Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit batu empedu atau kolelitiasis adalah salah satu gangguan

hepatobilier yang paling sering ditemukan dan merupakan penyakit dengan beban

yang besar pada sistem pelayanan kesehatan. Kolelitiasis merupakan salah satu

masalah gastrointestinal yang paling sering menyebabkan dilakukannya

intervensi bedah.1 Kolelitiasis terjadi pada sekitar 10% populasi usia dewasa di

Amerika Serikat, dimana batu empedu kolesterol ditemukan pada 70% dari

semua kasus dan 30% sisanya terdiri atas batu pigmen dan jenis batu dari

sejumlah komposisi lain. Angka kejadian batu saluran empedu ini nampak

semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Penelitian menggunakan

pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan bahwa 60-80% pasien dengan batu

saluran empedu umumnya nampak asimtomatik. Patogenesis dari batu empedu

merupakan multifaktorial dan prevalensinya meningkat dalam beberapa tahun

terakhir di antara semua segmen masyarakat, yang mungkin disebaban karena

perubahan gaya hidup, perubahan dalam pola diet, serta perubahan aktivitas

fisik.2,3

Penyakit batu empedu menjadi masalah kesehatan yang penting di negara

barat, sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian secara klinis,

sementara publikasi penelitian batu saluran empedu masih terbatas. Sebagian

besar pasien dengan batu saluran empedu seringkali tidak menimbulkan keluhan.

Walaupun gejala dan komplikasi risiko penyakit batu saluran empedu relatif kecil

1
akan tetapi dapat menjadi ancaman yang serius jika tidak ditangani dengan benar.2

Kolelitiasis atau batu empedu merupakan deposit kristal padat yang terbentuk

dikandung empedu. Batu empedu dapat bermigrasi ke saluran empedu sehingga

dapat menimbulkan komplikasi dan dapat mengancam jiwa.1

Prevalensi kolelitiasis dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor etnis,

jenis kelamin, komorbiditas, dan genetik. Di Amerika Serikat, sekitar 20 juta

orang (10-20% orang dewasa) memiliki batu empedu. Setiap tahunnya, sekitar

500.000 orang di Amerika Serikat memiliki gejala atau komplikasi batu empedu

yang memerlukan kolesistektomi.3 Kolelitiasis merupakan masalah kesehatan di

eropa dan negara berkembang lainnya, sekitar 20% dari populasi dunia.4 Di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2010-2011 didapatkan 101 kasus

kolelitiasis yang dirawat.5

Kolesistitis adalah inflamasi kandung empedu yang terjadi paling sering

karena obstruksi duktus sistikus oleh batu empedu, yang disertai keluhan nyeri

perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Kurang lebih 90% kasus kolesistitis

melibatkan batu pada duktus sitikus (kolesistitis kalkulus) dan sebanyak 10%

termasuk kolesistitis akalkulus.6

Berikut dilaporkan sebuah kasus penyakit Kolelitiasis + Kolesistitis pada

laki-laki berusia 66 tahun yang dirawat di bangsal Penyakit Dalam Pria RSUD

Ulin Banjarmasin sejak 17 Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai