Anda di halaman 1dari 9

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan

Menggunakan Berbagai Media Tanam

Irpan Sagrim* dan Mira Herawati Soekamto*

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong

mira.soekamto@gmail.com

Abstrak
Pinang merupakan jenis tanaman yang mempunyai nilai penting bagi orang papua karena
pinang bukan saja sebagai makanan sehari-hari tetapi juga digunakan dalam ritual adat
orang papua. Nilai penting ini tidak sejalan dengan upaya budidaya karena tanaman
pinang saat ini hanya ditanami sebagai tanaman pekarangan atau hanya tumbuh di areal
hutan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh media tanam terhadap
petumbuhan tanaman pinang dan media tanam manakah yang memberikan pertumbuhan
terbaik pada tanaman pinang. Metode dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acal
lengkap dengan terdiri dari 5 taraf dan diacak 5 kali dapat 25 kali acakan. P0 = (50%
Ampas Sagu+50%tanah), P1 = (50%Sekam Padi+50%tanah), P2 = (50%Ampas
Tahu+50%tanah), P3 = (50%serbuk gergaji+50%tanah), P4 = (50%kotoran
ayam+50%tanah). Hasil Penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam
(Anova) apabila berpengaruh nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf
0,05 %. Perlakuan berbagai media tanam memberikan pengaruh nyata sangat nyata pada
variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan diamter batang tanaman pinang.
Media tanam ampas tahu (P2) memberikan pertumbuhan terbaik pada tanaman pinang
yang terlihat pada umur pengamatan 4 MST terhadap tinggi tanaman 10,83 cm, Jumlah
daun 4,80 helai dan diameter batang 0,84 cm, sedangkan pertumbuhan terendah berada
pada perlakuan P3 (serbuk gergaji) yang memiliki tinggi tanaman 8,73 cm,, jlah daun
3,80 helai dan diamter batang 0,72 cm.
Kata kunci : Pembibitan, Pinang dan Media Tanam

PENDAHULUAN Organiszation/organisasi kesehatan


Pinang (Areca catechu) Dunia).
merupakan tumbuhan family Arecaceae Asal tanaman pinang diduga
atau palem-paleman yang mempunyai berasal dari asia yaitu Malaya, india dan
karakteristik/ciri tinggi tanaman 15-25 Indonesia. Dalam perkembangannya,
meter dengan batang tegak lurus dan tanaman ini mulai dikenal di Indonesia
merupakan salah satu komoditas ekspor karena penyebaran tanaman ini hamper
indonesia. Tanaman pinang banyak merata di seluruh daerah di Indonesia
dimanfaatkan sebagai bahan makanan, yaitu Sumatera, Sulawesi, Kalimantan
bahan baku industri seperti pewarna kain dan Papua. Tanaman pinang pada
dan bahan biji pinang sebagai penyusun dasarnya merupakan tanaman yang
ramuan obat sudah masuk ke kedalam tumbuh liar ditepi sungai, namun dimasa
daftar prioritas WHO (World Health sekarang, tanaman pinang merupakan
jenis tanaman yang sudah dibudidayakan

