“KLASIFIKASI JAMUR”
OLEH :
RAHAYU
AK.17.017
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu,
pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh,
jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan
jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan
jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat
heterotrof, tipe sel sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya
terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-
cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetative dan
generative.
Jamur merupakan salah satu tumbuhan tingkat rendah yang tidak berklorofil, namun
memiliki potensi bisnis cukup besar. Tumbuhan ini umumnya bersifat sebagai saprofit
atau parasit untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebagai saprofit, jamur hidup pada
sisa makhluk hidup yang telah mati, seperti di tumpukan sampah organik, tumbuhan, atau
kotoran hewan. Sedangkan sebagai parasit, jamur hidup menempel pada organisme lain
dan biasanya merugikan media yang ditempelinya.
Pada dasarnya jamur bisa tumbuh di berbagai tempat, namun sebagian besar jamur
akan tumbuh subur bila berada di daerah yang lembab dan bersuhu dingin. Reproduksi
jamur dilakukan dengan dua cara, yaitu secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan
vegetatif biasanya dilakukan dengan membentuk spora, membelah diri, serta
pembentukan kuncup. Sementara perkembangbiakan generatif dilakukan melalui
pembentukan spora askus, konjugasi, dan menggunakan hifa yang akan menghasilkan
zigospora.
JENIS-JENIS JAMUR
1.Chitridiomycetes
A.Pengertian Chitridiomycetes
Kata Chytridiomycota berasal dari bahasa Yunani chytridion yang berarti “panci
kecil”. Asal nama ini menggambarkan struktur jamur yang belum mengandung spora.
Chytridiomycota atau sering disebut Khitrid adalah jamur yang paling primitif dan
merupakan organisme peralihan atau penghubung antara jamur (Fungi) dan Protista.
Sebagian besar Chytridiomycota hidup di air (organisme akuatik). Beberapa di antaranya
adalah saproba, yang lain hidup sebagai parasit pada protista, tumbuhan dan invertebrata
akuatik.
Chytridiomycetes adalah kelas dari jamur. Anggota ditemukan di tanah, air tawar,
dan muara garam. Chytridiomycetes adalah kelas utama dari filum Chytridiomycota, yang
berisi sejumlah spesies parasit.Chytridiomycota (umumnya dikenal sebagai chytrids)
adalah saphrotrophs, dan memiliki dinding sel chitin dan flagel whiplash posterior.
Chytridiomycota adalah jamur terkecil dan paling sederhana.Mereka muncul segera
setelah periode Prakambrium, dan merupakan nenek moyang bagi semua Jamur.
Chitridiomycota pertama ditemukan di Rusia utara. Ada tiga pesanan dalam
Chytridiomycota : Chytridiales, Blastocadiales, dan Monoblepharidales
(McConnaughey, 2014).
B.Ciri-Ciri Chytridiomycota
Secara umum, ciri-ciri atau karakteristik organisme yang termasuk dalam divisi
Chytridiomycota adalah sebagai berikut :
1) Kebanyakan uniseluler namun beberapa jenis multiseluler.
2) Dinding sel tersusun atas senyawa kitin (chitin), dan memiliki hifa
senositik (berinti banyak).
3) Sebagian besar bersifat saprofit, namun ada yang bersifat parasit pada
tumbuhan dan hewan.
4) Chytridiomycota melakukan perkembangbiakan secara aseksual dengan
membentuk zoospora berinti satu dan berflagel yang muncul di ujung
belakang.
5) Reproduksi secara seksual dengan peleburan planogamet, peleburan
gametangium, dan persatuan antara hifa-hifa atau sel-sel yang
bersesuaian.Sebagian besar merupakan organisme akuatik (perairan).
C. Reproduksi Chytridiomycetes
Secara aseksual, Chytridiomycota mereproduksi melalui penggunaan zoospora.
Dalam reproduksi aseksual, zoospora akan berenang sampai substrat yang diinginkan
berada. Zoospore menempelkan dirinya sendiri,memberi makan inangnya, sitoplasma
tumbuh, pembelahan meiosis terjadi, dan dinding sel terbentuk di sekitar zoospore asli.
Protoplasma meningkat ketika sel terus berkembang. Akhirnya, terjadi pembelahan
protoplasma, yang menghasilkan zoospora individual yang dilepaskan melalui pori.
Reproduksi seksual dominan haploid. tergantung pada
pergantian generasi isomorfik. Thallus haploid, yang disebut gametothallus,
menghasilkan gamet betina dan jantan. Ini terjadi berpasangan dan bersifat terminal dan
subterminal. Gamet jantan berwarna oranye, sedangkan gamet betina tidak berwarna.
Selain itu, gamet betina jauh lebih besar dari gamet jantan.
2. Zygomycetes
A.Pengertian Zygomycetes
Nama Zygomycetes berasal dari jenis perbanyakan diri seksual,terutama pada
pembentukan zigospora. Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istirahat
yang berdinding tebal yang disebut zygospora. Zygospora merupakan hasil peleburan menyeluruh
antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Zygomycetes adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat,
tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik yaitu hifa yang mngandung
banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang , jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang
mengandung protoplast dengan banyak inti. Serta dapat membentuk struktur dorman bersfat
sementara yang disebut zigospora.
Zygomycetes memiliki anggota sekitar 600 spesies. Contoh Zygomycotina yang terkenal
adalah Rhizopus oryzae. Amur dalam kelas ini disebut jamur paling tinggi dibandingkan dengan
kelas Ascomycota dan Basidiomycota. Jamur ini biasa dipergunakan untuk membuat tempe dan
merupakan jamur hitam yang biasa tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini, antara
lain Mucor sp. Dan Pilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada
roti, memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycetes. Hifa haploid dari Zygomycetes
tampak serupa, tetapi sebenarnya memiliki cara perkawinan yang berbeda.
B.Ciri-Ciri zygomycetes
a. Hidup di tempat-tempat lembap.
b. Membentuk spora istirahat berdinding tebal yang disebut zigospora
c. Mempunyai hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat (soenositik), dengan dinding sel
tersusun atas zat kitin. Ada tiga tipe hifa Zygomicotina, yaitu
1. Stolon yaitu hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat dan
menghubungkan dua kumpulan sporangium.
2. Rizoid yaitu hifa yang menembus substrat untuk menyerap makanan.
3. Sporangiofor yaitu hifa yang tumbuh tegak pada permukaan substrat dan memiliki
sporangia globuler (berbentuk bulat) di ujung-ujungnya.
d. Umumnya mempunyai rizoid yang berguna untuk melekat pada substrat.
C.Reproduksi zygomycetes
D.Habitat zygomycetes
zygomycetes sebagian besar merupakan jamur terestrial yang hidup sebagai saprofit di
tanah, makanan atau pada sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Jamur zygomycetes ada yang hidup
sebagai parasit pada manusia dan tumbuhan sehingga menyebabkan penyakit. Jenis jamur
zygomycota lainnya hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan organisme lain. Misalnya
dengan ganggang hijau- biru atau ganggang hijau membentuk lumut kerak (lichen), dan dengan
akar tumbuh tinggi sebagai mikoriza.
3.Ascomycetes
Golongan jamur ini memiliki ciri dengan spora yang terdapat di dalam kantung yang
disebut askus. Askus adalah sel yang membesar yang didalamnya terdapat spora yang disebut
askospora. Setiap askus biasanya memiliki 2-8 askospora. Kelompok ini memiliki 2 stadium
perkembangbiakan yaitu stadium konidium (aseksual) dan stadium askus (seksual). Sebagian
besar Ascomycetes bersifat mikroskopis dan hanya sebagian kecil bersifat makroskopis yang
memiliki tubuh buah (Moore-Landecker, 1982).
A.Morfologi Ascomycetes
Klasifikasi Ascomycetes
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Subdivisi : Ascomycotina
Class : Ascomycetes
Divisi Ascomycota ini bercirikan talus yang terdiri dari miselium bersepta. Reproduksi
seksual membentuk askospora di dalam askus. Ada yang hidup sebagai parasit, yang
menimbulkan penyakit pada tumbuhan. Jamur Ascomycota “jamur kantung” ada yang uniseluler
dan multiseluler. Jamur ini ada yang bersifat parasit dan ada juga yang bersifat saprofit.
