tanpa menggunakan
kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan. Pada prinsipnya masalah yang terkait
dengan infertilitas ini dapat dibagi berdasarkan masalah yang sering dijumpai pada perempuan
dan masalah yang sering dijumpai pada lelaki. Pendekatan yang digunakan untuk menilai faktor-
faktor yang terkait dengan infertilitas tersebut digunakan pendekatan organik, yang tentunya
akan sangat berbeda antara lelaki dan perempuan. Faktor tersebut dapat saja merupakan kelainan
langsung organnya, tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhinya seperti
factor infeksi, faktor hormonal, faktor genetik, dan faktor proses penuaan.
Definisi
Infertilitas dikatakan sebagai infertilitas primer jika sebelumnya Pasangan- suami istri
belum pernah mengalami kehamilan. Sementara itu, dikatakan sebagai infertilitas. sek
rrd..lika prrr.rgri suami istri gagal untuk memperoleh kehamilan setelah satu tahun
Secara garis besar penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi faktor tuba dan pelvik
(35%),"faktor lelaki (35%), faktor ovulasi (15%), faktor idiopatik (10%), dan faktor
Non-Organik
Usia
lJsia, tenrtama usia istri, sangat menentukan besarnya kesempatan Pasangan suami.istri
untuk mendapatkank.trr*rIr. Terdapat hubungan yang terbalik antara bertambahnya
empat persen (94"/") perempuan subur di usia 35 tahun atau 77o/o perempuan subur di
usia 38 tahun akan mengalami kehamilan dalam kurun waktu tiga tahun lama pernikahan.
Ketika usia istri mencapai 40 tahun maka kesempatan untuk hamil hanya sebesar lima
Akibat masalah ekonomi atau adanya keinginan segolongan perempuan unruk meletakkan
kehamilan sebagai prioritas kedua setelah upaya mereka untuk meraih jenjang
jabatan yang baik di dalam pekerjaannya, merupakan alasan bagi perempuan untuk menunda
kehamilannya sampai berusia sekitar 30 tahun atau bahkan lebih tua lagi. Hal ini
menyebabkan usia rata-rata perempuan masa kini melahirkan bayi pertarnanya 3,5 tahun
lebih tua dibandingkan dengan usia perempuan yang dilahirkan pada 30 tahun
yang lalu. Tentu hal ini akan memberikan pengaruh yangkuat terhadap penurunan kesempatan
Frekuensi Sanggama
Angka kejadian kehamilan mencapai puncaknya ketika pasangan suami istri melakukan
hubungan suami istri dengan frekuensi 2 - 3 kali dalam seminggu. Upaya penyesuaian
saat melakukan hubungan suami istri dengan terjadinya ol'ulasi, justeru akan meningkatkan
kejadian stres bagi pasangan suami istri tersebut, upaya ini sudah tidak direkomendasikan
lagi.
Pola Hidwp
. Alkohol
Pada perempuan tidak terdapat cukup bukti ilmiah yang menyatakan adanya hubungal
antara minuman mengandung alkohol dengan peningkatan risiko kejadian infertilitas.
Namun, pada lelaki terdapat sebuah laporan yattg menyatakan adanya hubungan
antara minum alkohol dalam jumlah banyak dengan penunrnan kualitas sperma.
o Merokok
Dari beberapa penelitian yang ada, dijumpai fakta bahwa merokok dapat menurunkan.
perempuan juga terjadt pada perempuan perokok pasif. Penurunan fertilitas juga
o Berat Badan
Perempuan dengan indeks massa tubuh yang lebih daripada 29, yang termasuk di
dalam kelompok obesitas, terbukti mengalami keterlambatan hamil. Usaha yar',g paling
baik untuk menurunkan berat badan adalah dengan cara menjalani olahraga teratur
Organik
Masalab Vagina
Vagina merupakan halyang penting di dalam tata laksana infertilitas. Terjadinya proses
reproduksi manusia sangat terkait dengan kondisi vagina yang sehat dan berfungsi normal.
Masalah pada vagina yang memiliki kaitan erat dengan peningkatan kejadian infertilitas
o Dispareunia: merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan rasa tidak nyaman
atao rasa nyeri saat melakukan sanggama. Dispareunia dapat dialami perempuan ataupun
lelaki. Pada perempuan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antaralain adalah
sebagai berikut.