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 28
di halaman pekarangan rumah di Kabupetan Sorong Selatan yang
(Whitmore, 1973). Terdapat beberapa banyak menghasilkan beberapa limbah
jenis pinang diantaranya pinang kuning industri yang tidak dimanfaatkan lebih
(Areca cathecu var alba), pinang seribu lanjut seperti limbah tahu (ampas tahu),
(Areca macrocalyx Zipp. ex Blume), limbah sagu (ampas sagu), serbuk
pinang kelapa (Actinorhytis calapparia gergaji dan sekam padi serta dari limbah
(Bl) Wendl) dan pinang merah (Areca hewan ternak seperti kotoran ayam yang
vestiaria). mengandung beberapa unsur penting
Tanaman pinang bagi masyarakat yang mempunyai peran dalam
Papua merupakan jenis tanaman yang meningkatkan pertumbuhan tanaman.
tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Limbah-limbah ini biasanya dapat
sehari-hari masyarakat. Bagi orang dimanfaatkan sebagai bahan dasar
papua pinang diibaratkan seperti pembauatan pupuk organik. Namun
kudapan sehari-hari bahkan dalam pemanfaatan lain dapat dijadikan
upacara kelahiran, perkawinan atau sebagai campuran media tanam untuk
ritual adat lainnya, pinang adalah yang tanaman budidaya khususnya tanaman
pertama yang disuguhkan kepada pinang.
seluruh tamu yang hadir, sehingga tidak Media tanam dapat didefinisikan
heran apabila kita bisa menemui buah sebagai kumpulan bahan atau substrat
pinang dimana saja dengan mudah. Dan tempat tumbuh benih yang disebarkan
penanaman atau budidaya tanaman atau ditanam. Media tanam banyak
pinang juga dilakukan pada pekarangan macam ragamnya, dapat merupakan
ataupun kebun-kebun milik masyarakat campuran dari bermacam-macam bahan
papua. atau satu jenis bahan saja asalkan
Dalam budidaya tanaman pinang memenuhi beberapa persyaratan, antara
berbagai faktor sangat menentukan. lain cukup baik dalam memegang air,
Penanaman harus dilakukan di tempat bersifat porous sehinggan air siraman
yang sesuai dengan syarat tumbuhnya tidak menggenang (becek), tidak bersifat
maka akan memberikan dampak yang toksik (racun) bagi tanaman, dan yang
baik sehingga menghasilkan paling penting media tanam tersebut
pertumbuhan dan produksi yang cukup mengandung unsur-unsur hara
optimal. Faktor-faktor yang mendukung yang diperlukan bagi pertumbuhan
kesesuaian lahan tanaman pinang seperti tanaman (Widarto, 1996).
tinggi tempat, curah hujan, karakteristik Pemanfaatan limbah industri
tanah, suhu, intensitas cahaya matahari (ampas tahu, ampas sagu, sekam padi,
merupakan bagian yang penting yang serbuk gergaji ataupun kotoran ternak)
harus diperhatikan dalam budidaya sebagai media tanam pada tanaman
tanaman pinang. Namun faktor lainnya pinang sejauh ini belum dilakukan
seperti keberhasilan dalam proses sehingga sangat perlu untuk melakukan
pembibitan tanaman pinang juga perlu penelitian dalam pemnafaatan berbagai
diperhatikan karena tanaman pinang media tanaman bagi pertumbuhan
juga membutuhakan waktu yang relatif tanaman pinang dalam tahap
lebih lama dalam proses pembibitan.
perkecambahannya, sehingga diperlukan
suatu media tanam yang benar-benar Rumusan Masalah
sesuai. Berdasarkan uraian tersebut maka
Kampung Moswaren Distrik permasalahan pokok yang akan
Moswaren merupakan salah satu daerah dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 29
1. Apakah media tanam mempunyai P4 = = (50%kotoran
pengaruh terhadap pertumbuhan ayam+50%tanah)
pada tanaman pinang?
2. Media tanam makanakah yang Pelaksanaan Penelitian
memberikan pertumbuhan terbaik Tahapan-tahapan penelitian yang
pada tanaman pinang? dilaksanakan untuk mengetahui tingkat
pembibitan tanaman pinang dengan
Tujuan Penelitian menggunakan media tanam tanah
Dengan mengacu pada latar organic sebagai berikut :
belakang dan perumusan masalah maka 1. Penyiapan Benih
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai Penyaiapan benih pinang
berikut : dilakukan dengan cara mengambil benih
1. Untuk mengetahui pengaruh media yang sudah mengalami perkecambahan
tanam terhadap petumbuhan tanaman pada bijinya dan biji yang mempunyai
pinang mata tunas dengan ukuran yang sama
2. Untuk mengetahui media tanam sehingga mempunyai keseragaman dari
manakah yang memberikan awal pertumbuhan.
pertumbuhan terbaik pada tanaman
pinang? 2. Persiapan Media Tanam
Media tanam organik yang
METODE PENELITIAN digunakan dalam penelitian ini adalah
Tempat dan Waktu ampas sagu, sekam padi, ampas tahu,
Penelitian ini akan dilaksanakan di serbuk gergaji dan kotoran ayam. Media
kabupaten sorong Selatan distrik yang kering siap digunakan. Media
Moswaren selama kurang lebih 1 (satu) tanam organik yang digunakan
bulan. dicampaur dengan tanah kompos dengan
perbandingan 50 : 50 artinya 50 % tanah
Bahan dan Alat kompos dan 50 % media organik. media
Bahan-bahan yang dapat tanam organik yang sudah di campuran
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tanah dimasukan kedalam
tanaman pinang sebagai tanaman sampel polybag. Dengan demikian media siap
pengamatan, tali raffia, kantong plastic ditanam dengan bibit sawi.
transparan.
3. Penanaman
Metode Penelitian Sebelum penanaman media tanam
Metode penelitian dengan sekam padi, ampas sagu dan ampas tahu
menggunakan Rancangan Acak dimasukkan ke dalam polybag yang
Kelompok (RAK) 5 taraf dan diacak 5 berukuran 30 cm x 30 cm sampai penuh.
kali dapat 25 kali acakan. Setelah itu media tersebut disiram
P0 = (50% Ampas dengan air sampai media tersebut benar
Sagu+50%tanah) benar lembab. Kemudian bibit pinang
P1 = (50%Sekam ditanamkan tepat di tanam pada poybag
Padi+50%tanah)) yang sudah disediakan, lalu sisa media
P2 = (50%Ampas tanam dimasukkan ke dalam pot sambil
Tahu+50%tanah) diatur sehingga tanaman dapat berdiri
P3 = (50%serbuk tegak kemudian disiram kembali
gergaji+50%tanah)
4. Pemeliharaan

