Oleh :
NIM. I730912310071
Pembimbing :
BANJARMASIN
Juni, 2019
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
BAB III PENUTUP 12
DAFTARoPUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
dan jutaan wanita telah dilibatkan dalam clinical trial untuk menguji efikasi
MgSO4 pada fase prenatal dalam berbagai kondisi. The American Collage of
sejak lama mendukung penggunaan MgSO4 jangka pendek pada bidang obstetrik
tujuan, diantaranya adalah sebagai pencegahan dan terapi kejang pada wanita
dengan preeklampsia atau eclampsia dan sebagai neuroprotektan pada bayi yang
diprediksi akan lahir premature, dan sebagai tokolitik jangka pendek.(1)(2) Namun,
meskipun MgSO4 memiliki banyak fungsi yang penting dalam bidang obstetrik,
ringan maupun efek yang berat. Efek samping berat dari penggunaan MgSO4 yang
ditakutkan adalah terjadinya distress nafas, henti nafas, atau henti jantung yang
akan berakibat pada kematian.(3)(4)(5) Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang
di bidang obstetric.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. FISIOLOGI MAGNESIUM
banyak ke-4 di tubuh manusia setelah natrium, kalium, dan kalsium. Selain itu,
dengan jumlah magnesium serum berkisar 0,3% dari total magnesium tubuh.
Sekitar 62% magnesium serum bersirkulasi dalam bentuk ion. Kadar magnesium
adalah metabolism energi, asam nukleat, protein, dan asam lemak, serta memediasi
aktivitas beberapa enzim. Selain itu, magnesium juga berperan dalam regulasi
2
neuronal, mengendalikan irama vasomotor, eksitasi jantung, dan pelepasan
neurotransmitter.(3)(4)
untuk semua enzim yang berperan dalam sistem transfer fosfat yang menggunakan
ATP. Pada konsentrasi yang tinggi, magnesium dapat menghambat aktivitas enzim
Na+/K+ -ATPase.(4)
Dunia medis belum secara penuh memahami mekanisme kerja MgSO4 yang
digunakan untuk terapi. Namun, terdapat beberapa teori yang dikembangkan, yakni
akan menyebabkan relaksasi otot yang telah diketahui sejak tahun 1950.
berperan dalam sensitisasi sentral. Ikatan pada reseptor ini akan memberikan
Efek ini telah digunakan untuk terapi hipertensi yang terkait dengan
pheochromocytoma.
dan memiliki potensi sebagai agen beta adrenergik. Magnesium pada kasus
3
asma diindikasikan pada kasus asma yang berat karena berdasarkan penelitian
singkat.(4)
dan jutaan wanita telah dilibatkan dalam clinical trial untuk menguji efikasi MgSO4
pada fase prenatal dalam berbagai kondisi. The American Collage of Obstetricians
and Gynecologists and Society for Maternal-Fetal Medicine telah sejak lama
Setelah dimasukkan ke dalam tubuh, sekitar 40% magnesium plasma terikat oleh
protein. Ion magnesium yang tidak terikat dengan protein akan berdifusi menuju
ion magnesium yang tidak berikatan juga dapat melintas menembus plasenta dan
membrane fetalis dan kemudian berdifusi ke janin dan cairan amnion. Magnesium
secara eksklusif dieksresikan di urine dan 90% dari total magnesium yang
tujuan, diantaranya adalah sebagai pencegahan dan terapi kejang pada wanita
dengan preeklampsia atau eclampsia dan sebagai neuroprotektan pada bayi yang
diprediksi akan lahir premature, dan sebagai tokolitik jangka pendek.(1)(2) MgSO4
4
MgSO4 digunakan secara luas dalam kasus preeklampsia dan eclampsia karena
MgSO4 memiliki kemampuan untuk mencegah dan mengatasi kejang serta dapat
menurunkan resistensi vaskular tanpa mempengaruhi aliran darah uterus dan tidak
menyebabkan depresi sistem saraf pusat baik pada ibu maupun janin.(4)(6) Namun,
adanya penelitian yang menemukan bahwa penggunaan MgSO4 tidak efektif untuk
dan mengatasi kejang pada kasus preeklampsia berat dan eklampsia. Penggunaan
MgSO4 untuk mencegah dan mengatasi kejang pada kasus preeklampsia dan
merupakan terapi yang penting yang dibutuhkan untuk mengurangi outcome yang
intramuscular dan regimen Zuspan yang diberikan secara intravena. Kedua regimen
tersebut telah dibuktikan efikasinya secara klinis dan telah diterima sebagai
5
gr/jam secara intravena. Berbeda dengan regimen Zuspan, regimen Pritchard
kerja dari MgSO4 masih belum secara jelas diketahui. Beberapa ahli mencoba untuk
pembuluh darah dan sistem neurologi. Pada pembuluh darah, MgSO4 berperan
sebagai antagonis kalsium yang kemudian akan menyebabkan relaksasi otot polos
sehingga akan menurunkan resistensi perifer pembuluh darah. Selain itu, MgSO4
juga memliki efek pada endotel cerebral untuk mengurangi edema vasogenik
dengan cara mengurangi kontraksi stress fiber dan permeabilitas paraseluler via
Selain itu, MgSO4 juga bekerja di central dengan menghambat reseptor N-methyl-
6
Gambar. Mekanisme kerja magnesium pada neuron.(11)
anti kejang lainnya (diazepam dan fenitoin), tetapi toksisitas MgSO4 juga perlu
dipertimbangkan.(5)
Pada tahun 1980 terdapat dua buah penelitian yang di published dan
menemukan bahwa bayi premature yang lahir dari wanita dengan preeklapmsia
memiliki insidensi yang lebih rendah terhadap outcome sistem saraf pusat yang
buruk dibandingkan dengan neonate yang lahir cukup bulan dari ibu yang tidak
dilakukan dengan mengambil data dari California Cerebral Palsy project. Project
saat antenatal terhadap lebih sedikitnya bayi premature dengan berat badan lahir
<1500 gram yang mengalami cerebral palsy (CP). Selain itu, dari tahun 2002 hingga
2008, 5 penelitian randomized controlled trials yang melibatkan 6145 bayi menunjukkan
bahwa MgSO4 memiliki efek neuroprotektif. Pada tahun 2009, terdapat 3 buah
meta-analisis yang menyimpulkan bahwa pemberian MgSO4 pada masa janin dapat
7
Selain itu, penelitian terbaru juga menyebutkan bahwa pemberian MgSO4
sebagai agen neuroprotektif pada janin memiliki biaya yang cukup efektif. Satu
apabila terjadi cerebral palsy di kemudian hari. Hal tersebut juga sejalan dengan
analisis ekonomi dari penelitian BEAM yang menemukan bahwa MgSO4 akan
dapat menghemat biaya sekitar US $ 1,8 juta dan memberikan hasil yang lebih baik.
pada wanita dengan ancaman kelahiran premature (≤33 + 6 minggu) sebagai agen
kemungkinan berperan dalam menjaga integritas membrane sel dan berperan dalam
klinis, MgSO4 merupakan agen tokolitik yang paling sering digunakan. Obat ini
telah dievaluasi dan digunakan sebagai agen tokolitik selama hampir 50 tahun.(3)
8
Selain itu, magnesium telah digunakan sebagai obat standar untuk tokolitik pada
persalinan prematur dan telah dikomparasi dengan obat tokolitik lainnya. Untuk
mendapatkan efek tokolitik dari MgSO4, MgSO4 diberikan dengan dosis loading 4-
6 gr yang diberikan secara intravena dalam waktu 15-30 menit, dilanjutkan dengan
kalsium untuk berpartisipasi dalam interaksi aktin dan myosin dan pada repolarisasi
dalam waktu singkat untuk memperpanjang masa kehamilan (hingga 48 jam) pada
wanita yang diperkirakan akan melahirkan bayi premature dalam 7 hari, sehingga
pada usia kehamilan yang lebih dari 34 minggu dan tidak direkomendasikan pula
9
pada usia kehamilan kurang dari 24 minggu, kecuali atas pertimbangan atau kondisi
tertentu.(1)
Akan tetapi, meskipun MgSO4 telah lama digunakan bahkan menjadi lini
pertama agen tokolitik di Amerika Utara, tetapi di Eropa MgSO4 sebagai agen
tokolitik justru jarang digunakan. Pada tahun 2014, terdapat sebuah penelitian yang
kelahiran premature dalam waktu 48 jam. Tidak hanya itu, penggunaan MgSO4 juga
dikaitkan dengan peningkatkan efek buruk baik pada ibu maupun janin.(16)
terjadi, baik dampak yang ringan maupun dampak yang berat. Dampak ringan dari
muntah, lemas otot, somnolen, pusing, pendangan kabur, dan iritasi pada lokasi
injeksi. Selain itu, juga terdapat dampak pemberian MgSO4 yang berat, tetapi cukup
jarang terjadi. Biasanya efek yang berat muncul apabila konsentrasi magnesium
serum mencapai 8-10 mEq/L. Efek pemberian MgSO4 yang berat diantaranya
adalah hipotensi maternal, depresi nafas, henti nafas, dan yang cukup jarang adalah
henti jantung.(3)(4)(5) Selain itu, karena MgSO4 dapat menembus plasenta, maka
hipermagnesemia pada ibu dapat berpotensi menyebabnya depresi bayi saat proses
antidotumnya.(4)
10
D. PROSEDUR PEMBERIAN MGSO4
- Pastikan terdapat reflex tendon dalam , frekuensi nafas > 12 kali/menit, dan
- Pastikan pemberian MgSO4 telah tepat indikasi, dosis, dan cara pemberian
gr dalam 10 ml (2.2 mmol kalsium dalam 10 ml) harus tersedia sebagai antidotum
terhadap toksisitas MgSO4. Dosis MgSO4 yang diberikan adalah sebanyak 1 ampul
perlahan selama dalam waktu 3 sampai 10 menit ke dalam vena yang besar. Apabila
monitoring.(17)
renal.(14)
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. MgSO4 telah secara luas digunakan pada bidang obstetric, terutama sebagai anti
2. Penggunaan MgSO4 dapat menimbulkan efek samping yang ringan dan berat,
12
DAFTAR PUSTAKA
2017;1(2):50-7.
3. Rahman Z, Helali AM. Facts about Magnesium Sulfate: Time to Revise the
2014;4(3):177-83.
4. Barbosa FT, Barbosa LT, Jucá MJ, Cunha RM. Applications of magnesium
2010;60(1):104-10.
5. Saha PK, Kaur J, Goel P, Tandon R, Saha L. Safety and efficacy of low dose
2017;43(10):1543-9.
anaesthesia. 2018;62(9):675.
13
7. Wolf HT, Huusom L, Weber T, Piedvache A, Schmidt S, Norman M, Zeitlin J.
2017;124(12):1883-90.
11. Euser AG, Cipolla MJ. Magnesium sulfate for the treatment of eclampsia: a
12. Silva DA, Jain V, Kuechler L, Martin H, Mcleod NL, On W, et al. No . 376-
2019;41(4):505–22.
13. Merrill L. Magnesium sulfate during anticipated preterm birth for infant
14
14. Institute of Obstetricians and Gynaecologists. Clinical Practice Guideline
2015;(23):1–18.
15. Veena P, Raghavan SS. Synergistic effect of nifedipine and magnesium sulfate
15