- Faktor infeksi, seperti infeksi kandida vagina, infeksi klamidia trakomatis vagina,
- Faktor infeksi, seperti uretritis, prostitis, atau sistitis. Beberapa kuman penyebab
- Faktor organik, seperti prepusium yang terlampau sempit, luka parut di penis akibat
. Vaginismus: merupakan masalah pada perempuan yang ditandai dengan adanya rasa
nyeri saat penis akan melakukan penetrasi ke dalam vagina. Hal ini bukan disebabkan
oleh kurangnya zat lubrlkans atau pelumas vagina, tetapi terutama disebabkan oleh
diameter liang vagina yang terlalu sempit, akibat kontraksi refleks otot pubokoksigeus
yang terlalu sensitif, sehingga terjadi kesulitan penetrasi vagina oleh penis. Penyempitan
liang vagina ini dapat disebabkan oleh faktor psikogenik atau disebabkan oleh
kelainan anatomik. Faktor anatomi yang rcrkait dengan vaginismus dapat disebabkan
oleh operasi di vagina sebelumnya seperti episiotomi atatkarena luka trauma di vagina
o Vaginitis. Beberapa infeksi kuman seperti klamidia trakomatis, Niseria Gonore, dan
bakterial vaginosis seringkali tidak menimbulkan gejala klinik sama sekali. Namun,
infeksi klamidia trakomatis memiliki kaitan yang erat dengan infertilitas melalui kerusakan
tuba yang dapat ditimbulkannya.
Masalab Uterws
lJterus dapat menjadi penyebab terjadinya infertilitas. Faktor uterus yang memiliki
kaitan erat dengan kejadian infertilitas adalah serviks, kal'um uteri, dan korpus uteri.
Faktor serviks
- Servisitis. Memiliki kaitan yang erat dengan teriadinya infertilitas. Servisitis kronis
kavum uteri. Adanya tanda infeksi klamidia trakomatis di serviks seringkali memiliki
kaitan erat dengan peningkatan risiko kerusakan tuba melalui reaksi imunologi.
- Trauma pada serviks. Tindakan operatif tertentu pada serviks seperti konisasi atau
upaya abortus profokatus sehingga menyebabkan cacat pada serviks, dapat menjadi
Faktor yang terkait dengan kar,.urm uteri meliputi kelainan anatomi kamm uteri dan
- Kelainan anatomi kavum uteri. Adanya septum pada kavum uteri, tentu akan mengubah
kaitan yang erat antara septum uteri ini dengan peningkatan kejadian infertilitas.
Namun, terdapat kaitan yang erat antara septum uteri dengan peningkatan kejadian
kegagalan kehamilan muda berulang. Kondisi uterus bikornis atau uterus arkuatus
Faktor miometrium
Mioma uteri merupakan tumor jinak uterus yang berasal dari peningkatan aktivitas
serviks dan kavum uteri, maka mioma uteri dapat dibagi menjadi 5 klasifikasi sebagai
dan mioma di rongga peritoneum. Pengaruh mioma uteri terhadap kejadian infertilitas
terkait dengan sumbatan pada tuba, sumbatan pada kanalis servikalis, atau mempengaruhi
saat ini masih belum diketahui dengan pasti patogenesis dari adenomiosis uteri ini.
Secara teoritis, terjadinya proses metaplasi jaringan bagian dalam dari miometrium
(tbe jwnctional zona) yang secara ontogeni merupakan sisa dari duktus Muller. Adenomiosis
memiliki kaitan yang erat dengan nyeri pelvik, nyeri haid, perdarahan
Pada awal pertemuan, penting sekali untuk memperoleh data apakah pasangan suami
istri atau salah satunya memiliki kebiasaan merokok atau minum, minuman beralkohol.
Perlu juga diketahui apakah pasutri atau salah satunya menjalani terapi khusus seperti
Siklus haid merupakan variabel yang sangat penting. Dapat dikatakan siklus haid
normal jika berada dalam kisaran antara 21 - 35 hari. Sebagian besar perempuan dengan
siklus haid yang normal akan menunjukkan siklus haid yang beror,ulasi. Untuk mendapatkan
rerata siklus haid perlu diperoleh informasi haid dalam kurun 3 - 4 bulan
terakhir. Perlu juga diperoleh informasi apakah terdapat keluhan nyeri haid setiap bulannya
dan perlu dikaitkan dengan adanya penurunan aktivitas fisik saat haid akibat
nyeri atau terdapat penggunaan obat penghilang nyeri saat haid terjadi.