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 30
Pemeliharaan meliputi Analisis Data
penyiraman yang dilakukan dua kali Hasil Penelitian ditabulasi
dalam sehari yaitu pagi dan soer hari jika selanjutnya dianalisis dengan
tidak turun hujan. Penyulaman menggunakan analisis sidik ragam
dilakukan dengan tujuan menggantikan (Anova) sesuai dengan rancangan yang
tanaman yang tidak tumbuh sempurna digunakan apabila berpengaruh nyata,
atau mati dengan bibit baru pada saat maka akan dilanjutkan dengan uji BNJ
tanaman berumur 1 minggu setelah pada taraf 0,05 %.
tanam. Penyiangan dilakukan dengan
tujuan untuk menjaga kebersihan HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan dari tanaman dengan cara Hasil
mencabut gulma atau rumput liar yang 1. Tinggi Tanaman Pinang
tumbuh disekitar tanaman dalam
polybag. Hasil analisis sidik ragam
(Lampiran 1b, 2b, 3b) menunjukkan
Variabel Pengamatan bahwa perlakuan berbagai media tanam
Pengamatan terhadap tanaman berpengaruh sangat nyata terhadap
pinang dapat dilakukan dengan cara tinggi tanaman pinang pada umur 2, 3
sebagai berikut : dan 4 MST. Rata-rata nilai tertinggi
1. Tinggi Tanaman (cm), diukur dari
pada pada variabel tinggi tanaman
pangkal batang hinga ujung daun
berada pada perlakuan media tanam
tertinggi pada minggu ke-2, 3 dan 4
setelah tanam ampas tahu (P2), sedangkan terendah
2. Jumlah daun (helai), dihitung semua berada pada perlakuan pada perlakuan
jumlah daun yang terbentuk pada media tanam serbuk gergaji (P4) untuk
umur 2, 3 dan 4 minggu setelah pangamatan pada 2, 3 dan 4 MST. Rata-
tanam rata hasil pengamatan tinggi tanaman
3. diameter batang diukur pada umur 2, untuk semua perlakuan media tanam
3 dan 4 minggu setelah tanam pada umur 2, 3 dan 4 MST dapat dilihat
pada tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Pinang Pada Umur 2, 3 dan 4 MST


Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
2 MST 3 MST 4 MST
a b
P0 3,99 8,33 10,25b
b b
P1 5,55 8,71 10,83b
P2 5,76b 8,72b 10,83b
a a
P3 3,28 7,06 8,73a
P4 5,53b 8,67b 10,58b
BNJ 0,05 0,89 0,81 1,44
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ 5 %
Hasil uji lanjut BNJ 0.05 pada P0 (ampas sagu) tidak berpengaruh nyata
pengamatan 2 MST terhadap tinggi terhadap P3 (serbuk gergaji) tetapi jika
tanaman menunjukkan bahwa perlakuan dibandingkan dengan P1, P2 dan P4

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 31
menunjukkan pengaruh nyata. Pada menunjukkan pengaruh nyata. Gambar 1
pengamatan umur 3 dan 4 MST menunjukkan grafik kenaikan tinggi
menunjukkan bahwa perlakuan P0, P1, tanaman dengan bertambahan umur pada
P3 dan P4 tidak berpengaruh nyata tetapi setiap pengamatan pada berbagai media
jika dibandingkan dengan perlakuan P2 tanam.

