Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Definisi

Ekstraksi Vakum adalah tindakan obstetrik operatif untuk melahirkan

kepala janin dengan menggunakan “mangkuk hampa udara” yang ditempelkan pada

kulit kepala janin dari seorang parturien yang masih memiliki tenaga mengedan.

B. Indikasi

Indikasi dilakukan vakum ekstraksi terbagi atas dua indikasi, yaitu faktor

ibu dan faktor janin.

Faktor Ibu

1. Untuk memperpendek kala II, misalnya pada penyakit jantung kompensata,

penyakit paru-paru fibrotic, preeklampsia berat, anemia, diabetes mellitus

dan eklampsia.

2. Waktu, yaitu kala II memanjang.

Faktor Janin

Gawat janin, namun pada gawat janin masih dalam kontroversi dilakukan

vakum ekstraksi

Kontraindikasi Relatif:

1. Pasca pengambilan sediaan darah dari kulit kepala janin.

2. Prematuritas < 36 minggu

 Kecuali pada persalinan gemelli anak ke II dimana persalinan hanya

memerlukan traksi ringan akibat sudah adanya dilatasi servix dan vagina.
 Dikhawatirkan terjadi trauma intrakranial, perdarahan intrakranial , ikterus

neonatorum berat.

3. IUFD

 Oleh karena : tidak dapat terbentuk kaput.

 Pada janin maserasi, kranium sangat lunak sehingga pemasangan mangkuk

menjadi sulit.

4. Kelainan kongenital janin yang menyangkut kranium : anensephalus

C. Alat ekstraksi vakum:

1. Cawan penghisap (cup)

2. Terdiri dari 3 ukuran :

1. 50 mm

2. 60 mm

3. 70 mm

3. Botol penghisap

4. Pompa penghisap

 Pemilihan ukuran cawan penghisap disesuaikan dengan dilatasi servik ; pada

dilatasi servik yang sudah lengkap biasanya dipasang ukuran yang terbesar (70

mm).

 Pada sisi belakang cawan penghisap terdapat “marker“ sebagai penuntun

gerakan rotasi dalam dan dipasang pada posisi jam 12.


 Pada penampang melintang cawan penghisap terlihat adanya rantai yang

merupakan alat pengaman agar cawan tidak mudah terlepas dari “pegangan”

saat melakukan traksi.

Diagram mangkuk penghisap cawan penghisap

D. Syarat ekstraksi vakum

1. Janin diperkirakan dapat lahir pervaginam.

2. Pembukaan sekurang - kurangnya 7 cm (idealnya adalah dilatasi lengkap).

3. Penurunan kepala > station 0 (idealnya adalah setinggi Hodge III +)

4. Selaput ketuban negatif.

5. Harus ada kekuatan meneran ibu dan kontraksi uterus (HIS)

E. Prinsip ekstraksi vakum:

Membuat suatu caput succadeneum artifisialis dengan cara memberikan

tekanan negatif pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum.
Caput Succadeneum Pemasangan cawan penghisap
dalam keadaan miring
Pemasangan cawan penghisap

1. Setelah persiapan operator dan atau pasien selesai serta peralatan sudah

dipersiapkan dengan baik.

2. Labia dibuka dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari arah atas.

3. Cawan penghisap yang sudah dilumuri dengan jelly dimasukkan jalan lahir

secara miring dengan menghindari urethra dan klitoris.

4. Cawan penghisap diputar 900 dan ditempatkan tepat pada permukaan kulit

kepala dengan posisi menjauhi ubun-ubun besar.

5. Buat tekanan vakum dalam cawan penghisap dengan memompa sampai 0.2

kg/cm2 sebagai tekanan awal.

6. Pastikan bahwa cawan penghisap terpasang dengan baik dan tidak ada bagian

jalan lahir atau sisa selaput amnion yang ikut terjepit

7. Setelah 2 menit, naikkan tekanan negatif sampai 0.7 – 0.8 kg/cm2 dengan

kecepatan 0.2 kg/cm2 setiap 2 menit.

8. Penilaian ulang untuk melihat adanya bagian jalan lahir yang terjepit.
9. 9. Traksi percobaan untuk melihat apakah ekstraksi vakum sudah berfungsi

dengan baik.

10. Traksi sesuai dengan derajat desensus sampai lahirnya kepala janin.

11. Cawan penghisap dilepas dan sisa tubuh anak dilahirkan dengan cara

sebagaimana lazimnya.

Ekstraksi Vakum Pada Posisi Occiput Anterior

Pemasangan cawan pada sutura sagitalis menjauhi ubun-ubun besar

Posisi awal, arah traksi horisontal sampai kepala nampak dibawah simfisis
Cara melakukan traksi

F. Kriteria Kegagalan Ekstraksi Vakum:

1. Cawan penghisap terlepas lebih dari 3 kali saat melakukan traksi dan hal ini

biasanya terjadi oleh karena :

1. Tenaga vakum terlampau rendah (seharusnya -0.8 kg/cm2) oleh karena

kerusakan pada alat atau pembentukan caput succedaneum yang

terlampau cepat ( < 0.2 kg/cm2 per 2 menit)

2. Terdapat selaput ketuban atau bagian jalan lahir yang terjepit diantara

cawan penghisap dengan kepala anak.

3. Saat melakukan traksi : kedua tangan penolong tidak bekerja secara

harmonis, traksi dengan arah yang tidak tegak lurus dengan bidang

cawan penghisap atau traksi dilakukan dengan tenaga yang berlebihan.

4. Terdapat gangguan pada imbang sepalopelvik (CPD)


2. Setelah dilakukan traksi selama 30 menit, janin belum dapat dilahirkan.

G. KOMPLIKASI

Pada Ibu :

 Perdarahan

 Infeksi jalan lahir

 Trauma jalan lahir

Pada anak :

 Ekskoriasi dan nekrosis kulit kepala

 Cephal hematoma

 Subgaleal hematoma

 Perdarahan intrakranial

 Perdarahan subconjuntiva, perdarahan retina

 Fraktura klavikula

 Distosia bahu

 Cedera pada syaraf cranial ke VI dan VII

 Erb paralysa

 Kematian janin

Anda mungkin juga menyukai