Anda di halaman 1dari 2

Renungan :

KATAKAN TIDAK! UNTUK PACARAN

Syalom PMKerz. Apa kabar semua pembaca setia Buletin Nafiri? Kali ini saya hadir membawakan
renungan dengan tema pacaran yang kudus.

Mari kita lihat kondisi yang banyak terjadi disekitar kita, berdasarkan data BKKBN tahun 2010 ada 51%
remaja di kota2 besar sudah melakukan seks pra nikah dan bahkan jumlah aborsi diperkirakan menjadi
2 juta kasus per tahun, satu dari tiga kasus terjadi pada usia remaja. Apa yang terjadi ?

Sekilas hal ini dipandang biasa oleh dunia, tapi tentu menjadi bahan yang patut kita renungkan mulai
dari sekarang karena hal ini berbicara tentang kekudusan hidup. Jika berbicara tentang kekudusan
hidup yang berkaitan langsung dengan seks, saya mengingat satu tokoh besar didalam Alkitab yang
setia, taat, hidup dalam perlindungan Tuhan, senantiasa bersyukur akan segala hal, namun tidak bisa
mempertahankan kekudusan itu karena seks. Yah benar! Dia adalah Daud. Tokoh sebesar Daud pun
bisa terjatuh dengan godaan Iblis melalui titik terlemah manusia. Bagaimana dengan teman2 yang
saat ini menjalani sebuah hubungan pacaran, sudah kah menjaga kekudusan hidup?, atau untuk
teman2 yang saat ini belum menjalaninya tapi nanti akan menjalin hubungan pacaran, siapkah hati
mu menjaga kekudusan atas dirimu di hadapan Allah?

Meskipun kata “pacaran” tidak ditemukan dalam Alkitab. Namun, ada beberapa hal dasar yang kita
perlu tahu dan pelajari bersama :

1. Pacaran bentuk menyatakan kesiapan diri melangkah ke pernikahan

Siapa diantara kita sering mendapat pertanyaan “berapa kali mko pacaran?” , pertanyaan ini akan
kita dapatkan dalam pergaulan kita bersama sahabat, teman, atau siapapun itu yang ingin
mengetahui lebih dalam tentang kita secara pribadi dalam aspek kehidupan cinta. Namun, jangan
lah berbangga menjawab lebih dari sekali, dua kali, lima kali, dstnya. Pacaran sekali untuk
menikah ! Jika ada yang sudah pacaran lebih dari sekali, lupakan masa lalu itu, bertobat, dan mulai
lah mengambil komitmen yang sungguh sungguh. Libatkan Allah dalam mengambil komitmen
tersebut agar dalam perjalanannya saudara dapat mengingat janji Allah dalam hubungan saudara
jika menghadapi masalah ataupun pergumulan.

Hal yang harus kita sadari dari poin ini adalah cara Tuhan memandang berbeda dengan
pandangan dunia dalam segala hal, termasuk pacaran ( 2 Petrus 2:20). Dunia memiliki konsep
berpacaran sebanyak mungkin hingga menemukan yang pas. Sebaliknya Allah menghendaki
kesiapan diri kita yang utama kemudian menemukan dia utk masuk dalam sebuah hubungan yang
tentunya melalui penyertaan dan petunjuk Allah.

2. Menikah ada waktunya demikian halnya dengan Pacaran

Allah sungguh perancang yang ideal, teliti, dan memilki maksud yang indah dalam kehidupan kita.
Rancangan nya pun berlaku dalam hidup kita terkait pasangan hidup. Perlu kita sadari Allah ingin
memakai setiap anak2Nya untuk terlibat dalam bentuk pelayanan bersama dengan Dia. Coba kita
renungkan 1 Korintus 7:32 sampai 35, ketika kita tidak memiliki pasangan, maka konsentrasi kita
untuk melayani Tuhan lebih besar. Oleh karena itu, jangan tergesa gesa mengambil dan memulai
suatu hubungan jika belum berencana untuk menikah dengan orang tersebut. Hal ini akan
membuang waktu, tenaga, biaya, perhatian, sehingga tidak maksimal dalam melayani Tuhan.
Rasa suka ataupun sering kita kenal dengan istilah jatuh cinta adalah hal yang pasti muncul di usia
kita saat ini. Mintalah pertolongan Tuhan dalam menjaga dan mengontrol perasaan tersebut
serta menunggu saat yang tepat untuk memulai hubungan yang serius.

3. Pacaran itu berhala !

Jatuh cinta memang memiliki jutaan rasa, bila bersama dengannya waktu seharian hanya terasa
30 menit. Bagaimana dengan bersama Allah seharian di baitNya, apakah hanya terasa 30 menit?
Atau kah kita masih menjadi pribadi yang sudah gelisa dengan mendengar Firman selama 1 jam
di Gereja?

Terkadang di masa muda yang berapi api, cinta kita untuk manusia mengalahkan cinta kita yang
seharusnya jauh lebih besar kepada Allah (Matius 10:37 sampai 39, 22:37,38). Hal yang menjadi
baik saat hubungan kita bersama sesorang diarahkan berpusat pada Allah, contohnya :
Beribadah adalah yang utama, saling mendoakan, mengingatkan dalam hal bersaat teduh, dan
lain sebagainya.

4. Jaga Kekudusan

Seks adalah lambang bersatunya dua manusia menjadi satu daging, dan itu hanya melalui
PERNIKAHAN (Matius 19:5,6, 1 Kor 6:16, Ibrani 13:4). Hal ini merupakan anugrah dan begitu
indah dalam hubungan pernikahan tetapi tidak diluar konteks pernikahan! Tentu akan
membawa kedukaan dan Alkitab dengan menyatakan sebagai perzinahan (Matius 5:28, Efesus
5:3, 1 Korintus 6:20 ).

Dalam sebuah kesempatan diskusi bersama hamba TUHAN, timbul sebuah pertanyaan
“Bolehkah dalam pacaran berciuman ?” Jawabnya “Boleh”. Hal ini tentu menjadi jawaban yang
aneh buat saya, namun hamba Tuhan mempertegas “Tetapi ingat! CIUMAN menjadi pintu lebar
untuk perbuatan dosa yang dilakukan diselanjutnya”. Hindari ciuman dalam berpacaran bahkan
bergandengan tangan pun sudah lebih dari cukup dan berpakaianlah yang tertutup untuk
perempuan (Yakobus 1:14,15, 1 Tim 2:9).

Jalanilah hidup yang kudus dalam sebuah hubungan. Semua hal diatas akan mampu kita jalani
hanya dengan memiliki persekutuan yang dalam bersama dengan Allah. Berikan diri untuk mau
dipakai olehNya, kosongkan diri dengan segala kebutuhan duniawi biarlah Allah yang mengisi hati
kita, dan suatu saat Tuhan sendiri yang memberi penolong hidup yang sepadan dengan kita. Tuhan
Yesus memberkati

Anda mungkin juga menyukai