Kebanyakan Ascomycetes membentuk askus dalam jasad buah yang kompleks. Disuatu masa
dahulu, kumpulan yang mengeluarkan askus dengan nyata dipanggil ‘Euascomycetes’ (yang
bermakna “ascomycete yang benar”) sementara ahli-ahli yang hanya mempunyai askus tunggal,
diletakkan dibawah ‘Hemiascomycetes’ (“separuh ascomycete”). Pengkelasan dibawah
Euascomycete adalah berasaskan jenis-jenis jasad buah ahlinya: yaitu terbagi pada jasad buah
jenis apotesium (disebut sebagai ‘Discomycete’), peritesium (‘Pyrenomycetes’) dan kleistotesium
(‘Plectomycetes’). Ascomycota dapat ditemukan pada makanan yang busuk. Warnanya dapat
merah, cokelat, atau hijau. Ascomycota dapat mengakibatkan penyakit tanaman, misalnya pada
kacang, stroberi, dan apel.
Ciri-ciri umum Ascomycetes
1) Spora seksual melalui meiosis: Ascomycetes adalah jamur dimana proses seksual
melibatkan pembentukan spora haploid (askospora) yang terhasil melalui proses
meiosis. Proses ini dilakukan oleh nukleus diploid yang berasal daripada askus. Askus-
askus pula akan membina jasadbuah yang dipanggil askokarpa.
2) Spora aseksual melalui mitosis: Ascomycetes juga melakukan pengeluaran spora secara
aseksual. Secara umum, spora aseksual yang tidak menjalani pengawanan seksual
disebut konidiospora (‘konidia’) yang dikeluarkan diatas hifa tegak yang khusus,
dipanggil konidiofora (atau tangkai spora; ‘fora’ = tangkai). Proses pembentukan adalah
melalui mitosis.
3) Fase anamorf dan teleomorf: Kini, fasa aseksual Ascomycetes (khususnya untuk
kumpulan Deuteromycetes) diberi nama yang khusus – fasa anamorf (bentuk yang tidak-
sempurna; imperfect form), jika ini berlaku, maka fasa hidupannya bukan lagi anamorf,
tetapi telah bertukar menjadi teleomorf (bentuk yang sempurna).
D.Reproduksi Ascomycetes
4. Bacidiomycetes
Kebanyakan anggota Basidiomycetes adalah jamur payung dan
cendawan.Basidiomycetes mempunyai hifa yang bersekat, fase seksualnya dengan pembentukan
basidiospora yang terbentuk pada basidium sedangkan fase aseksualnya ditandai dengan
pembentukan konidium. Konidium maupun basidiospora pada kondisi yang sesuai dapat tumbuh
dengan membentuk hifa bersekat melintang yang berinti satu (monokariotik). Selanjutnya, hifa
akan tumbuh membentuk miselium (Campbell et al., 2003).
Untuk jamur yang belum diketahui cara perkembangbiakan secara generatifnya
dikelompokkan ke dalam kelas khusus Deuteromycetes. Deuteromycetes merupakan jamur yang
hifanya bersekat dan menghasilkan konidia, namun jamur ini belum diketahui cara
perkembangbiakan secara generatifnya (Dwidjoseputro, 1978).
Deuteromycetes disebut juga jamur imperfecti (jamur tidak sempurna). Penamaan atau
pengelompokkan ini bersifat sementara karena apabila telah diketahui cara reproduksi
generatifnya (pembentukan askus) maka dikelompokkan ke dalam kelas Ascomycetes.
Deuteromycetes secara filogenitik bukan merupakan suatu kelompok taksonomi (Gandjar dkk.,
2006).
A.Ciri-ciri Bacidiomycetes
1) Umumnya anggota basidiomycota berukuran makroskopis.
2) Hyfanya bersekat.
3) Memiliki tubuh buah (basidiokarp) berbentuk panjang, lembaran – lembaran
yang berliku – liku atau bulat.
4) Hidupnya saprofit, parasit, dan mutualisme.
5) Perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) biasa dilakukan dengan
konidium, pertunasan dan fragmentasi miselium dan secara seksual dengan
basidiospora yang dibentuk oleh basidium.
6) Miselia dikariotik berumur panjang.
7) Memiliki tahapan diploid sementara.
8) Habitat jamur yang saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup misalnya serasah
daun di tanah, merang padi dan pohon yang mati. Sedangkan jamur yang
bersifat parasit hidup pada organisme inangnya seperti tumbuhan dan
manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza.
B.Struktur dan Bentuk Tubuh Bacidiomycetes
Struktur morfologisnya yaitu sebagai berikut :
1) Tudung (pileus), merupakan bagian yang ditopang oleh stipe dan di bagian
bawahnya mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda, pileus dibungkus oleh
selaput (vileum universal) dan menjelang dewasa pembungkus tersebut akan
pecah.
2) Bilah (lamella/gills), merupakan bagian di bawah tudung berbentuk helaian
berbilah-bilah.
3) Tangkai tubuh buah (stipe) merupakan massa miselium yang sangat kompak
dan tumbuh tegak
4) Cincin atau Annulus, merupakan bagian yang melingkari tangkai yang
berbentuk seperti cincin.
Basidiomycota adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa Basidiomycota
memiliki sekat melintang, berinti satu (monokaiotik) atau dua (dikariotik).
Miseliumnya berada pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat muncul tubuh buah
berbentuk payung atau bentuk lain yang menjulang di atas substrat. (Supomo, 2007:
54)
C. Habitat Bacidiomycetes
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk
hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang pohon mati. Jamur yang
parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya
ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza. (Rudini, 2010)
D.Reproduksi Bacidiomycetes
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual
yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina,
reproduksi seksual Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda
jenis menghasilkan spora seksual (spora generative), yaitu spora basidium (basidiospora).
E.Peranan Bacidiomycetes
1.Peranan Bacidiomycetes Yang Menguntungkan
1) Sebagai bahan makanan, antara lain:
Jamur kuping (Auricularia polytricha).
Jamur merang (Volvariella volvacea).
Shitake (Lentinulla edodes).
Jamur tiram (Pleurotus).
Jamur klentos (Lycoperdon pretense).
2) Sebagai obat atau makanan suplemen, antara lain:
Jamur kayu (Ganoderma apllanatum)
1) Jamur karat (Puccinia graminis) merupakan parasit pada daun tanaman pertanian
dari tanaman famili Graminae misalnya jagung dan gandum.
2) Puchinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
3) Ustilago maydis, parasit pada jagung Amanita ocreata dan Amanita phalloides,
beracun dan mematikan jika dimakan.
4) Amanirta muscaria dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan. Jamur ini
mempunyai tubuh buah yang sulit di bedakan antara yang beracun dan yang tidak
beracun.
5) Ustilago sp. (jamur api) yang menyerang ujung batang tebu memiliki spora bulat
berwarna merah tua seperti api.
6) Puccinia sp. (jamur karat) miseliumnya masuk kedalam sel-sel daun yang di
serangnya dan di atas daun terdapat kelompok spora yang berwarna merah
kekuning-kuningan seperti karat. (Tri, 2011)
5. Deuteromycetes
A. Pengertian Deuteromycetes
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum
diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak
termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiomycota. Oleh karena itu, jamur ini
merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfecti). Jamur Deuteromycota
menyerupai Ascomycota (septanya sederhana). Jadi, kelompok jamur ini bisa dikatakan
sebagai “keranjang sampah”,.Dengan demikian, beberapa jenis jamur yang belum
diketahui alat reproduksi generatifnya dimasukkan ke dalam divisi Deuteromycota.
Deutermycota atau the imperfect fungi tidak mengalami reproduksi seksual atau mereka
menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang memiliki tahap seksual
(teleomorph).
C. Reproduksi Deuteromycota
a) Reproduksi aseksual terjadi dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa
khusus yang disebut konidiofor
b) Meskipun tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi genetiknya masih
dapat terjadi, sehingga disebut dengan paraseksualitas. Siklus paraseksual ini
merupakan proses mengirim materi genetik tanpa melalui pembelahan meiosis
dan perkembangan dari struktur seksual.