Tinggi Tanaman Pinang


12
Tinggi Tanaman (cm)

10
8 P0
6 P1
4 P2
2 P3
0 P4
2 MST 3 MST 4 MST

Umur

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Pinang


2. Jumlah Daun Tanaman Pinang Helai (2MST), 4,00 helai (3 MST) dan
Hasil analisis sidik ragam 4,80 helai (4 MST). Sedangkan untuk
(Lampiran 4b, 5b dan 6b) menunjukkan jumlah daun terendah berada pada
bahwa pengaruh berbagai media tanam perlakuan P3 (serbuk gergaji) yaitu 1,00
pada pertumbuhan jumlah daun helai (2MST), 3,00 helai (3MST) dan
berpengaruh nyata pada umur 3,8 helai (4 MST). Rata-rata jumlah
pengamatan 2, 3 dan 4 MST. Rata-rata daun untuk semua perlakuan dapat
jumlah daun terbanyak berada pada dilihat pada tabel 2.
perlakuan P2 (Ampas Tahu) yaitu 2,00

Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Pinang Pada Umur 2, 3 dan 4 MST
Perlakuan Jumlah Daun (Helai)
2 MST 3 MST 4 MST
b a
P0 1,80 3,60 4,20a
b b
P1 1,80 3,80 4,40a
P2 2,00b 4,00b 4,80b
a a
P3 1,00 3,00 3,80a
P4 2,00b 3,80b 4,60a
BNJ 0,05 0,54 0,71 0,93
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ 5 %
Hasil uji lanjut BNJ 5% sedangkan untuk perlakuan P3
menunjukkan perlakuan P0 terhadap P1, menunjukkan pengaruh nyata terhadap
P2 dan P4 tidak berpengaruh nyata, P0, P1, P2 dan P3 untuk pengamatan

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 32
pada umur 2 MST. Pada umur 3 MST menunjukkan bahwa perlakuan P0 tidak
menunjukkan perlakuan P0 tidak berpengaruh nyata terhadap P1, P3 dan
berpengaruh nyata terhadap P3 tetapi P4 tetapi terhadap P3 menunjukkan
terhadap P1, P2 an P4 menunjukkan pengaruh nyata.
pengaruh nyata. Pada umur 4 MST

Jumlah Daun Tanaman Pinang


6.00
Jumlah Daun (Helai)

5.00
4.00 P0
3.00 P1
2.00 P2
1.00
P3
0.00
2 MST 3 MST 4 MST P4
Umur

Gambar 2. Grafik Pertambahan Jumlah Daun Pada Umur 2, 3, dan 4 MST


Gambar 2 menunjukkan grafik berbagai media tanam, tetapi pada umur
pertambahan jumlah daun untuk semua 3 dan 4 MST menunjukkan pengaruh
perlakuan media tanaman uuntuk yang sangat nyata. Rata-rata diameter
pangamatan 2, 3 dan 4 MST yang terlihat terbesar berada pada perlakuan P2
perlakuan P2 (ampas tahu) mempunyai (ampas tahu) yaitu 1,32 cm(2 MST),
jumlah daun terbanyak. 1,90 (3 MST dan 2,36 (4 MST).
Sedangkan untuk diameter terkecil
3. Diamater Batang Tanaman Pinang berada pada perlakuan P3 (serbuk
Hasil analisis sidik ragam gergaji) yaitu 1,18 cm (2 MST), 1,66 cm
(lampiran 7b, 8b, dan 9b) menunjukkan (3 MST) dan 2,10 cm (4 MST). Rata-rata
bahwa hasil pengukuran pada diameter diameter bantang tanaman pinang untuk
batang tanaman pinang pada umur 2 semua perlakuan media tanam dapat
MST tidak berpengaruh nyata terhadap dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Diameter Batanag tanaman Pinang pada Umur 2, 3, 4 MST


Perlakuan Pengamatan
2 MST 3 MST 4 MST
P0 0,42a 0,60a 0,74a
P1 0,42a 0,62a 0,76a
b b
P2 0,52 0,72 0,84a
a a
P3 0,36 0,58 0,72a
P4 0,44a 0,64a 0,74a
BNJ 0,05 0,13 0,13 0,12
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNJ 5 %
Hasil uji lanjut BNJ 5 % MST perlakuan P0 tidak berpengaruh
menunjukkan pada pengamatan 2 dan 3 nyata terhadap P1, P3 dan P4, namun