Perlu dilakukan anamnesis terkait dengan frekuensi sanggama yang dilakukan selama
ini. Akibat sulitnya menentukan saat or,,ulasi secara tepat, maka dianjurkan bagi pasutri
untuk melakukan sanggama secara teratur dengan frekuensi 2 - 3 kali per minggu. Upaya
untuk mendeteksi adanya olulasi seperti pengukuran suhu basal badan dan penilaian
kadar luteinizing bormone (LH) di dalam urin seringkali sulit untuk dilakukan dan sulit
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada pasutri dengan masalah infertilitas adalah
pengukuran tinggi badan, penilaian berat badan, dan pengukuran lingkar pinggang. Pe
nentuan indeks massa tubuh perlu dilakukan dengan menggunakan formula berat badan
(kg) dibagi dengan tinggi badan (m2). Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT)
lebih dari 25kg/m2 termasuk ke dalam kelompok kriteria berat badan lebih. Hal ini
memiliki kaitan erat dengan sindrom metabolik. IMT yang kurang dari 19kglm2 seringkali
dikaitkan dengan penampilan pasien yang terlalu kurus dan perlu dipikirkan
adanya penyakit kronis seperti infeksi tuberkulosis (TBC), kanker, atau masalah kesehatan
Adanya pertumbuhan rambut abnormal seperti kumis, jenggot, jambang, bulu dada
yang lebat, bulu kaki yang lebat dan sebagainya (hirsutisme) atau pertumbuhan jerawat
yang banyak dan tidak normal pada perempuan, seringkali terkait dengan kondisi
hiperandrogenisme,
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dasar yang dianjurkan untuk mendeteksi atau mengonfirmasi adanya olrrlasi
dalam sebuah siklus haid adalah penilaian kadar progesteron pada fase luteal madia,
yaitu kurang lebih 7 hari sebelum perkiraan datangnya haid. Adanya omlasi dapat ditentukan
jika kadar progesteron fase luteal madia dijumpai lebih besar dari 9,4 mg/ml
(30 nmol/l).
Penilaian kadar progesteron pada fase luteal madia menjadi tidak memiliki nilai diagnostik
yang baik jika terdapat siklus haid yang tidak normal seperti siklus haid yang
jarang (lebih dari 35 hari), atau siklus haid yang terlalu sering (kurangdari2lharr).
Pemeriksaan kadar thyroid stimwlating ltotmone (TSH) dan prolaktin hanya dilakukan
jika terdapat indikasi berupa siklus yang tidak berovulasi, terdapat keluhan galaktore
ata:u terdapat kelainan fisik atau gejala klinik yang sesuai dengan kelainan pada kelenjar
tiroid.
Pemeriksaan kadar lwteinizing hormone (LH) dan follicles stimulating hormone (FSH)
dilakukan pada fase proliferasi awal (hari 3 - 5) terutama jika dipertimbangkan terdapat
peningkatan nisbah LHIFSH pada kasus sindrom ovarium polikistik (SOPK). Jika
dijumpai adanya tanya klinis hiperandrogenisme, seperti hirsutisme atau akne yang
banyak, maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar testosteron atau pemerlksaan free
androgen index (FAI), yaitu dengan melakukan kajian terhadap kadar testosteron yang
terikat dengan sex bormone binding (SHBG) dengan formula FAI:100 x testosteron
total/SHBG. Pada perempuan kadar FAI normal jika dijumpai lebih rendah dari 7.
Pemeriksaan uji pascasanggama atau postcoial ,es, (PCT) mer-upakan metode pemeriksaan
yang bertu;'uan untuk menilai interaksi antara sperma dan lendir serviks.
Metode ini sudah tidak dianjurkan untuk digunakan karena memberikan hasil yang
Pemeriksaan analisis sperma sangat penting dilakukan pada awal kunjungan pasutri dengan
Beberapa syarat yaflg harus diperhatikan agar menjamin hasil analisis sPerma yang
o Keluarkan sperma dengan cara masturbasi dan hindari dengan cara sanggama terputus.
o Tabung sperma harus dilengkapi dengan nama jelas, tanggal, dan waktu pengumpulan
sperma, metode pengeluaran sperma yang dilakukan (masturbasi atau sanggama terputus).
r Hindari paparan temperaturyang terlampau tinggi (> 38"C) atau terlalu rendah (<
Kriteria yang digunakan untuk menilai normalitas analisis sperma adalah kriteria
normal berdasarkan kriteria World Healtb Organization O7HO) (Tabel tl-2). Hasil
dari analisis sperma tersebut menggunakan terminologi khusus yang diharapkan dapat
(Tabel 19-3).