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 33
perlakuan P2 menunjukkan pengaruh perlakuan media tanam tidak
yang nyata terhadap P0, P1, P3 dan P4. berpengaruh nyata.
Pada umur 4 MST menunjukkan tiap
Diameter Batang Tanaman Pinang
1.00
0.80
Diameter (cm)

P0
0.60
P1
0.40
P2
0.20 P3
0.00 P4
2 MST 3 MST 4 MST
Umur

Gambar 3. Laju pertumbuhan Diameter Batang Tanaman Pinang


Gambar 3 memperlihatkan grafik 8,72 cm (4 MST). Jika dibandingkan
laju pertumbuhan diameter batang pada semua perlakuan maka dapat dilihat laju
tanaman pinang dengan pengggunaan pertumbuhan tinggi tanaman pada
berbagai media tanam yang perlakuan media ampas tahu (P2)
menunjukkan pertumbuhan diameter mempunyai kecepatan tumbuh yang
terbesar berada pada perlakuan P2 lebih tinggi dibanding perlakuan media
tumbuh yang lainnya. Hal ini dapat
(ampas tahu).
disebabkan karena protein yang
Pembahasan terkandung dalam berbagai media tanam
Hasil penelitian menunjukkan mempunyai persentase yang berbeda.
bahwa terjadi perbedaan pertumbuhan Nitrogen yang merupakan penyusun dari
tanaman pinang pada perlakuan berbagai protein mempunyai fungsi penting
media tanam yang terlihat pada variabel dalam pertumbuhan vegetatif tanaman
pengamatan yaitu tinggi tanaman, seperrti tinggi tanaman, jumlah daun
jumlah daun dan diameter batang ataupun diameter batang. Menurut
tanaman pinang, sehingga setiap Airirsyah (2001), menyatakan dari hasil
perlakuan juga menunjukan pengaruh penelitiannya bahwa ampas tahu yang
nyata dan sangat nyata pada analisis merupakan sisa hasil pembuatan tahu
sidik ragamnya. memiliki kandungan protein kasar
Rata-rata pertumbuhan tinggi sekitar 21,29%. Dibandingkan dengan
tanaman pinang pada perlakuan media media tanam lainnya seeperti ampas
tanam yang berbeda menunjukkan sagu yang memiliki kandungan protein
sangat berpengaruh nyata pada umur kasar sebanyak 2,3% (Hangewa, 1992),
pengamatan 2, 3 dan 4 MST. Rata-rata sekam padi yang memiliki kandungan
tertinggi berada pada perlakuan P2 protein kasar 3,03% (Suharno, 1979),
(Ampas tahu) yaitu 5,76 cm (2 MST), serbuk gerjgaji mengandung protein
8,72 cm (3 MST) dan 10,83 cm (4 MST). dengan kadar nitrogen hanya 0,10%
Sedangkan tinggi terendah berada pada (Narwanti, 2013) dan kandungan
perlakuan P3 (Serbuk Gergaji) yaitu Nitrogen yang terdapat pada kotoran
3,28 cm (2 MST), 7,06 cm (3 MST), dan

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 34
ayam yaitu sebanyak 1,70% (Nangiman, Kesimpulan
2015). Dari hasil penelitian dan
Selain itu pertumbuhan jumlah pembahasan maka dapat disimpulkan :
daun atau diameter batang juga 1. Perlakuan berbagai media tanam
menunjukkan perlakuan P2 mempunyai memberikan pengaruh nyata sangat
nilai terbesar untuk kedua variabel nyata pada variabel pengamatan
tersebut. hasil pengukuran jumlah daun tinggi tanaman, jumlah daun dan
menunjukkan rata-rata jumlah terbanyak diamter batang tanaman pinang
berada pada Perlakuan P2 yaitu 2. Media tanam ampas tahu (P2)
sebanyak 4,80 helai pada umur memberikan pertumbuhan terbaik
pengamatan 4 MST. Hal ini juga terlihta pada tanaman pinang yang terlihat
pada gambar 2 yang menunjukkan pada umur pengamatan 4 MST
kenaikan pertumbuhan jumlah daun terhadap tinggi tanaman 10,83 cm,
yang lebh tinggi pada perlakuan P2. Jumlah daun 4,80 helai dan
Begitu juga pada pengamatan diameter diameter batang 0,84 cm, sedangkan
batang pada pengamatan 4 MST pertumbuhan terendah berada pada
menunjukkan perlakuam P2 mempunyai perlakuan P3 (serbuk gergaji) yang
diameter terbesar yaitu 0,84 cm. memiliki tinggi tanaman 8,73 cm,,
Nitrogen merupakan salah satu unsur jlah daun 3,80 helai dan diamter
hara yang sangat penting bagi tanaman batang 0,72 cm.
dan tanaman dapat menyerap nitrogen
dalam bentuk protein (bahan organik)
senyawa-senyawa amino, nitrat dan
amonium dan mempunyai peran penting DAFTAR PUSTAKA
dalam pertumbuhan vegetatif tanaman Hanafiah, Kemas Ali. (2004). Dasar
(Hardjowigeno, 2003). Kandungan Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali
nitrogen yang tinggi akan merangsang Pers.
tumbuhnya tunas, menambah tinggi Hadi Utomo, W. 1982. Dasar-dasar
tanaman dan membantu penyerapan Fisika Tanah. Jurusan Tanah
unsur-unsur lain seperti kalium dan Fakultas Pertanian Universitas
fosfor (Jumin, 2005) Brawijaya: Malang
Selain itu tingginya kandungan Haryadi, Sri setyati, MM,. 1994.
protein, ampas tahu juga memiliki kadar Pengantar Agronomi,
air yang lebih tinggi dibanding media Gramedia Pustaka Utama.
tanam yang lain yaitu sekitar 84,5 % dari Jakarta. 197
bobotnya. Kandungan air yang tinggi Hardjowinego S. 2003. Ilmu Tanah.
maka aktivitas fisiologis juga tinggi Jakarta. Akademika Presindo
sedang kandungan air rendah maka Jumin, H.B. 2005. Dasar-dasar
aktivitas fisiologis juga rendah (Kramer Agronomi. Jakarta : Raja
dan Kozlowsksi, 1960). Peranan air yang Grafindo persada
sangat penting dalam proses fisiologis Kramer, P.J. and T.T. Kozlowski, 1960.
akan meningkatkan pertumbuhan dari Physiology of Trees. Mc Graw-
tanaman. dibanding dengan media tanam Hill Book Co.Inc. New York
lainnya amaka ampas tahu merupakan Nangiman. 2014. Manfaat Kotoran ayam
media tanam yang juga dapat sebagai Pupuk Organik.
menyediakan kebutuhan air bagi http://nangiman.com/2014/02/m
perkecambahan biji pinang. amfaat-kotoran-ayam-sebagai-
pupuk.html diakases tanggal 25
Januari 2017.

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 35
Narwanti, Eka Ely. 2013. Perbedaan Suwardi,dkk. 2000. Morfologi dan
Pengaruh Media Sekam Padi dan Klasifikasi Tanah.
Serbuk Gergaji Sengon Terhadap Bogor:Institut Pertanian Bogor
Berat Basah, Jumlah tubuh Buah Soerjani, M dkk. 1987. Lingkungan:
Jamur Tiram Putih dan Sumberdaya Alam dan
Efficiency Biology Rate. Skripsi Kependudukan dalam
Semarang IKIP PGRI Fakultas Pembangunan. Penerbit
Pendidikan Matematika dan ilmu Universitas Indonesia. Jakarta.
Pengetahuan Alam Program Wang Et. 1996. Pinang. Tersedia di
studi Pendidikan Biologi http://Aboealkhair.Com.
Semarang. Diakses 17 Oktober 2012.
Soeratno, R. 1982. Ilmu Memupuk II. Widarto, L., Ir. 1996. Perbanyakan
Yasaguna, Jakarta. 87p Tanaman Dengan Biji, stek,
Sumiati, E., 1988, Pengaruh Kultivar dan Cangkok, Sambung, Okulasi dan
Media Pada Benih Brocoli di Kultur Jaringan. Kanisius.
Persemaian, Journal Yogyakarta. 130p
Holtikultura. 16(4):15

Pembibitan Tanaman Pinang (Areca catechu) Dengan Menggunakan Berbagai Media Tanam 36

Anda mungkin juga menyukai